My Pedopil Teacher ✔

By Syahaniyh

68.8K 2.9K 168

Problematic Student with her Pedopil Teacher Start: 14 Juli 2019 End: 12 Januari 2020 Cerita ini tidak untuk... More

Prolog
💞 Murid Bermasalah 💞
💞 Pencomblangan 💞
💞 Balas Dendam 💞
💞 Perlahan Terungkap 💞
💞 Tumbuh 💞
💞 Our Conversation 💞
💞 Diantara Dua 💞
💞 Si Pengganggu kecil 💞
💞 Papanya Chaeyoung 💞
💞 Guru Ganteng 💞
💞 Kencan? 💞
💞 Kiss or Kissing? 💞
💞 Dilema 💞
💞 Ancaman 💞
💞 Obrolan para Gadis 💞
💞 Dimple 💞
💞 Koneksi Abadi 💞
💞 Gak boleh bolos! 💞
💞 Girls 💞
💞 Chaeyoung Nakal 💞
💞 Bintang 💞
💞 Untuk yang terakhir kalinya 💞
💞 Pengakuan Pak Guru 💞
💞 Pergi 💞
💞 Tanpa Pamit 💞
💞 She's gone 💞
💞 Setahun berlalu 💞
💞 Dasar Pedopil: Ending 💞

💞 Perubahan 💞

2.2K 108 12
By Syahaniyh

Ini jadwal piket pertama bagi Seokjin setelah beberapa hari mengajar di sekolah barunya. Dengan senang hati Pria itu melakukan pekerjaan nya, menghukum semua murid yang terlambat, membunyikan bel masuk, atau sekedar mengecek kebersihan sekolah.

Namun ketika ia mengecek absensi yang sudah di kumpulkan pada pelajaran pertama, ia sedikit terkejut melihat absensi kelas dua belas ips tiga, pada bagian nama Son Chaeyoung di tulis keterangan A, yang berarti Alpa atau tidak hadir.

“Dia datang tadi pagi buat bilang makasih doang?” tanya Seokjin pada dirinya sendiri, sambil memindahkan nama Son Chaeyoung ke daftar buku hitam yang akan dikirim ke ruang BK atau bimbingan konseling tempat Pak Namjoon berada.

Sambil menggelengkan kepala nya tak percaya, pria itu menutup buku absensi tersebut dan meletakkan kembali di atas tumpukan absensi lainnya. Tangannya bergerak melihat jadwal mengajar nya yang sudah di pindahkan menjadi document yang bisa ia akses melalui smartphone nya.

“Gue masuk hari ini di kelas itu anak ternyata, tapi sayangnya pelajaran terakhir, haduh.. siap-siap nahan emosi deh gue.” Keluhnya

“Emosi kenapa Pak?”

Tiba-tiba seorang guru dengan pakaian olahraga datang menghampiri Seokjin, dan duduk di bangku kosong sebelah nya

“Jam pertama olahraga ya Pak Suga?”
tanya Seokjin sopan kepada seorang guru bernama Suga itu.

Meskipun baru beberapa hari mengajar Seokjin sudah hampir hapal semua guru yang mengajar di sekolah nya, salah satu nya Pak Suga, guru olahraga, khusus untuk kelas dua belas.

“Iya Pak, Bapak sendiri gak ada masuk di jam pertama?” tanya Pak Suga membuka obrolan mereka.

“Saya hari ini cuma masuk di jam terakhir pak, di kelas dua belas ips tiga,” jawab Seokjin santai sambil masih mengecek absensi lainnya untuk mencari nama-nama murid yang absen.

“Wah.. masuk di kelas yang punya murid bermasalah di jam terakhir memang membuat emosi Pak, untungnya saya masuk di jam pertama.”

Seketika Seokjin menoleh dengan raut wajah seolah bertanya apa maksud perkataan guru olahraga itu?

Namun ketika netranya tidak sengaja melihat kearah lapangan, Seokjin mendapati murid-murid yang ia kenali sebagai murid di kelas dua belas ips tiga sedang bermain bola basket.

Seketika itu juga Seokjin paham apa yang di maksud Pak Suga, ia juga berpikir mungkin murid bermasalah itu tidak masuk karna lupa membawa baju olahraga, atau tidak suka pelajaran olahraga? Mungkin saja kan?

“Saya sudah dengar ceritanya Pak, murid itu mencari masalah dengan anda, saya harap anda bukan orang selanjutnya yang di jadikan nya target untuk di keluarkan dari sekolah, jika benar begitu, itu berarti anda memegang rekor tercepat di keluarkan dari sekolah.”

“Maksud Bapak?” tanya Seokjin heran

Bagaimana tidak heran, setiap kali murid bermasalah itu di bahas, pasti ada juga pembahasan mengenai guru yang di keluarkan.

“Maksud saya, anda harus berhati-hati dengan murid yang bernama Son Chaeyoung, dia bukan murid sembarangan.” Jawabnya dengan senyuman yang tak bisa di artikan, “orang tuanya punya koneksi dengan kepala sekolah, jadi dia tidak perlu belajar terlalu keras untuk bisa mendapatkan juara di kelasnya, dan juga bisa sesuka hati untuk mengeluarkan siapa saja guru yang tidak ia sukai, murid itu benar-benar bermasalah, jadi anda harus berhati-hati jika tidak ingin keluar sia-sia dari sekolah ini.”

Seolah tak cukup menakut-nakuti Seokjin dengan semua ancaman nya, guru olahraga itu kembali berujar lagi

“Dan perlu anda tahu, guru geografi yang sebelumnya dikeluarkan karena menahan buku gambar murid itu.”

💞

“Son Chaeyoung..?”

“Hadir.”

Semua murid di kelas seketika menaruh atensi mereka ke arah meja paling belakang tempat dimana Chaeyoung berada.

Tzuyu dan Dahyun terkejut luar biasa ketika mendengar sahabatnya itu mengucapkan kata keramat yang bahkan mereka tidak ingat kapan terakhir kali di ucapkan.

Pasalnya ketika di absensi, Chaeyoung lebih suka mengangkat tangan nya dibanding harus bersuara, bahkan ia jarang mengangkat tangan nya, karena siapa guru yang tidak kenal Son Chaeyoung, absensi tidak akan mempengaruhi nilainya sedikitpun.

Jika murid-murid terkejut karena Chaeyoung buka suara ketika namanya dipanggil untuk absensi, Seokjin malah di kejutkan dengan hal lain, bukan karena suara Chaeyoung yang tiba-tiba terdengar ramah di telinga nya, bukan karena senyuman yang baru kali ini di lihat oleh nya, dan bukan juga karena terkejut akan kehadiran nya yang tiba-tiba padahal ia tidak masuk pada jam pelajaran pertama.

Namun yang membuat Seokjin terkejut adalah, rambutnya. Ia mengubah warna rambutnya menjadi hitam, entah di ubah atau memang itu warna rambut aslinya, Seokjin jelas terkejut akan hal itu.

“Itu warna asli rambut kamu?”


Chaeyoung mengangguk masih dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya membuat Seokjin semakin bingung.

“Kenapa tiba-tiba berubah?”

“Kan lo yang nyuruh di pertemuan pertama kemarin,” ujar Chaeyoung santai

Sebenarnya ia ingin protes karena murid bermasalah itu masih tidak sopan memanggilnya, tapi seakan sudah terbiasa
pria itu malah bertanya hal yang lain

“Kamu menuruti aturan saya?”

Chaeyoung menggelengkan kepala nya sebagai jawaban

“Jadi? tanya Pria itu semakin heran

“Kamu harus memperlihatkan kalau kamu benar-benar berterima kasih pada saya, dengan begitu saya akan menerima ucapan terima kasih kamu.”

Sambil tersenyum murid itu mempraktekan apa yang diucapkan gurunya itu di parkiran tadi pagi, yang sontak membuat murid-murid didalam kelas membuang pandangan mereka kembali fokus kepada Seokjin, sekaligus menolak peduli akan omong kosong yang baru mereka dengar.

Sedangkan Seokjin merasa tidak percaya akan apa yang baru ia dengar. Ia berusaha bersikap biasa dan melanjutkan kembali absensi nya yang sempat terhenti, sambil sesekali menaruh pandang pada Chaeyoung yang masih setia memberikan senyum manis kearahnya setiap kali ia ketahuan mencuri pandang.

💞

Materi pelajaran yang di berikan Seokjin hari ini adalah tentang bintang, objek kesukaan nya sekaligus alasannya bisa menjadi guru geografi sekarang.

Dengan senang hati ia menjelaskan satu persatu apa yang ada di buku paket miliknya, meskipun Pria itu sudah hapal di luar kepala namun ia tetap bertingkah seolah ia lupa akan suatu hal dan sesekali melirik kearah buku, padahal itu hanya kebiasaan nya saja saat mengajar.

Setelah selesai menjelaskan materi, Seokjin melihat satu persatu wajah muridnya yang jelas terlihat bosan. Jam terakhir memang membuat segala pelajaran menjadi membosankan.

Seokjin dengan santainya duduk di pinggiran meja, “jadi anak-anak, apa kalian semua mengerti penjelasan saya?”

Serentak semua murid menjawab dengan anggukan lesu dan sedikit bergumam

“Kalau ada yang belum jelas, silahkan di tanyakan,” ujarnya lagi

Seorang murid perempuan yang duduk tepat di hadapan si murid bermasalah mengangkat tangan kanan nya.

Seokjin mempersilahkan murid perempuan dengan nametag Kim Dahyun itu, untuk bertanya.

“Bapak masih jomblo atau tidak?”

Seketika suara ricuh mulai terdengar, murid-murid yang tadinya sudah lemah dan menumpukan kepala mereka di atas meja menjadi semangat untuk meneriaki Dahyun karena malah mempertanyakan hal yang di luar dari materi pelajaran mereka.

Seokjin tersenyum miring mendengar pertanyaan murid nya itu, sekilas ia melihat kearah Chaeyoung yang masih setia memperhatikannya sedari tadi selama mengajar.

dia serius rupanya’ batin Seokjin

Perlahan ia menghapus semua yang ada di papan tulis setelah semua muridnya mengaku sudah selesai mencatat. Lalu Pria itu menggambar satu bulatan berukuran sedang di tengah papan tulis bagian atas.

“Kalian tahu gak, selain manusia, bintang juga ada yang sendirian, alias jomblo, bahkan kebanyakan dari mereka itu jomblo, percaya gak?”

Murid-murid nya saling menatap dengan teman sebangku mereka masing-masing, sambil tersenyum geli beberapa dari mereka menggeleng tidak percaya sedangkan sebagian nya lagi terlihat berpikir dengan raut wajah yang bingung.

Sedangkan Seokjin mulai memperhatikan reaksi Chaeyoung yang sedikit aneh sebenarnya, karena yang dilakukan murid bermasalah itu hanya tersenyum terus, Seokjin juga bingung apakah murid bermasalah itu tersenyum karena mengerti atau tidak mengerti tapi pura-pura mengerti?

“Bapak ngarang ih..”
“Bintang kan banyak Pak, masa jomblo sih..”
“Iya Pak, gak mungkin jomblo lah, tiap malam minggu pas keluar saya selalu liat bintang di atas banyak kok, gak pernah saya liat bintang sendirian..”

Berbagai bentuk protes di keluarkan dari sebagian muridnya yang tidak setuju, sedangkan yang terlihat mengangguk setuju tadi malah semakin bimbang setelah mendengar ucapan teman-teman mereka.

“Kan sudah saya jelaskan tadi, bintang itu bukan cuma kerlap kerlip putih di langit yang sering kalian lihat waktu malam minggu doang, salah satu contoh bintang adalah matahari.” Sambil menunjuk lingkaran yang di dalam nya sudah ia tuliskan kata ‘matahari’

“Nama resmi matahari itu sol dan bintang terdekat dengan sol namanya proxima centauri.” Seokjin menggambar lingkaran lain yang di beri sedikti jarak dengan lingkaran sebelum nya bersamaan dengan tanda panah yang di atasnya di tulis beberapa digit angka, “yang jaraknya itu sekitar empat koma dua puluh empat tahun cahaya atau tujuh puluh ribu tahun jika kita naik pesawat ulang alik paling kencang.”

Murid-murid nya dengan tenang memperhatikan Seokjin sambil serentak bergumam 'ohh'

“Tapi selain jomblo, ada juga loh bintang yang punya pasangan, namanya bintang binary stars, kalau menurut para ilmuwan binary stars ini terlihat seperti satu bintang, seperti kalian-kalian ini yang udah punya pasangan, dua orang yang berbeda tapi satu hati.”

Sontak sebagian murid yang merasa sudah punya pasangan tersipu malu, sedangkan yang belum hanya memasang wajah datar.

Seokjin kembali memperhatikan Chaeyoung, dan masih belum bisa ditebak, karna ekspresi nya tidak terkejut ataupun tersipu, dan masih tersenyum.

“Sedangkan yang terakhir ada juga bintang yang berpoligami, alias berpasangan sekitar tiga atau empat atau lebih, bintang ini dikenal dengan nama Multiple Stars.”

“Jadi intinya bapak masih jomblo atau tidak?” tanya Dahyun lagi dengan tidak sabaran

Seokjin tersenyum dan kembali duduk di pinggir meja, kemudian menatap murid perempuan nya itu

“Diantara semua bintang itu, saya paling suka sama matahari.”

💞

Bel pulang berbunyi yang tentunya Seokjin yang membunyikannya, ia menyelesaikan tugasnya mengajar satu menit sebelum jam pulang sekolah karena membunyikan bel pulang masih merupakan tugas piketnya.

Setelah memastikan semua muridnya sudah keluar dari ruangan, barulah Seokjin beranjak menuju parkiran

Dorr..

“Astaga.”

Seokjin mengelus dada nya, karena kaget ketika mengetahui siapa yang sudah berada di dalam mobil nya.

“Kamu ngapain di sini? Masuk mobil orang sembarangan, mau maling kamu?” Tuding Seokjin membentak

“Enak aja lo bilang gue maling, jelas-jelas gue masuk nya barengan sama lo, gimana jalan ceritanya gue mau maling, ya kali maling ngagetin orang yang mau di rampok, lagian juga gak ada maling secantik gue.”

Pria itu terkejut untuk yang kesekian kalinya, kenapa murid bermasalah itu banyak bicara sekarang, gaya bicaranya juga berubah, seakan-akan mereka sudah akrab, padahal jelas-jelas mereka tidak seakrab itu, dan lagi, murid bermasalah itu masih belum sopan memanggil dirinya.

Ia langsung mengusir muridnya itu karena sudah lelah dan ingin buru-buru pulang kerumah, namun jelas di tolak mentah-mentah oleh Chaeyoung, yang ada gadis itu malah semakin berontak jika di suruh turun.

“Jadi kamu maunya apa?” tanya Seokjin prustasi pada akhirnya

“Anterin gue pulang, kan udah dari tadi gue bilang, lo budek ya?” jawab Chaeyoung kesal

“Buat apa saya anterin kamu pulang? Jelas-jelas kamu di antar jeput tiap hari sama sopir,” tolak Seokjin lagi

“Itu sebagai tanda kalau lo nerima ucapan terima kasih gue.”

“Apaa..?”

“Gue udah buktiin kalau gue dengan tulus ngucapin terima kasih ke lo, dengan cara nurutin peraturan lo itu yang gak boleh mewarnai rambut, sekarang gue minta lo buktiin ke gue kalau lo udah nerima ucapan terima kasih dari gue.”

Seokjin membulatkan matanya, tak habis pikir dengan apa yang dikatakan murid bermasalah itu, bisa-bisanya gadis itu punya pemikiran aneh begitu, namun karna rasa lelah nya yang sudah berlebihan, Seokjin memutuskan untuk mengikuti kemauan gadis itu, setidak nya menghindari perdebatan bisa menghemat tenaga agar tidak menambah rasa lelah nya.

💞

Meja makan besar berbentuk segi empat itu di isi dengan Seokjin, Chaeyoung dan Bi Ana, banyak hidangan makanan yang tersaji di meja besar itu, salah satunya ikan sambal goreng kesukaannya.

Pria itu bahkan mengesampingkan rasa malu nya dan lebih memilih menikmati makanan yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga muridnya itu.

“Masakan Bibi enak sekali, seperti masakan Mama saya, saya suka sekali Bi.”

Layaknya seorang Ibu yang mendapat pujian dari anak nya, jelas sekali Bi Ana senang, sedangkan Chaeyoung yang menikmati makanannya juga ikut tersenyum karena ada orang yang menyukai masakan Bi Ana selain dirinya.

“Bagus deh kalau bapak suka,” ujar Bi Ana sopan

“Panggil nama saja Bi, lagian Bibi sepertinya seumuran sama Mama saya.”

“Kalau saya panggil anak saja bagaimana? Biar lebih akrab.”

“Boleh Bi,” jawab Seokjin dengan senyum lebarnya

Chaeyoung benar-benar tidak bisa menahan senyum nya melihat interaksi manis di hadapannya, ia senang jika ada yang bisa seakrab itu dengan Bi Ana, Tzuyu dan Dahyun saja tidak pernah berbasa-basi dengan Bi Ana. Meskipun begitu mereka tetap memperlakukan Bi Ana dengan sopan.

“Kalau begitu selamat menikmati makanan nya ya nak.”

Seokjin tersenyum sebagai jawaban. Tiba-tiba bunyi dering telepon terdengar dari ruang tengah membuat Bi Ana segera bangkit dan bergegas meninggalkan meja makan untuk segera mengangkat telfon, setelah Bi Ana keluar dari ruang makan Seokjin langsung meletakkan sendoknya dan meneguk segelas air, kemudian menatap muridnya yang duduk di hadapan nya sekarang.

“Ngapain lo liatin gue?” tanya si murid karena risih di tatap terus oleh gurunya.

“Maksud kamu apa bawa saya kesini? Sampai harus makan siang segala lagi?”

“Lo gak suka sama masakan Bi Ana? Terus tadi lo cuma pura-pura suka gitu?” tanya gadis itu sinis

“Bukan masakan nya yang saya permasalahkan, masakan nya enak saya suka..” lalu ia berujar pelan “dan saya malu mau nambah lagi,” namun tidak terdengar jelas oleh Chaeyoung.

“Di sini yang mau saya permasalahkan, kenapa kamu ngajak saya makan di rumah kamu, bahkan makanan nya udah di siapin sebelum saya datang, maksudnya apa? Ucapan terima kasih?”

Gadis itu mengangguk santai membuat Pria di hadapan nya menghela napas berat.

“Saya rasa kamu bukan orang yang mudah memberikan ucapan terima kasih seperti ini.”

“Gue emang gak ada niat mau terima kasih sama lo, dan ini juga bukan mau nya gue ngajak lo makan siang di sini, gue cuma nurutin perintah nya Bi Ana buat bilang terima kasih, terus ngajak lo makan di sini sebagai ucapan terima kasih nya Bi Ana karena udah mau nolongin gue.”

Lagi dan lagi murid bermasalah itu membuat Seokjin kebingungan dengan ucapan nya. Gadis itu seolah-olah menjadikan Bi Ana sebagai orang tua yang perintah nya harus selalu di turuti, sedangkan Bi Ana jelas-jelas pembantu di rumah besar ini, kalau pun Bi Ana adalah orang tua kandung Chaeyoung seperti plot twist di film-film yang sering ia tonton, itu tidak mungkin. Jelas sekali mereka tidak memiliki kemiripan sedikit pun, terutama bagian wajah.

“Setidaknya kamu jelaskan sama saya hal-hal yang buat saya bingung tentang..” omongan Pria itu terpotong karena Bi Ana tiba-tiba datang

“Nona, tadi tuan telepon, tuan berpesan sama Nona, kalau..” omongan Bi Ana malah dipotong oleh Chaeyoung

“Bi.. Aku mau belajar dulu ya, ada pelajaran yang belum Aku paham tadi pas di sekolah, yuk Pak.” Sambil tersenyum ramah kearah Seokjin

“Pak?” tanya Pria itu heran

“Iya,” jawab gadis itu santai sambil tersenyum lebar

Chaeyoung dengan santai nya menggandeng Seokjin dan mengajaknya naik ke lantai atas tempat kamarnya berada, meninggalkan Bi Ana dengan senyum kecut nya.


Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 494 11
Cinta? Bagi William Atmaja, cinta hanyalah omong kosong belaka. Ia tak percaya cinta, menolak untuk jatuh cinta dan tidak tertarik dengan lawan jenis...
81K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
99.8K 5.8K 31
Setelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau ber...
103K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...