✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS...

By J_Ra21

144K 15K 2.4K

Kisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal ber... More

Prologue : Min Yoongi
Prologue : Nara Jang
01. Jenga Game
02. Sketsa
03. B*tches!
04. Diarrhea
06. Love Delivery
07. About Stories
08. Run & Hide
09. Nightmare
10. Drunk
11. Willkommen!
12. Neuer Freund
13. Ich Liebe Dich 🔞
14. Ich Liebe Dich Pt.2
15. Die Ex
16. Herzgebrochen
17. Der Streit
18. Das Treffen
19. Good Bye, Berlin!
20. Tired
21. New Parasite
22. Chimchim Park
23. Chimchim Park Pt.2
24. Meet Again
25. Ich Liebe Dich Pt.3
26. Saviour
27. Liar
28. Doubt
29. Move
30. Missing U
31. Mine
32. Gone Girl
Jamais vu Sequel
33. Little Girl
34. Drive Home
35. Find You
36. Find You Pt.2
37. Nara's Story
38. Permission
39. Rain In The Room
40. Kissing Bread
41. Going To Campsite
42. Happy Fish Day
43. Married?
44. Heartache
45. Arguing
46. Surprise
47. Daddy?
48. Yoongi Stories
Cerita baru
49. Take You Back (End)

05. Transfer

2.6K 266 16
By J_Ra21

Malam sabtu ini Seoul di guyur hujan. Tak lebat, tapi cukup membuat setiap orang merasa kedinginan.

Seperti Yoongi yang kini tengah berkutat dengan tugas kuliahnya.

Di dalam kamar, ia mengenakan pajamas kotak-kotak lengkap dengan hoodie tebal juga kaus kaki. Duduk di tengah-tengah ranjang, fokus dengan laptop dan berkas-berkas yang sudah memenuhi seluruh kasurnya.

Ia sudah menyalakan penghangat ruangan, tapi tubuhnya masih merasa dingin dan linu. Mungkin karena kondisi tubuhnya yang juga sedang tidak baik, jadi penghangat ruangan dan pakaian hangat tidak terlalu berpengaruh.

Akhir-akhir ini kondisi cuaca memang sedang tidak menentu. Kadang panas, kadang juga hujan. Jadi tak heran, jika banyak orang yang terserang penyakit. Seperti Yoongi yang kini terserang flu.

Demam, batuk, pusing, hingga hidung mampet sudah ia rasakan selama empat hari ini. Tapi ia tetap enggan untuk pergi ke dokter. Yoongi pikir, dengan banyak istirahat dan minum air putih saja bisa membuat penyakitnya itu pergi dengan sendirinya.

Saat dirinya tengah sibuk dengan laptopnya. Suara dari kunci digital password tertangkap oleh indera pendengarannya. Tapi Yoongi sepertinya tidak terganggu, terlihat jelas dari muka datar dan tak pedulinya.

"Yoongi!"

Suara dari seorang gadis kini memenuhi ruangan apartemen dengan jenis convertible tersebut.

"Yoongi!"

"Aku disini, kau tidak perlu berteriak seperti itu. Kau membuat kepalaku tambah sakit!"

Nara, gadis itu menyembulkan kepalanya dibalik pintu memberikan cengiran kudanya, malu.

"Kau masih demam?" Gadis yang masih setia memakai seragam kafe itu menaiki ranjang, menyibak rambut Yoongi yang menutupi keningnya.

Telapak tangannya ia bolak balikkan, merasakan suhu tubuh Yoongi dengan teliti.

"Badanmu masih panas. Kita ke dokter saja, ya?"

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa bagaimana? Badanmu panas, suaramu serak, terus tadi kau bilang kepalamu sakit. Ini sudah hampir satu minggu, Yoon. Dan sekarang kau bilang tidak apa-apa?"

Yoongi membuang napasnya kasar, menyimpan laptop yang sedari tadi ada dipangkuannya dan beralih memandang Nara yang kini menatapnya kesal.

"Kau bisa tidak, jangan cerewet? Kupingku sakit terus menerus mendengar ocehanmu."

"Nah! Sekarang kau bilang kupingmu juga sakit. Jadi, ayo ... kita ke dokter."

Nara menarik manja lengan hoodie abu-abu milik Yoongi. Bersi keras membujuk pria tersebut untuk pergi ke dokter.

"Demi Tuhan, Nara. Aku tidak apa-apa. Daripada kau disini dan menggangguku, lebih baik kau buatkan aku sesuatu. Minuman atau apalah yang bisa membuatku sedikit bertenaga."

Nara pun mengangguk lemas, menyerah. Yoongi itu, jika apa yang ia katakannya begitu ya begitu. Keras kepala, tidak bisa diganggu gugat.

Gadis itu pergi meninggalkan Yoongi yang kembali fokus pada tugas-tugasnya.

Nara pergi menuju dapur, membuka kabinet atas yang biasa menjadi tempat penyimpanan bahan makanan kering. Tapi tak ada apa-apa. Hanya ada beberapa cup ramyun, satu toples berisi kopi dan beberapa stock teh celup.

Dia baru ingat, jika Yoongi sudah hampir seminggu sakit. Dan Yoongi sudah 4 hari tidak keluar rumah, itu artinya stock bahan-bahan makanan belum sempat Yoongi belanjakan.

Ya, selama ini yang selalu membeli bahan makanan adalah Yoongi. Karena Nara tak pernah punya uang untuk membelinya.

Kalian pasti bertanya-tanya, uang Nara selama 3 tahun bekerja ini di kemanakan?

Kalian ingat jika Nara ini punya paman dan bibi di Ilsan? Nah, uang itu selalu ia transfer-kan pada paman dan bibinya yang punya hutang besar pada rentenir. Setidaknya Nara ingin membalas budi pada mereka yang sudah mengurusnya sejak orang tuanya meninggal dunia.

Dan Yoongi tidak tahu apa-apa tentang itu semua. Yang Yoongi tahu, gaji Nara selalu di potong karena keteledoran Nara saat bekerja. Itulah yang sering Nara bilang pada Yoongi. Padahal kenyataannya tidak. Lagipula tidak mungkin jika Nara sesering itu membuat kesalahan tapi ia tetap dipertahankan.

Kenapa Nara merahasiakannya pada Yoongi? Karena dia takut jika Yoongi akan membayar semua hutang paman dan bibinya. Padahal semua itu salah pamannya sendiri yang selalu bermain judi.

Yoongi itu memang terlihat dingin dan kasar pada Nara. Tapi sebenarnya, Yoongi sangat menyayanginya. Ia tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada gadis tersebut.

Kembali lagi pada Nara yang masih termenung di area dapur. Ia sedang berpikir akan membuatkan makanan apa untuk Yoongi. Jadi ia memilih mencari jawabannya di situs never. Jemarinya itu lihai menelusuri artikel-artikel kesehatan dan akhirnya menemukan salah satu minuman untuk meredakan sakit flu.

Teh madu dan lemon.

Ia memilih minuman itu untuk diberikan pada Yoongi. Buru-buru ia menyipkan air teh, madu juga lemon yang untungnya masih tersisa di dalam kulkas lalu meraciknya hingga ketiga bahan tersebut bersatu menjadi sebuah minuman hangat.

Nara kembali menuju kamar seraya membawa minuman racikannya, mendapati Yoongi yang masih saja tekun dengan tugas-tugasnya.

"Bisa kau matikan dulu laptopmu?"

Yoongi pun menyimpan kembali laptopnya. Menerima gelas yang Nara berikan padanya.

"Apa ini?"

"Teh madu dan lemon. Hebat, kan aku ini?" Nara menaik turunkan alisnya, meminta pujian dari Yoongi.

"Pasti kau mencarinya di situs never, kan?" Yoongi mulai menyeruput teh hangatnya secara perlahan.

"Ck ... setidaknya aku sudah berusaha," ucapnya mulai kesal.

"Kenapa kau yang sakit sih? Kenapa bukan aku saja?"

Yoongi menaikkan satu alisnya, menatap Nara yang kini terlihat menunduk dengan tatapan sendu.

"Apa maksudmu?"

"Iya, seharusnya aku saja yang sakit. Kalau kau sakit, bahan makanan di dapur jadi kosong, kau juga pasti tidak bisa bekerja. Terus kau mau dapat uang dari mana?"

Yoongi memutar bola matanya jengah. Dia kira Nara benar-benar peduli padanya, ternyata Nara hanya peduli dengan stock makanan juga uang di dompetnya.

"Benar, kenapa Tuhan tidak membiarkanmu saja yang sakit." Yoongi menyimpan gelas teh pada nakas dan kembali mengambil laptopnya.

Nara bergeming seperti memikirkan sesuatu.

Lalu tak lama, ia menjentikan jarinya sebelum berkata, "bagaimana jika kau memindahkan penyakitmu itu padaku?"

Kembali, Yoongi menatap Nara dengan heran. Tak mengerti dengan ide-ide gila yang keluar dari kepala gadis itu.

"Bagaimana caranya?"

Nara kembali berpikir, lalu ingat apa yang pernah dikatakan Sujeong dulu padanya.

Jadi Nara membereskan kertas-kertas yang berserakan di kasur, mengambil alih laptop Yoongi dan menyimpannya di nakas. Lalu ia kembali ke ranjang dan berakhir dengan mengambil selimut, membungkus tubuhnya juga Yoongi di satu selimut yang sama.

Yoongi diam, ia hanya bisa pasrah melihat Nara yang kini duduk di sampingnya dengan dikemuli oleh selimut.

Mereka berdua terdiam hingga hening menyelimuti, hanya suara gerimis dari luar yang menemani diamnya mereka.

"Kau ini sedang apa sih?"

Nara menaruh jari telunjuknya pada bibir tengah Yoongi. "Diam, Sujeong bilang jika kita lama bersentuhan dengan orang sakit maka penyakit itu akan menular pada kita dan orang sakit itu akan cepat sembuh."

"Dan kau percaya itu?"

"Mindset ... kau harus percaya dulu baru mindset itu akan bekerja."

Yoongi hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Lalu tiba-tiba tubuh Nara begerak mencoba lebih berdekatan dengan Yoongi. Bahkan tangannya kini sudah melingkar memeluk tubuh panas pria tersebut.

"Sekarang apa?"

"Agar penyakitnya lebih cepat menular tubuh kita harus bersentuhan. Ayo peluk aku."

Yoongi hanya menuruti perintah Nara. Ia memeluk tubuh kecil itu, menyimpan dagu bulatnya pada pucuk kepala Nara.

"Badanmu panas sekali, Yoon."

"Kau tidak nyaman? Kau mau melepasnya?"

Nara menggeleng cepat dan malah mempererat pelukannya.

Cukup lama mereka berpelukan, tapi tak ada yang terjadi sehingga Nara melepasnya dan kembali berpikir.

"Sudahlah, tak akan berhasil."

Yoongi mulai membuka belenggu selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Tapi tak semudah itu, karena Nara yang menahannya.

"Aku tahu! Seharusnya bagian tubuh paling sensitif yang bisa menularkannya."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

Nara buru-buru menangkup kedua pipi Yoongi, mendekatkan wajahnya menuju bibir pucat nan menggoda itu.

"Ya! Ya! Tunggu ...."

Tak mau berbasa basi lagi, Nara langsung saja menempelkan bibir ranumnya, membuat Yoongi tak bisa melanjutkan kalimatnya.

Bibir Yoongi mengatup, tak mau membalas ciuman lembut yang dimainkan oleh Nara. Karena dia takut gadisnya ini tertular penyakitnya.

Selama itu pula Nara tak kunjung mendapat balasan dari Yoongi. Tapi ia tak peduli dan terus melumat bibir candu itu.

Keadaan jantung Yoongi kini memompa dengan cepat. Kepalanya yang sakit kini terasa ringan seperti melayang ke udara, hidungnya yang tersumbat itu perlahan bisa menghirup udara kamar dan tubuhnya semakin terasa panas.

Perlahan dengan spontan, tangannya yang sedari tadi menahan tubuh pada kasur kini bergerak menarik pinggang kecil Nara, menyuruhnya mendekat. Lalu tangan satunya lagi menarik tengkuk gadis itu agar bisa memperdalam ciuman mereka.

Setelah beberapa lama ia menahan, akhirnya Yoongi pun menyerah. Ia mulai membalas lumatan-lumatan kecil dari bibir Nara. Saliva mereka pun kini bersatu hingga suara desahan-desahan lembut melesat dengan bebas pada bibir keduanya.

"Hatchii!!"

Yoongi terperanjat, mengusapi bibirnya yang sudah basah karena ciuman tadi.

Sedangkan Nara hanya mengerjapkan mata beberapa kali setelah bersin yang lolos dari mulutnya.

Yoongi hanya tersenyum malu sambil menunduk.

"Sepertinya kau berhasil mentransferkan penyakitmu itu padaku."

Yoongi kembali menengadah, melihat Nara yang kini juga ikut tersenyum padanya.

Yoongi menarik kepala Nara untuk menyatukan dahi dan hidung mereka. Lalu menggeleng pelan karena saking gemasnya.

"Kenapa kau bodoh sekali sih?"

.
.
.
.
.

Awww ... nih dikasih yang sweet sweetnya ... seneng pan? Harus dooong..

Berapa kadar kesayangan kalian sama couple ini ges?? Kalo aku sih udah pasti 10000000000000000%

Jangan lupa voment gais, trus buat readers baru yang belum follow cepetan follow, biar gak telat dapet notifnya. Dan jangan lupa simpen di list kalian.. see yaaa 😘😘

💕💕💕

J_Ra





Continue Reading

You'll Also Like

84.7K 9.2K 10
𑁍┊Complete ˎˊ˗ ❝Bagaimana kalau ku ajari cara membina rumah tangga yang baik dan benar?❞ -Min Yoongi.
291K 30.8K 46
"Kalo mau lewat sini, lo mesti kasih id line lo ke gue" - SUGA #1 IN SHORT STORY [161008] - [170109] #711 FANFICTION Copyright 2016, choco-kim
7.8K 223 5
18+ di privat acak, please follow me before ^^ Sekeras apapun menahan yang pergi, pada akhirnya akan tetap pergi... Sekuat apapun menolak yang datan...
Camouflage By Lin

Fanfiction

200K 24.4K 45
[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari...