Who is Christopher? | Bang Ch...

By aeanakim-

276K 50K 7K

[spin off Hacker] Siapa Bang Chan sebenarnya? Bukan kah dia hanya Polisi bagian intel yang menangani kasus Ha... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 ⚠
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

11

7.5K 1.4K 351
By aeanakim-

Bang Chan itu cerdas. Mungkin kalau hidupnya berjalan normal, seperti anak-anak lain. Dia sudah memiliki banyak prestasi, dan masa depan yang cerah. Ditambah wajahnya yang tampan, memilih pasangan juga tidak akan menjadi hal yang begitu sulit.

Seandainya hidupnya normal dan lurus, dia bisa jadi orang yang sempurna.

Karena cerdas, Bang Chan punya jalan berpikir yang beda dari kebanyakan orang pada umumnya. Dia punya pikiran yang panjang, selalu punya rencana yang tersusun matang, dan orang mungkin akan berteriak 'apa-apaan ini?! Bagaimana bisa?!' kalau bisa membaca pikiran Bang Chan.

•••

Karena masih dibawah umur, pelaku pembullyan Lea, jadi dapat perlindungan. Nama baik mereka juga akan dilindungi, agar masa depan mereka tidak terganggu.

Bang Chan mengepalkan tangannya mendengar kabar itu. Sayang dia tidak bisa melakukan apapun sekarang, karena harus terbaring di ranjang rumah sakit untuk waktu yang cukup lama.

Tulang kakinya patah, tulang bahu retak, dan pelipisnya robek, hingga harus mendapat jahitan. Bang Chan belum bisa keluar rumah sakit, karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan.

Hari itu, saat Bang Chan memergoki pelaku pembullyan Lea. Bang Chan tidak bisa banyak membela diri, karena banyaknya anak yang berkumpul dan semua ternyata berkomplot untuk menyerang Bang Chan mau pun Lea.

Ditambah mereka juga bawa benda-benda yang bisa menghancurkan tubuh seseorang jika dihantam dengan keras.

Lea menangis di samping ranjang Bang Chan. Kesedihannya jadi bertumpuk, ditambah rasa takut juga. Bang Chan jadi terluka parah karenanya, dan anak-anak yang membullynya diberi kebebasan. Mereka hanya diberi peringatan.

Lea takut kalau kembali ke sekolah nanti, dia akan mendapat perlakuan yang lebih parah dari sebelumnya.

Cukup hanya menangis, Bang Chan sudah mengerti apa yang Lea rasakan serta pikirkan.

"Udah jangan nangis, kalau lo takut ke sekolah. Gak usah ke sekolah sampe gue sembuh." Kata Bang Chan.

"Mana bisa..." gumam Lea sembari mengusap air matanya.

"Atau lo mau pindah sekolah aja?"

"Ck, gak bisa, repot ngurus ini itunya."

"Gue bakal suruh orang buat urus, lagian lo kan masih kelas satu, gampang kalau mau pindah. Gue gak mau lo diganggu lagi sama mereka."

Lea hanya diam tidak merespon. Bang Chan itu memang paling suka seenaknya, dan membuat semuanya jadi enteng di matanya.

"Gak tau ah, yang penting sekarang lo sembuh dulu." Kata Lea.

"Heh, tapi gue serius sama omongan gue." Kata Bang Chan. "Gue kan sekarang udah kelas tiga, bentar lagi lulus. Rencananya gue mau masuk ke Polisian. Selama pendidikan, gue pengennya lo sekolah di daerah yang deket sama tempat gue pendidikan nanti."

"Heh, kenapa tiba-tiba?"

"Emang lo pikir gue gak punya cita-cita?"

"Cita-cita lo jadi Polisi? Yang bener aja. Lo aja pembu-" Bang Chan seketika langsung menutup mulut Lea.

"Justru karena itu..." ucap Bang Chan dengan nada suara rendah.

"Tulang kaki lo patah, sama aja lo udah cacat. Gimana bisa caranya masuk ke Polisian?"

"Gak ada yang gak bisa gue lakuin. Lagian meskipun tulang kaki gue pernah patah, gue yakin gue kuat."

"Jangan maksain,"

"Gue malah bakal ngerasa terbeban, kalau lo gak dukung gue."

Lea mendengus. "Ya udah, gue dukung 100 persen. Terserah lo mau ngapain dah."

"Gitu dong, itu baru pacar gue."

Di hari Bang Chan bilang mau jadi Polisi, perasaan Lea sudah tidak enak.

"Chan, setelah lo lulus SMA, dan ngejar cita-cita lo. Gue pengen lo mulai hidup dengan bener dan lurus-lurus aja." Tutur Lea sembari memegangi tangan Bang Chan.

"Lo pikir selama ini hidup gue gak bener?"

"Bukan gitu. Gue pengen kita hidup kayak orang lain, yang pada umumnya gitu. Belajar, ngejar cita-cita, dan ngejalanin hubungan tanpa... tanpa ada kekerasan, gue juga gak mau lo kasar lagi sama orang, ngebela diri boleh, tapi... jangan keterlaluan. Gue juga pengen lo ambil hati Ibu gue lagi, karena setelah Ibu gue tau apa yang sebenernya terjadi sama Ayah lo, dia jadi takut sama lo."

Bang Chan terdiam sejenak untuk berpikir. Sebelum akhirnya ia memberi jawaban.

"Iya, gue bakal turutin keinginan lo." Ucap Bang Chan.

"Beneran?"

Bang Chan menganggukan kepalanya, membuat ekspresi sedih Lea, jadi berubah cerah. Ia pun langsung memeluk Bang Chan, yang membuat anak laki-laki itu tersenyum.

•••

Bang Chan mencatat nama-nama anak laki-laki yang mengganggu Lea selama di sekolah. Kebanyakan dari mereka, adalah anak-anak yang membully Bang Chan, dan yang Bang Chan serang, waktu Bang Chan ingin membela diri.

'Kalian pikir bakal bisa hidup tenang apa?' batin Bang Chan.

Bang Chan kemudian melirik Lea yang tidur di sofa. Lea mungkin tidak akan senang dan bangga, dengan keinginannya untuk balas dendam. Tapi... Bang Chan tidak peduli, yang penting perasaannya lega.

•••

Beberapa tahun kemudian...

Akhir-akhir ini banyak laporan masuk tentang pembunuhan berantai, yang korbannya laki-laki semua. Kenapa disebut berantai, karena cara membunuhnya yang hampir sama, dan selang waktunya tidak begitu jauh.

Rata-rata yang dibunuh pun berusia hampir sama.

Mayat selalu ditemukan dengan kondisi tubuh bagian atas yang hancur. Entah dibakar, memang dikoyak pisau, dan benda-benda mengerikan lainnya.

Bang Chan menghela napas lelah, sembari keluar dari mobil yang ditumpanginya, bersama anggota ke Polisian yang lain. Dia menggunakan Masker dan topi, agar tidak terlalu dikenali warga setempat. Karena dirinya yang seorang intel, dia harus pintar menjaga wajahnya untuk tidak mudah dikenali sembarang orang.

Pagi ini ditemukan mayat lagi dengan kondisi sama seperti sebelumnya di sebuah gang.

Bang Chan berjongkok di sebelah mayat tersebut untuk meneliti sejenak mayat, sebelum menyuruh orang untuk membungkusnya dan membawanya.

Selain mayat, Bang Chan juga meneliti ke sekitar tempat mayat itu ditemukan. Sampai akhirnya matanya menangkap sebuah tulisan, yang ditulis menggunakan darah.

'Jangan coba-coba lagi deketin Acha.'[]


Continue Reading

You'll Also Like

761K 54.7K 46
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
99.2K 7.2K 49
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
103K 11.3K 34
Jaemin dikejutkan ketika sang pacar menyatakan bahwa bayi merah yang digendong oleh ibunya adalah anaknya. Sementara sang pacar sudah menghilang enta...
39.5K 9K 106
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...