My Pedopil Teacher ✔

By Syahaniyh

68.8K 2.9K 168

Problematic Student with her Pedopil Teacher Start: 14 Juli 2019 End: 12 Januari 2020 Cerita ini tidak untuk... More

Prolog
💞 Murid Bermasalah 💞
💞 Pencomblangan 💞
💞 Balas Dendam 💞
💞 Perubahan 💞
💞 Perlahan Terungkap 💞
💞 Tumbuh 💞
💞 Our Conversation 💞
💞 Diantara Dua 💞
💞 Si Pengganggu kecil 💞
💞 Papanya Chaeyoung 💞
💞 Guru Ganteng 💞
💞 Kencan? 💞
💞 Kiss or Kissing? 💞
💞 Dilema 💞
💞 Ancaman 💞
💞 Dimple 💞
💞 Koneksi Abadi 💞
💞 Gak boleh bolos! 💞
💞 Girls 💞
💞 Chaeyoung Nakal 💞
💞 Bintang 💞
💞 Untuk yang terakhir kalinya 💞
💞 Pengakuan Pak Guru 💞
💞 Pergi 💞
💞 Tanpa Pamit 💞
💞 She's gone 💞
💞 Setahun berlalu 💞
💞 Dasar Pedopil: Ending 💞

💞 Obrolan para Gadis 💞

1.2K 78 4
By Syahaniyh

“Kyaaaa..”

Tzuyu tidak sempat menghitung dan tak mau menghitung sudah berapa kali dirinya di buat sakit telinga mendengar teriakan salah satu sahabatnya yang kini tengah berbaring di tempat tidur dan mencoret-coret abstrak di buku gambar, sebenarnya tidak abstrak lebih kepada asal-asalan.

Tzuyu heran melihat Dahyun yang tampak tenang berbaring di sebelah Chaeyoung dengaan gawai di tangannya tanpa terusik sedikitpun dengan teriakan gadis di sebelahnya yang tak terjadwal dan suka datang tiba-tiba. Bahkan gadis tinggi yang sedang bersandar di sopa itu sudah kehilangan kesabaran setelah untuk kesekian kali ia di kejutkan lagi oleh teriakan tiba-tiba saat dirinya tengah meneguk minumannya.

“Uhuk, uhuk, lo kasih aba-aba dulu sebelum teriak woi.” Bentak Tzuyu pada Chaeyoung, namun yang di bentak tak mau peduli dan masih fokus mencoret-coret buku gambarnya.

“Lo kira lomba lari maraton pake aba-aba segala?” canda Dahyun, namun fokusnya tetap pada gawai di tangannya yang bisa di lihat Tzuyu sedang melakukan aktivitas cinta dalam diam, stalking. Dahyun langsung mendapat timpukan bantal tepat di wajahnya, membuat gadis itu mengaduh pelan.

“Heran gue, kenapa jadi lo yang ketus sekarang?” tanya Tzuyu heran, karena sejak di sekolah ia merasa bahwa jiwa nya dengan Dahyun sudah bertukar.

“Lo lagi bego mode on kali,” ujar Dahyun santai sambil menyingkirkan bantal dari hadapannya dan membenahi letak rambutnya yang sedikit berantakan akibat bantal besar melayang tepat di wajahnya.

Namun nampaknya Tzuyu sedang tidak dalam mood ingin bercanda, sudah lama ia memendam rasa ingin tahu tentang apa yang terjadi pada Chaeyoung dengan guru yang selalu di elu-elu kan ketampanannya, namun sikap cuek yang sudah melekat pada dirinya bisa hilang begitu saja jika ia sudah kepo urusan pribadi orang lain, gadis itu sudah bosan menunggu Chayoung untuk buka suara, sedangkan Dahyun yang awalnya kepo malah berbalik tidak peduli, membuat kesabaran Tzuyu telah sampai pada batasnya.

Jadi dengan satu tarikan napas, untuk menyalurkan semua kekesalan yang ia pendam, Tzuyu langsung menerjang Dahyun, dengan bantal yang tersisa di sopa, membuat sahabatnya itu refleks menghindari setiap hantaman yang di layangkan Tzuyu padanya, sesekali ia membalas, namun Tzuyu selalu berhasil menghindar, sampai pada akhirnya kedua gadis cantik itu memperebutkan sebuah bantal.

“Kyaaaa..”

Teriakan Chaeyoung menarik atensi kedua sahababatnya hanya sebentar, dan tak berhasil menghentikan pertengkaran mereka, namun setelah kalimat selanjutnya mengudara dengan teriakan prustasi, Tzuyu dan Dahyun membeku di tempat.

“Gue mau balas dendam sama guru pedopil itu!”

💞

“Jadi lo seriusan suka sama Pak guru Ganteng?”

Chaeyoung mengangguk pasrah menghilangkan segala jenis malu yang ada pada dirinya untuk menjawab pertanyaan sahabatnya

“Lo gak kaget?” tanya Tzuyu pada Dahyun

Dahyun melirik jengah pada Tzuyu. Gadis tinggi itu sudah terlalu banyak bertanya, Dahyun sampai berfikir bahwa jiwa Tzuyu benar-benar tertukar dengannya hari ini.

Kini mereka bertiga duduk di tempat tidur. Kasur dengan ukuran king size itu menjadi tempat Chaeyoung mengakui semua yang telah ia lakukan dengan gurunya, termasuk ciuman mereka di mobil Seokjin.

Tak ada yang bisa ia tutupi lagi, meskipun awalnya gadis itu sangat malu, karena kisah cinta nya bermasalah, namun rasa malu itu sudah tergantikan dengan perasaan tak terima ingin membalas perlakuan Seokjin padanya.

Beruntung kedua sahabatnya itu tak terlalu terkejut mendengar cerita nya. Ataupun berbalik membencinya setelah mengakui semua. Mereka hanya kaget mendengar dirinya yang sudah berciuman dengan Seokjin. Selebihnya, mereka bisa memahami perasaan Chaeyoung dengan baik.

Hanya Tzuyu yang terlihat penasaran setiap kali Chaeyoung menjeda lama kalimatnya. Sedangkan Dahyun di luar dugaan, gadis itu memang antusias setiap kali mendengar tentang Guru geografi yang tampan itu. Tapi Chaeyoung tak tahu kalau reaksi Dahyun tidak seantusias Tzuyu. Seakan gadis itu sudah tahu kalau dirinya juga akan ikut terjebak dengan ketampanan gurunya itu.

“Cowok yang di suka kan Pak Ganteng, ngapain gue kaget? Gue juga suka kali, bukan cuma gue, satu sekolahan juga suka sama Pak Ganteng,” ujar Dahyun santai, namun sejurus kemudian ia baru menyadari satu hal, “kok lo jadi ikutan manggil Pak Ganteng sih?”

Air muka Tzuyu yang kaget langsung berubah datar, menggembalikan image nya seperti semula, “ya, ya-kan gue kaget, jadi refleks,” jawabnya terbata, “tapi itu gak penting sekarang, lo kan emang suka siapa aja yang penting ganteng, beda sama Chaeyoung, mereka udah sampe tahap-” Tzuyu menyatukan kedua telunjuknya di bawah dagu dan mengetuk beberapa kali mengisyaratkan hal yang dapat di pahami kedua sahabatnya, membuat wajah Chaeyoung berubah pias

“Nyesel gue kasih ciuman pertama gue ke dia, dasar guru pedopil, kyaaa..”

Tzuyu dan Dahyun refleks menutup kedua telinga mereka dengan tangan.

“Lo sih, udah gue ingetin jangan cari masalah sama guru baru, malah lo buat masalah yang lebih dari sekedar masalah, gimana julukan murid bermasalah bisa luntur dari nama lo,” ujar Tzuyu mulai menggurui.

“Mana gue tahu kalau gue bakal suka sama model begitu,” bela Chaeyoung

“Gue udah tahu dari awal kalau gue suka sama-“ Belum sempat Dahyun menyelesaikan kalimat nya bantal segi empat berukuran sedang sudah menutupi wajahnya.

“Jadi lo mau gimana sekarang?” tanya Tzuyu serius tanpa mempedulikan wajah Dahyun yang ia tutupi

Dahyun yang tak terima berusaha membalas Tzuyu namun ketika bantal sudah melayang di udara Chaeyoung membuka suara, membuat Dahyun kembali menurunkan bantal nya.

“Gue mau balas dendam, gue bakalan tunjukin ke dia, siapa murid bermasalah sebenarnya,” ujar gadis itu serius

“Maksud lo, lo berencana supaya bisa ngeluarin dia dari sekolah? Lagi nih?” tanya Tzuyu tak sabaran dengan wajah keponya

Chaeyoung menggeleng dramatis dengan tatapan melayang entah kemana.

“Gue gak mau ada guru yang di keluarin lagi gara-gara gue, gue cuma mau, sebagaimana dia udah mempermainkan perasaan gue, gue juga bakalan mainin perasaan dia, dan gue butuh bantuan kalian dalam misi pembalasan dendam ini.”

Chaeyoung serius dengan ancamannya, salahkan Seokjin yang mempermainkan perasaan seorang gadis yang merasakan jatuh cinta pertamanya.

“Gue ikut.” Dahyun mengangkat tangan antusias yang langsung membuat Tzuyu melirik kesal pada sahabatnya itu

“Lo yakin bisa balas dendam Chae? Kalau ketahuan kepala sekolah gimana?”

“Itu sebabnya gue butuh bantuan kalian.”

💞

Seokjin masuk ke dalam butik yang menjadi saksi bisu pelampiasan hasrat nya yang tak terbendung. Melihat nanar kearah wanita yang sedang sibuk melayani pelanggan di depan cermin besar yang menjadi objek Seokjin untuk melihat lebih jelas wajah Irene, karena posisinya membelakangi wanita itu.

Irene memeta setiap inci dari busana yang melekat di tubuh sang pelanggan, sesekali memperbaiki area yang terlihat kebesaran, dan menatap puas kearah cermin, senyum Pria itu ikut mengembang kala senyuman milik wanita itu terlihat dan saat itulah pandangan mereka bertemu melalui pantulan cermin, seketika senyum wanita cantik itu menghilang.

Kurva yang di bentuk sempurna oleh Seokjin pun menurun karena tak mendapat sambutan hangat oleh sang wanita. Namun tak ingin berkecil hati, Pria itu tak ambil peduli, karena pada dasarnya ia pantas mendapatkan sikap cuek wanita itu.

Irene tersenyum pada pelanggan nya, kemudian mengatakan sesuatu pada asistennya, tak lama kemudian, wanita itu keluar dari ruangan kaca yang membatasi pandangan Seokjin pada nya. Irene berjalan santai kearah pria yang menunggunya di depan pintu.

“Ayo masuk,” ujar Irene santai mempersilahkan Seokjin masuk dengan ramah.

Seokjin tersenyum canggung, namun segera mengikuti wanita itu dari belakang. Seokjin sempat kaget karena Irene berjalan membawanya ke ruang pribadi wanita itu. Karena baru kali ini Seokjin di ajak masuk melewati pintu dengan ukiran bunga yang sempat ingin ia masuki.

“Duduk dulu, gue ambilin minum.” Irene melangkah pergi meninggalkan Seokjin di ruang pribadinya

Awalnya Seokjin mengira ruangan yang pernah ingin ia masuki adalah tempat peristirahatan wanita itu, setidaknya ada satu kasur dalam pikiran Seokjin mengisi ruangan ini.

Namun apa yang ia pikirkan salah, sejauh matanya memandang tidak ada kasur, melainkan sopa berukuran besar, tidak ada televisi yang ada hanya meja kerja, lemari, kulkas, ac, dan meja rias, serta berbagai macam lukisan yang terpajang indah di dinding dengan cat berwarna putih tulang itu. Tak butuh waktu lama, Irene datang dengan secangkir teh hangat yang di letakkan di meja mini dekat sopa.

Seokjin dengan canggung mendudukkan diri setelah di persilahkan oleh Irene.

“Tumben gak ngasih kabar mau ke sini?” tanya Irene membuka percakapan sambil ikut mendudukkan diri

“Emm..” Seokjin bergumam sambil masih menatap penuh minat pada lukisan-lukisan yang terpajang indah di dinding.

“Punya nyokap yang belum sempat gue bawa pulang,” ujar Irene santai seakan mengerti apa yang ingin di dengar Seokjin

“Gue mau minta maaf Ren,” ujar Seokjin tiba-tiba

“Santai aja, gue tau kok, lo pasti lagi banyak masalah,” jawab Irene santai yang tanpa Seokjin sadari kepala nya mengangguk membenarkan ucapan wanita itu

“So?” ujar Irene sambil membetulkan duduknya kemudian berujar santai, “bahu gue emang gak selebar bahu lo, tapi kalau lo mau membagi masalah lo ke gue, bahu gue kuat kok buat nahan seluruh beban yang lo punya.”

Ingatkan Seokjin untuk tidak tersenyum karena rasa bersalahnya pada wanita itu, namun gagal setelah melihat mata yang berbinar itu mendambakan dirinya.

“Gue benaran minta maaf,” ujarnya penuh penyesalan, membuat senyum Irene pudar dan menatap lawan bicaranya serius.

“Gue udah maafin,” ujar Irene tak yakin kemana arah pembicaraan mereka

“Untuk semuanya Ren-“ ujar Seokjin menggantung, membuat Irene menunggu dengan cemas akan kalimat apa selanjutnta yang akan di ucapkan Pria tampan di hadapannya ini

“Termasuk untuk gak bisa melanjutkan hubungan kita kearah yang lebih serius.”

💞

a/n:

Gak tahu kenapa tiba-tiba ngebucinin pak guru ganteng yang sandarable ini 👇

Tatapan nya melelehkan dong 😢

Seokjin be like : ini orang kenapa ganteng banget sih?

Bahkan profile side nya luar biasa sekalee

Yang baca sampai sini dapat salam dari dia 👇

Fancy You With Luv
LittleNisya 💜

Continue Reading

You'll Also Like

152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
SANA [Revisi] By Icha

General Fiction

39.5K 1.1K 21
[SANA seri 1] Diculik oleh pria tampan, seksi dan pemarah? Alana Adijaya tidak pernah menyangka jika dirinya akan menjadi korban penculikan. Ia sela...
8.8K 189 34
dipaksa menikah dengan orang asing dan di suruh tinggal di rumah mewah di atas bukit harus dituruti Alea agar kutukan ayahnya terbebas. Namun, hal m...
80.8K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...