When Women Commanded (On Goin...

By womanwhowrites

67.1K 6.3K 318

Kyna Damara adalah anak perempuan satu-satunya Hardjanto Damara, seorang pengusaha Indonesia yang bisnisnya b... More

PROLOG
WWC - 1
WWC - 2
WWC - 3
WWC - 4
WWC - 5
WWC - 6
WWC - 7
WWC - 8
WWC - 9
WWC - 10
WWC - 11
WWC - 13
WWC - 14
WWC - 15
WWC - 16
WWC - 17

WWC - 12

2.7K 289 23
By womanwhowrites

Hallooooooo...
ABRAM and KYNA are back. I KNOW YOU GUYS MISS THEM! Now enjoy this new part!
Don't forget to vote and comment! I love you.

Twitter: @ad_raharjo
Playlist: Closer - The Chainsmokers ft Halsey

____

"Ada apa lo minta gue ke ruangan lo, Abram. Zachary.Tehandradja?" Kyna bertanya dengan penuh penekanan, "Seharusnya, sebagai sebuah penghormatan dan penghargaan, lo yang nyamperin gue. You're a man," sindirnya.

Abram membalas, "Bisa gue jelas—"

Kyna memotong ucapan Abram, "Harusnya lo juga paham kalau gue itu anak pemilik perusahaan dan VP candidate, which is posisi gue lebih tinggi dari lo, tapi lo malah nyuruh-nyuruh gue ke ruangan lo. Nggak sopan, Abram."

Abram menggelengkan kepala dan tertawa kecil. Ia lalu membalas ucapan Kyna, "Aduh, sorry ya, gue nggak ada maksud untuk bersikap nggak sopan sama lo. Gue cuma mau nawarin lo makan siang. Gue tau kalau lo belum makan. Gue tadi beli Hokben dengan tambahan egg chicken rolls. Nah, berhubung gue tau lo suka makan itu, ya gue mau berbagi sama lo—"

"Kalau lo niat berbagi harusnya lo anterin lah, nggak pakai nyuruh gue dateng ke ruangan lo," potong Kyna, "sok sultan banget!"

"Denger dulu... gue bukannya nggak mau nganterin, ini gue tadi abis nelpon Kalih bahas CSR perusahaan. Lo tau kan kalau kasus karhutla? Kita mau salurkan CSR di wilayah yang terkena dampak—"

Kyna mendesah, "Ya terus korelasi CSR dengan tawaran lunch buat gue apa? Lo kebiasaan nggak jelas ya..."

Abram berdiri dari duduknya, "Ya karena gue nelpon makanya gue nggak sempat anterin makanan ke ruangan lo. Paham? Bukan karena gue sok-sokan atau sengaja."

"Oke, makanannya mana?" pinta Kyna, "Gue mau makan di ruangan gue."

"Eittss... no no," Abram melambaikan tangannya, "lo makan di sini bareng sama gue dan kita diskusi tentang CSR."

"Astaga! Cuma CSR doang pakai diskusi. Tinggal minta acc Papa aja beres. Butuh dana berapa sih?"

"Coba duduk dulu..." Abram mengarahkan Kyna duduk di sofa ruang kerjanya, "yang gue bicarain nggak sesederhana itu—"

Kyna duduk di sofa sementara Abram membawakan makanan untuk mereka berdua. "Biar apa ya Bram libatin gue dalam hal kaya gini. Dari dulu-dulu program CSR kan sudah ada timnya. Bisa nggak lo fokus aja sama pekerjaan lo tanpa ikut campur sama tugas tim lain?"

"Ya ini kan tanggung jawab gue, Kyna. Termasuk tanggung jawab lo juga. Program itu nggak bisa berjalan kalau nggak ada persetujuan dari key people perusahaan," jelas Abram.

"Dan key people perusahaan adalah Papa, Om Nanta, Om Fadli, Tante Maria-"

"Lo dan gue," lanjut Abram.

Kyna menunjuk dirinya, "Gue?" tanyanya tidak percaya. Abram mengangguk. "It means, gue resmi jadi VP?" tersenyum.

"Belum. Kan lo belom dilantik. Cuma Pak Damara minta lo terlibat. Biar paham perusahaan kata beliau. Jelas sekarang?"

Kyna mendesah. "Cuma gitu doang? Gue telepon Papa lah abis gini. Capek gue Bram. Kita terlalu sering meeting dan diskusi. Pusing gue. Belom mikirin FF, sekarang lo suruh bahas CSR. Aduh Bram... lo kenapa nggak bisa sesekali jadi gentleman dan good companion yang bantu gue sih-"

"Lo mau gue melakukan apa?" potong Abram.

"Ya bantu meringankan beban kerja gue lah. Kalau lo tau rapat begini nggak urgent dan masih bisa lo handle tanpa kehadiran gue, just go on Bram. Keputusan apapun hasil meeting toh bakal gue iyain. Suara terbanyak, kan?"

Abram mengembuskan nafas kasar dan menimpali ucapan Kyna, "Nggak bisa seperti itu, Kyna. Sebagai penerus perusahaan dan sebentar lagi nama lo bercokol di Board of Directors, lo harus sepenuhnya paham dengan perusahaan. Lo nggak bisa ilang-ilangan gitu karena riskan untuk perusahaan. Lo harusnya bisa amanah—"

"Stop Bram! Gue nggak butuh ceramah lo ya. Kalau lo nggak mau bantu gue ya udah. Bilang nggak bisa! Jangan bertele-tele kayak perempuan yang bingung mau mandi atau keramas dulu." Abram tersenyum mendengar jawaban Kyna dan membatin, Kalau laki mah keramas dulu. Emang perempuan nggak?

"Oke, lo mau apa sekarang? Cepetan ngomong. Open discussion dimulai. Setengah jam. Itu sama dengan waktu gue menghabiskan makanan saat sedang ngobrol. To the point! Nggak usah omongin yang nggak penting. Gue mau ke ruangan gue. Di sini so manly dan bikin gue nggak nyaman dengan ambiensnya. Pa.Nas," sindir Kyna.

"Oke, kita mulai diskusinya. Lo bisa sambil makan kok," memberikan satu paket hokben berisi yakiniku dan eggs rolls pada Kyna. Tak lupa ia menyertakan chicken tofu, shrimp ball dan tambahan egg chicken rolls.

"Dan lo bakal ngomong selama gue makan?" tanya Kyna.

"Yups. You can go first. Ya giliran aja makannya. Gue ngomong, lo tanggepin, lo ngomong, gue tanggepin. Jadi, masing-masing bisa makan," jelas Abram.

Kyna tertawa hambar, "Ribet lo. Make it simple harusnya. Lo mau sambilan makan juga ngomong nggak apa-apa. Jangan nyiksa diri. Jangan bodoh."

Abram hanya tersenyum mendengar ucapan Kyna. "Nggak masalah. Gue tadi sempat makan maison ferrie kok. Jadi masih kenyang," balasnya.

"Terserah lo deh, Bram," timpal Kyna, "Ya udah cepetan ngomong!" perintahnya.

"Jadi, program CSR EBI bernama BANTU (Bantuan, Pembinaan dan Pemulihan, serta Pantau). Setelah ngobrol sama Kalih tadi, kita mendapatkan kesimpulan kalau program jangka pendek yang diberikan berupa peminjaman alat pemadam kebakaran. Kita kan punya dua damkar di Sumatera. Nah, itu bisa dipergunakan salah satunya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Opsi kedua yaitu memberikan bantuan berupa pengadaan air bersih, menyuplai masker yang proper bagi warga yang benar-benar terkena dampak, dan mengadakan fasilitas kesehatan darurat. Kita juga akan memberikan bantuan berupa uang untuk pemulihan," terang Abram dan Kyna mendengarkan dengan seksama.

"Itu kan program jangka pendek. Program jangka panjangnya bagaimana?" Kyna bertanya setelah menyesap minumannya.

"Gue belum ada ide," jawab Abram sambil cengir dan menggaruk kepala, "itu kenapa gue butuh masukan dari lo. So, your turn," katanya.

"Gue banget nih yang harus kasih ide?"

"Kan lo calon VP. Biasanya  VP itu lebih kreatif dan pengetahuannya lebih banyak," Abram memainkan kedua alisnya dan menggoda Kyna.

Kyna mendengus; menyelesaikan makannya; dan membalas Abram, "Lo pasti bercanda saat lo bilang nggak ada ide sama gue. Pasti ini akal-akalan lo aja, kan?"

"Nggak. Ya ampun suuzan banget sih lo, Na."

"Oke let's cut the crap. Gue kasih ide pembuatan arboretum(1), konservasi, dan restorasi(2)"

"Restorasi? Kenapa restorasi? Sementara EBI nggak punya tanggung jawab sebesar itu. Restorasi juga membutuhkan waktu yang lama, bukan? Dan pastinya butuh dana yang nggak sedikit."

Kyna mendengus dan menjawab, "Kata siapa EBI nggak punya tanggung jawab lingkungan yang besar? We have, Abram. Perusahaan kita bergerak di banyak lini, dari minerba, energi, real estate, hingga investment. Nggak punya perkebunan sawit bukan berarti kita nggak punya tanggung jawab. Malah, kita yang paling banyak bertanggung jawab."

"Ya tapi kasus karhutla bukan salah EBI, Kyna," Abram menjelaskan dengan penuh penekanan. "Gue tau maksud lo apa. Gue paham—"

"Lalu?" potong Kyna, "Lo minta saran gue untuk program jangka panjang CSR kita. Gue sudah kasih pandangan tapi seolah-olah ide gue terlalu berat untuk dijalani perusahaan. Padahal gue belom jelasin secara detailnya. Gue nggak paham kenapa lo ajak gue diskusi ketika lo menolak mende-—"

"Gue nggak nolak. Gue cuma bilang bukan sepenuhnya tanggung jawab EBI dan itu membutuhkan dana yang nggak sedikit. Do you get my point?"

"Yes, so, what?"

"Jelasin ide lo. Restorasi seperti apa yang lo maksud. Gue pengen dengerin pendapat lo. Gue nggak akan nyela ucapan lo kali ini. Just go on," sila Abram.

Nyebelin lo! Kyna membatin.

"To be honest, gue agak males bahas hal ini karena sejatinya kita punya tim yang cukup mumpuni untuk mengurus semuanya. Perusahaan kan bayar mereka. Kalau semua ide dari kita, mereka gabut dong," jelas Kyna dengan malas.

"I know, Kyna. Tapi gue pengen tau ide lo. Secara S2 lo kan Management Science. Stanford lagi. Kualitas anak Stanford dibandingkan dengan employees kita pasti beda," Abram coba membujuk Kyna.

Nggak ada hubungannya, Abram.

"Lo pikir anak MS bakal mikirin ide CSR?" sahut Kyna. Wanita itu seperti malas meladeni Abram, namun pria itu selalu tahu cara membalas ucapan Kyna. "Bukannya specialty lo tentang energy and environment? Sedikit tidak lo pernah baca dong terkait CSR."

"Ribet banget sih lo. Iya, iya..." geram Kyna.

"Nah, coba berikan pandangan lo terkait isu ini."

"Oke. Tapi sebelumnya gue mau tanya..."

"Apa?" sahut Abram.

"Pernah nggak sih lo berpikir kalau karhutla itu murni bencana alam yang disebabkan oleh perubahan musim dari hujan ke kemarau?"

Abram menggelengkan kepala dan menjawab, "Enggak."

"Hmm... biasanya lo pinter masalah beginian..." sindir Kyna.

"Kan gue hanya manusia biasa yang pengetahuannya juga terbatas kali, Na," balas Abram.

Kyna tertawa kecil, "Oke-oke, gue lanjutin. Jadi, sebenarnya kalau di evaluasi hampir semua daerah di Indonesia ketika musim kemarau kebakaran. Namun, beberapa daerah masih bisa 'resilience'(3) karena cadangan air dalam tanah masih banyak. Nah, karhutla yang parah terjadi karena alih fungsi lahan jadi perkebunan sawit. Seperti yang kita ketahui, sawit menyerap banyak air sehingga menyebabkan tanah menjadi kering dan lama-kelamaan membuat tanaman ikut juga kering. Sehingga, ketika kemarau dan musim angin kencang, tanaman yang kering ini bisa jadi salah penyebab kebakaran yang susah dikendalikan. Secanggih apapun teknologi, mau bikin hujan buatan sekalipun, tetap susah dikendalikan karena kebakaran ini skalanya cukup besar —lapangan. Satu-satunya cara untuk mengurangi kebakaran yaitu pengembalian lahan."

"Pengembalian lahan dalam arti restorasi?"

"Yaps, restorasi. Di sini, untuk mendukung proses-proses restorasi, perlu dilakukan pengurangan perkebunan sawit. Kemudian, cadangan air seperti bendungan diperbanyak. Selain itu, bagi daerah yang tanahnya tandus mulai ditanami tanaman yang kuat terhadap lahan kering, namun berbuah banyak. Contohnya, kersen dan pisang."

"Kenapa kersen dan pisang?"

"Karena kedua tanaman ini dapat mengundang avifauna atau dikenal dengan sebutan burung."

"Lalu hubungannya burung dengan tanah kering apa? I just don't understand," terang Abram.

Kyna menjawab, "Lo tentu tau kan kalau kotoran hewan itu mampu menyuburkan tanah?" Abram mengangguk paham, "Nah, hubungannya di situ. Burung makan buah yang dihasilkan kersen atau pisang; burung mengeluarkan kotoran; dan kotoran burung dapat menyuburkan tanah."

"Wow!" Abram terkesima dengan penjelasan Kyna.
"Is that you, Na? Gue nggak nyangka lo bisa menjelaskan dengan cukup detail..."

Lo pikir cuma lo yang pinter? Ujar Kyna dalam hati. Bokap gue sekolahin gue biar jadi pinter dan nggak dibegoin sama laki, khususnya lo.

"Oh ya gue lupa," Kyna menepuk dahi, "selain memanfaatkan tanaman dan hewan, hal yang bisa dilakukan untuk menyuburkan tanah adalah melalui pembuatan biopori(4) di daerah yang rawan kekeringan. Ibarat kata kalau di Game of Thrones terbiasa mendengar istilah 'winter is coming' di negara kita juga harus ada istilah 'summer is coming'."

"Lalu terkait konservasi bagaimana?" Abram menyahuti, "tadi lo juga mention konservasi. Sebagaimana yang gue tau, konservasi juga bisa jadi bagian dari restorasi. Correct me if I'm wrong," jelasnya.

"Lebih tepatnya bisa sejalan dengan restorasi. Contohnya saja, misalnya dulu lahan yang digunakan sebagai perkebunan adalah hutan konservasi, maka alangkah lebih baiknya kalau kegiatan restorasinya diarahkan menjadi hutan konservasi, bukan ke arah hutan produksi atau lindung."

"Alright, I got it," komentar Abram, "but I'm still curious about the conservation. Lo punya pandangan nggak konservasi apa yang mudah dan cepat dilakukan. Karena kalau dipikir-pikir, nunggu tanaman tumbuh itu pasti lama. It needs time, right? Menurut gue pribadi, kalau pemulihan lahan alias restorasi bisa dilakukan dengan cepat, kenapa memilih yang lama?"

"Well, gue paham maksud lo. Ya kalau dari gue pribadi sih bakal kasih saran konservasi reptil."

"Reptil? Maksudnya gimana?"

"Gue lupa tepatnya kapan, yang jelas gue pernah baca riset dari salah satu perusahaan Jerman, mereka coba melakukan konservasi reptil dengan memanfaatkan batuan. Batuan ditata sedemikian rupa dengan tujuan dijadikan sebagai habitat reptil. Kalau reptil tersedia, konsumen tingkat atasnya kemungkinan bisa tertarik, tetapi itu juga —lagi-lagi butuh waktu. Hanya saja, hal tersebut paling mudah dilakukan. Kita pun bisa menekan dana CSR. Lagipula, batu-batuan juga dapat mengundang serangga; dan biasanya serangga menjadi konsumen tingkat pertama."

"Lalu bagaimana dengan produsen? Untuk menarik serangga, otomatis membutuhkan tanaman, kan?"

"Iya tanaman, tetapi nggak harus pohon."

"So, it won't be that hard?"

"Exactly!"

Abram berdiri dari duduknya dan bertepuk tangan, "Great discussion, Kyna Damara," pujinya. "Gue nggak pernah membayangkan kalau lo bisa sedetail itu dalam menjelaskan—"

"Ya, dan lo pikir gue sekolah cuma buat gaya-gayaan?" timpal Kyna dengan sinis.

Abram tertawa, "Bukan gitu maksud gue. Ya nggak nyangka aja kalau lo bisa secerdas itu."

"Ya kalau gue lebih cerdas dari lo, gue sudah dapat nobel prize dan masuk Forbes 30 under 30 lah. Nggak perlu merendah untuk meninggi, Bram. Gue nggak suka," Kyna berkata dengan ketus.

"Ya ampun, suuzan mulu sih lo sama gue. Padahal gue nggak ada maksud buat rendahin lo sama sekali. Itu justru pujian buat lo, Na. Bingung gue sama lo. Kayaknya gue salah mulu. Kapan ya kita bisa akur selayaknya—"

Kyna menaikkan tangan kanannya, "Nggak usah lo lanjutin," potongnya, "gue nggak mau denger lanjutannya."

"Listen, Na... Bagi gue, nggak guna masuk Forbes kalau lo nggak bisa nerima gue," timpal Abram, "buat apa jadi featured honoree, tapi gue nggak berharga depan lo —orang yang gue sayang."

Footnote:

1. Arboretum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.

2. Restorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengembalian atau pemulihan terhadap keadaan semula. Restorasi biasanya terdiri dari kegiatan reklamasi (melibatkan kegiatan civil engineering, berhubungan dengan pemulihan kondisi tanah) dan revegetasi (mengembalikan pohon, shrub, dll). Restorasi didefinisikan sebagai upaya memperbaiki atau memulihkan kondisi lahan yang rusak dengan membentuk struktur dan fungsinya sesuai (mendekati) dengan kondisi awal.

3. Resilience/Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit (Reivich dan Shatté, 2002). Grotberg (1995), di sisi lain menjelaskan bahwa resiliensi merupakan  kapasitas yang bersifat universal dan dengan kapasitas tersebut, individu, kelompok ataupun komunitas mampu mencegah, meminimalisir ataupun melawan pengaruh yang bisa merusak saat mereka mengalami musibah atau kemalangan.

4. Biopori adalah teknologi alternatif dan sederhana untuk penyerapan air hujan selain dengan sumur resapan. Istilah keren untuk biopori adalah istana cacing, walaupun sebenarnya penghuni biopori bukan hanya cacing. Selain untuk resapan air, biopori juga berguna sebagai pengolah sampah rumah tangga yang dapat diterapkan di lahan pemukiman perkotaan yg sempit.

Continue Reading

You'll Also Like

805K 51.1K 39
[Cerita dan part lengkap] Bersama Adinata, Ayyara menyadari satu hal. Bahwasannya, menjalani hubungan tanpa cinta bukanlah sebuah masalah besar. Sali...
25.8K 6.4K 10
Swipe right. Dua kata yang tidak asing untuk pengguna dating apps. Bermula saat Liora merasa iri dengan teman-temannya yang sudah punya pacar, akhirn...
1M 51.2K 73
⚠🔞 Area 17+ ke atasss Anindya Kayla Putri. Kalo kata orang orang dia adalah anak seorang pelacur, tidak mempunyai Ayah. Pekerjaan ibu nya juga mempe...
192K 4.4K 52
Cerita ini hanya bercerita tentang perjodohan biasa. perjodohan ini tidak memaksa dan tidak ada paksaan. Kedua belah pihak setuju. Hanya karena satu...