RENTAN: Semusim di Praha [OPE...

By swp_writingproject

114K 18.9K 3.5K

Definisi hijrah dari sudut pandang yang tak terwakili. Kata siapa bertassawuf di era modern itu mustahil? (Di... More

❄️ BAB 01: Zona Bahaya
❄️ BAB 02: Apa dan Kenapa
❄️ BAB 03: Tidak Baik-Baik Saja
❄️ BAB 04: Hush!
❄️ BAB 05 - Jangan Terluka Sendirian
❄️ BAB 06 - Separuh Aku
❄️BAB 07: I H S A N (1)
❄️ BAB 08 - I H S A N (2)
❄️ BAB 09 - S E S A K
❄️ BAB 10 - Janji Temu
❄️ BAB 11 - Sayang Lahir Batin
❄️ BAB 12 - Doa Pasti Bertemu
❄️ BAB 13 - Orang Baru
❄️ BAB 14 - Fenomena
❄️ BAB 15 - Sultanisme
❄️ BAB 16 - Segan Beranjak
❄️ BAB 17 - Intermission
❄️ BAB 18 - Sandung
❄️ BAB 19 - P U L A N G
❄️ BAB 20 - Sarung Longgar
❄️ BAB 21 - Jangan Pecah
BUKU SEMUSIM DI PRAHA
Pemesanan Novel Rentan a.k.a Semusim Di Praha

Surat Sayang

5.1K 484 105
By swp_writingproject

Judul: Semusim Di Praha
Oleh: Sahlil Ge
Genre: Spritual, Slice Of Life
Alur: Maju-Mundur (Dulu dan Sekarang)

Diunggah pada: 25 Agustus 2019 (BAB 21)
Bagian dari 'Antologi Semusim' (Winter).

Hak Cipta Diawasi Oleh Tuhan Yang Maha Esa.

***


***
I

stanbul, Turki

[Sekarang - Ayaz Tasharo]

Yang menakutkan bukan mengakui semua kesalahan dan dosa-dosa kita kepada siapa pun, tapi yang lebih sering menakuti kita adalah kemungkinan komentar yang akan kita dengar dari mereka setelah kita menceritakannya. Itu jika kita bercurah rasa kepada manusia.

(To be continued in book version) 🙂























*****************

Bandung, 28 Agustus 2019

{Sahlil Ge}

Saat saya mendapat DM dari SWP, sekitar bulan Februari yang berisi tawaran untuk menulis bersama mereka, saya ragu pada awalnya. Pertama, karena saya belum terlalu mengenal SWP. Kedua, karena saya belum tahu mau nulis cerita yang seperti apa. Ketiga, saya nggak yakin apakah bisa mengikuti setiap tahapannya dengan baik. Terlepas dari semua alasan itu, saya nggak bisa mengabaikan tawaran dengan niat baik itu.

Perlahan saya menelisik SWP untuk mengenal lebih jauh. Dan seketika saja saya tergerak untuk mulai mempertimbangkannya. Teruntuk siapa saja yang menjadi pelopor terbentuknya SWP, saya acungi jempol.

Penilaian saya, SWP itu seperti oase di Wattpad. Salah satu wadah yang sebenarnya patut untuk diperhitungkan beberapa penulis Wattpad untuk bergabung, dan atau pembaca untuk mengikuti konten-kontennya. Saya mencoba menerawang jauh tentang SWP. Menganalisa niat baik kenapa mereka ada. Dan waktu itu benar-benar semakin ingin menghadirkan diri saya di antara mereka. Ini murni saya tergerak bergabung karena ingin ikut mengangkat SWP alih-alih sekadar ikut bercerita. I mean, soal bercerita SWP punya penulis-penulis yang jauh lebih oke dari saya.

Setelah saya menyetujui bergabung dan konsep cerita di sepakati, saya lalu mulai berpikir keras akan menghadirkan kisah yang seperti apa? Lalu pesan hijrah bagaimana yang harus saya suguhkan? Konflik seperti apa? Mau bagaimana saya menceritakannya?

Saya ingin bercerita sebentar sebelum pamitan. ☺️

Sebelum saya memilih SDP sebenarnya saya sudah menyiapkan beberapa opsi cerita lain yang bertema hijrah.

- Underneath The Maple Tree

Ini adalah cerita religi yang dulu pernah mengantar saya dengan tiket emas kelas eksklusif bersama tim Gramedia di Jakarta Creative Hub. Di sana mendapat bimbingan langsung dari Tere Liye, Bernard Batubara, dan kelas sajak bersama Eyang Sapardi Joko Damono. Saya berencana akan me-remake UTMT menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya untuk SWP. Benar-benar remake dan bukan cuma revisi. Tapi saya urungkan karena lebih akan menguras pikiran saya sebab ini cerita religi dengan tema hijrah yang berat kontennya. Sedangkan tidak semua pembaca Wattpad menyukai bacaan yang berat. Padahal bertepatan dengan latar musim gugur dan musim dingin kota Ottawa, Kanada. Cocok untuk antologi semusim ini.

- Sejarah Peradaban Cinta

Saya sangat menyukai kisah sejarah yang hebat. Dan dari semua literatur sejarah peradaban Islam yang pernah saya babat, ada beberapa di antaranya yang menarik sekali untuk saya kembangkan menjadi bahan cerita. Puing-puing sejarah yang pernah saya sentuh lewat buku itu, banyak sekali pesan perubahan di dalamnya yang tepat kalau disandingkan dengan hijrah. Tapi sayangnya ini juga perlu riset yang lebih lama sementara waktu saya tahun ini terancam terbagi-bagi dengan keperluan yang lain. Padahal dalam outline-nya saya mengambil latar di 12 kota bersejarah dengan musim beragam. Namun kembali lagi, ini berat konten dan bahasannya.

- Makmum Sang Imam

Buku ketiga dari trilogi Imam Masa Depan. IMD-TSK-MSI. Ini novel yang saya khususkan untuk pembaca perempuan. Di dalamnya banyak mengupas persoalan fiqih perempuan dari sudut pandang permasalahan yang saya sesuaikan untuk era sekarang. Tokoh utamanya perempuan dan berlatarkan di pesantren. Tapi pada saat yang sama koleksi kitab-kitab saya yang akan jadi riset malah lagi dipinjam sama temen mahasiswa Ushuluddin dan Dakwah untuk kuliahnya. Akhirnya tidak mungkin saya paksa menulis novel agamis tanpa pegangan atau redaksi.

Dan pada akhirnya,

- Semusim Di Praha

Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa yang saya pilih adalah SDP, sekuel dari Nuraga.

Kembali lagi ke alasan awal, saya ingin mendukung SWP. Saya berpikir kalau lanjutan Nuraga yang sedang hangat-hangatnya tamat akan baik jika saya migrasikan pengikutnya untuk mengenal SWP. Saya murni dari lubuk hati paling inti ingin memboyong pembaca-pembaca saya ke SWP untuk mengenal bacaan-bacaan bagus yang bermuatan islami. Dan Alhamdulillah, misi itu berhasil. Banyak pengikut saya yang belum mengenal SWP akhirnya mereka kenal.

Dengan memilih SDP saya juga berpikir proses menulisnya akan lebih mudah di tengah kesibukan saya kuliah, nyantri, skripsian, nulis buku lain, kerja, dan hidup dalam kenyataan. Juga, melalui SDP saya ingin menumbangkan stereotip pemahaman tentang hijrah yang sejauh ini masih berseberangan dengan pemahaman saya. Tentunya dengan apa yang sekarang marak, ya; Hijrah tanpa esensi. Hijrah sebagai mode. Hijrah sebagai tren. Hijrah biar nemu jodoh. Hijrah bikin konten. Dan macam-macam.

Makanya, di SDP saya lebih menitikberatkan pemahaman hijrah dari sudut pandang tassawuf. Berusaha menguraikan hijrah dari sudut pandang yang jarang sekali di lalui. Nyatanya saya melihat sendiri beberapa pembaca yang berkomentar malah baru mulai ngeh tentang substansi hijrah setelah saya menguraikannya melalui SDP. Semata-mata itu karena bimbingan Allah saya menulis di sini. Bukan kebetulan. Bukan karena saya ditawari menulis. Tapi sebab Allah ingin mempertemukan kita semua di cerita ini dengan sudut pandang baru (yang semoga bermanfaat).

Melalui SDP saya ingin pembaca mengenal hijrah bukan cuma dari tokoh brandal yang bertransformasi menjadi sosok saleh. Seperti kebanyakan cerita. Tapi saya menyuguhkan sosok Sultan yang berlatar belakang agamis dengan ujian hidup yang begitu tak terprediksi. Sebab, iman dalam hati itu tidak konstan. Allah nggak akan membiarkan hamba-Nya yang mengaku beriman dan berhijrah tanpa sebuah ujian. Hijrah bukan penentu happily ever after dari perjalanan hidup manusia. Justru setelah hijrah, segalanya akan menjadi lebih menantang.

Saya ingin membuat Sultan yang sudah paham agama justru belajar lagi. Belajar untuk kembali pada sujudnya. Kembali pada kenyataan bahwa ada tahapan imani yang yang harus dia lalui lagi untuk menjadi insan kamil. Pun saya tidak ingin mengobral cerita yang punya embel-embel 'islami' hanya biar jadi konten yang marak dibaca. Saya tidak ingin menjadi popular dengan jualan agama dalam konten tulisan saya. Tapi hanya sebatas kesadaran seorang santri mbeling yang memiliki kewajiban meneruskan ilmu dari guru-gurunya kepada khalayak dengan metode dan media yang mudah disenangi. Ya pada era sekarang, Wattpad sudah jadi ladang yang tepat untuk menanam kebaikan agar bisa dituai hasilnya kelak kalau saya sudah dipanggil Yang Kuasa.

Makanya saya nggak pernah ngebet buku saya mejeng di rak-rak toko buku. Itu bukan cita-cita besar saya. Alih-alih saya justru lebih bercita-cita bisa membuat banyak orang merasakan perubahan ke arah yang lebih baik setelah membaca tulisan saya. Dan itu lebih dari cukup. Penghargaan yang lebih dari cukup dibanding popularitas semata. Lah, soal jadi buku itu bisa saya cetak sendiri tanpa perlu caper-caper ke penerbit biar dikoling. Nyatanya, selama saya menghadirkan muatan yang diusahakan positif, buku-buku saya tetep banyak yang mencari. Semua ini Allah yang mengatur. Saya cuma bisa berusaha semampu daya saya, sisa urusannya udah saya lempar ke Allah biar Dia yang wakilin. Biar Dia yang urusin. Mau ramai pembaca, mau dipinang penerbit, mau trending, itu bukan kehendak saya. Jika pun pada akhirnya saya sampai sana sementara saya tak berkehendak untuk itu, ya, saya maknai saja sebagai hadiah dari Allah.

Menulis SDP di SWP memberi saya banyak pengalaman baru. Salah satunya, selama saya menulis di Wattpad, saya baru pertama kali merasa terluka perasaannya sebegitu membekas oleh pembaca. Tapi ini wajar. Saya bisa memaklumi.

Jadi ada satu pembaca perempuan yang mungkin penasaran ya dengan siapa sih Sahlil Ge ini. Dia mengikuti instagram saya, bergabung di grup Sultanisme, berbaur dengan wajar, sampai pada akhirnya saya mengunggah foto diri di story Instagram dan tiba-tiba dia melontarkan sebuah pendapat yang sangat tidak mengenakkan hati. Seperti, "Saya kira Sahlil Ge itu orangnya ..., nggak nyangka ternyata orangnya ..., kirain tulisannya begitu orangnya juga ... saya kecewa, dst." Kurang lebih seperti itulah. Sampai saat ini saya masih berpikir kenapa ada perempuan yang seberani itu menghakimi seseorang hanya dari hal sepele yang tak sepantasnya dijadikan penilaian paripurna akan seseorang. Bahkan kita nggak kenal. Nggak pernah bertemu. Dan semudah itu memberi penilaian. Sosial media bukanlah dunia nyata, itu cuma fasad (tampilan depan) dari penggunanya.

Lalu di sini saya ingin berbicara. Sahlil Ge bukanlah sosok laki-laki yang saleh. Dia bukan sosok yang layak diidamkan. Bukan sosok yang layak dipuji. Bukan sosok yang layak untuk dititipi ekspektasi. Dan tidak mengharapkan penilaian positif dari apa yang sudah ditulis. Penampilan saya tidak agamis. Saya penikmat musik, dan tidak mau berurusan dengan yang pantang dengan musik. Saya berteman dengan siapa saja. Membaur dengan siapa saja. Akur dengan agama, ras, suku, adat, apa saja. Hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Bersahabat dengan teman-teman muslim yang berbeda sudut pandang.

Sebagai diri sendiri yang jauh dari kesempurnaan, saya tak pernah tuh meminta dikagumi karena tulisannya. Kalau suka sama tulisannya, cukup dengan tulisannya, cukup dengan ceritanya. Tak perlu repot-repot berekspektasi pada siapa yang menulis. Karena saya tidak sedang berusaha memenuhi ekspektasi siapa pun.

Tapi saya anggap selesai. Saya tidak membalas pesan itu. Saya maafkan. Dan kita jadikan sebagai pembelajaran untuk bagaimana bersikap kepada orang yang tidak kita kenali.

...

Saya banyak salah. Saya banyak kekurangan. Saya tidak bisa mengunggah ceritanya sampai tamat di wattpad. Banyak yang belum saya jelaskan secara gamblang di bab-babnya. Tulisan saya masih amburadul. Banyak saltik. Dengan sadar diri, saya minta maaf untuk itu semuanya.

Kenapa nggak bisa unggah sampai tamat?

Baik, saya jelaskan. Ini hak temen-temen untuk tahu. Sebulan setelah konsep cerita di sepakati saya sudah langsung kebut stok bab SDP sampai 21 bab. Baru setelah itu saya mulai menyicilnya pelan-pelan sampai tamat. Ancang-ancang kalau nanti saya keteteran, kan.

Saya sudah mengukur kalau untuk unggah nggak akan ada kendala. Tapi yang namanya rencana manusia, kadang nggak selaras dengan rencana Allah. Eh, sejak mulai unggah mendadak banyak sekali urusan berdatangan. Anehnya lagi selalu tepat di hari jadwal saya unggah SDP. Kebanyakan karena urusan kerjaan dan skripsi. Yang namanya laki-laki kan, beda sama penulis perempuan yang mungkin punya lebih banyak waktu luang dan bisa memanaj waktu dengan teratur. Sementara dengan kesibukan seperti itu semuanya berputar dan membalikkan rencana yang telah saya atur.

Belum lagi ada serangkaian sidang akhir yang ternyata membuat saya pontang-panting mempersiapkan. Lembur sampai malam buat nyusun. Wara-wiri memenuhi kemauan dosen. Penelitian terus. Revisi. Ada saja yang tak terprediksi. Jadi jika harus memilih mana yang harus diprioritaskan, tentu saya lebih memilih untuk menyukseskan pendidikan saya. Kalian bisa menunggu, tapi gelar saya tidak. Nulis di untuk Wattpad bisa buat nanti, tapi skripsi saya tidak bisa dituliskan orang lain. Alhamdulillah nih, berkat doa kalian juga saya bisa menuntaskan studi dengan tepat waktu, alhamdulillah hasilnya memuaskan banget, dan alhamdulillah lulus dengan predikat Jayyid Jiddan atau setara Pujian dari kampus. Sekali lagi makasih yang sudah ramai-ramai doain. Insyaallah Oktober wisuda. Semoga tahun depan bisa duduk di ruang kelas almamater baru buat lanjut belajarnya. Doain semoga lancar dan suksesn, biar nggak malu-maluin amat kalau udah waktunya ngelamar anak orang.

Udah gitu, kerjaan lagi padet banget. Di luar dugaan juga. Udah deh, nambah nggak sempat pegang Wattpad. Mau minta tolong unggahin asisten pribadi, tapi saya orangnya nggak mau ngerepotin. Dia juga punya kesibukan. Ya sudahlah.

Akhir Juli saya udah mau kelar urusan beratnya. Tapi tanpa diduga, Allah ngasih urusan lain lagi yang lebih lebih. Saya dikontak seorang editor penerbit dan akhirnya panjang kan urusannya. Ada janji temu lah. Bikin konseplah. Balasin surel-surel lah. Riset lah. Bikin kesepakatan kontrak lah. Pokoknya riweuh. Sampai saya mau sidang terakhir kemarin pun malamnya saya nggak baca skripsi, tapi malah sibuk ngurusin proyek itu. Jadi saya nggak belajar mateng tuh pas mau sidang. Tapi pede aja, masa sih penelitian bikin sendiri nggak bisa jawab kalau ditanya penguji. Allah yang ngasih urusan, Allah juga yang bantu beresin. Alhamdulillah.

Jadi di sini saya mohon maaf kepada semuanya. Minta maaf dari temen-temen untuk apapun itu yang perlu sebuah maaf.

Utamanya kepada tim SWP, maaf untuk tidak sesuai ekspektasi.

Untuk pembaca SDP, saya lebih minta maaf lagi karena setelah ini SDP tidak ada unggahan lagi. Jika pun ada unggahan, palingan itu kabar penerbitan SDP saja, ya. Insyaallah pertengahan November SDP bisa dipesan.

Makasih banget untuk kebersamaan kita empat bulan ini.

Grup Sultanisme 1.0 dan 2.0 yang selalu bikin saya kangen ocehannya sampa beribu-ribu chat. Maaf perjumpaan kita di Wattpad hanya sampai sini. Tapi kita akan tetap di grup. Kasihan kalian lagi sepi ya ditinggal admin KKN.

Semoga kita bertemu lagi di versi buku. Mulai nabung ya dari sekarang. Hehehe.

Jangan sedih. Masih ada waktu berjumpa lagi.

Ini pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan.

#SultanPamit


Salam Hangat,

Sahlil Ge
TheReal_SahlilGe

Bandung, 28 Agustus 2019





PS:

Info penerbitan SDP bisa ditongkrongin di Instagram @sahlil_ge dan @swp_writingproject

PPS:

Setelah ini akan ada deretan cerita baru dari SWP 3. Mereka akan mengisi hari-hari kalian kedepannya. Selamat menanti.

Continue Reading

You'll Also Like

203K 14.7K 47
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
57K 2.7K 29
"Wanita itu suci, bagaikan sajadah. Karna, diatas wanita lah lelaki akan beribadah." Fatimah mengerutkan keningnya. "Maksudnya? Perempuan dijadikan s...
66.5K 2.6K 30
Serpihan cinta Gus Al dan Ning Syafa yang berakhir abadi🌹 Sebuah perjanjian yang membuat dua insan di persatu kan dalam ikatan suci pernikahan, yang...
375K 16.5K 70
Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir dari keluarga berada dan Alzena dari ke...