✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS...

נכתב על ידי J_Ra21

144K 15K 2.4K

Kisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal ber... עוד

Prologue : Min Yoongi
Prologue : Nara Jang
01. Jenga Game
02. Sketsa
04. Diarrhea
05. Transfer
06. Love Delivery
07. About Stories
08. Run & Hide
09. Nightmare
10. Drunk
11. Willkommen!
12. Neuer Freund
13. Ich Liebe Dich 🔞
14. Ich Liebe Dich Pt.2
15. Die Ex
16. Herzgebrochen
17. Der Streit
18. Das Treffen
19. Good Bye, Berlin!
20. Tired
21. New Parasite
22. Chimchim Park
23. Chimchim Park Pt.2
24. Meet Again
25. Ich Liebe Dich Pt.3
26. Saviour
27. Liar
28. Doubt
29. Move
30. Missing U
31. Mine
32. Gone Girl
Jamais vu Sequel
33. Little Girl
34. Drive Home
35. Find You
36. Find You Pt.2
37. Nara's Story
38. Permission
39. Rain In The Room
40. Kissing Bread
41. Going To Campsite
42. Happy Fish Day
43. Married?
44. Heartache
45. Arguing
46. Surprise
47. Daddy?
48. Yoongi Stories
Cerita baru
49. Take You Back (End)

03. B*tches!

3K 288 31
נכתב על ידי J_Ra21

Suasana kafe hari ini lumayan cukup ramai, mungkin karena sekarang adalah weekend. Jadi banyak orang yang menghabiskan waktu malam minggu untuk berjalan-jalan dengan orang terkasih.

Karyawan kafe pun hari ini cukup kewalahan dengan banyaknya pengunjung juga beberapa yang mengantri untuk take away. Tapi untungnya, semua karyawan masuk hari ini.

Ruangan kafe di dominasi oleh para mahasiswa dan mahasiswi dari Seoul National University karena jarak kafe dan gedung kampus hanya berjarak 1 km saja.

Selain dijadikan tempat makan, kafe ini sering kali digunakan sebagai tempat paling pas untuk mengerjakan skripsi juga tugas-tugas kuliah dan bisa pula dijadikan tempat para selebgram kampus untuk memposting beberapa foto estetiknya.

Seperti ketiga mahasiswi yang kini tengah berkumpul di sudut kafe. Bergaya, memotret diri bak foto model profesional. Mereka terlihat rempong dengan segala outfit untuk konten OOTD-nya.

Dua karyawan kafe, sebut saja Jimin dan Namjoon. Kedua pria itu terlihat menopang dagu di balik bar table, memandangi ketiga mahasiswi tersebut.

"Coba saja salah satu diantara mereka ada yang mau denganku," ucap Namjoon dengan suara pelan yang masih bisa didengar oleh Jimin.

"Kalau salah satu dari mereka untukmu, berarti dua laginya untukku," jawab Jimin semakin menyunggingkan senyuman mupengnya.

"Mimpi!"

Tak ada angin tak ada geledeg, tiba-tiba saja gadis dengan cepol kuda yang kini tengah berdiri tepat diantara Jimin dan Namjoon itu menoyor kedua pemuda tersebut.

"Kau ini apa sih? Dasar pengganggu." Namjoon tak terima gadis yang tingginya hanya sebatas ketek mulus tak berbulunya itu dengan tidak sopan menoyor dirinya.

"Ya! Kau tidak lihat jam dinding yang ada di sisimu ini? Sepuluh menit lagi kafe tutup. Cepat bereskan dapur!"

Nara, gadis dengan muka judes itu berlalu meninggalkan Jimin dan Namjoon sembari membawa serbet kotak-kotak menuju meja yang penuh dengan sampah gelas plastik.

"Dasar nenek sihir!"

"Apa kau bilang?!"

Jimin berjengit, buru-buru pergi menuju dapur takut jika gadis yang sudah bertolak pinggang itu memukulinya dengan brutal.

Nara melengos, kembali ketujuan utamanya membereskan seluruh meja yang satu persatu sudah ditinggal oleh para pengunjung.

Ya, kecuali meja di sudut kafe itu, yang masih setia dihuni oleh para princess cantik yang betah dengan kegiatan-kegiatan bersosmednya.

"Waah, aku sangat suka desain kafe ini. Benar-benar instagramable," ucap gadis semampai dengan rambut hitam yang bebas terurai.

"Bagaimana tidak bagus. Yoongi dari kelas arsitektur yang mendisain semuanya. Dan katanya kafe ini milik salah satu temannya yang berkuliah di Jerman." Kini gadis dengan rambut sebahu yang bicara.

"Serius? Pantas saja. Lain kali aku akan memintanya untuk mendisain kamarku, sekalian pedekate." Gadis berambut hitam itu tersenyum malu, entah apa yang ada dipikirannya sekarang sehingga pipinya jadi merah merona.

Di sisi lain, Nara hanya bisa memutar bola matanya sembari menggosok meja kayu dengan kuat, kesal dengan pembicaran para gadis-gadis dibelakangnya.

"Sebaiknya kau urungkan niat untuk mendekati Yoongi. Ada kabar burung, jika Yoongi sudah punya kekasih," ucap gadis berambut pirang mulai bergosip.

"Benarkah? Tapi aku tidak pernah melihatnya jalan dengan perempuan. Ya, kecuali dengan client-nya."

"Dan satu lagi ...." gadis berambut pirang itu menjeda kalimatnya. Menyuruh kedua temannya itu untuk mendekat.

"Katanya, kekasih Yoongi itu bekerja di sini."

Sontak, mata kedua temannya itu terbelalak tak percaya.

"Kau serius?"

"Serius. Yoongi sering datang kemari hanya untuk menjemputnya."

"Benarkah? Kira-kira siapa?"

Nara yang mendengar pembicaraan itu berdehem, pura-pura batuk untuk memberi kode. Bahwa dirinya yang dimaksud trio princess itu.

"Dan yang lebih parahnya lagi. Mereka tinggal bersama disatu apartemen."

"Wah? Benarkah?!" Sekali lagi dua dari ketiga gadis itu terkejut bukan main.

"Hah ... pasti perempuan itu hanya seorang jalang. Toh, Yoongi juga tidak pernah mengakui bahwa dia sudah punya kekasih. Benarkan?"

Kruk!

Jemari dengan kuku panjang Nara menggaruk meja kafe dengan kesal. Wajahnya memerah, dadanya naik turun mendengar kata 'jalang' dari bibir merah milik gadis berambut hitam panjang.

Rasanya ia ingin sekali menerkam, merobek-robek baju mahal gadis tersebut dengan kedua tangannya.

"Hey, aku punya ide. Bagaimana jika kita merekamnya. Bukankah karyawan di sini belum ada yang pulang. Pasti Yoongi juga akan datang ke sini untuk menjemputnya."

"Setuju! Kita rekam. Jika kita sudah tahu dan dapat wajah perempuan itu. Kita sebar ke media sosial. Aku yakin video itu akan viral dan membuat banyak penggemar Yoongi berbondong-bondong mendatangi kafe ini untuk melabrak si jalang itu."

Mereka tertawa, sambil ber-tos-ria.

Sedangkan Nara yang masih setia menggosok meja kafe hanya bisa diam, menggigit bibir bawahnya yang sudah tak berwarna karena lipstik yang sudah luntur.

Saat deru mesin mobil berhenti tepat diparkiran kafe, Nara melirik. Mempertajam penglihatannya menuju jendela kaca besar yang menembus ke luar.

Nara tahu pemilik mobil itu. Tak perlu waktu lama untuk mengenalinya. Pasalnya orang yang mengenderai mobil tersebut kini keluar sembari berkaca pada spion dan mengacak rambutnya asal.

"Oh! Itu Yoongi! Cepat siapkan kamera kalian."

Nara buru-buru pergi dari tempatnya berdiri. Begitu tergesa berjalan menuju ruangan belakang sembari menutupi wajahnya.

Suara dering lonceng kafe pun terdengar. Yoongi memasuki kafe dengan santai tanpa memperdulikan ketiga perempuan yang kini sudah siap dengan kamera ponselnya.

Namjoon keluar untuk menggantikan Nara. Dan tak sengaja bertemu pandang dengan Yoongi yang kini hendak duduk di meja kafe dekat jendela. Tempat favoritnya.

Namjoon menghampiri, "Oh, kau sudah datang? Pantas saja Nara buru-buru ke lokernya tadi. Kau mau pesan sesuatu selagi menunggunya berganti pakaian?"

"Tidak perlu, suruh dia lebih cepat saja," jawab Yoongi seraya mengeluarkan ponsel di sakunya.

Namjoon mengangguk lalu kembali menuju ruang loker.

"Ra-ya. Yoongi Hyung sudah di depan, dia menyuruhmu untuk cepat keluar."

Nara yang sudah berganti pakaian itu buru-buru mengemasi barang-barangnya dengan cepat.

Ia berjalan dari lokernya menuju pintu keluar. Tapi ia teringat dengan perkataan para gadis di dalam kafe sana.

Tungkainya berhenti tepat di depan pintu keluar, menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan bayang-bayang negatif yang akan terjadi jika benar para gadis itu mau menyebar video wajah dirinya.

Mungkin jika fans Yoongi hanya satu dia tidak akan sekhawatir ini. Tapi masalahnya hampir semua mahasiswi di kampus itu adalah fans Yoongi.

Bukankah Nara pernah bilang jika Yoongi itu punya karisma yang luar biasa?

Jadi dia berbalik duduk kembali pada kursi di depan lokernya.

"Nara? Kau baik-baik saja? Yoongi sudah menunggumu, lho." Injung yang juga tengah membereskan barangnya terlihat khawatir melihat Nara yang gelisah.

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin menunggumu."

Dahi Injung berkerut. Tidak biasanya Nara mau menunggunya di saat Yoongi sudah menjemput.

Injung pun hanya mengangguk, membolehkan Nara untuk menunggunya.

"Aku selesai, sampai bertemu besok." Itu Jimin, ia hendak keluar dari ruang loker.

Nara memperhatikan Jimin, melihatnya mengenakan topi bucket hitam juga masker motor dengan warna senada.

"Chim!"

Jimin pun menoleh saat mendengar namanya dipanggil.

Nara menghampiri, "boleh aku pinjam topimu?"

"Untuk apa?"

Nara langsung saja mengambil topi yang bertengger di kepala Jimin.

"Ya! Kau ini apa-apaan sih?"

"Aku pinjam sebentar, besok aku kembalikan. Oh, satu lagi ...."

Nara melucuti masker motor yang Jimin pakai, lalu tanpa izin langsung memakainya hingga wajahnya tertutup.

"Ya! Jangan! Nanti bau jigongmu!"

"Nanti aku cuci. Aku duluan yah!"

Nara pun pergi, meninggalkan Jimin yang masih terpaku di tempatnya.

"Lho, katanya mau menungguku?"

Jimin menggedikkan bahunya tak mengerti.

Nara keluar, perlahan ia berjalan menuju meja dekat jendela menghampiri Yoongi dengan style yang benar-benar tertutup.

Yoongi yang sedari tadi duduk pun hanya menatap aneh pada gadis yang kini sedang berjalan ke arahnya.

"Oh, apa itu kekasih Yoongi?" Dengan berbisik-bisik ketiga gadis di sudut kafe sudah menjalankan aksinya.

Nara pun sampai di meja Yoongi, "ayo kita pulang."

"Kenapa kau memakai masker? Dan topi siapa itu?"

Nara gelagapan, memegangi topi yang ia kenakan.

"Sudah jangan banyak bicara. Ayo pulang." Nara menarik lengan Yoongi menyuruhnya untuk berdiri.

Tapi Yoongi justru menghempaskan tangan Nara. Ia berdiri dengan wajah yang kebingungan.

"Kau belum menjawabku. Kenapa kau memakai masker dan topi itu? Kau merasa dirimu artis?"

"Iya, aku memang artis. Sudah cepat kita pergi." Nara kembali menarik tangan Yoongi, sedikit melirik pada ketiga gadis yang terlihat sedang merekamnya.

Yoongi yang melihat itu pun ikut menarik maniknya menuju sudut kafe. Sepertinya ia mengerti dengan sifat dan style Nara yang terlihat aneh kali ini.

Ia melepaskan tangan Nara yang sempat menggenggam lengannya. Lalu ia seret tungkainya menuju meja di sudut kafe.

"Yoon, kau mau ke mana?"

Yoongi tak menggubris pertanyaan Nara yang terdengar berbisik di balik masker. Ia terus menggerakkan kakinya menuju trio princess yang kini sudah gugup karena Yoongi mendekati mereka.

"Ha- hai, Yoon. Kau di sini rupanya?" ujar gadis berambut hitam panjang, tergagap.

"Boleh aku meminjam ponselmu?"

Ketiganya saling tatap, ragu untuk memberikan ponselnya.

"Aku hanya ingin meminjamnya saja. Tidak boleh?" Suara Yoongi begitu lembut, dengan memberikan senyum termanisnya.

Melihat senyum semanis gula itu membuat hati ketiganya meleleh. Satu persatu dari mereka menyodorkan ponselnya masing-masing.

"Apa pun untukmu,"

"Jangan lupa simpan nomer ponselmu juga,"

"Tolong pegang ponselku lebih lama, agar parfum-mu menempel lebih lama,"

Yoongi pun mengambil ketiga ponsel yang ada di hadapannya. Masih dengan senyum manisnya.

Hal itu jelas membuat Nara geram. Gadis itu tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa berdiri di tempatnya seraya meremas ujung hoodie kebesaran milik Yoongi yang ia kenakan.

Yoongi pun berjalan menuju jendela di sisi kafe. Tersenyum sesaat dan setelah itu ....

Brak!

Ketiga gadis di meja yang tak jauh dari tempat Yoongi berdiri itu pun reflek berdiri saat tahu apa yang Yoongi lakukan pada ponsel mereka.

Brak!

"Ya! Apa yang kau lakukan?!"

Brak!

"Ponselku~"

Kini Yoongi hanya menatap dingin ponsel yang sudah berserakan di lantai. Melemparnya satu persatu hingga hancur berkeping-keping.

Nara yang melihatnya pun ikut terkejut dengan apa yang Yoongi lakukan.

"Apa yang kau lakukan, Yoongi!" Gadis berambut pirang itu maju, menarik pundak Yoongi dengan wajah yang memerah karena menahan emosi.

"Dengar. Jika aku melihat kalian mengganggunya lagi. Seperti sekarang, kalian akan langsung berurusan denganku," ujarnya teramat dingin.

Yoongi kembali menghampiri Nara yang masih berdiri tak percaya dengan apa yang sudah Yoongi lakukan.

Yoongi melepaskan topi dan masker yang menutupi wajah Nara. Melemparkan barang-barang itu asal.

"Jangan menutupi wajahmu lagi. Dan jangan pernah takut pada siapa pun. Aku selalu ada bersamamu."

Nara terharu mendengar apa yang keluar dari mulut Yoongi. Tak menyangka ternyata mulut pedas Yoongi bisa mengeluarkan kata-kata semanis itu.

Yoongi, menggenggam hangat tangan Nara. Menarik gadis itu untuk pergi dari kafe tersebut. Meninggalkan ketiga gadis yang masih kesal dengan kejadian tadi, juga beberapa karyawan kafe yang shock dengan apa yang mereka lihat.

Setelah Yoongi memasuki mobil. Nara berjalan menuju pintu sebrang. Ia tidak langsung masuk melainkan menyembulkan kepalanya di balik badan mobil. Memperlihatkan wajah sumringahnya pada ketiga gadis yang kini juga menatapnya dengan kesal.

Nara, gadis itu menaikkan tangannya. Menunjukkan jari tengahnya tanpa ragu lalu berseru.

"Goodbye bitch!"

.
.
.
.
.

Songooooongg .....

Gimana gais, sudah bosankah kalian 🌚

Tolong jangan bosen-bosen sama couple ini. Tolong sayangi mereka.

Oke, jangan lupa vomentnya manaaa??

💕💕💕

J_Ra

המשך קריאה

You'll Also Like

102K 765 6
Cerita cinta (18+) Cinta yang begitu terasa indah bagi Zara berubah menjadi kenyataan pahit yang hanya ia yang tahu bagaimana rasanya Ketika sang kek...
172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
Red [end] נכתב על ידי GEE

ספרות חובבים

48.1K 3.3K 18
[COMPLETED] "Ini tidak akan berhasil," "Kita bisa. Kau harus percaya padaku, semuanya akan baik-baik saja." Mungkin sedikit gila dan tidak masuk akal...
166K 18.9K 39
"For all my mistakes in the past, I want to say a thousand apologies to you." Aku ingin sekali mengatakannya bahkan untuk terakhir kalinya. Maaf, aku...