Clugams #1: and The Cursed Cl...

By amateurflies

16.7K 1.8K 381

Semua berawal ketika Kai mulai merasakan ada yang janggal dengan peraturan di sekolah asramanya. Ketika Ryan... More

Prolog
2. Suara Aneh
3. Aksa Hilang!
4. Mulai Janggal
5. Sistem Peraturan
6. Kelas Terkutuk
7. Lo Siapa?
Lencana Clugams
8. Anthem
X Anathema Cast
INFO
open member

1. Pembagian Lencana

1.8K 247 34
By amateurflies

Tugas kalian hanyalah, ikuti saja peraturan yang sudah ada.

• • •

Hari ini adalah hari pertama peserta didik baru tahun ajaran 2020/2021 tiba di asrama. 15 Juli 2020, akan menjadi hari yang paling mereka ingat sepanjang masa. Di mana saat ini seluruhnya berkumpul di sebuah aula yang luasnya diperkirakan dua kali lebih luas dibanding lapangan sepak bola tingkat internasional. Berbaris tak berseragam, masih lengkap dengan koper masing-masing yang berisi barang bawaan pribadi, yang mereka butuhkan selama enam bulan, sampai libur semester tiba nanti.

Banyak suara yang menggema dari segala arah, ketika ratusan siswa-siswi itu saling berkenalan satu sama lain, meski sebagian ada juga yang memilih diam tidak berbicara pada siapapun, dan menunggu sampai Kepala Asrama beserta Para Petinggi datang.

Salah satunya Hira. Seorang gadis yang berdiri di barisan kedua dari depan. Gadis bernama lengkap Hira Kanisya itu memilih diam, di saat teman-teman di sekitar barisannya heboh akan topik yang tidak ingin ia ketahui. Sebetulnya Hira ramah. Sangat ramah. Hanya saja, jika dengan orang yang tidak dikenalnya, ia menjadi sedikit pendiam. Hira selalu saja merasa sulit untuk membangun komunikasi dengan orang yang asing baginya.

Meskipun tidak lama berselang, pada akhirnya mereka semua meniru Hira. Tepat ketika Pemilik Asrama dan Kepala Asrama datang, didampingi dengan jajaran Petinggi Asrama juga Guru-guru Asrama, suasana aula berubah menjadi senyap seketika.

"Selamat pagi, anak-anak. Selamat datang di Cluster Gammies," sapa Pemilik Asrama dengan ramah, yang sudah berdiri di balik mimbar hitam, yang terdapat logo CG di tengah bagian depannya.

Lalu anak-anak pun membalasnya serempak, "Selamat Pagi, Pak."

Cluster Gammies, biasa disebut Clugams atau hanya CG, adalah sebuah sekolah asrama di kawasan Jakarta, Indonesia. Didirikan oleh Martin Gammies pada abad ke-14. Perlu digarisbawahi, Clugams ini adalah sekolah asrama tertua di Indonesia. Sehingga berbeda dari sekolah asrama lainnya, Clugams hanya menerima siswa/i di jenjang SMA saja.

Dengan sebuah program belajar yang lebih cenderung berfokus pada minat dan bakat, membuat Clugams menjadi sekolah asrama yang paling dicari oleh para orangtua/wali untuk mempercayakan anak-anak mereka. Lantas saat masa kuliah nanti, para siswa/i tidak akan khawatir ataupun bingung lagi dalam memilih jurusan.

Maka dari itu, banyak orang mengenal Clugams sebagai Sekolah Masa Depan. Karena dengan menyekolahkan anak-anak mereka di sana, artinya sama saja menjamin masa depan anak-anak mereka dengan minat dan bakat yang sudah terasah sempurna pada saat masa Sekolah.

Bukan seperti sekolah pada umumnya yang hanya terbagi 3 kelas saja, yakni kelas X, XI, dan XII, di Clugams memiliki kelas yang lebih dari itu. Terdapat 9 jenis kelas yang terbagi di tiap-tiap tahunnya. Kelas X, XI, dan XII yang mereka miliki mungkin bisa dibilang sama. Tetapi tidak dengan 9 jenis kelas tersebut. Untuk mengetahui apa saja jenis kelasnya, dan bagaimana cara pembagiannya? Itulah alasan mereka semua dikumpulkan saat ini.

"Baik. Saya Martin Gammies, yang merupakan Pemilik Asrama ini. Untuk sejarah bagaimana Cluster Gammies terbentuk dan peraturan-peraturan ketat yang berlaku di asrama ini, saya pikir kalian semua sudah mengetahuinya dengan cukup jelas, dengan membaca buku yang diberikan pada saat kalian mendaftar," tutur Martin, yang langsung mendapat respon anggukan dari ratusan anak di hadapannya. "Jadi sebelum pembagian kamar dan lain sebagainya, saat ini akan ada pembagian kelas terlebih dahulu untuk kalian. Kalian akan menerima sebuah lencana." Perhatian Martin teralih pada beberapa guru yang berbaris memegang baki. "Boleh langsung dibagikan saja Bu lencananya."

Para guru-guru itu mengangguk. Dan selama mereka membagikan satu anak satu lencana, Martin kembali melanjutkan bicaranya. "Kalian pasti tahu, kalau di sekolah biasa, pembagian kelas hanya Sepuluh, Sebelas, dan Dua Belas saja. Paling kalau ada pembagian kelas lainnya, itu pun hanya untuk membedakan jurusan saja. Bukan begitu?"

"Iya, Pak." Satu dari sekian orang di antaranya, Kai ikut menjawab santai.

"Niscala Kaiasa?"

Merasa namanya terpanggil, Kai pun menoleh pada sumber suara. Dilihatnya salah satu guru yang membawa baki, menyerahkan sebuah lencana berwarna hitam ke arahnya sambil berdesis, "Langsung dipakai, ya."

Kai menurut. Memasangkan lencana tersebut di dada kananya. Setelah itu pandangannya kembali berfokus pada sang Pemilik Asrama yang sedang berbicara di depan.

"Tetapi untuk pembagian kelas di asrama ini agaknya berbeda. Clugams memiliki Sembilan jenis kelas. Yakni ada; Kudoscha, Acme, Ethos, Acropolis, Eureka, Agora, Dogma, Genesis, dan terakhir Anathema. Jika kalian sudah menerima lencana yang dibagikan, untuk kelas Kudosch lencananya berwarna keemasan. Dan untuk kelas Anathema, lencananya berwarna hitam. Kemudian untuk kelas yang lain, semua lencananya berwarna perak."

"Cara pembagiannya sudah terdeteksi melalui sistem yang ada, sehingga kalian tidak perlu lagi mempertanyakan bagaimana bisa diri kalian berada di kelas kalian nanti. Karena tugas kalian hanyalah, ikuti saja peraturan yang sudah ada. Dan khusus untuk anak-anak yang mendapat lencana perak, sebelum pembagian kamar nanti, kalian bisa mengecek nama kalian tepatnya berada di kelas mana, pada mading utama yang terletak tepat di depan aula ini. Mengerti?"

"Mengerti, Pak." Semua menyahut panjang pada kata terakhir.

"Baiklah kalau begitu. Sambutan berikutnya akan disampaikan oleh Kepala Asrama. Orang yang paling saya percaya untuk mengelola asrama ini. Silakan Pak Yudis," ucap Martin mempersilakan.

🎯

Dengan iringan suara ketukan heels setinggi 12 cm, seorang wanita berjalan menggiring anak-anak kelas Anathema sampai ke lantai paling atas asrama. "Di sini satu kamar bisa berisi 3 sampai 4 orang, karena semua sudah terbagi sesuai dengan sistem yang ada. Dan untuk mengetahui di mana tepatnya nomor kamar kalian berada, semua akan terdeteksi melalui sinyal yang menyala secara otomatis pada ID Card kalian."

"Hah? Gimana, Bu?" Ryan, salah satu di antara sekian siswa Anathema bertanya spontan, lantaran kebingungannya.

Wanita itu berdecak. Namanya Jessica Anastasia. Satu-satunya guru yang paling tidak suka mengulangi apa yang telah diucapkannya. Sehingga kini alih-alih menjawab, ia langsung mengambil alih ID Card milik Ryan. Menelentangkannya, lantas tiba-tiba kartu itu menyala dengan cahaya berwarna biru, dan mengeluarkan suara perempuan, "Deteksi! Aryan Estungkara, Kelas Anathema, Nomor Kamar 411."

"Woahh!" Mulut Ryan membulat sempurna.

Bu Jessica tersenyum. Kemudian memberikan kembali ID Card tersebut, yang langsung ditatap takjub oleh sang pemiliknya. "Yang lain boleh dicek masing-masing."

"Deteksi! Surinala Cita Nindya, Kelas Anathema, Nomor Kamar 454."

"Pantes aja gue sempet heran. ID Card macam apaan isinya Cuma foto, sama tempat tanggal lahir doang," gumam Nala, sambil memandangi ID Card-nya.

Sama seperti Ryan, yang lain juga terkejut. Cuma saja reaksi Ryan tadi itu terlalu berlebihan memang. Setelah semua mengetahui kamar masing-masing, Bu Jessica kembali berlalu meninggalkan anak-anak yang kemudian bergegas menuju kamar mereka yang telah ditentukan.

🎯

Kecuali satu orang, semua anak-anak Anathema sudah menghuni kamar mereka masing-masing. Dikarenakan tidak tahan untuk ke toilet, akhirnya satu anak itu tertinggal oleh Bu Jessica tanpa sadar. Bukan anak itu yang tidak sadar, melainkan Bu Jessica-nya. Anak itu tahu betul dirinya sudah ditinggal. Namun ia tidaklah risau. Semua sistem kartu yang telah Bu Jessica jelaskan pada anak-anak lain sebelum dirinya, sudah ia ketahui betul bagaimana fungsinya.

Sehingga saat ini, tanpa membutuhkan penjelasan lagi, ia pun menelentangkan ID Card miliknya.

"Deteksi! Catra Raynor Kastara, Kelas Anathema, Nomor Kamar 411."

Setelah mendapat informasi itu, Catra kembali mengantungi ID Card-nya. Berjalan menuju pintu kamar, yang terbuka dengan sendirinya setelah ia menempelkan ID Card-nya pada sebuah mesin kecil yang menempel di dinding sisi pintu. Namun baru satu langkah ia memijak, kedua kakinya sudah berdiam lagi saat melihat keadaan seisi kamarnya dan juga dua orang yang berada di sana.

Dua orang itu tampak sedang bermalas-malasan di ranjang mereka masing-masing. Yang satu sedang sibuk bermain ponsel, Kai. Sedangkan yang satunya lagi sedang sibuk mengeluar-ngeluarkan isi bawaannya dari dalam koper dan tas besar, yang menjadikan sekelilingnya terdapat banyak baju dan barang-barang berserakan. Ryan.

Catra terbengong sesaat, namun kemudian mengucap ketus, "Ini kamar atau kandang babi, sih?"

🎯

"Kau tidak perlu melakukan apa-apa jika mencintaiku. Cukuplah menetap bersamaku sampai selamanya." Seorang perempuan berucap pada laki-laki yang mengenakan setelan jas rapi.

"Aku tidak bisa melakukan itu," jawab sang lelaki.

Si Wanita menangis. "Kenapa?"

"Penyakitku akan membawaku suatu saat nanti. Aku harap kau akan terbiasa tanpaku."

Tak lama terdengar suara seseorang menangis, di hadapan layar laptopnya yang menyala dan menayangkan sebuah serial Drama Korea dengan terjemahan Bahasa Indonesia.

Hira menghampirinya. "Kamu kenapa nangis, Sal?"

"Gimana gue nggak nangis?! Ini dramanya sedih banget, dong! Naega eotthokke?" timpal Salsa yang malah semakin emosional.

Sehingga Hira pun menanggapinya dengan anggukan mengerti saja. Mengerti dengan baik akan sikap teman sekamar yang baru dikenalnya hari ini.

"Ra, kapan, ya, gue jadi pemeran utama drama korea kayak cewek itu? Nggak usah neko-neko, deh. Cukup di drama Goblin aja gue udah seneng banget, kok. Tinggal sama Dong Wook dan Gong Yoo-Ahjussi."

Nirwana Salsabila. Di antara sekian juta manusia yang menyukai Drama Korea, Salsa adalah salah satunya. Dengan memiliki hobi menonton serial drama romantis pun tak kunjung membuatnya selalu berangan-angan untuk menjadi pemeran utama perempuan serial drama yang paling disukainya, Goblin, yang dalam peran itu sang perempuan tinggal bersama dua laki-laki tampan yang tidak lain adalah Dong Wook dan Gong Yoo.

"Suatu saat kamu pasti bisa. Berdoa aja." Hira terkekeh kecil.

"Aw! Apaan, tuh?"

Di tengah-tengah obrolan Hira dan Salsa, tiba-tiba saja Nala memekik, membuat mereka berdua menoleh. "Lo kenapa, Nal?" tanya Salsa.

"Tahu, apaan, sih, itu kayak ada yang ngegigit kaki gue."

Tidak jauh dari kaki Nala, tidak sengaja Hira menangkap bayangan seseorang di kolong meja belajar yang kursinya Nala duduki. Bayangan itu tampak terkekeh dengan sebelah tangan memegang sebuah peniti yang terbuka.

"Pantes aja. Kamu lihat di kolong meja kamu, tuh, Nal."

"Hah?" Nala segera membungkuk. "Elleanor Safiraaaaaa!!!"

===

Be Continued...

a/n: huuu, setelah sekian lama akhirnya bisa nulis ini juga:')

LANJUT GAK NI??? AYO, KOMEN YG BWANYAKKK!!!

Continue Reading

You'll Also Like

459K 46.7K 47
Rasa sakit menjadi alarm atau penanda bagi kita bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Ia memberikan sinyal kepada kita untuk lebih peduli atau mul...
391K 22.7K 72
⚠️ Update Setiap Hari ⚠️ [ Jangan lupa follow sebelum baca! ] --- Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari saha...
1.7M 85.7K 60
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
4.7M 200K 50
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...