AKU menanti hingga ke malam , semata hanya untuk memastikan keadaan nya . Aku harap , Adam tak apa-apa dan dalam keadaan yang baik . Meskipun dia bukan suami aku , sembuhkan lah dia kerana wajah itu sentiasa membuatku tak tenang .
Aku menjengulkan kepala ke muka pintu , aku lihat Adam masih belum sedarkan diri atau kah dia sedang tidur , aku tak tahu . Perlahan kaki aku langkahkan masuk ke dalam wad itu , menutup pintu dengan berhati-hati agar tiada sebarang bunyi yang kedengaran .
Aku hampiri katil itu lalu mataku mula berkaca , sebak hatiku melihat wajah itu , wajah yang tersangat aku rindui .
" Adam ... "
Aku melabuhkan punggung di atas kerusi , jemarinya aku sentuh dengan rasa takut . Aku memang dah hilang akal , menyentuh jemari suami orang . Air mata aku lepaskan mengalir saat jemarinya ku genggam .
" Cik Dania "
Aku mengangkat pandangan untuk melihat dia , jemarinya langsung ku lepas cepat dan aku mengangkat punggung untuk melihat wajahnya lebih dekat
" Adam , awak dah sedar? "
Dia mengukir senyum kecil , rasa malu mula membenam di dalam dada bila dia menatap tanganku kemudian ke mata ku . Kembali aku duduk , dia bersandar ke kepala katil tanpa bantuan ku .
" Maafkan saya Cik Dania , sebab dah gagalkan lunch kita "
" Awak tak salah , tak perlu minta maaf dengan saya "
" Tapi "
Ayatnya terhenti di perkataan itu , sama-sama berkerut kening . Apakah yang ingin dia katakan padaku?
" Macam mana Cik Dania boleh tahu saya di sini? "
Aku menelan liur , terasa begitu pahit kerana aku belum menjamah sebarang makanan sejak tengah hari tadi . Melihat pada keadaan dia yang sangat mengejutkan itu , buatkan selera makanku langsung menghilang . Rasa kenyang dengan air mata yang telah banyak aku keluarkan .
" Saya sampai ke parking , saya nampak awak dah terbaring kat atas jalan dan ... Ada darah yang mengalir di bahagian kepala awak . Apa yang terjadi pada awak? Siapa yang sanggup buat awak macam tu? "
Begitu panjang ujarku , buatkan dia terukir senyum kecil . Sekilas dia berkalih pandang lalu menatapku semula , masih dia tersenyum saat menatapku yang setengah mati risaukan dia .
" Saya dapat nota awak dari Farah then ke tempat letak kereta , di sana saya dapat panggilan "
" Panggilan? Panggilan apa? "
Aku bertanya dengan penuh kegelisahan , Aku lihat dia seakan-akan berfikir dan cuba mengingat sesuatu .
" Kawan . Emm , Cik Dania , boleh tak kalau saya pinjam HP Cik Dania kejap? "
Aku terkedu ... Tapi ku hulurkan jua pada dia HP milik ku . Dia duduk tegak dan mula mendial number seseorang melalui HP ku
" Emm , aku okey . Apa-apa nanti , aku call . Ni bukan number aku tau "
Sepertinya itu adalah panggilan yang serius , tegang saja wajah dia ku pandang . HP kembali dihulurkan padaku
" Thank you Cik Dania "
Ucap Adam , aku angguk kecil . Aku tertanya-tanya , mengapa wajah dia begitu mirip dengan suami aku yang hilang? Adakah diorang kembar , ataukah ada sesuatu yang terjadi pada Adam setahun yang lepas? . Tapi apa? . Adakah aku dah silap dalam menduga?
" Cik Dania balik lah , dah lewat . Saya okey , terima kasih sebab sudi lawat saya "
" Semoga cepat sembuh , Cik Adam "
" Thank you "
Aku merebahkan dahi di steering kereta , mengapa hatiku masih merindukan dia? Dia yang telah hilang dariku dengan tiba-tiba . Jelas-jelas lelaki itu bukan suami aku ... Dania , kuatkan hati kau ...
Aku siap parkir kereta di halaman depan rumah , tapi langkah kakiku yang lemah itu serta merta terhenti di situ . Kehadirannya menyapa pandangan malam ku yang kelam . Dia tersenyum lalu mendekati aku
" Syamie " Ku sebut namanya dengan nada yang begitu lemah . Dia tersenyum kacak padaku
" Sorry , tak call before datang sini "
Langkahnya semakin hampir ke tubuhku , dengan tiba-tiba dia membuat jantungku berdebar dan buatkan aku keras kejung di situ . Dia memeluk aku , membelai rambutku dan dia berkata perlahan padaku
" Saya minta maaf , saya hanya rindukan awak "
Perlahan pelukan itu dia leraikan sendiri , kedua belah pipiku ia sentuh dan masih tersenyum padaku . Lalu , dia mengucup dahiku
" Awak dah makan malam? " Soal Syamie padaku . Aku geleng kepala lalu dia buat-buat muka terkejut .
" Why? "
" Saya sibuk ... "
Senyumannya melebar dibibir , kembali dia memelukku . Terasa begitu berat tangan ku angkat untuk membalas pelukan nya itu .
" Sibuk macam mana pun , jangan lah sampai abaikan kesihatan awak . Awak kena makan , jaga kesihatan . Saya tak selalu boleh jumpa awak , sebab saya pun sibuk . Nia , walaupun kita jarang jumpa , saya takkan pernah melupakan tentang awak "
Aku ingin menangis saat dia mengucapkan kata-kata itu . Berhak kah aku mematahkan hati lelaki ini? Lelaki yang selama ini aku sayang di dalam diam , tapi bila aku dah dapatkan dia , aku abaikan ... Seperti dia bukan siapa-siapa pada aku .
" Syam , ada sesuatu yang saya nak katakan pada awak "
" Okey ... Tapi , boleh kita pergi makan dulu? Awak kan tak makan lagi "
" No Syam , saya perlu bagitau awak sekarang sebelum perasaan awak terluka disebabkan saya "
Syamie menganggukkan kepala sambil tersenyum pahit . Jemari ku dilepas perlahan , dia menanti kata-kata selanjut dariku .
" Syam , sebenarnya ... "
Rasa berat hati nak katakan yang sejujurnya pada Syamie . Biarkan ketika ini menjadi rahsia , aku tak sanggup melukakan hati Syamie .
" Takde apa-apa lah "
Ujarku berserta gelak kecil , Syamie turut gelak kecil lalu kembali dia memeluk aku . Rasa tenang dan damai bila berada di dalam dakapan seseorang .
" Nak pergi makan tak? Kalau nak , saya bagitau ayah "
Kami saling berpandangan , tangannya merangkum kemas pinggang ku . Aku menggangguk kecil , lalu dia menemui ayah .
///
Adam masih bersandar ke kepala katil pesakit itu , mengingat kejadian yang menimpa dia sewaktu di tempat letak kereta itu .
" Boleh ke aku bertahan untuk terus macam ni? ... "
Tanya Adam pada hati sendiri . Dia menghela nafas yang panjang , sesuatu berlari-lari di fikirkannya .
" Jika ini saja cara terbaik yang aku ada untuk lindungi kau , aku tak kisah ... Aku tak kan pernah biarkan siapa-siapa menyakiti kau ... "
Adam menundukkan pandangan mata , ada titisan air jernih yang jatuh dari kelopak matanya . Dia menangis , merindui seseorang yang tak kan pernah ada penghujungnya .
" Maafkan aku ... "
Ucap Adam sebelum berbaring ... Masih ada titisan air mata yang mengalir , basah pipinya , tertekan jiwanya . Hanya itu saja pilihan yang dia ada , semata untuk melindungi seseorang itu .
Jauh di sudut hati , dia ingin mengatakan yang sejujurnya , dia ingin memeluk untuk melepaskan rindu yang berat di hati . Tetapi , apakan daya , diam saja pilihan yang dia ada
///
DANIA P.O.V
Aku rasakan , tidurku tak sampai pun lapan jam bila HP ku berdering dengan begitu kuat hingga membingitkan telinga . Aku angkat kepala dan capai HP yang letak di tepi pipi ku saja . Aku lihat nombor yang tidak bernama itu tertera di skrin telefon .
" Hello Dam , aku dah pergi Hospital tu tapi Darwina takde "
Mataku langsung menjadi segar bila suatu nama itu seakan-akan aku kenali , rasa tidak asing nama itu padaku . Tapi , siapa pemanggil ni? . Aku bingkas duduk dengan mata yang masih terkebil sakit
" Awak siapa? "
" Hemm , ni bukan Adam ke? "
" Bukan , awak siapa? "
Tut tut tut ... Panggilan terus dia putuskan . Aku pandang HP sendiri dengan penuh geram . Belum pun dia bagi aku jawapan , dia dah letak dulu . Siapa lelaki ni? Kenapa dia kata Adam ...
" Tak mungkin ... Ke ni number yang Adam call semalam? "
Darwina? Kenapa nama tu seperti biasa aku dengar? Di mana aku pernah dengar dan siapa Darwina? ... Hah tak penting pun aku nak ambik tahu . Better aku sambung tidur semula , pasal hari ni hari sabtu dan aku cuti
Baru nak baring semula ...
📲 Morning😘 Dah bangun ke?
Whatsapp Syamie menyapa pandangan mataku yang layu . Aku ukir senyum dan reply jugak whatsapp dia . Takkan nak biar bluetick je? Tak best langsung
📱Morning . Dah bangun dah , tapi nak sambung tidur balik
📲 Oh okey . Hari ni , awak cuti kan?
📱Emm ya , kenapa?
📲 Takde apa-apa . Nanti dah sampai saya call
Call? Sampai ke mana?... Haduh Syamie ni buat aku terkejut pepagi . Jangan cakap dia nak datang ke rumah sekarang!
📱Call? Means?
📲 Bye 😜
Aku mengetus bila dia hantar emoji macam tu . Dah sah-sah dia on the way ke sini . Dah lah aku masih nak tidur! Nampaknya , hari cuti pun aku tak dapat nak rehat .
///
" Papa ke yang buat Adam macam tu , sampai masuk hospital? "
Arwin tidak memandang anaknya Wawa , hanya melihat kotaraya bersama sebatang rokok di tangan . Dada gadis itu mula berombak , rahangnya bergerak-gerak bila Arwin mengabaikan dia .
" Papa memang dah melampau! Tak cukup lagi ke dengan apa yang papa dah buat pada dia setahun yang lepas? "
Arwin memusingkan badannya , menayangkan riak muka ketat pada anak gadisnya . Masing-masing melemparkan air muka marah
" Lebih baik Wawa diam je , tak payah sibuk! Faham? "
Wawa mempercepatkan langkah kaki , menghampiri Arwin . Tangan di genggam , menahan amarah yang kian membara
" Macam mana Wawa nak diam? Adam tu suami Wawa!! "
" Kalau Adam tahu perkara sebenar , dia pun tak kan percaya yang Wawa tu isteri dia! So , lebih baik Wawa diam je tak payah masuk campur! Biarkan papa yang handle semua "
Wawa Safiyah menangis , melabuhkan punggung di atas sofa . Arwin membuang putung rokok ke dalam bekas abu lalu duduk di hadapan gadis itu
" Papa dah dapat semua yang papa nak , tak boleh ke papa biarkan kami bahagia? "
" Nope! Papa belum dapatkan semua yang papa nak , masih ada yang tersisa "
Wawa bingkas berdiri , menatap tajam ke wajah Arwin . Arwin tersenyum sinis tatkala gadis itu buat muka pada dia
" Wawa tak nak tahu kehendak papa , Wawa cuma minta satu je ... Tolong jangan hancurkan kebahagiaan Wawa dengan Adam . Wawa sayangkan Adam "
Gadis itu terus berlalu setelah menuturkan ayat yang ingin dia perdengarkan . Arwin bersandar ke bahu sofa sambil menyilangkan kaki .
" Aku harus cepat temukan Wawa yang asli sebelum Datin dapat tahu tentang perkara yang sebenar . Darwina , di mana kau sembunyikan anak haram tu!! "
Gumam Arwin ...
" Adam ... Kenapa kau cari Darwina? Apa yang kau nak kan dari dia? "
Lanjut Arwin bergumam sambil menyentuh dagu sendiri .
///
DANIA P.O.V
Aku tengah berdandan di hadapan cermin , tapi panggilan dari Syamie mengganggu tumpuanku yang ingin kelihatan comel di mata dia . Tak sabar langsung
" Saya dah sampai "
" Tahu "
" Saya tunggu dekat luar , ayah takde kan? "
" Emm , ayah keluar "
" Okey "
Dah tak banyak masa , aku hanya tepekkan bedak ke muka dan pakai gincu saja . Kesian jugak kalau aku biarkan Syamie menunggu lama .
" Awak nak cepat ni kenapa? Saya tak sempat make up pun "
Ujarku yang baru tiba di pagar utama . Syamie diam , senyum , menatap wajahku . Aku pulak yang rasa pelik dengan tatapan dia tu
" Why? "
" Takde . Awak tak payah make up pun dah comel dah di mata saya ".
Aku tersenyum sinis , aku tak anggap pun itu pujian . Sebab dia memang suka menyakat aku . Saja lah tu nak kena kan aku , nak buat aku kembang semangkuk ...
" Whatever "
" Betul lah . Bagi saya , awak make up ke tak ke sama je hehe "
Ish! Aku dah agak dah . Aku pun langsung masuk ke dalam kereta dia yang tersangat sejuk seperti berada di dalam peti ais
" Kita nak ke mana? "
" Tengok wayang nak? "
" Emm , takde tempat lain ke? "
Syamie senyum lebar , menambahkan suara radio agar perjalanan pendek tu tak seram kerana keadaan yang sunyi sangat .
" Kalau tak nak tengok wayang , nak play game tak? Saya nak naik roller coaster "
Selamba saja dia bagitau nak naik roller coaster tu . Aku ni dah lah takut tinggi , boleh ke aku tunaikan permintaan dia .
" Boleh? "
" Emm ... " Jawabku , masih berfikir-fikir
" Tak nak , kita ke zoo . Tengok haiwan "
Aku sengetkan mulut dan cubit perut dia . Boleh pulak dia tergelak! Ingat aku sedang bergurau ke dengan dia ... Malas nak bergaduh , aku pun setuju lah untuk tunaikan permintaan dia pada pilihan kedua .
" Nia bukak lah mata! Best woo "
" Tak nak!! Takut!! "
" Saya ada lah , apa nak takut . Buka mata , trust me . Awak tak kan jatuh lah "
Aku rasa roh aku dah nak terlepas dari badan . Gila lah Syamie ni , selamba saja buka mata sambil jerit-jerit happy masa dekat atas . Kami rehat sekejap , menikmati minuman sejuk sambil berdiri di bawah pohon kecil yang diperbuat dari plastik
" Nia "
" Emm "
Entah mengapa tatapan Syamie kelihatan sangat berbeza . Tiada senyum , tiada marah . Aku sedikit bingung melihat pada air muka yang dia pamerkan
" Awak pernah bercinta tak before dengan saya? " Kata-katanya terselit gurauan kecil
" Tak pernah . Awak cinta pertama saya , lelaki yang tak pernah balas cinta saya "
" Saya tak tahu pun awak suka saya "
Sekejap aku sengetkan mulut , tangan mula terasa kebas kerana memegang minuman sejuk .
" Tak kan awak tak tahu? Saya kan selalu curi-curi pandang awak "
" Saya tak tahu Nia "
" Yeke? Kenapa tak tahu? Sebab awak memang tak pernah pandang saya kan? "
" Tak "
" Dah tu? "
" Saya tak tahu langsung awak suka saya , sebab saya suka awak "
Tiba-tiba aku rasa bersemut , tekak pula rasa gatal lalu aku terbatuk . Syamie senyum manis , tersangat manis .
" Awak tahu tak cinta apa yang paling menyakitkan? " Soal Syamie . Aku tak sangka dia jiwang karat jugak rupanya .
" Cinta yang menyakitkan? Bagi saya , cinta yang menyakitkan itu adalah bila kita dah mula sayang dan berikan sepenuhnya pada orang tu , tiba-tiba pergi tinggalkan kita ... "
" Bagi saya , cinta yang paling menyakitkan adalah cinta bertepuk sebelah tangan ... Saya tak rasa saya ada di dalam hati awak Nia ... "
Aku dan Adam tak pernah bercinta , rasa itu tiba-tiba saja datang di dalam hatiku dan perlahan mula mekar membentuk kasih sayang . Cinta mula hadir di kala hari penyatuan dua hati , pabila dua hati menjadi satu , cinta itu hilang , lenyap begitu saja .
Syamie mendekati ku , langkahnya semakin dekat menghampiri ku ...
" Saya sayang awak , Kheyra Dania . Walaupun saya takde di dalam hati awak , saya tak kan pernah berubah arah dan berpaling dari awak . Hanya , boleh awak bagi saya peluang? "
" Peluang apa? "
" Peluang untuk berada di sisi awak "
Aku masih belum mampu memberikan sebarang jawapan kerana aku belum dapat memastikan perasaan ku sendiri . Aku hanya mampu tersenyum di saat mulutku terkunci . Syamie menggapai jemariku , membawa aku melangkah bersama . Tetapi , laluan kami tiba-tiba terhalang ...
" Wawa ... "
Aku terkejut , bila seorang wanita yang sangat lusuh pakaiannya , menarik lengan ku dan memanggil aku dengan nama Wawa .