Pertemuan itu tanpa disengaja. Kita berkenalan, bercerita, saling berbagi, saling memahami, saling terbuka satu sama lain. Akhirnya lama kelamaan aku memiliki perasaan padamu. Kamu? aku tidak tahu apakah kamu memiliki perasaan yang sama atau tidak kepadaku.~
Aku belajar untuk melupakanmu, aku tau melupakanmu tak semudah yang aku bayangkan. Satu tahun enam bulan berlalu itu sudah cukup bagiku untuk menunggu kabarmu yang tiba-tiba saja hilang bagaikan angin. Aku sudah benar-benar muak dengan cinta. Apalagi aku seorang wanita, kamu tau kan rasanya menunggu itu bagaimana? kamu yang dulu bagai cahaya terang sekarang cahaya itu perlahan-lahan redup dan hilang dimakan pekatnya malam. Aku berusaha untuk melupakanmu, aku takut cerita kita ini seperti kenangan sebelumnya yang pernah kualami. Bukannya aku trauma hanya saja aku ingin sekali menghindarinya. Sakit, perih, ahhh aku tidak mau mengingatnya lagi. Aku berusaha menyibukkan diriku dengan bermacam kegiatan dikampus dengan tujuan aku lupa denganmu, tetapi hasilnya tetap saja nihil. Kamu selalu muncul dipikiranku, aku berusaha menepisnya dan berusaha menyadarkan diriku kembali.
Hey!.. aku benar-benar penasaran denganmu. Aku sangat ingin bertanya padamu. "Kemana saja kamu selama ini?..", "Masih adakah aku dihatimu?", "Apakah setengah hatimu masih disini, dikota ini?.." dan "Bagaimana dengan janji-janji yang tengah menunggu kita?". Aku benar-benar ingin tau. Kalaupun aku sudah tergantikan dengan orang baru atau kamu sudah bosan denganku, kamu seharusnya memberi tauku agar aku tahu alasanmu dan agar aku segera bertindak juga untuk kebaikan hatiku. Kamu yang seperti ini membuat aku merasa bingung, digantung, dan membuatku seperti orang bodoh yang kebingungan antara memilih menunggu atau pergi.