COME BACK

Da aimemy

16.7K 4.2K 5.8K

Synda berniat menutup pintu hati saat terakhir kali menjalin hubungan yang berakhir dikhianati. Tapi sepertin... Altro

Prolog
Part One
Part Two
Part Three
Part Four
Part Five
Part Six
Part Seven
Part Eight
Part Nine
Part Ten
Eleven 🍁
Twelve 🍁
Thirteen 🍁
Fourteen 🍁
Fifteen 🍁
Sixteen 🍁

Seventeen 🍁

283 109 51
Da aimemy

* Jangan lupa tekan tanda bintang di pojok kiri *

"Ngapain kau malam-malam ke kosku? Bukannya masih di Malaysia?"

Sekarang sudah pukul sepuluh malam, aku bingung kenapa semua laki-laki di sekitarku harus duduk di meja nomer delapan dan sekarang selalu datang dijam sepuluh malam seperti ini? Apa tidak bisa mereka datang ke kosku dijam delapan gitu? Aku ini kan perempuan, masa iya harus menerima laki-laki berbeda dijam sepuluh gini.

"Mau curhat. Alay 'kan aku?" jawab Niawan dengan mata sendu. Laki-laki yang mendatangi kosku malam ini adalah laki-laki setengah gila yang terlihat sedang bersedih. Aku tak tau kalau seorang Niawan bisa bersedih juga.

"Ngobrol tempat lain aja, ya. Uda malam banget ni, nggak enak sama anak kos lainnya," pintaku.

"Oke, aku bayarin es krim."

"Aku ambil jaket bentar."

Aku mengajak Niawan ke sebuah tempat yang memang hanya menjual es krim. Konsep tempat ini serba pink, sama seperti cafe yang pernah ku datangi bersama Ana kemarin.

"Nda, kau nyari tempat kok yang unyuk gini sih? Nggak cocok banget sama tampilanku yang maco," protes Niawan melihat ke sekeliling cafe yang kami datangi.

"Uda ih, nggak usah banyak bacot kau, ini dekat dari kosku. Jadi nggak perlu ngabisin bensin keretamu."

Aku duduk di dekat pintu keluar, menatap dinding kaca yang menampakan kegiatan orang di luar. Ternyata semakin malam begini, malah semakin banyak orang yang berkeliaran di luar.

"Jadi, kau mau curhat apa?" tanyaku sambil menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulut.

"Aku putus."

"Putus asa? Putus kuliah? Putus urat malu?"

"Aku putus sama Manda." Niawan menunduk lemah bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Apa laki-laki setengah hantu ini menangis?

Aku memasang wajah kagetku, "Kok bisa? Kau selingkuh atau dia yang selingkuh?"

"Nggak ada yang selingkuh, dia bilang nggak kuat Ldr. Padahal aku kuat-kuatin di sini, kalau dia bertahan aku bakalan jauh lebih bertahan walaupun godaan banyak. Tapi, dia lebih memilih mengakhiri semuanya, Nda. Aku mau nangis, cengeng banget 'kan aku?" Laki-laki ini mengusap air mata yang ada di pelupuk matanya itu.

Seumur-umur baru kali ini aku melihat laki-laki menangis karena diputusin pacarnya. Aku yakin Niawan sangat mencintai pacarnya yang jauh di sana.

Sekarang aku mengerti alasan Niawan pergi ke Malaysia dan sikap anehnya kemarin. Masalah yang dia maksud adalah masalah tentang hubungannya dengan Manda. Bahkan Niawan rela pergi ke Malaysia sana hanya ingin memperbaiki semuanya dengan Manda. Medan-Malaysia itu termasuk perjalanan yang menguras kantong, loh. Tapi perempuan yang bernama Manda itu tidak menghargainya sama sekali.

Aku berpindah ke samping Niawan. Menepuk-nepuk pundak laki-laki ini, hanya sekedar memberinya semangat. Aku juga bingung harus apa, dulu saat putus dengan Azam aku tidak membutuhkan kata-kata semangat dari orang lain, karena yang aku pikirkan saat itu hanya rasa sakitku dan menebak-nebak apa kesalahanku.

"Aku tau itu berat, aku tau juga gimana rasa sakitnya. Tapi, pilihan orang nggak bisa kita paksain kan? Mungkin setelah pisah dari kau, dia merasa lebih nyaman. Kau sendirikan yang bilang, ikan masih banyak di laut?" Aku mencoba berbicara dengan setenang mungkin.

Aku tau apa yang aku katakan tak akan membuatnya merasa lebih baik, tapi setidaknya dia butuh orang yang mengerti posisinya.

Niawan menoleh, menatapku dengan puppy eyesnya. "Masalahnya, ikan di laut nggak mau dekat sama aku, Nda."

"Gimana mau dekat kalau nggak kau pancing? Uda deh, sekarang coba senyum. Tarik napas, tahan selama satu bulan."

"Hey! Yang ada aku mati!" katanya setengah berteriak.

Aku tertawa. "Nah, gitu dong, ngegas."

"Aku yakin dia pasti nyesal ninggalin kau yang begitu sayang dan setianya sama dia," lanjutku.

"Makasih, Nda. Kau memang teman terbaikku. Makasih uda mau dengerin curhatanku yang alay ini."

"Waktu aku galau kau yang nemani, sekarang gantian, aku yang nemani kau. Aku nggak suka utang budi."

"Oke, kalau gitu kau yang bayar es krim, ya," pinta Niawan dengan senyum jahilnya. Kemana wajah sedihnya tadi?

"Sialan ! Minta bayarin sama anak kosan."

🍁🍁🍁

Kelas kesehatan satu sedang diskusi mengenai mata kuliah Promosi Kesehatan. Kami ditugaskan membentuk beberapa kelompok dengan tema yang sama dan mempromosikan tentang tema itu ke masyarakat dengan cara yang berbeda.

"Jadi, saya mengambil tema Gaya Hidup untuk kalian promosikan ke masyarakat. Kalian bahas tentang Gaya Hidup yang tidak sehat di zaman sekarang. Kalian bisa menggunakan metode yang berbeda, minggu lalu sudah saya jelaskan," jelas bu Fauzah selaku dosen Promosi Kesehatan.

"Jadi, Bu, ini tugasnya entar gimana?" tanya Adson selaku komting di kelasku.

"Seperti yang saya katakana tadi, tugas kalian mempromosikan tentang masalah Gaya Hidup. Permasalahan ini mencakup luas, misalnya, kalian bisa membahas gaya hidup yang buruk dapat mengakibatkan obesitas, atau bisa juga tentang merokok. Di zaman sekarang banyak anak muda yang menghamburkan uang orang tuanya dengan merorok, demi untuk memenuhi gaya hidupnya. Saya pernah dengar anak muda berkata kalau tidak merokok tidak ganteng. Sungguh pemikiran yang bodoh!" kata Bu Fauzah lagi dengan menekankan kata "Bodoh" dan menatap laki-laki yang ada di kelasku ini.

"Kalian bisa membahas masalah ini. Rokok itu dapat memicu kanker paru-paru, selain itu juga dapat menyebabkan hipertensi. Seperti yang kalian ketahui hipertensi memang biasanya berasal dari faktor keturunan. Tapi, kalau kalian tidak menjaga tubuh kalian dari sekarang, maka kalian yang akan menjadi pemicu munculnya penyakit itu. Apa kalian tidak kasihan dengan anak cucu kalian yang akan terkena hipertensi, hanya karena kesalahan kalian di masa muda?"

Aku membenarkan semua yang dikatakan Bu Fauzah. Merokok juga bukan hanya menyebabkan masalah untuk dirinya sendiri, tapi juga keluarganya dan lebih parahnya dapat menyebabkan masalah bagi orang di sekitarnya. 

Saat seseorang merokok dia dikatakan perokok aktif, tapi orang di sekitarnya yang tidak merokok, hanya menghirup asap rokok yang dihembuskan si perokok, itu disebut perokok pasif. Dan resiko perokok pasif lebih bahaya daripada perokok aktif itu sendiri.

Bisa dibayangkan tidak? Bukan dia yang merokok, tapi hanya menghirup asap perokok yang datang entah dari mana, dia malah terkena penyakitnya juga. Aku selalu memegang prinsip, cintai dirimu terlebih dahulu setelah itu cintai orang lain. Jika kau saja merusak dirimu dengan cara merokok, bagaimana bisa kau mencintai dan menjaga orang lain? Bukankah yang selalu ada untukmu itu dirimu sendiri? Harusnya kau mencintainya lebih dari apapun 'kan?

"Oke, Bu, paham. Ini kelompoknya bagi sendiri 'kan Bu?" tanya Adson lagi.

"Iya, Ibu tau dalam hati kalian maunya milih sendiri. Tapi ingat harus dibagi, laki-laki dan perempuan. Jangan laki-laki semua, nggak akan selesai tugas itu nanti."

"Baik, Bu," jawab Adson mengerti.

"Baiklah hari ini sampai di sini perkuliahan kita, mulai minggu depan sudah bisa persentase kelompok satu, ya," ucap Bu Fauzah sebelum meninggalkan kelas.

"Gimana? Uda dibagi belum? Sekretaris mana?" tanya Adson.

"Ad, aku , Ana, Niawan , sama Fadhil satu kelompok ya. Selebihnya terserahmu aja mau masukin siapa, asal jangan yang nggak mau kerja. Kau tau prinsipku, nilai bersama kerja bersama, kalau nggak mau kerja jangan harap namanya ada di kertas, bahkan inisialnya aja nggak akan ku tuliskan."

"Iya Nyai, galak bener kau."

"Harus gitu, biar yang satu kelompok samaku nggak cuma mau nilai aja. Materiku tentang merokok, ya."

"Iya Synda si imut abiez," kata Adson mengacak rambutku.

Kenapa akhir-akhir ini banyak sekali yang mengacak rambutku? Mereka tidak senang kalau rambur terlihat rapi gitu?

"Ad, aku jangan sekelompok sama Synda, ya," pinta Bila teman sekelasku. Aku bingung apa alasannya sampai tak mau satu kelompok samaku. Padahal kan aku baik.

"Kenapa?" Bukan aku yang bertanya, tapi Ana yang masih menikmati bola-bola cokelatnya.

"Takut aku, kalau sekelompok sama dia berasa satu kelompok sama Mak Lampir."

"He Bilong ! Aku ada di sini, loh. Kau ghibahin aku, berasa aku cuma arwah."

"Bagus ngomong di depankan daripada belakang. Aku kan nggak munafik."

Benar juga

Aku memutar bola mataku malas, kemudian berjalan keluar kelas bersama Ana di sampingku.

🍁🍁🍁

Entah angin apa yang membawa Rean tiba-tiba berada di sini, di kampusku. Walaupun kami satu Universitas, tapi jarang sekali kampus dua punya urusan dengan kampus satu. Biasanya kampus satu yang selalu punya urusan ke kampus dua, karena pusat kantor dosen ada di sana.

Aku berjalan mendekati Rean yang berdiri di dekat parkiran mobil. Dia masih menenteng tasnya, berarti dia baru selesai kelas. Di tangannya terdapat satu buket mawar merah. Aku sudah pernah bilang belum, kalau aku ini perempuan yang tidak menyukai boneka dan bunga? Jika sudah, kurasa Rean lupa akan hal itu.

"Kamu kenapa di sini?" tanyaku.

"Mau jemput kamu lah, ini bunga untuk kamu."

Aku tersenyum menerima buket bunga itu. Walaupun aku tidak menyukainya tapi aku harus tetap menghargai pemberiannya 'kan? Apalagi sekarang kami berada di area kampus, otomatis banyak mata yang memperhatikan kami.

"Ehem .. Cie yang dapat bunga dari Mas Alien."

Aku menyenggol lengan Ana. Lancar sekali mulutnya itu mengucapkan alien di depan Rean. Ya ampun, Ana ini memang selalu merepotkanku. Kuharap Rean tidak tersinggung dengan ucapannya.

"Eh, kenalin, ini Ana. Kemarin waktu di kampus dua, kamu uda pernah ngeliat dia di kantin. Perempuan yang melambai-lambaikan tangan dengan senyuman yang sok cantik itu."

Rean hanya tersenyum tipis melihat Ana. Aku nggak tau itu sebenarnya bentuk sikap orang yang sombong atau cuek? Tapi, bukannya sombong dan cuek itu hampir sama, ya?

"Kamu tunggu di sini bentar, ya, aku mau ke sana." Aku menunjuk tempat di mana Niawan, Fadhil, beserta temanku yang lain berkumpul di tempat kami biasa. Sedari tadi aku sudah menyadari kalau tatapan mata mereka tidak pernah lepas dari kami.

Rean hanya mengangguk, mengusap lembut puncak kepalaku.

"Na, maafin Rean, ya. Memang begitu orangnya," kataku pada Ana, takut jika sahabatku ini sakit hati karena tingkah pacar alienku itu. Tapi mungkin ini salah Ana juga, mungkin Rean sengaja bersikap seperti itu karena merasa tersinggung dengan ucapan Ana tadi.

"Santai, aku uda biasa dijutekin. Kalau mau aja, bisa ku buat dia suka aku."

Aku menoyor kepala Ana, enak saja dia ingin membuat Rean jatuh cinta padanya. Dalam kamus percintaanku, pasal 101, teman baikku tidak boleh berteman dekat apalagi sampai berpacaran dengan laki-laki yang pernah menjadi pacarku.

"Aku pamit duluan, ya, uda dijemput soalnya," pamitku pada orang-orang yang masih menatapku dengan tatapan bertanya 'yang tadi itu siapa?'

"Itu siapa?" tanya Niawan.

"Pacarku, lah. Masa pacar orang ngasih aku bunga."

"Oh, jadi itu orang yang nganggap kau antara ada dan tiada?" cibir Niawan. Entah apa lagi, kali ini yang merasukinya.

"Mulutmu itu, ya, Nia, minta ditabok buku!"

"Nggak usah dipeduliin, Syn. Sawan babinya kumat mungkin. Sana pigi, kasian si alien nunggui. Liat tuh matanya tajam banget ngelihat ke sini."

Aku langsung berlari menuju mobil Rean. Benar yang dikatakan Ana, sedari tadi, saat aku berbicara dengan temanku, Rean memperhatikanku dengan sorot mata siap menerkam hidup-hidup.


Jangan lupa votement ❤️

Peluk Jauh ❤️

Rsswp
Follow ig : @itsrss__

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

1.8M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
Ace. Da hiatus.

Fanfiction

81.1K 10.9K 42
argy bargy after story. 25 Nov, 2021.
7.2K 805 25
Semesta Series 2 ( Forest ) Adult Content! ( Romance-Comedy & Fantasi Modern ) Raung Kalamantana, seorang pemuda kehilangan arah yang berlari kepada...
Rania (On Going) Da say's

Romanzi rosa / ChickLit

2.2K 427 14
❗PLAGIAT PERGI JAUH-JAUH❗ ❗Follow terlebih dahulu, sebagian cerita diprivate❗ //Romance//adult//comedy "Lepasin tangan aku Mas sakit!!!." Aku kian be...