Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.6M 216K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️33❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️40❄️
❄️41❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️46❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️53❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️58❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️39❄️

31.3K 2.5K 219
By Iyouyaa

Happy Reading...







Comment






Follow






Share





Vote

❄️❄️❄️

Cahaya matahari mulai bersinar dan masuk kedalam celah-celah jendela yang terbuka. Kyra menarik selimutnya guna menutupi cahaya yang menimpa wajahnya. Beberapa detik kemudian, ia teringat akan kembali ke Academy.

"Arrghhhhh baiklah-baiklah" Ia menyibak selimut dan berusaha untuk membuka matanya.

"Eh" Ketika Kyra hendak berdiri ia memegang luka diperutnya. "Wah sudah sembuh?"

Ia berusaha berdiri, dan luka tersebut sudah tidak terasa sakit lagi.

"Aku harus berterimakasih pada Kak Ezra dan juga Adele" Ucap Kyra sambil melompat-lompat kegirangan.

Ia masuk kedalam kamar mandi dalam kondisi masih melompat dan berlari-lari kecil.

Setelah berendam dan membersihkan dirinya, kini Kyra sudah siap dengan seragam Academy Fredella dengan jubah silver yang menari mengikuti gerakan tubuhnya.

Rambutnya ia gelung sembarang keatas, dengan beberapa helai rambut ia biarkan tergerai.

"Aku lebih menyukai seragam ini daripada gaun yang menyusahkan itu" Gumam Kyra.

Tak berapa lama, seseorang mengetuk pintu kamar Kyra dan membuyarkan lamunannya.

"Ya masuk" Jawab Kyra.

"Dek kau sudah bangun?"

"Kelihatannya?" Kyra menaikkan sebelah alisnya.

Arion menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ayo kita sarapan, Papah dan Mamah sudah menunggu kita di Academy"

"Baik kak" Kyra berdiri dari duduknya. "Eh sudah sembuh?" Tanya Arion bingung.

"Ya berkat Adele dan kakaknya" Kyra berjalan menuju lemari dan mengambil barang bawaannya.

"Biar Kakak yang bawakan" Arion mengambilnya dari tangan Kyra. "Kakak harus berterimakasih pada kakak beradik itu"

Seketika itu Kyra teringat dengan Adele yang menyukai Arion. Dimana ada Arion, diam-diam Adele selalu memperhatikannya.

Walau Adele hanya mengakui sekadar menyukainya, namun Kyra dapat mengetahui ada perasaan lebih dari kata suka tersebut.

"Kak bagaimana dengan Adele?" Celetuk Kyra.

"Dia sedang menemani Leta berkeliling kerajaan ini"

Kyra mendengus kesal. "Maksudku, apa yang kakak lihat dari Adele? Dia cantik bukan? Apalagi dengan rambut biru muda miliknya".

Arion berhenti sejenak. "Ya tentu saja dia cantik" Ia tersenyum.

"Lalu apa ada gadis yang kakak sukai?"

Arion melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Kyra, ia meninggalkan Kyra dibelakang begitu saja.

"Ish". Kyra mengejar Arion dan berhasil mensejajarkan langkahnya. "Kak?"

"Iya?" Tanya balik Arion.

Kyra menarik nafas dan menghembuskan nya kesal. "Apakah ada gadis yang kakak sukai?" Ulang Kyra.

Arion kembali berhenti dan menoleh ke arah Kyra. "Tentu saja ada, kakak kan lelaki normal" Ia terkekeh dan berlalu begitu saja.

Kyra mengejar kakaknya lagi. "Siapa gadis itu?"

"Cepat atau lambat kau pasti mengetahuinya" Arion mengacak-acak rambut Kyra. "Kau tidak lapar? Pagi-pagi kau sudah bertanya yang aneh-aneh"

Kyra mengangguk antusias. "Tentu saja aku lapar, sangat lapar"

Mereka melanjutkan langkahnya dengan Kyra yang terus bergumam sendiri.

Aku mohon semoga ada coklat.
Aku sudah lama tidak memakannya.
Aku ingin coklat.

Arion terkekeh mendengar ocehan sang adik. Beberapa hari ini memang ia sudah lama tidak bertemu dengan seseorang yang bernama Coklat.

Pengawal yang berjaga didepan pintu menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Kedua kakak beradik itu.

Kyra menghampiri Ezra yang tengah mengobrol dengan Aiden dan Juga Kenzie. "Kak Ezra dimana Adele dan Leta?"

"Ah mereka sedang menuju kemari" Jawab Ezra. "Bagaimana kondisi mu?"

"Sudah sangat baik, terimakasih banyak". Ezra mengangguk dan tersenyum hangat.

"Bagaimana keadaan mu Aiden?" Tanya Kyra. Tanpa sadar Aiden yang tengah meminum air tersedak hingga ia terbatuk-batuk.

"Eh eh kau tidak apa-apa?" Ezra memukul-mukul pelan punggung Aiden.

"Ya hanya tersedak sedikit".

Kenzie memutar bola matanya. "Ckk."

Aiden melirik Kenzie yang berdecak kesal, dan tersenyum miring. "Aku sudah sangat baik, bahkan aku sudah tidak memakai kursi bantu lagi. Terimakasih sudah mencemaskan ku, dan lain kali aku akan ajak kau makan es krim lagi".

Mendengar kata Es krim, Kyra mengangguk antusias.

Pintu terbuka dan muncul dua gadis yang Kyra tunggu-tunggu. "Kalian kemana saja?"

"Kami habis berkeliling sebelum berangkat ke Academy" Kyra menghampiri mereka berdua. "Wah kau sudah bisa berjalan? Healing ku memang terbaik" Ucap Adele bangga.

Ezra memutar bola matanya malas, ia hanya berdiam diri. Ini masih pagi, ia tak mau membuat kacau karena perkelahian antar kakak beradik, pikir nya.

"Terimakasih banyak sudah menyembuhkan ku" Kyra tersenyum tulus. "Tak masalah, kita kan sahabat" Adele tersenyum lebar.

"Ayo kita mulai sarapan nya" Ujar Arion.

"Dimana Mr. Devan?" Tanya Leta.

"Sepertinya dia masih ada urusan" Jawab Arion. Semuanya lantas memulai sarapan mereka lebih dulu.

Selang beberapa menit, pintu terbuka dan munculah Mr. Devan dengan seragam khas seorang guru Academy dengan jubah panjangnya yang berwarna merah.

"Selamat pagi" Ucapnya sembari menundukkan diri.

"Selamat pagi" Jawab mereka serempak.

"Wah kalian begitu bersemangat untuk kembali ke Academy"

Mereka tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Habiskan sarapan kalian, setelah ini kita akan langsung berangkat ke Academy"

Mata Kyra terus celingukan mencari keberadaan coklat yang ia inginkan. Matanya menangkap bola-bola coklat didekat Kenzie.

Kenzie yang menyadari itu tersenyum samar, dan sengaja untuk memakan satu demi satu bola-bola coklat itu.

Kyra menganga dan menatap nya tak berkedip. Ia menginginkan coklat itu, membuatnya memberanikan diri untuk meminta pada Kenzie.

"Aku ingin bola-bola coklat itu!" Kata Kyra datar.

"Bisakah kau memintanya dengan cara yang halus?" Balas Kenzie tak kalah datar.

Kyra mengumpat dalam hati. "Ckk. Baiklah, bolehkah aku meminta bola-bola coklat itu?"

"Tidak" Jawab Kenzie cepat sembari memasukkan coklat kedalam mulutnya.

"Leta apa masih ada di dapur?" Kyra beralih menatap Leta.

"Aku tidak___"

"Tidak ada, bola-bola coklat ini aku yang membuatnya sendiri" Potong Kenzie cepat.

Mata Kyra meredup seketika. "Baiklah tidak apa-apa" Jawabannya pelan.

Kenzie berdiri dan membawa bola-bola coklat itu kearah Kyra.

"Makanlah" Setelah mengucapkan kata itu, Kenzie berlalu begitu saja meninggalkan ruang makan.

Kyra menatap nya bingung, namun ia menghiraukannya, karena akhirnya ia dapat bertemu dengan sosok Coklat yang ia inginkan.

Beberapa menit sudah berlalu, sarapan mereka sudah habis, bahkan bola-bola coklat yang diberikan oleh Kenzie sudah Kyra habiskan dengan cepat.

"Mari ke aula" Mr. Devan berjalan didepan, diikuti oleh yang lainnya.

Sesampainya di aula, ternyata Kenzie sudah berada di sana sedari tadi menunggu mereka menyelesaikan sarapannya.

Raja Fabastiano dan Ratu Safira memasuki aula dengan penuh wibawa. "Kalian akan berangkat saat ini juga?"

Mereka menundukkan kepalanya. "Iya Ratu, Mr. Gavin sudah menunggu kami di Academy"

"Berhati-hatilah. Apalagi untuk mu Kyra" Ucap Raja Fabastiano.

Kyra mengangguk dan tersenyum sopan.

"Kenzie jaga adikmu" Ratu Safira mengelus rambut Leta.

"Tentu saja aku akan menjaganya" Balas Kenzie.

"Kalau begitu, kami permisi Raja Fabastiano, Ratu Safira. Terimakasih atas semuanya. Salam hormat kami pada Raja dan Ratu Feodore" Mereka menundukkan kepalanya serempak.

"Sudah siap semuanya?" Tanya Mr. Devan. Mereka mengangguk. "Mari kembali ke Academy"

Angin berhembus pelan menandakan semuanya sudah berlalu dengan teleportasi mereka.

❄️❄️❄️

Beberapa detik kemudian, Mr. Devan dan para muridnya sudah sampai tepat didepan gerbang Academy.

"Wah beberapa hari kita pergi, aku tak menyangka Academy akan berubah seperti ini"

Memang Academy melakukan beberapa perbaikan, dan ketika hampir selesai, para Sheith menyerang membuat Mr. Gavin harus melakukan renovasi lagi.

Dan sekarang, Academy ini sangat kokoh dan megah. Gerbang Academy nya saja kini menjulang sangat tinggi.

"Mari kita masuk, sepertinya semua orang sudah berkumpul di aula". Mereka mengikuti Mr. Devan dari belakang.

"Kenapa semua orang berkumpul di aula?" Celetuk Ezra.

"Seperti yang saya katakan, ada hal penting yang akan dibicarakan oleh Mr. Devan"

Disepanjang jalan, mata mereka tak berhenti menatap ke seluruh penjuru Academy. Hingga tak terasa, kini mereka sudah berada di depan pintu aula.

Pintu Aula terbuka secara otomatis dan memperlihatkan ruangan aula yang dulunya luas kini berubah menjadi sangat luas.

Dan seperti yang Mr. Devan katakan, semuanya sudah berkumpul di aula. Tetapi acaranya masih belum dimulai.

Semua mata menuju kearah Mr. Devan dan yang lainnya. Menatap satu persatu sosok yang beberapa hari tidak mereka lihat.

"Kalian tunggu disini, saya akan bergabung dengan para guru-guru" Titah Mr. Devan.

"Baik" Balas mereka serempak.

Kyra merasa risih karena semua mata terus tertuju pada mereka. Kerena posisi mereka berada dibelakang, Kyra menyenderkan tubuhnya pada dinding, dengan tangannya yang bersedekap di dada.

"Sembari menunggu acara dimulai, bagaimana jika kita menyimpan barang bawaan lebih dulu?" Arion mengangkat barang bawaan miliknya dan juga milik Kyra.

"Ah kau benar"

"Kau tunggu saja disini Dek, kakak yang akan menyimpan barang bawaan milikmu"

"Terimakasih kak"

Semuanya lantas beranjak ke kamar masing-masing kecuali Kyra tentunya.

Nampak ketika yang lainnya pergi, kini tinggal Kyra sendiri. Namun ada beberapa orang yang tetap memperhatikannya.

Karena risih, Kyra memejamkan matanya dengan posisi yang masih menyenderkan tubuhnya pada dinding.

Terdengar suara langkah kaki mendekat dari depan. Kyra sudah tau siapa yang menghampirinya.

"Ada apa?" Tanya Kyra lebih dulu yang masih dalam keadaan memejamkan matanya.

"Ckk. Masih bertanya ada apa? Ah senang bukan karena bisa berlibur dengan para pangeran?" Ujar Felysia.

Kini semua orang yang berada di aula memperhatikan kearah Kyra lebih tepatnya kearah keributan ini.

"Menurut kalian?" Tanya Kyra dingin.

"Harusnya hari itu kami bisa bersama para pangeran, pasti kau yang menyuruh para pangeran untuk meninggalkan kami di taman Bunga waktu itu kan?" Tuduh Arshinta.

Kyra tersenyum miring mengingat cerita itu. "Pergilah, aku tidak mau membuat keributan di pagi ini"

Felysia mengeraskan rahangnya kesal. Ia mendekat kearah Kyra yang tengah memejamkan mata. "Jika ada yang berbicara lihatlah wajahnya, jangan memejamkan mata seperti itu. Dasar pengecut!"

Felysia terus mengikis jarak antara dia dan Kyra, hingga matanya saling berhadapan dengan mata Kyra yang terpejam. "Atau akan ku buat buta saja kedua matamu?" Sambungnya.

Kyra tersenyum sinis, ia membuka matanya memperlihatkan manik mata silver bergradiasi warna gold miliknya.

Felysia nampak mundur beberapa langkah karena bertatapan dengan mata Kyra yang terlihat indah namun menakutkan disaat yang bersamaan.

"Ada apa?" Kyra menaikkan sebelah alisnya. "Kau takut? Ckk."

Kini giliran Kyra yang mendekati Felysia. Satu langkah demi satu langkah hingga Kyra saling berhadapan dengan mata Felysia.

Felysia menguatkan hatinya untuk tidak melangkah mundur sama sekali. Ia mencoba berani menatap Kyra.

Kyra tertawa kecil, ia semakin mendekat kearah Felysia hingga antara badan mereka hanya tersisa beberapa senti saja.

"Kau takut?" Kyra melirik kearah teman-teman Felysia yang hendak membantu, namun terlambat. Kyra sudah membuat penghalang berupa petir-petir yang bercampur angin dan berputar mengelilingi keduanya.

Felysia mundur beberapa langkah hingga tubuhnya hampir bersentuhan dengan penghalang yang dibuat Kyra.

"Aku tidak takut pada mu!" Balas Felysia.

"Lalu kenapa kau bergerak mundur seperti itu?" Kyra semakin berucap dingin.

Kyra mengeluarkan element air dan membentuknya seperti sebuah tangan. Ia menggerakkan tangan air itu untuk mengelus rambut Felysia, hal itu membuat rambut nya basah kuyup.

"Sudah kukatakan jika aku tidak mau membuat keributan di pagi yang indah ini, namun kau menghiraukan ku" Kyra tertawa kecil.

Arion, Kenzie, Aiden dan juga Ezra yang baru tiba di aula langsung tercengang melihat keadaan Felysia yang terpojok oleh Kyra.

"Tidak-tidak! Tidak lagi! Jangan bangunkan sisi lain Kyra!" Arion berlari ke arah Kyra.

"Queen kendalikan dirimu!" Ucap Arion.

Kyra yang masih sadar dan mendengar perkataan Arion, lantas memejamkan matanya pelan dan menghembuskan nafasnya kasar.

Element air nya telah menghilang, namun penghalangnya masih belum menghilang.

"Yah tidak jadi bermain deh" Kyra tersenyum manis. "Mungkin lain kali ya"

Penghalang yang Kyra buat sudah lenyap bersamaan ia yang berbalik kebelakang ketempat semula.

Kini giliran Arion yang menghampiri Felysia dan teman-temannya itu. "Sudah kukatakan dulu, jangan ganggu adik ku lagi, kalian sangat pembangkang ternyata"

Setelah mengatakan itu, Arion berbalik dan menyusul Kyra.

❄️❄️❄️














Huwaaaaa sibuk sama kehidupan Real Lifeಥ‿ಥ

Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁
See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 358K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
177K 11.3K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
208K 529 20
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
856K 75.1K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...