SON of a CEO

By nunaaulia

244K 18.7K 2.2K

Matt William, putra seorang CEO yang memiliki segudang keberuntungan. Kaya, tampan, serta otak yang cerdas me... More

Prolog
Perfect Life
Manusia Tanpa Jiwa
New Game
Terikat
Daddy
First School
PERJANJIAN
Bad Teacher
PENUH KEJUTAN

Suprise

26.1K 1.8K 315
By nunaaulia

Matt melangkah keluar dari mobil sportnya. Senyuman tipisnya hadir saat ingatan tentang Rose tadi kembali memutar bak kaset.

Semua murid wanita mematung seketika. Senyuman Matt bak 7 keajaiban dunia bagi seluruh murid di Wills School.

"Ma-matt tersenyum!!!" Ucap sahabat Kasey.

Kasey menatap Matt curiga lalu mengikuti Matt dari belakang. Matt hanya tersenyum padanya dan Mommy, namun tadi Matt tersenyum sejak turun dari mobil.

"Matt, senyuman apa itu?" Tanya Kasey mendadak.

Matt kembali tersenyum tipis lalu merangkul Kaset gemas.

"Kau sudah sarapan?" Tanya Matt yang langsung di hadiahi tatapan kesal Kasey.

"Ka- Matt! Jangan menghindar, dan aku sudah sarapan!"

"Baiklah, berarti kau sudah siap untuk rapat." Ucap Matt.

Kasey berhenti melangkah lalu mendadak panik. Rapat yang Matt katakan adalah pertemuan orang tua seluruh murid.

"Tidak!"

Matt yang masih melangkah kembali tersenyum tipis. Kasey sangat menggemaskan jika kesal dan begitu juga Rose.

-Flashback-

"Aku juga tak menyangka kalau kita seumuran." Balas Matt sambil mengancing kemejanya.

Rose memukul kepalanya karena ia terlalu berlebihan dan malu. Dengan cepat gadis itu menunduk dan tak sanggup untuk menatap pria yang ternyata masih seumuran dengannya.

Gadis itu merasakan gerak dari ranjang dan jemari kekar Matt menaikkan dagunya. Tatapan mereka bertemu dan dengan lembut Matt melumat lembut bibir Rose lalu melepaskannya.

"Jika bukan karena rapat, aku tak akan melepaskanmu pagi ini." Ucap Matt lalu melangkah pergi meninggalkan Rose yang masih mencerna kata-kata vulgar Matt.

'Drrtt...'

Suara getar ponsel itu membuat Rose sadar dan mengambilnya. Sebuah pesan masuk dan Rose membukanya.

'Kau boleh pergi menemuinya, dan pegang selalu ponselmu.'

Rose tersenyum bahagia lalu menuruni ranjang dan berlari cepat tanpa pakaian menuju kamar mandi.

-Flashback End-

-

"Selamat pagi Nona." Sapa semua maid yang sudah berbaris.

Rose menunduk malu lalu melangkah cepat, namun sebelum Rose menjauh, seseorang memekik kuat.

"Nona, kau belum sarapan!"

Rose berhenti lalu menatap meja makan di sebrangnya yang sudah di penuhi segala jenis makanan.

Kedua mata Rose memanas dan melangkah mendekati meja itu.

Seorang maid yang tampak senior di antara yang lain membungkuk kepadanya.

"Bolehkah aku membungkus steik dan telur itu?" Tanya Rose dengan nada bergetar.

"Kau bisa membawa semuanya nona." Jawab maid itu hormat.

-

"Bukankah itu Sean William! Ah, Ken William! Deon William!"

Tiga pria legendaris itu mengguncang seluruh orang tua murid di ruangan itu. Tanpa menanggapi suara-suara itu, mereka duduk dengan santai.

"Selamat pagi semuanya, saya Will ingin menyampaikan salam perpisahan. Hari ini saya memutuskan pensiun sekaligus mengumumkan pemimpin selanjutnya untuk Wills School." Terang Will dan sontak membuat desas-desus semakin menjadi.

"Mr. Sean William akan menggantikan saya dan akan memimpin Wills School mulai saat ini. Dan saya harap semua orang merahasiakannya sampai Sean William menentukan tanggal peresmiannya."

-

"Ray, kakak membawa makanan kesukaanmu! Tenang saja, pagi ini kakak akan sarapan yang banyak! Kakak tak ingin kau marah." Ucap Rose dengan makanan tadi yang sudah terhidang di hadapannya.

Air mata Rose mengalir, Ray masih menutup kedua matanya, dan tak merespon. Rose tersenyum pahit lalu memakan steak itu dengan lahap.

Tangisnya masih saja tak tertahan, tuhan sangat tak adil padanya. Ia pikir dengan terikat dengan Matt, dia akan terbebas dari semua tangisan pedihnya.

Dengan kesal Rose memukul dadanya kesal. Tangisannya tak dapat berhenti dan sesak di dadanya semakin menjadi-jadi.

-

"Bagaimana? Tak ada yang tau bukan?" Tanya Darren kepada murid pria itu.

Murid itu mengangguk lalu mundur dengan hormat.

Matt yang sedari tadi asik dengan ponselnya pun membuat Darren kesal.

"Apa yang kau lihat? Wanita?" Darren mencoba mengintip ponsel Matt, namun Matt jauh lebih cepat mematikan layar ponselnya.

"Semua beres, kabari aku jika Kasey curiga." Ucap Matt lalu melangkah pergi.

Darren menaikkan sebelah alisnya lalu memanyunkan bibirnya.

"Dia punya rahasia."

-

Matt memasuki ruangan serba putih itu bersama seorang pria.

"Untuk saat ini luka di kepalanya mulai membaik namun jika dia tidak sadar dalam seminggu ini, pria kecil itu mengalami koma." Jelas pria yang tak lain adalah dokter yang menangani Ray.

Pandangan Matt tak dapat beralih dari wanita yang tengah tertidur pulas sambil memegang tangan adiknya.

"Dia sangat beruntung." Ucap dokter itu.

"Akulah yang beruntung, Uncle Mike." Balas Matt yang membuat Mike tertawa kecil.

"Baby twin Uncle sudah besar ternyata." Ucap Mike gemas sambil menepuk bokong Matt.

Namun tak ada balasan spesial dari Matt, putra Tayana itu sejak kecil sudah bersikap dingin pada Mike.

"Jika kau mencintainya, nikahi dia. Jangan sampai kisah Sean dan Tayana terulang kembali." Peringat Mike santai yang langsung membuat Matt menatapnya.

"Hah, bocah sekarang tak seperti dulu. Apalagi jika putra seorang CEO." Gumam Mike yang masih melangkah.

Matt kembali menatap Rose lalu melangkah mendekati gadis itu. Wajah polosnya saat tidur membuat Matt tak berkedip.

'Cup'

Ciuman hangat menyapa bibir Rose yang masih tertidur.

"Milikku."

-

Rose yang tengah tertidur mendadak terbangun dengan keringat mengucur deras di dahinya.

"Nona, kau berkeringat. Apa kau kepanasan." Tanya seorang wanita asing.

Rose menatap sekeliling dan mengkerutkan dahinya. Ia berada di tempat mewah dan di kelilingi pakaian-pakaian mewah.

"Hey, kau! Apa kau tidak melihat aku ingin duduk."

Rose dan wanita asing tadi menatap ke sumber suara.

Wanita berpakaian minim dengan dandanan menor menatap tajam Rose.

"Maaf nona Jia, tapi nona Rose adal-" ucap wanita asing yang ternyata adalah pegawai tempat itu terpotong.

"Aku tidak peduli dengan, cepat menyingkir!" Pekik wanita bernama Jia itu lalu menarik paksa tangan Rose hingga Rose terjatuh.

Pegawai itu melotot kaget lalu dengan cepat membantu Rose untuk berdiri. Lutut Rose membiru dan tangan Rose terdapat luka dari kuku panjang wanita setengah gila itu.

"Kau, kemari! Cepat bersihkan tanganku." Perintah Jia.

Pegawai itu menunduk takut lau menggeleng.

"Maaf nona, nona Rose adalah pegawai VVIP, dan Madam Joice sudah mengutusku menemani Nona Rose." Jelas pegawai itu.

Jia tertawa sinis lalu kembali menatap tajam Rose yang hanya menatapnya dingin.

"Ibuku mengatakannya? Aku tak menyangka gadis kumuh sepertinya VVIP. Singkirkan dia dari hadapanku." Ucap Jia.

Pegawai itu mencoba menuntun Rose namun gadis itu tetap berdiri tegak.

Pegawai itu mulai takut pada situasi ini.

"Seharusnya aku yang menyingkirkanmu." Ucap Rose dingin.

Jia mendelik tajam lalu berdiri mendekati Rose.

"Aku! Kau tidak tau siapa aku! Aku pemilik butik ini! Sedangkan kau hanya pembeli asing!" Pekik Jia.

"Dan aku pemilik Mall ini." Suara bass barithon terdengar dari arah belakang Jia.

"Mr. Sean William." Ucap Jia bergetar.

Bersambung....

Medan, 12 Desember 2019.

Continue Reading

You'll Also Like

381K 33.2K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
1.8M 142K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
4.9M 36.8K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
2.2M 103K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞