베이비 My Bestfriend [Hyunsung o...

By NurulAdha3

51.3K 5.3K 317

#1st in hyunsung 201221 thank you sm 🥺🥺🥺 #2nd in hyunsung 200327 #3rd in hyunsung 200323 #3rd in cancer 22... More

First
Roomate
Teman
Misunderstanding
Bad Memories
Bad Memories II
Sayang
Missing You
Hati
Stay in The Same Home
Kencan Gagal
Marah
Baby
Hangat
Pergi
Useless
The Truth
Perpisahan
Akhir

Kesan Buruk

5.9K 420 19
By NurulAdha3


🍂🍂🍂


Pertama kali Han bertemu Hyunjin di koridor rumah sakit, entah apa yang dipikirkan Han ia yang buru-buru tidak sengaja menabrak Hyunjin setelah mengambil hasil pemeriksaan kesehatannya kemarin. Akibatnya hp-nya terjatuh dan terinjak oleh Hyunjin sehingga layarnya retak. Beberapa dokumen dari amplop yang dibawanya pun berserakan di lantai.

Hyunjin langsung membantunya memasukkan dokumen-dokumen hasil pemeriksaaannya kemarin. Dan ia terkejut melihat layar hp yang retak.

"Ya! Lo punya mata ga? Ga bisa lihat lo ya, hp gue jatuh malah lo injak!" bentak Han kuat. Ia sudah cukup stress menerima kenyataan bahwa ada kanker bersarang di hatinya. Dan sekarang ponselnya rusak.

"Lo yang nabrak gue" ucap Hyunjin.

Han memperhatikan pemuda asing di hadapannya yang tampak pucat. Hyunjin memakai beanie cream, sweater hitam dengan dengan design llama, celana jeans panjang, dan sepatu. Han tiba-tiba merasa iri. Ia yakin pemuda di hadapannya seumuran dengannya tetapi kehidupannya lebih beruntung dibandingkan dengannya yang harus menerima kenyataan pahit diusianya yang muda.

"Lo harus tanggungjawab, lo harus ganti hp gue yang rusak dengan yang baru" ucap Han dengan keras.

"Lo yang nabrak, kenapa gue yang tanggungjawab" Hyunjin tampak kesal dengan pemuda di hadapannya. Menurutnya ia jalan dengan pelan tetapi pemuda itu yang terburu-buru dan menabraknya.

"Lo yang injak bego! Kalau ga lo injak hp gue ga kaya' gini"

Tiba-tiba seseorang datang dari belakang Han dan langsung memegang Hyunjin.

"Hyunjin, kamu gpp?" tanya seorang pria yang sepertinya seorang dokter karena ia memakai jas dokter. Pria itu terlihat masih muda, tampan, dan berkulit pucat.

"Gpp" jawab Hyunjin enggan.

Pria itu tampak memandang Han, dan itu malah membuat Han takut dan berniat pergi dari sana.

"Awas lo, kalau ketemu lagi" ancam Han pada Hyunjin.

"Kenapa kamu pergi?" tanya pria itu. Tetapi Han telah berjalan menjauh.

Kemudian fokus pria itu kembali ke Hyunjin yang hanya diam berdiri di dekatnya.

"Sendiri lagi?"

"Hmm.. Bukannya hyung sudah tau, kenapa bertanya"

"Ayo, kita mulai, dokter Jung telah menunggu di dalam"

Hyunjin pun mengikuti pria itu ke arah lift. Sesampainya di lantai atas, terlihat papan putih bertuliskan department of oncology. Hyunjin sangat kesal dengan papan tulisan itu. Padahal setiap kali ke sana, ia berusaha menghindar untuk tidak membaca tulisan itu. Tetapi matanya selalu saja tidak sengaja membacanya.

"Paman dan bibi masih di Jerman ya? Atau di LA?" tanya pria itu.

"Aku ga tau mereka dimana" jawab Hyunjin dingin.

Pria itu adalah Chan, kakak sepupu Hyunjin yang dari kecil sudah dibiayai dan disekolahkan oleh orangtua Hyunjin sampai berhasil menjadi dokter. Chan saat ini sedang melanjutkan sekolahnya kembali untuk mendapatkan gelar dokter spesialis. Ia juga bekerja di rumah sakit tempat Hyunjin dirawat.
Alasannya adalah untuk menemani Hyunjin.

Sebenarnya itu juga perintah dari ortu Hyunjin yang tidak punya waktu untuk merawat anak semata wayang mereka. Jadilah Chan yang menggantikan posisi ortu Hyunjin saat ia membutuhkan kasih sayang. Masalahnya Chan sedikit egois dengan dirinya, ia lebih sering kuliah daripada bekerja dan menjenguk Hyunjin saat Hyunjin dirawat. Apalagi Chan terkadang malas menghadapi sikap Hyunjin yang dingin padanya.

"Hyunjin ayo!" Chan menarik tangan Hyunjin agar lebih cepat berjalan, menurutnya jalan Hyunjin terlalu lambat. Tanpa mempedulikan Hyunjin yang lemas.

Hyunjin sebenarnya memang tidak begitu menyukai Chan, karena baginya Chan itu bermuka dua. Hanya bersikap baik di depan orang lain saja sementara jika hanya bersamanya sikapnya kasar. Tetapi Hyunjin terkadang juga bersyukur karena Chan satu-satunya orang yang kadang menemaninya di saat ia benar-benar kesakitan karena penyakit yang dideritanya.

"Kamu sudah siap?" tanya dokter Jung. Hyunjin hanya mengangguk, terlalu sering untuknya merasakan itu.

🍂🍂🍂

"Hyunjin, hyung pergi kuliah ya? Maaf ga bisa nemani kamu hari ini" ucap Chan.

Hyunjin hanya mengangguk kecil, setelah terapi kemarin Hyunjin diharuskan rawat inap oleh dokter karena kondisinya sangat lemah.

Hyunjin yang berbaring di tempat tidur memandang ke jendela, karena bosan. Sesekali matanya terpejam tanda bahwa ia mulai mengantuk.

"Andai ada teman di sampingku"


🍂🍂🍂

Han ditemani sahabatnya Minho berjalan memasuki rumah sakit, tiba-tiba beberapa saat kemudian tubuh Han terjatuh karena melemas. Untung saja Minho berhasil menangkap tubuhnya sebelum kepalanya terbentur lantai. Minho yang panik langsung menggendong Han bridal dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit.

Setelah setengah jam ditangani oleh dokter, akhirnya Han sadar dan dipindahkan ke ruang rawat. Di ruangan itu sudah ada satu pasien yang sedang dirawat dan Han adalah pasien kedua.

Han yang berjalan dengan dipapah Minho, sangat terkejut saat mendekati tempat tidur. Ia bisa melihat sosok pemuda yang ditabraknya kemarin terbaring di sana dengan memakai baju pasien, beanie dan beberapa jarum menempel di tangannya.

"Kenapa?" tanya Minho yang merasa ada yang aneh pada Han.

"Nggak"

Minho juga melihat pemuda itu, matanya terpejam, wajahnya bersih dan pucat.

"Itu namanya Hyunjin, dia pasien lama di sini" ucap Dokter Jung pada Han. Karena ia melihat mata Han yang begitu penasarannya pada Hyunjin.

"Hyunjin? Ternyata dia pasien?" gumam Han pelan. Dan Minho masih bisa mendengarnya.

"Kamu mengenalnya?" tanya Minho.

Han menggeleng kecil. "Ga, hanya saja kemarin dia menabrakku."

"Jadi dia orangnya?"

"Iya"

Minho mengangguk pelan lalu membantu Han naik ke tempat tidur.

"Lima hari lagi kita akan melaksanakan operasinya karena itu pasien lebih baik dirawat di sini agar kondisi kesehatannya lebih terpantau. Operasi ini hanya bisa kita lakukan saat kondisi pasien sedang stabil, jika kondisinya menurun makan operasi harus diundur"

"Setelah itu Han bisa sembuh kan dok?" tanya Minho.

"Iya, karena ini masih stage pertama"

"Syukurlah"

Han sedikit lebih tenang mendengar penjelasan dokter tadi. Kemudian dokter itu pun pamit ke luar ruangan. Sementara Lino menarik sebuah kursi ke samping tempat tidur Han dan duduk di sana.

Suara kursi bergesekan dengan lantai itu membuat Hyunjin terbangun. Ia langsung terkejut melihat dua orang asing ada di ruangannya. Mata indahnya membesar saking kagetnya.

"Apakah ada yang menjengukku? Mana mungkin aku saja tidak punya teman"

"Maaf" Lino juga terkejut melihat wajah pasien di samping Han yang menatapnya horror.

Hyunjin mengangguk kecil.

"Namaku Minho, ini temanku Han" Minho tersenyum ramah, dan Hyunjin membalasnya dengan senyum kaku.

"Aku Hyunjin" ucapnya pelan.

Han terus memperhatikan Hyunjin sejak tadi dan Hyunjin baru menyadarinya, ia pun menoleh ke arah Han.

"Elo" ucap Hyunjin.

"Iya, gue, kenapa? Lo harus tanggungjawab, lo harus ganti hp gue dengan yang baru" ucap Han keras.

"Han, kamu ga boleh seperti itu, dia sakit" ucap Minho pelan tetapi Hyunjin dapat mendengarnya.

"Gue sakit juga" jawab Han lantang.

"Yang salah lo, knp gue yang ganti, ga mau gue"

"Lo orang kaya kan, masa beli hp baru aja ga bisa"

"Gue bisa tapi ga mau"

"Gue tuntut lo nanti"

"Gue yang seharusnya nuntut lo karena meras gue"

"Hati-hati ya lo kalo ngomong, jelas-jelas lo yang injak hp gue, gue pukul lo sekali udah.. " Han sudah mulai bangun dari tempat tidurnya dan siap memukul Hyunjin.

"Han, udah" relai Minho.

"Pukul aja ga takut gue"

Minho memegang tubuh Han yang masih lemas.

"Kalau aja lo ga sakit"

Hyunjin pun diam.

"Udahlah Han, nanti aku beliin yang baru"

Beberapa saat kemudian darah segar mengalir dari hidung Hyunjin. Hyunjin langsung menutup hidungnya.

Minho dan Han menyaksikan itu, seketika kepanikan dan ketakutan muncul di hati Han melihat Hyunjin seperti itu. Darahnya banyak dan tidak berhenti.

"Lo gpp?" tanya Han takut.

Hyunjin menggeleng. Minho pun sigap memanggil dokter ke luar ruangan.

Han mengambil beberapa lembar tisu di meja Hyunjin dan memberikannya pada Hyunjin. Tetapi Hyunjin menolaknya.

"Udah sakit masih sombong lo, terima aja"

Hyunjin malah menyingkirkan tangan Han.

Han merasa sedikit bersalah. Setelah dokter datang dan memberikan pertolongan pada Hyunjin. Ia dapat melihat Hyunjin memakai masker oksigen dan beanie nya terbuka, memperlihatkan rambut Hyunjin yang sangat tipis. Kulit kepalanya yang putih sampai terlihat.

"Ia benar-benar sakit, bukankah aku sangat keterlaluan"

🍂🍂🍂

Lanjut atau tidak?

Continue Reading

You'll Also Like

63.4K 7.6K 33
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
2K 166 14
Ini hidupku yang penuh dengan trauman mendalam yang hampir membuat ku mati ditengah jalan, yang harus membuat diriku menjadi dua. Tetapi untung nya a...
9.9K 1K 15
Dunia terlalu kejam untuknya... dia mengalah untuk banyak hal... mau menuntut pun tidak bisa.... ia tertekan,Namun tetap berkata"i'm fine"... dia Kim...
26.8K 3.1K 15
❝ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʙᴇʀʜᴇɴᴛɪ sᴀᴍᴘᴀɪ ᴍᴇɴᴇᴍᴜᴋᴀɴ sᴀɴɢ ᴛᴀʀɢᴇᴛ !! ❞ Na Jaemin, seorang detektif yang amat terkenal, bahkan kadang menjadi orang paling tenang dan san...