PERSONA

By dd_____r

285 24 1

[ #LENGKAP ] Karena pilihanku yang memutuskan untuk bergabung dengan BT25, aku harus banyak berlatih dance da... More

Begin
EUROPA
Hidden
ME
The Liar
Retired
Complicated
Heartbreaker part I
Heartbreaker part II
Collapse
Conflict
Recognition
The Jab
Reunite
Conclusion ?
In the shared future, it will be just that, togetherness.

Explanation

10 0 0
By dd_____r

 "yang pas kalian tidur diruang latihan vocal. Malem itu aku gak bisa tidur, bahuku bener-bener sakit banget. Aku pergi keruang obat, aku cari obat pereda sakit, tapi gak ketemu. Terus pas keluar ruangan aku gak sengaja ketemu Jo, aku tanya dia tahu gak obat pereda sakit dimana, tapi dia gak respon. Terus beberapa menit kemudian ada yang ketuk-ketuk pintu kamar ku. Gak ada orang sih, adanya cuman plastik apotik yang isinya obat pereda sakit. Paginya, aku tahu dia keluar pake mobil manager" ucapku.

"itu bukan karna aku peduli, karna emang aku orangnya tanggung jawab. Aku tahu itu cidera dibahu kamu gara-gara ulahku kan. Jadi aku harus tanggung jawab sama apa yang aku lakuin. Aku ngerasa bersalah aja. Maaf." ucap Jo.

"jadi, Rafin cidera gara-gara kamu?" tanya Ray.

"aku gak sengaja dorong dia" ucap Jo memberi pengakuan.

"hah, aku gak habis fikir ya, kejadian kayak gini bisa-bisanya cuman kalian yang tahu" ucap Wiga yang nampak kaget dengan pernyataan Jo.

Yuta menghela nafas panjang, lalu berkata "jadi semuanya udah clear kan?".

Bima masih terus tertunduk, aku menengok kearahnya dan melihat setetes air jatuh dari matanya.

"kenapa kalian gak bilang dari dulu sih, aku kan jadinya salah paham gini" ucap Bima sembari menyeka air matanya.

"semuanya udah terlanjur terjadi, gak usah disesali, jadiin ini pelajaran buat kita" ucap Ray.

"fans udah terlanjur kecewa sama kita, terutama aku" ucap Bima.

"kita coba dulu minta maaf kemeraka. Udah tenang aja, setiap masalah pasti ada penyelesaiannya" ucap Ray.

"betul" ucapku, sembari memberi senyum merekah kepada mereka. Aku sangat lega karna kami sama-sama mengakui kesalahan kami. Aku harap semuanya akan baik-baik saja kedepannya.

"ada apa nih? Kok Bima nangis?" tanya kak David yang baru saja memasuki ruang meeting bersama kak Sena.

"bagus deh kalo kalian udah baikan" ucap kak Sena sembari memberikan sendikit senyum dibibirnya.

"tahu darimana?" tanya Biyan.

"hei, emangnya aku baru kemarin kenal sama kalian. Kalo udah ada satu yang nangis-nangis gini, berarti kalian udah baikan" ucap kak David.

"aku takut fans kita pergi gara-gara aku" ucap Bima yang masih terus menangis.

"Bim, udah. Nangis gak akan nyelesain masalah" ucap Yuta. "mendingan sekarang kita mikirin gimana caranya biar fans kita gak kecewa lagi sama kita" lanjutnya.

"pak Hitman udah bikin penyelesaian kok buat kalian" ucap kak Sena.

"apa?" tanya Biyan.

"ini ada beberapa jadwal varityshow buat kalian" jawab kak David.

"beberapa jadwal varityshow? Bukannya 2 hari lagi kita harus pergi ke thailand buat tour konser sama syuting video klip?" tanya Yuta.

"masih ada waktu dua hari kan? Hari ini ada jadwal varity show kok buat kalian" ucap kak David.

"oh iya, ini surat perpanjangan kontrak kalian di BT25" ucap kak Sena sembari membagikan stopmap merah kepada kami. Aku memandangi stopmap merah yang sudah ada dimejaku. Berlahan aku membukanya dan menyimaknya. Untuk orang yang memiliki impian menjadi idol, pasti akan senang mendapatkan surat perpanjangan kontrak seperti ini, tapi tidak dengan aku. Bukan impian, yang ada hanya siksa batin yang terus menghantuiku setiap hari. Aku sangat bimbang memikirkan suatu hal yang mengganjal dipikiranku.

"pak Hitman ada di ruangan?" tanyaku.

"ada" ucap kak Sena singkat.

"sekarang aku bakal bacain jadwal buat kalian. Hari ini kalian ada live buat ngucapin permintaan maaf kepada fans. Kalian harus bikin alesan sedemikian rupa biar fans gak tahu soal masalah yang kalian alami. Live sebentar sih, palingan cuman satu jam. Terus Jo, sama Bima harus selfi bareng dan upload di sosial media biar fans tahu kalo kalian lagi gak terlibat masalah apapun" lanjut kak Sena. Terus kita langsung syuting idol room, sampe jam 3 sore. Jo, Rafin ada reality show sibling goals, kalian harus syuting di bali. Wiga sama Ray, jadi bintang tamu I can see your voice, Yuta Bima, Biyan ke acara happy together. Besok paginya, Bima, sama Ray syuting acara master key jam 4 pagi. Kita berangkat kethailandnya pisah ya, Jo sama Rafin pake airport yang ada di bali, yang lain dari jakarta, kalian berdua tetap syuting sampe ke tailand" ucap kak Sena sembari memandangku dan Jo.

Banyak penjelasan yang kak Sena berikan mengenai jadwal individu kita sebelum pergi ke thailand, yang aku tahu, aku memiliki jadwal syuting bersama Jo di Bali dan kak David lah yang akan menemani kita.

---

"jelaskan semuanya? Sekarang kalian tanda tangan perpanjangan surat kontrak itu. oh iya, pak Hitman tadi juga berpesan agar kejadian kayak gini gak terulang lagi. Selain perpanjangan surat kontrak kerja, didalaemnya juga ada kontrak untuk beberapa brand fashion" pesan kak David.

"kak" ucapku yang membuat semua orang mengalihkan pandangannya kepadaku.

"kenapa Fin?" tanya kak David.

"aku pengen ketemu pak Hitman sebentar" ucapku.

"ada apa?" tanya kak David.

"ada beberapa hal yang harus aku bicarain sama beliau" ucapku.

"oh oke, silahkan" ucap kak David yang mempersilahkan aku untuk pergi meninggalkan ruang meeting.

"Fin, kok stopmapnya kamu bawa, kenapa?" tanya Yuta.

"oh, ini. Hmm, ada yang mau tanyain ke pak Hitman" jawabku dengan gugup.

"kenapa gak tanya sama kita aja" ucap kak Sena.

Aku membuang nafas dan kemudian berkata, "cuman pak Hitman yang bisa jawab". Aku pun kemudian pergi meninggalkan ruang meeting.

Aku segera menuju ke ruang kerja pribadi pak Hitman. Aku pergi dengan membawa stopmap merah ditanganku.

"ce, pak Hitman ada didalam?" tanyaku kepada ce Qia.

"ada, kamu mau ketemu?" tanya ce Qia.

Aku pun menganggukan kepalaku.

"bentar ya aku tanyain dulu" ucap ce Qia yang kemudian masuk kedalam ruangan pak Hitman. Beberapa saat kemudian ia keluar dan berkata, "langsung masuk aja kata beliau"

Aku memasuki ruangan pak Hitman dengan langkah yang sangat mantap.

Kini aku sudah duduk dihadapan beliau.

"bagus, bagus, baru saja saya akan memanggilmu, tapi ternyata kamu sudah ada disini. Sepertinya kita punya ikatan batin yang sangat kuat" ucap pak Hitman yang nampak berbasa-basi denganku. Aku hanya memasang wajah datar mendengar ucapan beliau.

"bagaimana perkembangan kamu? Semalam saya belum melihat penampilan maksimal dari kamu, dance kamu masih belum ada kemajuan menurut saya. Ah, tapi tidak apalah, kamu masih memiliki waktu beberapa minggu lagi. Saya akan terus memperhatikanmu. Oh iya, Saya juga mendengar adik kamu mulai membuka indentitas tentang dirinya. Aneh, dulu kamu bilang, kalau keluargamu tidak mau dibuka identitasnya, perusahaan sudah menyimpan rapat identitas itu, tapi malah keluarga kamu sendiri yang bikin ulah. Apa ini pengalihan isu kamu kencan dengan Reva. Hahahhahaha, kamu punya cara cerdik juga ya" .

"maaf, saya tidak seperti anda yang memiliki sejuta kelicikan untuk menutupi kelicikan lain. Saya ingin bertanya kepada anda, apa maksud anda membuat berita itu? Mengenai kemampuan dance saya, saya sudah tidak peduli dengan itu, jika anda ingin mengeluarkan saya dari BT25 silahkan saja, saya tidak pernah keberatan" ucapku.

"hahahaha hey, tunggu dulu, siapa yang ingin kamu pergi, tidak, saya tidak ingin kamu meninggalkan BT25, saya melakukan ini demi kebaikan kamu, kamu harus terus mengasah kemampuan kamu, jika tidak, kamu akan terkalahkan dengan idol lain. Mengenai berita kamu dengan Reva, saya tidak tahu bagaimana kebenarannya, jadi daripada membuat bingung para fans, alangkah baiknya jika saya membuat berita seperti itu. Benar bukan? Bukankah dilihat dari foto itu saja, kalian sudah terlihat sekali seperti orang berpacaran. Ya, saya mengiranya kamu sama Reva benar-benar memiliki hubungan spesial. Saya sangat mendukung hubungan kalian" ucap pak Hitman.

"jika memang anda tidak yakin tentang hubungan saya dengan Reva, kenapa anda tidak tanyakan langsung kepada saya atau Reva? Saya tahu jika anda sengaja menjebak saya dan Reva di restoran itu. Jika memang menurut anda kemampuan saya masih belum bagus, kenapa anda dulu mendebutkan saya. Sekarang ditahun ke 5 saya bersama BT25, anda baru membahas tentang kemampuan saya. Jika memang saya tidak berkompeten, saya rela meninggalkan BT25. Mereka lebih berbakat dari saya, dan saya yakin mereka bisa sukses tanpa saya" ucapku.

"jangan suka membuat analisis sendiri seperti ini" ucap pak Hitman.

"saya tidak mau terus menerus menjadi boneka anda, selama ini saya sudah cukup sabar untuk menghadapi semua skenario yang anda buat" ucapku.

"jadi kamu menuduh saya sengaja membuat berita itu?" ucap pak Hitman sembari tersenyum licik memandangku. "baiklah, saya akui jika memang saya yang sengaja membuat berita tentang kencan kamu bersama Reva. Tapi itu hanya sementara saja, tidak usah diambil pusing. Jika kamu ingin beritanya berhenti hari ini, akan saya hentikan hari ini juga. Sangat mudah bagi saya untuk membuat berita apapun"

"anda membuat berita seenaknya, tanpa memperdulikan bagaimana perasaan artis di agensi yang anda pimpin ini?" tanyaku dengan sangat lantang.

"siapa kamu? Beraninya kamu berbicara dengan nada tinggi diruangan ini" ucap pak Hitman.

"ini surat kontrak perpanjangan kerja saya di BT25, setelah saya berfikir panjang, saya memutuskan untuk keluar dari BT25. Kontrak saya berakhir 2 bulan lagi, selama itu pula saya akan tetap menjalankan kewajiban saya sebagai staff dan anggota BT25" ucapku dengan tenang.

"letakan surat kontrakmu dimeja, setelah dua bulan kedepan, saya tidak mau melihat wajahmu lagi di Hitbegin ent. Dasar anak tidak tahu diuntung, sudah beruntung Hitbegin mau menerima artis macam kamu, sekarang sudah diatas daun, keluar begitu saja. Menyusahkan" celetuk pak Hitman.

Aku segera meletakan surat kontraku dimeja kerja pak Hitman dan pergi meninggalkan ruangan. Aku menarik nafas panjang dan kemudian melangkahkan kakiku menuju keruang meeting, namun baru 4 langkah aku berjalan, ponselku berdering. Telepon masuk dari Ibuku. Ada apa ini? Tidak biasanya Ibu meneleponku disiang hari seperti ini.

"hallo, mah, ada apa?"

"hallo nak, ibu khawatir jika kamu akan lama mengakat telepon dari ibu"

"ibu baik-baik saja kan?"

"Jeni, dia tidak mau keluar kamar sejak kemarin, ibu panggil-panggil dia daritadi pagi, tapi gak ada jawaban. Apa kamu akhir-akhir ini menghubungi dia?"

"Rafin belum pernah hubungi jeni lagi bu, terakhir waktu itu, pas pake handphonenya ibu. Jeni belum memberitahuku nomer ponselnya yang baru, jadi aku sulit untuk menghubunginya"

"kenapa dia ganti nomer?"

"ibu belum tahu jika ponsel Jeni dicuri?"

"dia tidak cerita apapun, setelah telepon denganmu, besoknya dia pulang sekolah lebih awal dari biasanya, setelah itu dia tidak mau berangkat sekolah lagi. Ibu sudah berkali-kali membujuk jeni untuk membuka pintunya, tapi tidak ada balasan dari dalam"

Aku terdiam mendengar pernyataan Ibu. Ada apa dengan Jeni, kenapa dia mengunci diri dikamar.

"ibu, ibu lagi apa?" samar-samar suara Jeni terdengar dari dalam telepon.

"ohh, Jeni, akhirnya kamu keluar dari kamar, kamu gak papa kan sayang?" ucap Ibu.

"bu, Jeni laper, Jeni mau makan bareng Ibu, ayah mana?"

"Ayah lagi ada dikamar nak, Ibu lagi bicara sama kakak kamu, apa kamu mau bicara juga dengan dia?"

"bu, jeni udah keluar dari kamarnya?"

"udah nak, syukurlah, ibu seneng banget, yaudah ya sayang, kamu jaga kesehatan disana. Ibu tutup ya teleponnya"

"iya bu" ucapku yang kemudian menutup ponselku. Aku sangat lega dan bahagia mendengar Jeni sudah mau keluar dari kamarnya, namun yang sedikit membuatku cemas adalah kenapa Jeni tidak mau ber bicara kepadaku.

Dimeja makan, Jeni sedang menyantap sarapannya ditemani dengan Ibu. Senyum Ibu nampak masih menempel dibibirnya. Ia sangat senang melihat Jeni mau keluar dari kamarnya.

"nak, kakakmu bilang ponsel kamu dicuri? Apa itu benar?"

"iya bu. Tapi Jeni udah gak mau mikirin soal itu"

"kenapa bisa dicuri?" tanya Ibu yang sangat penasaran dengan apa yang terjadi kepada Jeni. Jeni memang tipe orang yang tidak mau menceritakan masalah kepada orang lain, ia tidak mau jika orang lain ikut merasakan apa yang dia rasakan. Sama persis denganku.

"ada beberapa orang yang mungkin gak suka sama Jeni bu" jawab Jeni.

"apa Fans kakakmu masih ada yang mengikutimu?" tanya Ibuku.

Jeni mengangguk pelan sembari mengunyah nasi dimulutnya.

"kenapa kamu gak pernah cerita sama Ibu?"

"Ibu lagi fokus ngurus kesehatan Ayah, aku gak mau Ibu juga kepikiran masalah ini, apalagi kita baru aja pindah kerumah ini" jawab Jeni.

"apa saja yang mereka lakukan sama kamu? Kenapa kamu tidak mau lagi menghubungi kakakmu? Bukannya kamu setiap hari selalu menanyakan kabarnya?" tanya Ibu yang seperti mengintrogasi Jeni.

"masih sama kayak yang dulu kok Bu, mereka masih mengintai rumah kita, mereka juga selalu ngikutin Jeni pas berangkat dan pulang sekolah. Mereka semakin marah mendengar kak Rafin yang berpacaran dengan kak Reva" jelas Jeni.

"bukankah katamu, Rafin dan Reva hanya settingan?" tanya Ibu.

"fans tidak tahu masalah ini. Aku tahu kak Rafin pasti masih mengalami masa sulit disana. Maka dari itu sejak ponsel Jeni hilang, Jeni gak pernah lagi hubungin kak Rafin, Jeni gak mau menambah beban pikiran kak Rafin. Fans kak Rafin sengaja mengincar ponselku, karena mereka ingin mendapatkan nomer kontak kak Rafin" cerita Jeni.

"sebenarnya gak cuman itu Bu, fans kak Rafin juga mengambil alih semua sosial media Jeni, mereka mengupload semua foto-foto di ponsel Jeni, mereka juga menyombongkan diri. Temen-temen Jeni disekolah ngira kalo itu beneran Jeni. Mereka semuanya ngatain Jeni sombong dan gak mau temenan sama Jeni lagi, adapun yang mau temenan sama Jeni, cuman mau manfaatin Jeni buat bisa deket sama kak Rafin. Itu yang bikin Jeni gak mau kesekolah" lanjutnya.

"nak, bagaimana pun juga, kamu harus tetap berhubungan baik dengan kakakmu. Kakakmu pasti khawatir melihat kamu seperti ini. Itu juga akan membebani pikiran kakakmu. Sudah kamu tenang saja, Ibu dan Ayah disini akan selalu melindungi kamu" ucap ibu yang kemudian menarik Jeni untuk masuk kedalam dekapannya.

"aku merasa bersalah sudah berbuat seperti ini kepada kak Rafin. Aku rindu kak Rafin bu" ucap Jeni yang mulai meneteskan air matanya.

"iya, Ibu juga rindu sama kakakmu yang paling ganteng itu, kamu harus bangga sama apa yang sudah diraih sama kakak kamu" ucap Ibu.

"tapi aku yakin kalo disana kak Rafin gak bahagia" ucap Jeni.

"sstttt, jangan seperti itu. Doakan kakakmu selalu bahagia disana" nasehat Ibu yang masih mengelus-elus rambut Jeni.

---

 LIVE BT25.

"wah mereka sangat luar biasa, aku sudah salah sangka soal semalam"

"aku senang, ternyata Jo dan Bima baik-baik saja"

"mereka tampak akur"

"aku mencintaimu BT25, tetaplah seperti ini selamanya"

"Yuta semakin tampan, dia juga leader yang handal"

"aku tetap terfokus dengan kelucuan Biyan, sangat polos"

"kegilaan Jo kembali muncul"

Bima nampak tersenyum melihat beberapa tulisan dikolom komentar. Live hari ini berjalan dengan lancar, fans percaya jika kami baik-baik saja tanpa masalah.

"akhirnya satu persatu masalah terselesaikan" ucap Yuta.

"semoga gak ada kejadian kayak gini lagi ya guys" ucap Wiga.

Aku tersenyum kecil mendengar pernyataan Wiga,

"okee, sekarang Jo sama Rafin segera kemobil ya, kalian harus segera ke asrama buat persiapan penerbangan nanti malem" perintah kak Sena.

Aku dan Jo pun segera menuruti perintah kak Sena.

"kita pergi dulu ya" ucapku berpamitan.

"hati-hati ya kalian, jangan berantem disana, awas aja kalo sampe ada yang cedera lagi" pesan Ray.

Kami pun berpisah, tak biasanya kami memiliki jadwal individu seperti ini, seringnya kita selalu menjalani jadwal secara bersama-sama. Akan terasa sangat sepi tanpa mereka.

---

Setibanya dibandara, aku segera menghubungi Ibuku untuk memberi kabar bahwa aku akan terbang menuju Bali. Hal ini merupakan kebiasaan yang selalu aku lakukan sebelum aku terbang keluar kota atau luar negeri.

"ibu belum tidur?"

"belum nak, Ibu baru saja mengunci pintu. Ada apa kamu telepon larut malam begini?"

"maaf ya bu, Rafin menelepon ibu malam-malam begini. Aku dan Jo akan terbang ke Bali untuk jadwal individu kami. Doakan kami ya bu"

"oh, anak ibu mau kebali. Iya, kamu hati-hati ya nak, jaga kesehatan, jangan terlambat makan, semoga lancar syutingnya disana"

"makasih bu. Oh iya, Jeni udah tidur belum bu?"

"iya, Jeni sudah tidur, dia tidur bersama ayah dikamar Ibu sekarang, dia sedikit manja setelah keluar dari kamar tadi. Jeni juga sudah cerita semuanya ke Ibu. Kamu tidak perlu khawatir soal kondisi Jeni. Ia sedang tidak marah kapadamu, dia hanya tidak mau terlalu mengganggu pikiranmu. Dia juga tadi bilang sama Ibu, kalo dia sebenernya kangen sama kamu"

"maafin Rafin ya bu belum sempet pulang" ucapku sedikit menyesal.

"iya gak papa nak, yang penting kamu sehat disana"

"iya bu, yaudah, ini Rafin mau masuk pesawat, Rafin tutup ya bu teleponnya" ucapku yang kemudian menutup telepon itu.

Aku sangat lega mendengar penjelasan Ibu soal Jeni. Namun ada sedikit hal yang masih mengganjal fikiranku, mengenai kepergianku dari BT25. Bagaimana caranya aku berbicara kepada mereka? Bagaimana jika mereka tidak bisa menerima keputusanku? Aku benar-benar tidak ingin kehilangan mereka, tapi disisi lain, aku ingin pergi dari Hitbegin, aku ingin terlepas dari cengkraman pak Hitman.

Continue Reading

You'll Also Like

9.9M 501K 199
In the future, everyone who's bitten by a zombie turns into one... until Diane doesn't. Seven days later, she's facing consequences she never imagine...
55.1M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...
580K 8.9K 86
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
205K 4.3K 47
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...