INDIGO

By BintangFirdaud

28.5K 1.6K 199

aku tidak tau sampai kapan kemampuan ku yang aneh ini harus ada pada diriku aku merasa terasing kan. dalam... More

TEMAN
MUTI RAHMAWATI
DIA ROW
RUKI
KAKAK ?
CAST
SEKILAS...
PULANG
RAMA
MULAI TERKUAK
PERPUSTAKAAN
SEKILAS MIMPIl
sekilas mimpi 2
sekilas mimpi 4
sekilas mimpi 5
sekilas mimpi 6
the last and faith (1)
the last and faith 2
warning!!
MISTERI YANG BELUM TERSAMPAIKAN
2 HOURS
trending topik
berencana
Oma
Keburukan awal segalanya

sekilas mimpi 3

868 56 13
By BintangFirdaud

Hari ini ..
Rowena dan bagas, akan meminta izin, langsung ke pada orang tua Rowena

Hari ini, hubungan mereka di pertaruhkan,
Mereka berharap agar, kedua orang tua Rowena Sudi kiranya merestui hubungan Rowena dan juga Bagas,

Dengan berani!
Bagas sudah berdiri di depan rumah Rowena, yang terlihat sangat mewah dan juga Gothik, seperti rumah-rumah bangsawan Belanda pada umumnya

" Mas .. aku takut! " Kata Rowena, sambil menggenggam tangan Bagas erat,

" Jangan takut, ada mas di sini" jawab Bagas menenangkan dan membalas jalinan tangan Rowena tak kalah erat nya

Saat Bagas dan Rowena akan masuk ke dalam, seseorang mencegah mereka

" Nona? Anda sudah pulang? " Tanya vier, ajudan kepercayaan ayah Rowena

" Iya! Aku sudah pulang, papa di mana paman vier? " Tanya Rowena

" Di dalam nona, tapi anda bersama siapa? "

" Ini Bagas, calon suamiku, " jawab rowena dengan bahasanya

" Apa? Ta..tapi nona! se.. sebaiknya nona masuk sendiri dulu, atau papa nona akan marah besar, " halang vier dengan bahasanya

" Tidak, kami harus bertemu dengan papa! " Jawab rowena kukuh.

" Tapi tuan akan marah besar nona, sebaiknya nona cepat masuk saja ke dalam " kata vier dengan muka pucat pasi, karena nona nya telah membawa seorang pria pribumi

Ia takut tuan dan nyonya besarnya, nya akan mengamuk nantinya.

" Tidak apa apa paman, saya memang sengaja ingin bertemu dengan orang tua rowena " jawab Bagas tenang dengan bahasa Belanda yang lancar

Hal itu sontak membuat Rowena terkejut, karena setahunya Bagas tidak bisa berbahasa Belanda,
Dan tiba-tiba saja Bagas bisa menguasai bahasanya

" Ma_mas? Sejak kapan mas bisa berbahasa Belanda? " Tanya rowena

" Sudah satu tahun yang lalu, sudah! Kamu tenang saja, mas akan berbicara pada orang tua kamu " jawab Bagas dengan senyum jahil

" Tetap tidak bisa! Tuan sedang ada tamu, sebaiknya kamu kembali besok saja" kata vier

" Saya harus bertemu dengan nya sekarang! Ini sangat penting, dan untuk Rowena juga paman! " Jawab Bagas yang teguh pada pendirian nya

" Aku mohon paman! Aku sudah menganggap paman sebagai paman ku sendiri, biarkan Rowena dan Bagas bertemu dengan papa dan mama paman " ucap rowena memohon

Akhirnya dengan pasrah, vier mengijinkan mereka masuk ke dalam, bagaimana pun vier juga sudah menganggap Rowena sebagai keponakan nya. Dari kecil hingga remaja seperti sekarang vier selalu ada di samping nya

" Baiklah, kekasih mu ku izinkan untuk masuk, tapi paman tak bisa menolong mu di dalam, kalian harus menerima konsekuensi nya sendiri" jawab vier dengan pasrah

" Terimakasih paman ! " Ucap rowena sambil melompat memeluk vier

" rowena sayang paman" ucap Rowena dengan senang

" Paman lebih menyayangimu nak, pergilah .." kata vier, sambil membuka pintu masuk rumah megah tersebut

____________

Langkah demi langkah, Bagas yang melihat interior rumah rowena tak henti berdecak kagum, selain rumah Rowena sangat besar, setiap ruangan di penuhi oleh berbagai macam hiasan dinding yang menaungi rumah mereka, terlihat sangat mewah dan juga mahal pastinya

" Dinda.. rumah mu Sangat indah, tapi kenapa kamu sering kabur dari rumah mu? " Tanya Bagas

" Memang, rumah Dinda sangat mewah dan juga megah, tapi itu tak cukup mas, rumah Dinda selalu terlihat suram, kami jarang menghabiskan waktu bersama, papa dan mama sibuk dengan urusan mereka, dinda sangat kesepian.. " jawab Dinda dengan senyum miris

" Bagaimana pun, rumah dinda, masih kalah dengan rumah ibu, walaupun rumah ibu kecil, tapi sangat nyaman dan kekeluargaan, Dinda betah di sana " kata rowena sambil memegang wajah Bagas dan mengelus lembut wajah nya

" Aku rasa ..ini terakhir kalinya aku bisa memegang wajah kamu mas, " batin rowena pilu

" Hm .. lain kali mas ajak kamu ke sana lagi ya? " Janji Bagas sambil ikut mengelus wajah rowena dengan lembut dan mengagumi wajah cantik Rowena

" APA YANG KALIAN LAKUKAN ?! .. " tegur Romi tiba-tiba dengan wajah berang

" Papa ?! " Ucap rowena terkejut

" LEPASKAN TANGAN MU DARINYA MAHLUK HINA! " perintah Romi dengan bengis

" KAU TAK PANTAS MENYETUH WAJAH ANAKKU, APALAGI MEMASUKI RUMAHKU, PASTI KAU KAN YANG TELAH MEMBAWA KABUR ANAK KU TADI MALAM? " tuduh Romi

"Tunggu tuan, saya tak membawa kabur putri tuan, saya justru ingin memulangkan anak tuan" bela Bagas

" ALAH! KAMU BANYAK ALASAN, LALU? KENAPA KAMU MENYENTUH WAJAH NYA? KAU PIKIR AKU TAK TAU AKAL BUSUK MU SERTA PARA KAUM PRIBUMI SiALAN MU ITU? " tanyah Romi pongah

" Ti.. tidak tuan, saya bermaksud baik datang ke sini, selain mengantarkan anak tuan, saya juga berniat melamar anak tuan" jawab Bagas

" APA? KAU MAU MELAMAR PUTRIKU? " Seru seseorang yang datang saat mendengar keributan di ruang tamunya

" Apa kau tak sadar diri hah? Kau itu manusia hina dan rakyat biasa, tak sebanding dengan putriku," jawab orang itu tak kalah sadis

" Cukup ibu! Rowena mencintai nya! Tak bisakah Rowena bersama nya? " Sela rowena

" Heh? Kau tak ingat rowena, kau akan menikah dengan pangeran Goerge! Sadarlah dia tak sebanding dengan Goerge, mau di taruh di mana wajah mama ! Kalau kau bersama dia? " Jawab orang itu yang teryata adalah ibu rowena

Dan kejadian itu di lihat juga oleh keluarga boutier, dari atas tangga yang melihat Bagas dengan remeh

" Kau a*j*ng kampung! sebaiknya nya kamu kembali ke kelompok mu? Kau tak di terima di sini, kehadiran mu membuat rumah kami kotor" hina Romi lagi

Bagas yang sudah kalah malu dengan orang tua rowena hanya bisa terdiam bisu! Semustahil inikah hubungan mereka?

" Tidak mama, jika mama dan papa mengusir nya, Rowena akan ikut dengannya," Jawab Rowena lantang

" KAU? .. KAU SUDAH BERANI ROWENA ? "

PLAK !!! PLAK !!!

" PAPA ! " Seru rosela histeris sambil memeluk kakaknya yang terdapat bekas tamparan ayah nya sampai membuat ujung bibir Rowena berdarah

" Tuan? ..apa yang kau lakukan? Dia anakmu? " Bela Bagas sambil ikut memeluk Rowenna

" MENJAUHLAH ! KAU TAK PANTAS MENYENTUH NYA" sentak Romi sambil menarik Bagas keluar dari rumahnya seperti tawanan

" TIDAK ..papa jangan Papa! JANGAN! " halang Rowena yang memegang kaki ayahnya

Dengan tega, Romi menendang anaknya tersungkur sampai ke dinding rumahnya

" Auwh! " Ringis Rowena kesakitan

Sedangkan Bagas yang tak tinggal diam melihat rowena, berusaha melawan Romi yang menahannya

" Kau b*ji*Ng* keparat, enyahlah kau" dan Romi menyetak jatuh Bagas di halaman

" VIER ..!" panggil Romi lantang

" Ya Tuan " jawab vier sigap

" KAU URUS MANUSIA GILA ITU, KALAU PERLU PANGGIL BEBERAPA ANAK BUAHMU, PUKUL DIA SAMPAI BABAK BELUR, SAMPAI KAKINYA PATAH, AGAR DIA TAK BISA LAGI MASUK KE RUMAH KU!" perintah Romi keji

Dengan ragu vier menuruti perintah Romi
Sambil melihat rowena yang menatap vier dengan pilu yang sudah lemas di rangkulan adiknya,

" Baik tuan " jawab vier

Lalu dengan memangil beberapa anak buahnya mereka mendatangi Bagas yang berdiri terdiam di depannya

" Maafkan aku nak, " bisik vier pelan di depan bagas,Yang di balas senyuman lemah oleh bagas

Bugh !! bugh!!

" Argh..."

Bugh bugh!!!

"ARGHHH" jerit kesakitan Bagas saat salah satu anak buah vier memukul perut dan juga wajahnya

" Tidak ..TIDAK!!! MAS BAGAS !! TIDAK MAS!! PAPA .. SUDAH PAPA !! " jerit histeris Rowena yang melihat Bagas yang di pukuli oleh sekitar 4 orang suruhan nya

"DIAM KAMU, DIA PANTAS MENDAPATKAN ITU!" kata Romi dengan senyum arogannya

Bugh!! Bugh

" Akh... ARGHHH..." Jerit Bagas lagi

Rowena yang tak tinggal diam berusaha berdiri mendatangi Bagas dengan terseok-seok
Namun di tahan oleh ayahnya

" LEPAS PAPA! PAPA JAHAT! PAPA BUKAN MANUSIA papa SEORANG MONSTER' " seru rowena yang berusaha lepas dari cekalan ayahnya

" APA ? MOSTER ?.. BAIK, KALAU KAMU MENGANGAP PAPA SEORANG MONSTER' KAMU LIHAT APA YANG PAPA LAKUKAN PADA KEPARAT SATU ITU"

dengan satu sentakan Romi mendorong Rowena ke arah Rosela yang berdiri di belakang nya lalu Romi memegang sebuah besi berukuran 50. Centi meter
Dan mendatangi Bagas lalu

BUGH! BUGH!

" ARGH HHHH ....!!! "

Nging ...!!!!

Seketika kepala Bagas pusing dan kupingnya berdengung kencang. karna dengan kejam Romi memukul kan besi itu ke arah wajah Bagas Hinga Bagas yang sudah tersungkur lemah. Hampir pingsan di buatnya

"Hah! MATILAH KAU ! "

Lalu Romi memukul kedua kaki Bagas berkali kali sampai tak berbentuk jadinya

" ARGHHH HHH... ARGHHH!!!! " Jerit Bagas
Lalu tak lama itu Bagas pun pingsan

Romi yang masih kalap, tak berhenti memukul berkali - kali Bagas, sampai berlumuran darah di mana - mana
Sampai vier menahan tuan ya memukul bagas lagi

" Sudah tuan! Sudah, dia hampir mati! " Tahan vier
Lalu menarik tuanya menjauh

" Kalian ! Buang dia di pinggir jalan, biarkan dia mati kehabisan darah di sana, aku tak Sudi kalau dia sampai mati di halaman rumah ku" perintah Romi

" Tidak ...jangan papa! Papa jangan! " Seru rowena sambil terisak-isak

" Sudah kak! Sudah hiks hiks..." Tahan Rosela tak kalah pilu saat melihat rowena yang menagis histeris

Lalu tak lama setelah itu, 2 di antara nya membopong tubuh lemas dan berlumuran darah Bagas keluar dan menaikinya pada sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang dan membawa pergi Bagas dari sana

Lalu setelah itu Rowena yang melihat kepergian Bagas pingsan di pelukan Rosela

" Kakak! Bangun kak! " Jerit Rosela panik saat Rowena pingsan di pelukannya

Dengan sigap vier mengangkat dan membopong rowena masuk ke dalam kamar

---------

Sementara itu Bagas yang saat ini tengah pingsan dan masih berada di dalam mobil bersama dua pria Belanda

" Sudah ! Kita letakkan saja dia di sini " ucap salah satu pria Belanda tersebut

" Di sini? " Tanya temannya agak ragu,
Pasalnya tempat ini sangat sepi dan jarang orang berlalu lalang di jalan ini

"Hmm.. cepat! Kamu bantu aku angkat dia keluar, kita letakkan saja dia di pinggir jalan" perintah nya

Dengan patuh temanya pun membantu pria tersebut mengangkat Bagas keluar dari mobil tersebut dan meletakkan begitu saja Bagas yang terluka dan berdarah-darah di pinggir jalan

" Cepat! Kita tinggalkan tempat ini, sebelum ada yang melihat " kata pria itu sambil menarik baju temanya yang termenung kasihan saat melihat Bagas hampir sekarat

Dengan sedikit khawatir temanya pun ikut menaiki mobil tersebut dan berlalu pergi dari tempat tersebut

Bagas yang hampir sekarat hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di pinggir jalan

Dirinya sudah terlalu lemah, luka yang di sekujur tubuh dan wajahnya berdarah tanpa henti

"Ro_we_na.. " ucap Bagas sebelum akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri ... Lagi.

----------

Sementara itu....

Panji yang sedang berada di rumah Bimo merasa khawatir dan juga risau,

Ia terus memikirkan Bagas, entah mengapa batinya terus mengatakan kalau Bagas sedang dalam bahaya

" Kenapa kamu Panji ? Kok kamu terlihat gelisah begitu? " Tanya Bimo yang sesaat lalu keluar dari kamarnya dan memperhatikan Panji yang sedari tadi terlihat melamun dan gelisah

" Aku memikirkan Bagas Bim, kira-kira gimana ya keadaan Bagas saat ini? " Tanya Panji risau

" Sudahlah ..kamu jangan terlalu gelisah begitu, aku yakin saat ini Bagas tengah meyakinkan orang tua si nona cantik, mungkin saja mereka sedang menjamu Bagas makan siang, siapa tau ...? " Jawab Bimo bermaksud menenangkan

" Aku gak yakin Bimo. kamu tau sendiri gimana liciknya tuan dan nyonya Van Houten? " Ucap Bagas tak percaya

" Aku bertahun tahun bekerja pada keluarga Van Houten, jadi aku sangat mengenal keluarga mereka, kamu tau bukan? Saat aku resmi menjadi abdi negara, keluarga Van Houten menentang keras keluarga aku? Mereka takut aku akan melawan balik mereka karena kelakuan mereka pada keluargaku, makanya aku dan keluargaku keluar dari neraka tersebut " ucap Panji pada bimo

" Jadi bagaimana? Apa kita susul saja bagas? " pendapat Bimo

" Hmm .. kita susul saja dia! Aku khawatir dengan nya, pasti mereka tak hanya sekedar menjamu Bagas " kata Panji sambil melihat langit yang semakin menerik

" Oke, aku panggil teman teman kita dulu, setelah itu kita susul Bagas" jawab Bimo sambil berlalu masuk ke dalam untuk memangil teman temannya

Bagas... Tunggu lah sebentar.

Batin Panji

---------

Panji, Bimo dan beberapa teman lainya sekarang berada di depan halaman rumah Panji

Mereka memutuskan akan mencari Bagas, karena barusan saja Ridwan, yang termasuk teman mereka, mengatakan kalau Bagas tidak ada di kediaman keluarga Van Houten

" Apa kamu yakin wan? " Tanya Panji

" Iya! Aku barusan langsung dari sana, dan penjaga di sana juga bilang, tidak ada seseorang bernama Bagas, yang datang di mansion Van Houten" jelas Ridwan

"Dan .. keluarga Van Houten akan mengadakan pernikahan 2 hari lagi," lanjut Ridwan

" Apa? Apa maksud kamu? Siapa yang akan menikah?" Tanya Panji mengebu-ngebu

" Putri sulung Van Houten dengan Keluarga bangsawan boutier " ucap Ridwan lirih

" Astaga! Bagaimana ini? Kita cari sekarang anak itu! " Ucap Panji gusar

" Oke! Kita pergi mencari Bagas sekarang" putus Bimo

Dengan serentak mereka pergi mencari Bagas,

Akan tetapi ....

"MAS... MAS BIMO ! " panggil seseorang dari kejauhan

Terlihat seseorang itu adalah adik Bimo,

" Sarkum? Ngapain kamu lari -lari gitu? " Tanya Bimo keheranan

" mas! Hah ...hah.. tadi .. tadi hah hah hah " jawab sarkum terbata-bata

" Tarik napas dulu dek, gak usah buru-buru gitu, ada apa memang? " Tanya Bimo lagi



Dengan perlahan sarkum menetralkan dahulu nafasnya, sepertinya sarkum terlihat terburu-buru makanya ia berlari-larian tadi sampai kehabisan nafas

" It_itu! Mas Bagas! Sarkum liat mas Bagas pingsan di pinggir jalan " jelas anak kecil itu

"APA?.. PINGSAN? "tanya mereka semua

" Iy_iya mas, tadi waktu sarkum lagi mengiring kambing ke ladang, sarkum liat seseorang tiduran di pinggir jalan, waktu sarkum cek, rupanya itu mas Bagas" ucap penjelasan sarkum

" Di mana? Cepat tunjukkin di mana Bagas pingsan" tanya Panji panik

" Di sana mas, dekat perbatasan ladang " jawab sarkum

Dengan terburu-buru mereka pergi mencari Bagas sesuai penjelasan sarkum

----------

Sementara itu di kediaman Van Houten ...

" Robert, sudah kamu cari kediaman rumah bajingan itu? " Tanya Romi pada bawahan setianya selain vier

" Sudah tuan " jawab robert

" Bagus! Nanti malam, pastikan rumah itu habis di lalap api, tapi ingat! Jangan tinggalkan barang bukti sedikit pun, apa kamu mengerti? "

" Baik tuan! Saya mengerti "jawab robert patuh

"Segera lakukan pekerjaan mu " perintah Romi

" Baik tuan, saya permisi" pamit robert sambil berlalu dari hadapan Romi

" Ha-ha-ha-ha !! Inilah akibatnya kamu cari gara-gara dengan ku, " ucap Romi kejam

" Aku tidak akan pernah membuat hidupmu menjadi lebih baik, kamu akan menderita, dasar pria bajingan! " Maki Romi sambil tersenyum bengis

---------

Hai guest ....

Ini chapter baru nya ya!

Klok ada typo atau sejenisnya boleh banget kok komentar nya

Sapa tau ada yg tau tentang dunia penulisan, maklum sayah baru belajar,

Jangan pelit ilmu ya😂😂 di bagi atuh ilmunya
Vote nya juga ya!

Biar tambah semangat,

Bru satu masa yang vote, yg lain pada di mana ya?

Pendatang gelapkah?

Oke see you next chapter,
Semoga ada yang vote

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 15.2K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
123K 21.4K 21
Ini adalah cerita horor comedy. Walaupun sering kali setiap chapternya membuat kalian tertawa, tapi alurnya jelas dan membuat kalian semakin penasara...
17.5K 5.8K 24
Rupanya komunitas "SAD GHOST" tidak berakhir sampai pada ke-empat saja, mereka hadir kembali pada generasi berikutnya dengan nama pemeran sad ghost y...
1.6M 77K 53
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...