Aku sekarang sedang melihat tangan kekar Yuta melingkar di pinggangku. Aku bisa ngerasain kalo sekarang Yuta sedang menciumi leherku yang nggak tertutup apa - apa. Tangannya sesekali ngusap perut aku yang masih datar.
Yuta membelai rambut panjangku dengan lembut. Aku membalikan badanku supaya aku bisa ngeliat muka Yuta yang menjadi favoriteku. Aku senyum pas Yuta juga munculin cengirannya.
"Aku mau kamu hamil anak aku." Ucap Yuta sambil natap aku sayu.
Aku mengusap pipinya yang makin tirus dan menatap Yuta dalam. "Aku juga maunya begitu Yuta."
Yuta satu - satunya cowo yang bisa buat aku jatuh sejatuh jatuhnya. Semua perlakuannya ke aku begitu manis sampe - sampe aku bisa luluh. Walaupun mukanya galak tapi sifatnya childish dan kadang jahil.
Yuta langsung narik aku kepelukannya yang hangat itu, harus aku akui kalo pelukan Yuta itu nyaman banget. Yuta peluk aku erat banget dan menciumi rambutku.
"Janji sama aku kalo kamu ga bakal suka sama Kun!" Ucap Yuta sambil natap aku tajam.
"Kamu yang aku suka Yuta!" Ucap aku nggak mau kalah.
Yuta tersenyum penuh kemenangan. "Kamu jangan ngerasa bersalah, ini bukan salah kamu."
Yuta sangat mengerti aku. Walaupun childish Yuta itu kuliah jurusan psikologi, jadi dia ngerti gerak - gerik nggak nyaman aku atau pun kalo aku lagi bohong pasti dia sadar. Dan aku ngerasa beruntung punya Yuta yang selalu ada buat aku walaupun aku udah kehilangan apa yang seharusnya aku jaga.
Terus Kun itu siapa? Kun itu suami aku dan kami baru nikah dua minggu yang lalu. Aku tau ini salah tapi Yuta itu selingkuhanku. Kalian boleh maki - maki aku karna bisa - bisanya aku milikin dua orang yang sempurna sekaligus.
"Aku pastiin setelah anak ini lahir kamu bakal cerai sama Kun." Ucap Yuta sambil memandang perutku.
"Aku harap ga ada halangan lagi." Ucapku dan ngangguk.
Keluargaku pasti bakal shock kalau dengar kabar aku bakal cerai dengan Kun dan memilih hidup dengan Yuta. Tapi ini pilihanku dan aku yang bakal jalanin jadi mereka nggak ada hak ngelarangku.
"Kamu bakal namain anak ini siapa?" Tanya Yuta.
Aku berpikir sebentar karna aku belum terpikir sedikit pun nama untuk anak ini karna kandunganku yang juga baru sebulan. "Nata singkatan nama kamu, Nakamoto Yuta."
"Bagus, karena dia bakal jadi anakku nanti." Ucapnya lalu tertawa.
Yuta terdiam sejenak sebelum melanjutkan omongannya yang tertunda.
"Setelah anak ini lahir aku pastiin dia bakal manggil aku papa , dan aku juga bakal urus surat cerai kalian. Berani - beraninya dia perkosa calon istri adeknya sendiri."