PERSONA

By dd_____r

285 24 1

[ #LENGKAP ] Karena pilihanku yang memutuskan untuk bergabung dengan BT25, aku harus banyak berlatih dance da... More

Begin
EUROPA
Hidden
ME
The Liar
Retired
Complicated
Heartbreaker part I
Heartbreaker part II
Collapse
Conflict
Explanation
Recognition
Reunite
Conclusion ?
In the shared future, it will be just that, togetherness.

The Jab

20 0 0
By dd_____r

Syuting hari keduaku bersama Jo diawal dengan mengunjungi restoran unik yang ada di Bali. Pukul 8 pagi, kami sudah berada di lokasi yang pertama. Aku dan Tim melakukan briefing terlebih dahulu sebelum syuting dimulai. Hingga pukul 11 siang, kami mengunjungi lokasi terakhir hari ini. Hanya ada dua lokasi yang akan kami kunjungi, setelah itu aku dan Jo akan segera terbang menuju thailand untuk melaksanakan jadwal BT25 berikutnya.

"habis ini kita mau ketempat apa kak?" tanyaku kepada kak David. Aku, Jo dan kak David berada dalam satu mobil yang sama.

"ketempat galeri budaya. Aku lupa sih namanya apa, tempatnya itu kayak musim budaya budaya daerah yang ada dibali gitu. Jadi nanti kita kayak mengenalkan budaya Bali kemasyarakat luas" jawab kak David yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Yuta sama yang lainnya terbang dari Jakarta jam berapa kak? Kenapa kita gak barengan aja si berangkatnya" keluh Jo.

"3 jam-an lagi mereka terbang, ini mereka lagi siap-siap kebandara. Kita disini cuman sebentar kok syutingnya, habis itu kita langsung kebandara, kemungkinan besar kita sampe thailandnya cuman selisih 1 jam-an sama mereka" jawab kak David.

"kring....kring....kring...." bunyi telepon masuk diponsel kak David.

"hallo" ucap kak David membuka perbincangan.

"................................."

"kok bisa? Terus kondisi kantor pusat gimana?"

"................................."

"jadi rumit gitu, yaudah deh, semoga kasusnya cepet selesai" ucap kak David yang kemudian menutup teleponnya.

"siapa kak?" tanya Jo.

"Sena, dia bilang, kasus kematian kakak ipar nya pak Hitman ke Up lagi. Dan rumornya, pak Hitman bakal dijadiin saksi buat kasus itu" cerita kak David.

"kalo polisi pinter ngulik kasus ini, bisa aja loh pak Hitman jadi tersangkanya" lanjutnya.

"apa hubungannya pak Hitman sama kasus itu?" tanya Jo.

"kalian tahu sendirikan kalo berita kencannya Rafin sama Reva itu sengaja dibuat Pak Hitman buat pengalihan isu kasus kematian kakak iparnya. Ngapain coba pak Hitman ngebantuin kakaknya dikasus besar ini? Pasti kan dia ada sangkut pautnya sama kasus ini. Iyakan? Coba deh difikir pake logika" ucap kak David.

"oh, ya syukur deh kalo dia jadi tersangka" celetuk Jo.

"heh, dia itu bos kamu Jo" ucap Kak David.

"kru yang syuting hari ini ada yang pake motor ya?" tanya Rafin yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"gak tahu, kayaknya gak ada deh, kenapa emangnya?" ucap kak David yang balik bertanya.

"motor yang dibelakang kok kayak ngikutin mobil ini terus ya? Apa cuman perasaanku aja" tanyaku. Aku merasa aneh melihat dua pengendara sepeda motor yang sejak keluar hotal pagi tadi, motor itu terus mengikuti mobil yang aku tumpangi.

"pas kebetulan kita searah aja kali Fin sama mereka" ucap kak David. "sebentar lagi kita sampe, tapi mobil kita gak bisa masuk kedalem, karna gak ada akses buat mobil masuk, jalannya terlalu sempit, cuman bisa dilewatin 2 motor aja. Tempatnya belum begitu ramai sih, karna belum banyak orang yang tau" lanjut kak David.

Setibanya di lokasi syuting terakhir. Jo dan kak David sudah keluar dari mobil, sedangkan aku masih mengemasi barang-barangku didalam mobil. Kak David bergabung dengan tim produksi untuk melakukan briefing, sedangkan Jo masih menunggu aku diluar mobil.

Aku keluar dari mobil melalui pintu sebelah kanan, kemudian aku berjalan menuju kearah Jo, ia sedang berdiri didepan pintu sebelah kiri.

"mas mas" ucap seorang lelaki dari arah belakang tubuhku. Ia memegang pundaku seraya memanggilku dengan sebutan mas. Aku pun reflek membalikan tubuhku kebelakang. Jo yang mendengar suara itupun, ikut menoleh kearah sumber suara. Namun, belum sempat aku melihat wajah orang yang memanggilku, tiba-tiba aku merasakan benda tajam yang masuk kedalam tubuhku, tepat di perutku sebelah kanan, benda itu seperti tertarik keluar kembali dan masuk untuk kedua kalinya ketubuhku. Saat itu juga tubuhku tidak berdaya. Aku tersungkur kebelakang dan kemudian Jo menangkapku sebelum tubuhku jatuh ketanah.

"wooyyy, jangan lari kalian" teriak Jo yang masih terdengar jelas ditelingaku.

Jo sangat panik melihat kondisiku dan kemudian segera mengambil ponselnya dan menelepon kak David. Kala itu suasana parkir mobil sedang sepi, hanya ada aku dan Jo.

"kak, cepetan keparkiran mobil sekarang, ada orang asing yang tiba-tiba nusuk Rafin" ucap Jo kepada kak David.

Aku merasakan sakit yang begitu menghujam di perutku sebelah kanan. Kedua tanganku terus memegang perutku yang terasa sakit, hingga akhirnya tubuhku mulai lemas.

"Jo, sakit banget" rintihku kepada Jo.

"Fin, kamu harus bertahan" ucapku yang terus menyemangatinku.

Tak lama kemudian kak David dan seluruh tim tiba dilokasi kejadian. Mereka segera menggotongku kedalam mobil dan membawaku kerumah sakit terdekat.

Saat diperjalanan, tubuhku yang sudah setengah sadar ini sudah tak mampu menahan sakit yang aku rasakan. Tanganku melemah dan suara rintihanku mulai mengecil. Rasanya aku seperti akan mati.

"Fin, masih kuatkan, bentar lagi kita sampe kerumah sakit" ucap Jo. "kak, cepetan dikit dong nyetirnya" lanjut Jo menyuruh kak David yang sedang memegang kemudi didepan.

"Jo, ini juga udah cepet" ucap kak David.

"sakit banget, aku udah gak kuat" rintihku pelan. Aku pun pingsan dengan darah yang masih terus menetes dari perutku.

"Fin,, bangun Fin" ucap Jo yang coba membangunkanku.

"kak Rafin pingsan" ucap Jo. "gimana kalo terjadi apa-apa sama Rafin?" lanjutnya.

"udah udah jangan panik, ini kita udah sampe, kamu coba deh hubungin sena dulu, suruh mereka tunda penerbangan ke thailand" suruh kak David.

Jo pun segera menelepon kak Sena dan memberitahu tentang keadaanku.

Kami sudah berada didepan ruang IGD, petugas dengan sigap membawaku kedalam ruangan dan segera menanganiku. Kak David, Jo dan seluruh tim masih terlihat panik. Kak David terus berkomunikasi dengan kak Sena, sedangkan Jo sibuk dengan ponselnya, karena seluruh tim BT25 juga panik mendengar kondisiku. Kak Sena dan Tim BT25 memutuskan untuk membatalkan penerbangan ke thailand dan memilih untuk segera terbang ke Bali untuk melihat kondisiku.

Berita ini dengan cepat menyebar hingga ketelinga pak Hitman. Beliau segera menghubungi polisi untuk mencari tahu pelaku yang sudah melukaiku. Seluruh fans BT25 juga sudah mengetahui tentang kondisiku. Begitu juga dengan Ayah, Ibu dan Jeni, setelah mengetahui kabarku, mereka akan terbang ke Bali besok pagi.

Pukul 7 malam, seluruh member BT25 bersama kak David dan kak Sena sudah berada dikamar tempat aku dirawat. Saat itu aku masih belum sadarkan diri. Dokter memberiku beberapa jahitan diperut. Beliau juga berkata jika kondisiku masih sangat kritis. Aku kehabisan banyak darah, dan organ pencernaanku ikut tersayat oleh tajamnya pisau yang menghujam perutku. Aku menerima dua kali tusukan dari pelaku siang tadi.

Jo masih belum bisa menghentikan air matanya. Sejak siang tadi, ia terus menangis diruanganku.

"dia liat kejadiannya didepan matanya langsung" ucap kak David yang masih menenangkan Jo.

"suruh dia istirahat dulu aja Dav" suruh kak Sena.

"gak mau, dia mau tetep disini nemenin Rafin katanya" ucap kak David.

"dia udah makan?" tanya Yuta.

"udah, tadi dia makan bareng aku" jawab kak David.

"pak Hitman bilang kalo tour kita ke thailand sama jadwal comeback kalian bakalan mundur 2 minggu" ucap kak Sena yang menyampaikan pesan dari pak Hitman. Sebelum terbang ke Bali, kak Sena sempat ditelepon oleh pak Hitman.

"dua minggu? Emangnya kondisi Rafin udah pulih dalam waktu dua minggu?" ucap Bima yang nampak terkejud dengan pernyataan kak Sena.

"pak Hitman bilang kalo Rafin gak diikutin tour ke thailand dan comeback kita kali ini udah gak sama Rafin lagi" jawab kak Sena.

"maksud kakak gimana sih? Aku gak ngerti" ucap Biyan.

"jadi, kemarin, Rafin gak menandatangini surat perpanjangan kontrak di BT25. Dia mutusin buat keluar dari BT25, sebenernya dulu Rafin pernah bilang mau keluar, tapi dia bicara kayak gitu pas lagi marah. Aku kira Rafin gak serius soal omanganya itu" jawab kak David.

"becanda kalian gak lucu" ucap Wiga.

"kita gak becanda Ga. Dia sendiri yang mutusin buat keluar dari BT25" ucap kak David memperjelas ucapannya.

"alesan dia keluar apa kak?" tanya Yuta yang cukup tenang mendengar berita keluarnya aku dari BT25.

Kak David menceritakan tentang obrolannya dengan aku. Bahkan kak David sempat menunjukkan rekaman suara yang berisi percakapan antara aku dan kak David dibalkon kamarnya semalam.

"Aku denger semua ucapan Rafin pas lagi disalon itu kak,  dari kejadian itu aku terus mantau dia, Makanya aku sering ikutin dia dan perhatiin semua gerak geriknya" ucap Bima. "beberapa hari yang lalu pas kita lagi makan bareng di restoran tempat biasa kita makan, dia sempet nelepon seseorang. Aku ikutin dia, awalnya dia telepon Ibunya, dia sempet tanya gimana sama rumah barunya, ya aku pikir cuman pindah rumah biasa, tapi pas akhir-akhir dia ngomong sama Jeni, terus dia bilang, kok kamu gak bilang kalo ponsel kamu ilang. Terus kayaknya teleponnya ditutup sepihak sama Jeni. Pas dia balik, Biyan bisa nangkep keanehan Rafin, dimana Rafin cuman ngaduk-ngaduk makannya pake sendok, tapi gak dimakan sama sekali" lanjut Bima.

"pas malem-malem dia diruang latihan dance juga aku ngikutin dia, makanya aku pura-pura gak sengaja masuk karna pengen latihan dance. Gak tahunya dia latihan dance beneran, kirain aku dia mau ngapain diruang latihan dance. Ah ada satu lagi, kemarin pas sebelum vlive kan dia keruang pak Hitman dulu, dia terus dapet telepon dari Ibunya, yang aku denger, Jeni gak mau keluar dari kamarnya, dan Jeni gak mau ngomong sama Rafin. Aku gak tahu sih ada masalah apa sama mereka berdua" cerita Bima lagi.

"Jadi kamu sebenernya juga udah tau soal Rafin yang mau keluar dari BT25?" Tanya Ray.

Bima hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan Ray.

"oh iya kak David sama kak Sena mungkin tahu soal pak Hitman yang ngancem Rafin buat menghentikan aktivitasnya? Aku nguping pembicaraan kalian pas disalon waktu itu" tanya Bima.

Seluruh member BT25 mulai penasaran apa yang aku bicarakan.

"soal itu, pas di Eropa kemarin, sebenernya pak Hitman ngancem Rafin, buat menghentikan aktivitasnya di BT25 gara-gara pak hitman ngerasa kalo Rafin masih kurang berbakat dibidang dance. Pak Hitman ngasih waktu ke Rafin buat belajar dance sampe comeback kalian nanti, kalo dirasa kemampuan dancenya masih kurang bagus, pak Hitman mau menghentikan aktivitas Rafin di BT25 untuk sementara waktu" jawab kak Sena.

"pantes aja Rafin tertekan sama sikapnya pak Hitman" ucap Biyan.

"BT25 gak akan bisa jalan tanpa Rafin" ucap Wiga dengan wajah yang sangat datar.

"aku kekamar mandi dulu" ucap Ray yang kemudian segera meninggalkan ruangan.

"kenapa dia keluar? Bukannya didalem juga ada kamar mandi ya" ucap Biyan yang bingung dengan tingkah Ray. Memang diruang inapku ini dilengkapi dengan kamar mandi dalam, namun Ray memilih keluar, karena ia ingin menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

"aku tetep mau berusaha buat mempertahanin Rafin di BT25" ucap Jo.

"kalau aku jadi Rafin, aku juga milih buat keluar dari BT25, dari pada hidup penuh tekanan gitu. Dia beda sama kita guys, kita emang punya mimpi buat jadi idol, makanya kita bisa bertahan sampe sekarang. Kalo Rafin gak minat sama bidang ini, dia bakal terus tertekan juga buat ngejalaninnya. Aku pikir kalau emang ini yang terbaik buat Rafin, aku setuju-setuju aja kok sama keputusan dia" ucap Yuta dengan Bijak.

"iya, semalam juga pas dia bicara sama aku. Kayaknya dia santai banget ungkapin perasaannya. Pas aku nangis, dia malah ngetawain aku. Kata dia, kita masih bisa ketemu dan jadi partner bisnis" ucap kak David.

Malam ini seluruh anggota BT25 sangat kecewa dengan keputusanku. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk mengecewakan mereka, namun aku ingin bebas dari semua tekanan ini.

Jarum jam terus berputar hingga waktu menunjukan pukul 11 malam. Jo sudah tertidur di sofa, Ray dan Wiga sedang menjadi udara segar diluar ruang inapku. Bima, Yuta dan Biyan masih sibuk dengan ponselnya. Kak David dan kak Sena berdiri didekat tempat tidurku.

"Dav, ini udah malem, bawa anak-anak ke hotel buat istirahat" ucap kak Sena.

"tadi aku udah suruh mereka balik, tapi pada masih mau nunggu disini" ucap kak David.

Kak Sena segera berbalik badan dan mendekat kearah Bima, Biyan dan Yuta.

"hei, kalian kehotel dulu sana buat istirahat, besok kalian kesini lagi" ucap kak Sena.

"aku mau tidur disini aja" jawab Bima.

"aku juga" sahut Yuta.

"iya, aku tahu kalian mau nungguin Rafin, tapi jangan semua, gak ada tempat tidur buat kalian. Kita bisa giliran kok jagain Rafinnya" nasehat kak Sena.

"yaudah malem ini giliran aku aja" jawab Bima dengan segera.

"Jo, bangun Jo. Tidurnya dilanjutin dihotel aja ayok" ucap kak Sena dengan lembut membangunkan Jo.

"gak mau, aku disini aja" jawab Jo dengan nada yang sedikit kurang jelas, karna ia masih setengah tertidur.

Kak Sena menarik nafas panjang saat mendengar jawaban dari Jo.

"Yuta, kamu kehotel ya sama Wiga, Ray, Biyan, biar aku, Bima sama Jo yang jagain Rafin malem ini" ucap kak Sena. "Dav, kamu juga kehotel aja" lanjutnya.

Kak David mengiyakan apa yang diperintahkan oleh kak Sena. Yuta pun mengajak Biyan, Wiga dan Ray untuk kembali kehotel. Kak Sena, Bima dan Jo bermalam denganku dirumah sakit ini. Mereka sangat menantikan aku bangun dan sadar. 

Continue Reading

You'll Also Like

791K 29.4K 97
𝐀 π’πŒπ€π‹π‹ 𝐅𝐀𝐂𝐓: you are going to die. does this worry you? βͺ tua s1 ⎯⎯⎯ 4 ❫ Β© π™΅π™Έπš…π™΄π™·πš‡πšπ™Άπšπ™΄π™΄πš…π™΄πš‚...
1.7M 17.5K 3
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems* CREATE YOUR OWN MR. RIGHT Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever br...
44.4M 1.3M 37
"You are mine," He murmured across my skin. He inhaled my scent deeply and kissed the mark he gave me. I shuddered as he lightly nipped it. "Danny, y...
29.1M 921K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...