[ ⏸️ ] Reincarnation [Bungou...

By Formenkairi

46.9K 6.3K 1.8K

[Full name] adalah seorang siswi SMA yang kehidupannya sangatlah membosankan bagi dirinya di dunia nyata. Sel... More

Prolog
[1] - Awal Pertemuan
[2] - Perkenalan
[3] - Yurika & (Name)
[5] - Misi
[6] - Godaan
[7] - Siluman
[8] - Rencana
[9] - Bertemu
[10] - Uban Tanpa Alis
[11] - Topi Fedora
[12] - Gelud
[13] - Pusing

[4] - Penawaran

3.4K 551 10
By Formenkairi

"Mau ikut membantu kami?"

"... Eh?"

Atsushi maupun [Name] yang mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Dazai langsung speechless di tempat. Membantu? Memangnya mereka bisa apa?

"Ayolah~ Bantu aku untuk menangkap harimau itu~" bujuk Dazai yang dapat membuat [Name] dan Atsushi saling pandang tanda tidak mengerti.

"Membantu itu... Maksudmu---"

"Yap! Menangkap harimau tersebut~!" potong Dazai antusias sebelum [Name] berhasil menyelesaikan pertanyaannya. "Kalian mau kan? Ya kan? Pasti mau dong~ Kan Kunikida-kun sudah mentraktir kalian, jadi sudah sewajarnya kalau kalian harus membalas jasa Kunikida-kun~"

"Cih, uang bulananku habis dalam sekejap memangnya karena siapa?" celetuk Kunikida kesal sambil melirik Dazai dengan hasrat ingin menggantungnya sekarang juga.

Sementara Atsushi dan [Name]...

'Ja-Jadi itu sudah di rencanakan?!' pekik mereka berdua terkejut dengan penuturan Dazai. Seharusnya, [Name] sudah tau kalau hal ini akan terjadi, tapi ia malah lebih memilih untuk pura-pura tidak tau saja. Dan berakhirlah dengan kejadian seperti saat ini. 'Berbahaya! Orang ini berbahaya!'

"Nee... Bagaimana menurutmu, [Name]-chan?"

[Name] yang melihat bujukan tidak wajarnya Dazai pun hanya dapat ber-sweetdrop ria, Kunikida pun lebih memilih untuk melanjutkan menulis suatu hal di dalam notebook-nya dan tidak mempedulikan ketiga orang tersebut, sedangkan Atsushi malah terlihat seperti orang yang sedang diburu pembunuh berantai yang ingin sekali membunuh Atsushi saat itu juga.

"Ti-Tidak! A-aku tidak mau melakukannya!" seru Atsushi tiba-tiba yang membuat [Name], Dazai dan juga Kunikida terkejut seketika.

[Name] menatap heran pemuda berambut silver tersebut dengan mengerutkan dahinya. Jika dipikirkan lagi, mungkin ini ada kaitannya dengan anime yang [Name] tonton. Dan sepertinya, [Name] juga mengetahui penyebab Atsushi setakut ini.

"Jangan terlalu takut seperti itu, Atsushi-kun. Aku yakin, harimau itu tidak akan bisa melukaimu."

Mendengar celetukan [Name] barusan membuat Dazai terkejut. Apa mungkin gadis ini juga mengetahui hal itu? Bahwa harimau tersebut tidak memakan manusia?

Namun sebelum Dazai berhasil bertanya, Kunikida terlebih dahulu memotongnya dengan pertanyaan. "Kalau dipikir lagi, sepertinya kau memang tau tentang harimau ini. Apa bisa kau jelaskan?" tanya Kunikida pada Atsushi yang mulai sedikit merasa tenang karena perkataan [Name] barusan.

"Etto... Sebenarnya, aku memang benar-benar sangat tau tentang harimau itu tapi..." sepertinya perkataan Atsushi sengaja ia gantung, membuat ketiga orang tersebut—[Name], Dazai, dan Kunikida—memperhatikannya berharap untuk melanjutkan penjelasannya, "dia mengincarku. Dia hampir membunuhku!"

'A-ah... Ternyata adegan ini.'

[Name] masih mengingat adegan yang ada di dalam anime itu dengan jelas saat mendengar Atsushi mengatakan bahwa ia sedang diincar. Padahal, itu hanya kekuatan supranatural-nya yang tidak dapat ia kontrol. Tapi adegan ini jelas berbeda dari yang aslinya.

'Seharusnya di adegan ini, Atsushi berusaha untuk kabur namun ditahan oleh Kunikida. Tapi yang terjadi malah Atsushi yang berteriak untuk tidak ingin ikut dalam penangkapan harimau pemakan. Apa alur ini sedikit berubah karena kehadiranku?'

"Ka-kalau harimau itu ada disini, aku harus pergi dari sini sekarang juga!" jerit Atsushi lagi yang kali ini sambil meremas rambut silvernya sendiri.

[Name] benar-benar tidak tahan ketika melihat adegan ini secara langsung. Ia benar-benar harus mengakhirinya sekarang juga. "Tolong tenanglah, Atsushi-kun. Dia tidak akan menyerangmu begitu saja. Percayalah padaku."

'Apa aku harus membocorkan informasi ini agar Atsushi bisa tenang?'

"Memangnya, kau tau darimana kalau harimau itu tidak menyerangku, [Name]-san?" tanya Atsushi sedikit melirik [Name]. "Memangnya, kau tau darimana? Kau bahkan tidak tau apa-apa tentang ini, tapi kau malah mengatakan hal itu dengan mudah?"

"A-Atsushi-kun, aku tidak bermaksud---"

"Pantiku juga sudah diserang oleh harimau itu. Ladang panti dirusak dengan mudah, kandang ayam panti juga rusak, bahkan gudang panti pun dihabisi tanpa sisa."

Atsushi bercerita panjang lebar tentang harimau pemakan. [Name], Dazai, dan Kunikida dengan senang hati mendengarkan.

"Memang benar kalau hal itu tidak menimbulkan korban jiwa, tapi kita juga tidak akan tau kedepannya. Bisa jadi besok lusa ia akan membunuhku."

Entah kenapa saat mendengar hal itu, [Name] hanya bisa memaksa dirinya untuk tertawa. Padahal hal itu tidak di butuhkan. 'Percayalah, hal itu tidak akan terjadi, Atsushi.'

"Belum lagi anggaran panti yang semakin lama semakin membesar. Aku dikeluarkan dari panti karena untuk mengurangi anggaran panti yang semakin membengkak," jelas Atsushi terlihat bersedih.

"Hee... Jadi kau dari panti?" tanya [Name] berpura-pura tidak tau agar Dazai yang menatapnya sedari tadi tidak curiga.

Tunggu, kenapa Dazai menatap [Name] dan tidak memperhatikan Atsushi yang bercerita?

"Ya." Hanya satu kata itu yang dapat diucapkan dari mulut Atsushi sambil menundukkan kepalanya bergetar ketakutan.

'Yare yare... Sepertinya, memang tidak seharusnya aku memberitahukannya.'

"Lalu bocah, apa maksudmu dia hampir membunuhmu?" tanya Kunikida penasaran. Tak butuh waktu lama, Atsushi pun langsung menjawabnya.

"Karena, harimau pemakan itu selalu saja muncul dimana pun aku berada. Di saat itu juga, saat aku berjalan di sekitar Tsurumi, harimau itu selalu saja muncul. Aku sudah melihatnya sejak dua minggu yang lalu, dan berkali-kali aku terus melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Tangan, kaki maupun tubuh Atsushi, semuanya bergetar saat menceritakan kemunculan harimau tersebut. "Dia pasti mencariku hingga ke sudut kota."

'Ano... Imajinasimu liar juga ya, Atsushi.'

Saat Atsushi menyelesaikan ceritanya, Dazai dengan sigap pun bertanya, "Kapan terakhir kali kau melihatnya?"

Atsushi sedikit menjeda jawabannya sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Dazai juga. "Kalau tidak salah saat di sekitar Tsurumi, empat hari yang lalu."

"Memang benar, sudah dua minggu banyak sekali gosip yang beredar disini," potong Kunikida membaca beberapa kata yang ada di dalam buku idealisme nya. "Selain itu, empat hari lalu yang muncul di Tsurumi pun memang benar adanya."

'Waw... Keren... Seperti menonton Live Action saja.' [Name] bergumam saat masing-masing dari karakter tersebut memainkan perannya dengan baik. Karena tidak ingin mengganggu alur ceritanya lagi, [Name] putuskan saja untuk menonton mereka dengan kacamata 3D sambil memakan popcorn khayalannya. Jujur, [Name] seperti sutradara dalam film anime saja saat ini.

Dan sepertinya, ada salah satu diantara ketiga manusia tersebut—Atsushi, Dazai, dan Kunikida—menyadari gerak-gerik [Name] yang menurutnya sangatlah aneh.

"[Name]-chan, kau kenapa?" tanya salah seorang yang hobi bundir, Dazai.

"Tidak apa. Aku hanya ingin menikmati saat kalian bertiga mengobrol seperti itu tanpa mempedulikan kehadiranku,"

Jleb!

Celetukan [Name] secara tidak langsung memang benar-benar menyinggung ketiga orang tersebut. Bahkan Dazai juga sudah merasakan panah imajiner yang menancap tepat di dadanya. Padahal [Name] sama sekali tidak ada niatan untuk menyinggung mereka.

'Mu-Mulut anak ini boleh juga,' batin Kunikida yang setengah hidup menahan amarahnya untuk menendang [Name]

'Ta-Tapi, kalau dipikir-pikir benar juga. Kita seperti tidak mempedulikan kehadiran [Name]-san disini.' Dan kali ini pun Atsushi yang membatin dengan senyum memaksa.

"Ba-Baiklah kalau begitu... Kau menang, [Name]-chan." Dazai yang tadinya sudah tumbang bangkit kembali untuk meminta maaf pada [Name]. Sedangkan [Name] yang melihat hal itu hanya dapat sweetdrop karena tidak tau apa yang Dazai lakukan.

'Di-Dia kenapa sih?' batin [Name] bingung.

"Baiklah... Sebagai permintaan maafku padamu, aku akan mengajak kalian berdua untuk ikut serta dalam penangkapan harimau yang sudah diceritakan Atsushi-kun barusan," celetuk Dazai dengan antusias. [Name] yang masih belum konek (paham) apa yang terjadi padanya pun hanya pasrah untuk mengikuti kemauan Dazai yang menurut [Name] memang benar-benar seenaknya.

Tapi tidak bagi Atsushi

"Tapi, permintaan maaf ini kan tidak ada kaitannya---"

"Ada kok... Kalau kau kan harus membayar jasa Kunikida-kun yang sudah berbaik hati membayarkan makanan 30 mangkuk mu~" dengan wajah tanpa bersalah Dazai memaksa Atsushi untuk ikut. Kunikida pun hanya berdecih saat mengingat kembali uang bulanannya yang habis sekali pakai.

'Entah kenapa, aku punya firasat buruk mengenai ini.' Atsushi membatin dengan tubuh yang sudah bergidik ngeri.

Sambil menuliskan sesuatu di selembaran kertas, Dazai berujar, "Lagipula kalau kau ikut dan menjadi target si harimau, itu akan sangat membantu."

"Memancing harimau itu keluar dengan Atsushi sebagai targetnya. Kau licik juga." [Name] bergumam pelan dengan senyuman tipis di wajahnya. Namun siapa sangka bahwa gumaman kecil tersebut dapat didengar oleh Dazai itu sendiri.

"Yah... Bisa jadi kan, pekerjaan ini akan cepat selesai jika ada beberapa orang yang membantu."

"Tapi bukan begitu juga caranya aho," balas [Name] sweetdrop dengan perkataan Dazai.

"Biarpun begitu, aku tidak akan pernah mau ikut dengan kalian! Bisa saja aku mati di terkam oleh harimau itu saat ingin menangkapnya!"

"Y-Ya... Kalau yang asli sih, mungkin bisa, Atsushi-kun." [Name] pun sweetdrop kembali untuk yang kedua kalinya.

"Sayang sekali... Padahal ada hasiahnya lho~"

Jder!

Bagai tersambar petir bagi Atsushi, kata-kata itu sudah pastinya akan membuatnya luluh. Apalagi ia tidak mempunyai apa-apa.

"Hadiah... Hadiah apa? K-Kau tidak akan bisa membujukku!"

'Ah... Adegan ini ya?' batin [Name] yang sudah menduganya bahwa Atsushi pasti akan ikut jika mendengar kata hadiah.

"Ngomong-ngomong, untuk memastikan, hadiahnya seberapa banyak?"

'Sip, Atsushi memang matre,' batin [Name] lagi kesal dengan alis yang berkedut naik turun.

Dan dengan santainya Dazai memainkan kalkulatornya seakan ia serius dengan hadiah yang ingin ia berikan. Nyatanya tidak. "Sebanyak ini." Sambil menunjukkan kalkulatornya Dazai berujar.

Saat Atsushi melihatnya, ia seperti ingin mati saja sanking terkejutnya yang berlebihan. "Tapi, bukannya kau sudah tidak menyetujuinya?" tanya [Name] yang dimana seketika itu juga otak liciknya berjalan.

"Hmm... Benar juga. Berarti secara otomatis, kau yang akan mendapatkan semua hadiah ini, [Name]-chan," tambah Dazai yang sepertinya juga ingin mengerjai Atsushi.

"Yah, apa boleh bua---"

"A-aku setuju kok! S-siapa bilang aku tidak setuju?!" seru Atsushi panik. Dazai dan [Name] yang melihat kejadian itu hanya tertawa garing mengingat tingkah lucu Atsushi untuk menyetujuinya.

'Sekarang aku paham kenapa Dazai suka sekali menggoda Kunikida. Ternyata seasik ini rasanya.'

To be continue...

Maafkan Resa karna telat banget...

Habis ulangan, Resa langsung ngetik ini karena sebagai tempat untuk pelarian. Jadi mohon di maklumi TT

Selain ngetik ini, Resa juga ada ngetik untuk fanfic "Ensemble Stars!" yang awalnya mau Resa publis malah gak jadi.

1527 word

Resada_Akarika

Jum'at, 6 Desember 2019

Continue Reading

You'll Also Like

84.2K 8.1K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
134K 13.4K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
45.6K 6.2K 29
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
YES, DADDY! By

Fanfiction

304K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar