Reincarnation Become a Wolf W...

Oleh INCEST_IS_IMMORTAL

22.2K 2.1K 207

Witora Bayu, Seorang laki-laki berusia 27 tahun. Berasal dari Negara Indonesia yang sedang melakukan perjalan... Lebih Banyak

PROLOG: NEW STORY.
Seorang Gadis yang Cantik!
Oh~ System yang Menjengkelkan.
Kasih Sayang untuk Jiwa Reinkarnasi.
Hal pertama yang harus dilakukan orang tua!
Aku Ingin Hidup Bahagia Bersamanya.
[9 Langkah Keinginan]
Hal yang Baru dan yang Lama.
Goncangan Jiwa!
Sebuah Hubungan Baru.
Tekad yang kuat sangat dibutuhkan!
Side Chapter: Kesan terbaru gadis ini kepada Witora.
Barier yang merepotkan!
Keluarga Yu Xia.
PEMBERITAHUAN

Ya. Aku pulang, Kakak 'Pelacur.'

1.3K 140 3
Oleh INCEST_IS_IMMORTAL

'Hmphh ... Apa-apaan ini? Apa musuh selalu ada setiap saat?'

Witora mendengus kesal, karena yang dia katakan ada benarnya juga. Musuh selalu hadir di setiap saat Witora hadir.

Berawal dari gadis Vampir yang menyerap darahnya tanpa ijin. Hingga saat bertemu dengan seekor beruang enam lengan. Bahkan sebelumnya si gadis ini adalah musuh walaupun sekarang tidak. Dan hal ini masih tidak berhenti, baru beberapa menit sejak Witora dan si gadis berteman, seorang musuh akhirnya datang lagi.

Walaupun musuh kali ini identitasnya tidak diketahui,  bahkan dengan indra pengelihatan dan penciuman Witora yang tajam. Pada akhirnya dia tetap tidak bisa mendapatkan aroma atau penampakan musuh ini.

'Sungguh musuh yang merepotkan!'

Witora menghela nafas lelah. Kemudian dia berbalik dan berjalan menuju Rebbeca dan si gadis. Jarak mereka hanya terpisah 4 meter.

"Selamat datang."

Eh? Tunggu apa yang gadis ini katakan?

Witora linglung. dia mendapatkan semacam ucapan selamat dari seorang wanita. Jujur ini bukan pertama kalinya dia mendapatkan ucapan selamat, Ibunya selalu mengucapkan selamat datang padanya. Tapi hal ini wajar karena mereka keluarga.

Dan ini adalah pertama kalinya Witora mendapatkan ucapan selamat dari seorang gadis yang terlihat 17 tahun. Witora adalah seorang playboy dan Jujur saja, tidak ada wanita yang berusia kurang dari 25 di jajaran haremnya. Jadi dia merasa asing mendapatkan ucapan semacam itu dari anak 17 tahun ini. Dan juga lolicon bukanlah yang disukai Witora.

Walaupun saat ini baru berusia beberapa bulan ditubuh ini, tapi tetap saja jiwanya berusia 27 tahun.

Dan juga kata-kata yang dikatakan gadis ini sedikit aneh.

Bagaimana tidak aneh? Mereka saja tidak saling mengenal. Tapi dia mengucapkan kata-kata itu seolah dia mengenal Witora.

Sedikit perasaan nostalgia kembali terasa dibenaknya, perasaan ini semakin lama semakin merajalela.

"Aku pulang." setelah merasakan perasaan nostalgia, secara tanpa sadar dia mengucapkan itu.

Witora terhenti!

Dia berhenti bergerak dan mulai memikirkan apa yang dikatakannya dengan panik.

'Tunggu! Kenapa aku mengucapkan itu? Oh ... Fuckk! Dengan mengucapkan 'aku pulang' bukankah itu artinya aku menerima dia sebagai orang dekat?'

Witora mungkin merasa salah paham, dan untuk memastikan bahwa dia memang salah paham, dia melihat pada si gadis.

Tersipu!

Tersipu adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan si gadis. Pipinya sedikit merona dan tersenyum manis, matanya menatap Witora dengan kasih sayang. Tampilannya yang cantik ditambah dengan senyum, Berevolusi dan berubah menjadi keindahan.

Pakaian yang hanya menutupi beberapa bagian tertentu mulai terlihat. Ternyata di balik jubah hitamnya, terdapat sebuah keindahan yang alami.

Witora bergumam pada dirinya sendiri, 'Aku tidak salah paham ternyata, tapi dia yang salah paham! Dengan mengucapkan itu seharusnya dia senang, tapi bukankah ini terlalu berlebihan? Jatuh cinta?"

Witora menggelengkan kepalanya dan menolak menerima ini. Dia berjalan lagi hingga berhenti tepat didepan si gadis dan Rebbeca.

Rebbeca berontak!

Si gadis kali ini mengendurkan pelukannya dan rileks.

Kedua tangan Rebbeca yang kecil meraih rambut putih Witora, mengelus-elus dan menikmati sensasi lembut rambut ayahnya. Tatapan Witora yang halus dan temperamen Witora yang sempurna, membuat Rebbeca tersenyum dan ingin memeluk ayahnya.

Witora merasa geli di tempat dimana Rebbeca mengelus rambutnya. Perlahan kedua tangannya beralih bagian atas kepala Witora. Sepanjang jalan dimana Rebbeca menyentuh rambutnya, perasaan nyaman terasa di tangan kecilnya yang membuatnya semakin penasaran. Disisi lain si gadis ikut penasaran dan mulai menyentuh rambut halus Witora.

Sekali lagi perasaan geli terasa ditubuhnya. mereka bertiga tersenyum dengan baik.

Serigala salju, yang terkenal sangat baik dalam memangsa di area dingin dengan itu mereka dikenal sebagai Predator Alami wilayah Dingin.

Seorang Elf yang sangat cantik, kecantikannya memungkinkannya sejajar dengan barisan para dewi. Seorang Elf yang terkenal sebagai keturunan setengah Roh, mereka adalah pembunuh yang baik dalam serangan jarak jauh, terutama serangan mental.

Dan seorang bayi yang tidak berdaya.

Mereka berkumpul bersama dan bahagia bersama seperti mereka adalah sebuah keluarga.

"Witora Bayu, itulah namaku. Dan anakku Rebbeca Eyn."

Si gadis terkejut dengan pengenalan yang sangat terlambat ini.

"Anulika ningrum, salam kenal Witora Bayu. Dan salam kenal, Rebbeca."

Anulika mengelus kepala Rebbeca kemudian bergantian dengan Witora.

'Anulika memiliki arti, 'Kebahagiaan Terbaik' Sementara Ningrum memiliki sebuah ciri yang bersifat kearifan lokal, tapi maknanya tidak kalah, 'Di dalam Jiwa.' Anulika Ningrum, Kebahagiaan yang terbaik di dalam jiwa.'

Witora kagum dengan namanya, nama itu sangat berarti baginya. Kemungkinan besar orang tuanya ingin sekali anaknya mengalami Kebahagiaan sejati.

Yah, pada akhirnya Witora dapat mengetahui nama gadis ini, dan juga dia berharap saling berkenalan setidaknya dapat meningkatkan hubungan dengan gadis ini.

Anulika dan Rebbeca mulai menikmati sensasi lembut di tangannya, itu karena dia mengelus rambut Witora.

Witora memejamkan mata dan mulai menikmati sensasi ini. Namun dia terbangun lagi saat di kepalanya terasa sensasi basah. Witora penasaran dan mengangkat kepalanya untuk melihat.

Hii!!

Yang dia lihat bukanlah sebuah Monster atau apapun itu. Tetapi dia melihat Anulika meneteskan air liur sambil menatap Witora. Dimatanya nampak sebuah api yang membara, seolah dia ingin memakan Witora. Rebbeca mengeluarkan ekspresi jijik, dan menatap wajah Anulika dengan tatapan orang yang menatap kecoa.

Witora merinding dan secara tidak sengaja dia mundur beberapa langkah dan menatap Anulika dengan takut.

"HEI! Air liur mu! Kau ingin memakanku?"

Mendengar kata-kata Witora, Anulika kembali sadar dan mengelap air liurnya dengan tanganya. Dia malu atas apa yang dia lakukan.

"E-etto. Bukannya kau ingin pergi ketempatku?" Anulika mengalihkan perhatian dengan bersusah payah.

Hanya orang bodoh yang ikut mengalihkan perhatiannya, tetapi setelah mendengar perkataan Anulika, Witora kembali mengingat misinya.

Fuck! Aku hampir saja melupakan itu.

Witora berterimakasih pada Anulika di benaknya.

"Iya, kami membutuhkan tempat untuk tinggal, terutama Rebbeca."

Memang seperti yang Witora katakan, yang sebenarnya membutuhkan tempat tinggal adalah Rebbeca. Dan hal itu tercantum dalam misi darurat.

"Huh~ aku harap kalian tidak merasa kecewa. Tempat tinggal sangat tidak disarankan."

Huh? Lalu apa dengan tidak diinginkan? Jika Witora gagal menemukan tempat tinggal untuk Rebbeca, maka nyawanya akan dengan senang hati melayang. Dan sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikannya, tetapi pemilik rumah tersebut mengatakan kalau rumahnya sendiri tidak disarankan?

Fuck! Jangan bercanda? Tidak peduli seberapa bahayanya tempat itu, jika tetap tidak menemukan tempat tinggal maka dia akan mati! Hanya dengan pemikiran ini Witora tahu apa yang harus dia lakukan.

"Maaf mengecewakan tapi, kami sangat membutuhkan tempat tinggal. Jadi bawa kami kesana!"

Anulika menghela nafas lelah, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan seorang yang sangat keras kepala.

Dengan rasa berat dihatinya, "Baik aku akan mengarahkanmu kesana, tapi satu syarat!"

Witora bingung, apakah ini saat yang tepat untuk mengajukan syarat? Tapi dia tidak bisa melawan.

"Apa syaratnya?"

Anulika menyeringai.

"Biarkan kami naik ke punggung mu!" Anulika tersenyum dan menatap Witora penuh harap.

Seorang perempuan 17 tahun menaiki seorang lelaki? Ini melukai Jiwa Witora. Walaupun Witora adalah orang yang playboy, dia tidak akan membiarkan seorang perempuan menaikinya. Walaupun Witora saat ini seekor Serigala, itu tidak mempengaruhi keadaan jiwanya, dengan demikian membiarkan seorang perempuan menaikinya merupakan sebuah penghinaan bagi harga dirinya.

Ummh! Suara ringan dan halus terdengar, suara itu berasal dari lengan kiri Anulika. Itu Rebbeca.

Ini pertama kalinya ia mengeluarkan suara, Witora dan Anulika terkejut dengan senang. Tapi hal yang membuat Witora lebih terkejut lagi adalah, Rebbeca menatap Witora dengan matanya yang indah, tampak sangat ingin menaiki punggung Witora.

Witora senang! Ini adalah permintaan pertama putrinya kepadanya jadi tanpa pikir panjang dia setuju, membiarkan harga dirinya terbuang untuk sesaat. Dia mengangguk.

Rebbeca dan Anulika saling menatap dan tersenyum, detik kemudian mereka menaiki Witora.

Mereka menaiki Witora dengan senang, terutama Rebbeca. Setelah Anulika membiarkan Rebbeca duduk di punggung Witora, ia langsung menjambak-jambak rambut Witora.

Walaupun Anulika tidak terlihat terlalu ingin menaiki Witora, dan tetap membuat wajah dewasa. Tetapi tatapannya terlihat sangat senang, mungkin dia menganggap Witora sebagai hewan peliharan.

Witora hanya bisa mendesah melihatnya.

"324 km ke arah barat." Anulika menunjuk kearah barat yang jauh.

Witora berbalik kearah barat, dia berjalan perlahan kearah sana, "sudah siap? Kalau begitu, pegangan dengan erat."

Tidak menunggu jawaban dari Anulika, Witora segera berlari dengan kecepatan sedang.

Sementara itu, Anulika terkejut dan tidak siap. Jadi saat Witora mulai berlari, Anulika yang berada dibelakang hampir terbang, rambutnya yang panjang itu berkibar tidak karuan terbawa angin.

Rebbeca juga terkejut, tapi karena dia sudah siap dia tidak mengalami hal seperti Anulika.

Rebbeca terlihat seperti bayi 8 bulan, dia tidak lancar dalam memposisikan dirinya untuk duduk. Tetapi dia sudah lancar dalam hal mencengkeram sesuatu. Jadi saat Witora berlari, dia masih memiliki pegangan rambut Witora dengan teguh dan tidak terbawa angin.

"Hei? Bukankah sudah kubilang untuk pegangan? Gghhhekk!!" Witora menyindir Anulika, tetapi sebelum dia menyelesaikan kata-katanya.

Anulika memegang Rebbeca dengan tangan kirinya, dia juga mencondongkan tubuhnya kedepan Rebbeca. Apa yang dilakukan Anulika adalah hal baik, dengan posisinya yang begitu, Rebbeca berada di bawahnya, hal ini agar Rebbeca tidak terluka dengan kecepatan angin. Tidak lupa Anulika  melingkarkan lengan kanannya ke leher Witora dengan kekuatan besar, hal ini membuat Witora tercekik hingga tersedak.

Witora merasa sesak nafas, tapi bukannya Witora memperlambat kecepatannya, justru ia berlari ke kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini membuat seluruh wajah Anulika tertimpa angin. Rebbeca tertawa melihat wajah kocak Anulika.

Dengan ini mereka terus berlari dengan kecepatan yang sangat tinggi. Melewati pohon dan menghindari berbagai tanaman berbahaya dengan kecepatan angin.

Pada akhirnya mereka terus menuju ke barat tanpa istirahat sedikitpun.

......

3 jam kemudian.

Witora telah menempuh jarak 324km hanya membutuhkan waktu 3 jam. Kecepatan yang ditempuh Witora memang tidak masuk akal. Bahkan bila perlari kelas dunia melihat ini, mereka mau tak mau pasti merasa malu, usaha yang mereka perjuangkan dalam waktu yang sangat lama untuk meningkatkan kecepatan mereka. Dengan santainya dilewati oleh Witora.

Hanya dengan berlari dia berhasil menaklukan jarak jauh itu? Tidak, Witora tidak berlari di kecepatan puncaknya. Jika saja Witora menggunakan kecepatan puncaknya, maka 324km dapat ditempuh dalam waktu 1 jam.

Apakah kalian mengira bahwa dalam perjalannya, mereka tidak menemui halangan? Jawabannya adalah tidak! Mereka menemui banyak sekali rintangan, dari monster tanaman pemakan daging, hingga bertemu beruang enam lengan.

Tapi apa? Karena Witora tidak ingin membuang waktu, dia hanya menggunakan skill 'Moon Claw Engraver' untuk mencingcang setiap rintangan yang dia hadapi. Setelah lusinan kali dia menggunakan skill ini, manfaat yang didapatkan sangatlah berguna. Selain Witora semakin mahir dalam menggunakannya, dan hal lain yang didapat Witora adalah dia dapat mengatur jarak dan efek kerusakan dari skill ini. Hal ini sangat bermanfaat karena dengan ini Witora bisa mengatur efek dari skill ini, dan Witora tidak akan khawatir membuat kerusakan yang tidak perlu.

Pada akhirnya, seluruh jalan yang dilewati Witora pasti memiliki beberapa pohon raksasa yang terpotong rapih.

Tapi hal yang lebih penting adalah.

Mereka akhirnya tiba di tempat yang dituju, tempat itu masihlah hutan bersalju. Tetapi wilayah sekitar sini menunjukan banyak sekali kehidupan.

"Kita berhenti disini!" Anulika memerintah.

Witora segera memperlambat larinya dan hanya berjalan menuju sedikit ke tujuan.

Huh~

Anulika menghela nafas lega, itu karena akhirnya dia bisa rileks dari ketegangan.

"HEI! Lain kali larilah lebih lambat!" Anulika menjambak rambut Witora. Dan seolah-olah Rebbeca setuju, Rebbeca juga mulai menarik-narik rambut Witora.

Walaupun dijambak oleh Anulika terasa menyakitkan, tetapi jambakan Rebbeca terasa sangat nyaman. Ini membuat Witora dengan cepat melupakan rasa sakit dijambak Anulika, dan berfokus ke Rebbeca.

Entah kalian setuju atau tidak, tapi jika dilihat sekarang maka keadaan Witora saat ini seperti seorang masokis.

Tapi tentu, Anulika dan Rebbeca tidak menyadari ini.

"Anulika, Dimana rumahmu?"

Witora bingung, menurut petunjuk yang diberikan Anulika, maka lokasinya harusnya tepat disini. Tapi setelah Witora menengok kanan dan kiri, dia tidak dapat melihat satupun rumah atau makhluk hidup. Yang dia lihat hanyalah pohon-pohon dan tumpukan batu yang membentuk sebuah pintu gua.

Melihat Witora dan kebingungan, itu membuat Anulika merasa sedikit senang. Senyum tipis terlukis di bibirnya.

"Kau lihat tumpukan batu-batu itu? Lewatilah!"

Hah? Witora dan Rebbeca menatap Anulika dengan ekspresi aneh. Apa yang dia maksud adalah tumpukan batu itu? Bukankah itu hanya tumpukan batu biasa? Dan apa ini rumahnya? Jangan membodohi ku, ini hanyalah sebuah tumpukan batu.

Fuck! Kami tertipu!

"Hei, Anulika. Ini bukan waktunya bercanda." Witora geram.

"Tunggu! Apa kau mengira bahwa aku bercanda?"

"Ya, kau sedang bercanda kan? Kenapa kau harus tinggal di tumpukan batu itu? Jangan-jangan kau belum membayar sewa apartemen?"

"Kamu! Kamu menganggap itu rumahku? Fuck dengan mu! Aku hanya mengatakan lewati itu! Dan sejak kapan itu rumahku? Dan juga, Apa itu Sewa Apartemen?"

Apa yang dia katakan? Dia hanya menyuruhku untuk melewati itu? Shitt, apa dia kira tumpukan batu yang membentuk gua itu adalah pintu kemana saja? Biar kuingatkan, dunia ini bukan dunia doraemon.

"Abaikan tentang sewa apartemen, jadi. Kau sungguh-sungguh menyuruhku untuk melewati itu?" Witora memastikan bahwa dia tidak salah paham.

"Hmmphh! Berapa kali aku harus mengulang kata-kata ku?"
Anulika mendengus dingin, merasa marah dengan Witora.

"Iya, Baik-baik!" Witora menanggapi dengan sedikit jengkel. Kemudian dia berjalan ke depan pintu gua itu.

Sementara itu, Rebbeca yang seorang bayi menyaksikan konflik antara Witora dan Anulika. Rebbeca tidak bisa membantu, tetapi dia menatap Witora dan Anulika secara bergantian.

Witora berhenti di depan pintu gua itu dan mengamati apa yang ada di dalamnya. Tapi yang dia lihat hanyalah sarang laba-laba yang sangat banyak, karena terlalu banyaknya sarang laba-laba, itu membuat pandangan Witora terbatas dan tidak bisa melihat apa yang ada di dalamnya.

Jika dihitung dengan banyaknya jumlah sarang laba-laba, maka mungkin saja gua ini sudah tidak dikunjungi beberapa tahun.

Selain semua hal ini, tidak ada lagi yang dapat dilihat Witora.

Dengan enggan Witora melangkahkan kakinya dan melewati pintu gua.

Berhembus!

Setelah Witora dan yang lainnya melewati pintu gua itu, Angin dingin berhembus. Dan pada saat yang bersamaan, pemandangan gue yang penuh sarang laba-laba. Diganti secara paksa dengan pemandangan baru.

Sebuah tanah lapang yang dipenuhi salju, tanah lapang itu hanya berukuran lapangan Futsal. Tapi di tengah-tengah lapang bersalju ini, terdapat sebuah monumen yang berbentuk bulan dengan sebuah kunci menancap di atasnya. Monumen ini sangat melambangkan sesuatu, tapi monumen ini sepenuhnya terbentuk dari es.

"Heavenly Ice Moon. Lambang dari sebuah mitos! Tidak ada yang mengetahui hal ini nyata atau hanya sebuah legenda yang dibuat-buat?" Anulika berkata dengan sedih, sepertinya dia memiliki keterikatan yang spesial dengan tempat ini.

Tapi Witora tidak peduli akan hal itu.

"Lalu dimana rumahmu?"

Anulika tidak menjawab tetapi sebagai gantinya dia menunjuk ke sebuah pohon yang meliuk hingga membentuk sebuah lingkaran.

Kali ini Witora tahu apa yang dia lakukan. Tapi bukankah seharusnya gadis ini turun dari ku?

Huh~

Witora mendesah dan  membiarkan Anulika tetap dipunggungnya.

Witora berjalan sebentar kemudian mencapai didepannya lagi. Witora tidak berhenti didepannya, tetapi melangkahkan kaki dan melewatinya.

Sekali lagi pemandangannya berubah.

Kali ini, Witora dan yang lainnya berada di sebuah taman salju yang sangat indah. Salju-salju tidak berserakan, tetapi dijadikan dan dibentuk sebagai sebuah dekorasi.

Tapi tidak jauh dari taman ini. Sebuah rumah mewah, atau lebih tepatnya sebuah mansion tradisional yang sangat indah. Dan untuk ukurannya sendiri, itu mencangkup sebuah bukit. Sungguh mansion yang luar biasa besar. Tapi jalan menuju mansion itu sepenuhnya terlihat seperti sebuah labirin yang sangat rumit.

Secara refleks Witora berjaln ke pintu labirin.

"Berhenti! Tidak perlu melalui labirin ini, tunggu sebentar."

Witora menurutinya dan berhenti tepat didepan pintu labirin ini.

Anulika mengemban Rebbeca dan turun dari punggung Witora. Anulika berjalan kesamping beberapa meter, disitu terdapat sebuah pilar batu berbentuk segi lima, dengan tingginya yang mencapai 130 cm.

Anulika berhenti di depan pilar batu itu, mendekatkan ibu jari kanannya ke mulutnya. Rebbeca tidak paham apa yang akan dilakukan Anulika. Tapi apa yang dilakukan Anulika di detik berikutnya membuat Rebbeca menangis.

*CLUTCH!*

Anulika mengiggit ibu jarinya hingga berdarah. Darah menetes dan dengan segera ia meneteskan darah itu ke pilar batu segi lima itu.

Pilar segi lima yang berwarna hitam legam itu, setelah diteteskan darah Anulika, berubah warnanya menjadi merah. Pilar batu segi lima bergetar dan dengan cepat, Anulika menekan pilar itu kebawah dengan tangannya hingga hanya mencapai ketinggian yang menyamai mata kaki.

Segera perubahan lain terjadi.

Gemuruh!

Witora mundur beberapa langkah dengan terkejut.

Labirin yang memiliki ketinggian 30 meter dan sangat menyeramkan itu, bergemuruh!
Di detik berikutnya, seluruh dinding labirin turun kebawah dengan sangat cepat. Dinding labirin itu seperti terhisap kedalam tanah. Dinding labirin yang memiliki ketinggian 30 meter, kini hanya memiliki ketinggian tersisa ukuran mata kaki.

Anulika berjalan menuju Witora yang terkejut, tanpa menunggu persetujuan Witora, Anulika Kembali naik kepunggungnya bersama Rebbeca yang sudah berhenti menangis.

"Hei, kau menaiki ku lagi!"

Anulika tidak menjawab dan hanya memberikan ekspresi dingin diwajahnya. Witora terkejut dengan perubahan yang mendadak ini. Dengan segera Witora tidak melanjutkan keberatannya dan berjalan menuju rumah itu.

Jarak antara rumah dan lokasi Witora hanya beberapa km. Jadi hal ini dapat dengan cepat Witora tempuh.

Di menit berikutnya, Witora melihat seorang perempuan yang sangat indah menunggu di depan gerbang. Penampilannya sangat elegan dengan kulitnya yang seputih susu. Rambutnya  pirang dan matanya hijau hutan, wanita itu memiliki daun telinga yang tajam dan hidung yang mancung. Tatapan matanya sangat tajam dan bibirnya tipis berwarna merah.

Dia hanya memiliki tinggi 160 cm, tapi itu sudah cukup untuk memperlihatkan sosok yang elegan dan dewasa.

Witora terpesona dengan kecantikannya. Tetapi ekspresi yang di tunjukan Anulika sangat berlawanan, dia menampilkam ekspresi dingin. Disisi lain Rebbeca sedang sibuk mengelus-eluskan tubuhnya ke rambut Witora.

Saat Witora telah mencapai di depan gerbang, gadis itu tersenyum tanpa ketulusan kepada Witora dan yang lainnya. Tidak, lebih tepatnya dia tersenyum kepada Anulika.

Witora merasakan momen aneh jadi dia berhenti, dan membiarkan dirinya berpapasan dengan wanita itu dalam  beberapa meter.

Momen dingin dan aneh ini akhirnya berhenti setelah wanita itu berkata.

"Selamat datang. Adik yang tidak 'diinginkan' Anulika."

'Ya. Aku pulang, Kakak 'pelacur.'"

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

561K 6.3K 10
Yaoi🔞 21+ THREESOME gangbang
191K 22.4K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
644K 84.9K 200
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
102K 7.6K 29
Elena gadis cantik berusia 18 tahun yang masih menduduki bangku SMA kelas 3,harus meratapi nasibnya yang diputuskan pacarnya.Pacarnya berselingkuh de...