Devil Beside You | Kang Danie...

Par porumtal

2.9K 620 206

Diadaptasi dari drama Taiwan yang berjudul sama. Cast dipilih berdasarkan imajinasi penulis. Umur cast juga d... Plus

Sinopsis Cerita
Devil Beside You | 1.1
Devil Beside You | 1.2
Devil Beside You | 1.3
Devil Beside You | 1.4
Devil Beside You | 2.1
Devil Beside You | 2.2
Devil Beside You | 2.3
Devil Beside You | 3.1
Devil Beside You | 3.2
Devil Beside You | 3.3
Devil Beside You |4.1
Devil Beside You | 4.2
Devil Beside You | 4.3
Devil Beside You | 5.2
Devil Beside You | 5.3
Devil Beside You | 5.4
Devil Beside You | 5.5

Devil Beside You | 5.1

106 22 10
Par porumtal

Suara sorak sorai memenuhi lapangan basket siang itu, tepat saat sesi latihan Daniel dan kawan2nya di mulai. Kursi2 yang biasanya kosong, kini dipenuhi banyak mahasiswi yang rata2 adalah fans dari Daniel.

"KANG DANIEEEEEL, AKU CINTA PADAMU" Seorang mahasiswi yang entah dari jurusan apa berteriak dengan lantang tepat di sisi Naeun.

Mendegar teriakan itu, Naeun pun hanya bisa diam tanpa bisa melakukan apa2. Bahkan gadis Son itu hanya bisa menggerutu pelan yang Cuma bisa didengar oleh Bomi juga Eunji di sampingnya.

"DANIEEEEL-SSSSSI, JADILAH KEKASIHKU" Lagi mahasiswi itu berteriak membuat darah Naeun semakin mendidih dibuatnya.

Baru saja membalik tubuhnya guna menegur mahasiswi tersebut, sosok Namjoo justru sudah berada disana menatap mahasiswi tersebut dengan pandangan tidak suka.

"Bisa kau hentikan itu?" Sarkas Namjoo pada mahasiswi tersebut.

"Apa? Menghentikan apa?" Mahasiswi tersebut balas bertanya dengan nada nyaris sama seperti yang Namjoo lakukan.

"Teriakanmu itu, bisa kau mengehentikannya!?"

"Memangnya kenapa dengan teriakanku?"

"Itu sangat menganggu apa kau tahu? Bahkan...teriakanmu itu terdengar sangat kampungan"

Naeun terkejut mendengar ucapan terus terang dari Namjoo, bahkan bukan hanya gadis Son tersebut, sosok Eunji dan Bomi merasakan hal serupa. Ya, meski mereka tahu kalau Namjoo itu bermulut tajam, tapi tetap saja hal tersebut membuat ketiganya kaget. Tiga sahabat tersebut bahkan bingung, darimana Namjoo mendapatkan keberanian sebesar itu.

"Apa kau sedang berada di konser boyband kesayanganmu? Hingga kau berteriak tanpa rasa malu seperti itu?" Lagi Namjoo berujar membuat Naeun makin tercengang melihatnya.

"Ya! Jaga ucapanmu"

"Kaulah yang harus menjaga prilakumu"

"Lihat siapa yang bicara, apa kau kira kau cukup sopan? Aku seniormu, kau pikir pantas jika kau berbicara seperti itu padaku"

Sebuah senyum sinis pun Namjoo rekahkan membalas kata2 yang baru saja mahasiswi itu lontarkan padanya.

"Kau mau dihormati sebagai senior? Kalau begitu perlihatkan wibawamu sebagai senior" Balas Namjoo tanpa rasa takut sedikitpun

Mahasiswi itu nyaris saja membukul Namjoo karena tersinggung dengan perkataan gadis Kim tersebut, namun beruntung karena sosok Jisung tiba2 menghampirinya.

"Namjoo-ya, Daniel memanggilmu" Tukas Jisung yang membuat Namjoo merekahkan senyum sinis di wajahnya.

"Maaf sunbae, sepertiya aku harus menemui Daniel" Tukas Namjoo dengan nada suara yang syarat ejekan.

Gadis itu berlalu setelahnya disusul oleh sosok Jisung. Ia bahkan mengabaikan sungutan kesal gadis2 yang baru saja diajaknya bertengkar mulut barusan.

"Sebenarnya apa hubungan Daniel dan Namjoo sih?" Tanya Eunji dengan nada suara tak suka.

Gadis Jung itu kesal, melihat bagaimana saat ini Namjoo duduk di samping Daniel yang tengah beristirahat di sisi lapangan. Bahkan gadis berlesung pipi itu tanpa canggung mengusap peluh di kening Daniel, seolah dirinyalah kekasih pria Kang tersebut dan bukanlah Naeun.

"Kudengar mereka itu sahabat saat SMU" Jawab Bomi

"Benarkah?" Kini Eunji menoleh pada Bomi yang berada diantara dirinya dan Naeun.

"Hmm, bukan hanya Namjoo. Jisung juga salah satu sahabat Daniel saat SMU dulu" Jelas Bomi.

"Lalu bagaimana yang lain?"

"Mereka bergabung dalam kelompok Daniel setelah masuk kuliah, bisa dibilang Daehwi, Sungwoon dan Woojin baru mengenal Daniel setelah mereka jadi mahesiswa disini"

Pandangan Eunji kembali mengarah pada Daniel setelah mendengar penjelasan dari Bomi.

"Tapi mereka terlihat akrab, seperti sudah berteman lama" Tukas Eunji.

"Berandalan yang suka merusuh seperti mereka tentu saja bisa saling akrab jika mendapati orang dengan kesenangan serupa"

Sebuah death glare Naeun alamatkan pada Bomi, tepat setelah gadis Yoon tersebut menyelesaikan ucapannya.

"Ya! Aku bercanda, kenapa kau menatapku seperti itu?"Tukas Bomi dengan wajah gugup.

Jelas saja hal tersebut membuat Eunji yang melihat tak bisa menahan senyum di wajahnya.

"Naeun" Baru akan melayangkan koleksi sumpah serapahnya kepada Bomi, panggilan dari Jaehwan menahan ucapan gadis Son tersebut.

Mencoba menarik senyum ramah, Naeun pun menoleh pada Jaehwan yang sudah memegang secarik kertas di tangannya.

"Bisa aku meminta tolong, membeli beberapa barang untuk anggota tim basket?" Tanya Jaehwan dengan nada ragu2.

"Tentu saja bisa, aku kan memang manajer club basket kalian" Jawab Naeun mencoba untuk bersikap wajar pada mantan kekasihnya tersebut.

"Ah benar juga" Jaehwan menunduk sesaat sambil tersenyum tipis "Kalau begitu ini"

Naeun meraih kertas yang sejak tadi dipegang Jaehwan, yang ternyata berisi beberapa catatan barang2 pesanan anak2 tim basket.

"Oh, banyak sekali" Bukan Naeun, melainkan Bomi lah yang melontarkan kalimat tersebut.

"Naeun mana mungkin membawa itu sendiri" Lagi gadis Yoon itu berujar sambil menatap kearah Naeun.

"Siapa yang meminta semua ini? Apa itu pemain tim basket kalian, atau..."

"Daniel yang memintanya" Belum lagi Eunji meyelesaikan ucapannya, Jaehwan sudah lebih dulu memotong ucapan gadis Jung tersebut.

Jelas saja hal itu membuat Naeun hanya bisa menarik nafas dalam2, terlebih saat Daniel melayangkan senyum licik kearahnya. Entah apa tujuan pria Kang itu, Naeun sendiri tak paham. Bahkan Naeun sama sekali tak habis pikir kenapa seorang Kang Daniel masih mau mengerjainya seperti ini. Bukankah mereka sudah berstatus sepasang kekasih? Lalu kenapa si berengsek Kang itu masih berbuat semaunya?

"Dia itu psiko" Eunji berbisik seolah tahu perang batin yang Naeun rasakan.

"Dia suka menyiksa kekasihnya dan menikmati wajah menderita orang yang ia cintai" Tambah Eunji masih dengan cara serupa.

"Ya! Jung Eunji" Naeun mendelik sebal yang justru membuat Eunji terkekeh karenanya.

"Apa yang kalian bicarakan? Kenapa berbisik seperti itu?"

Ternganggu dengan sikap Eunji dan Naeun, Jaehwan berujar pada keduanya.

"Tidak...aku hanya menawarkan Naeun bantuan, membawa barang2 pesanan tuan muda Kang" Jawab Eunji asal.

"Begitukah?" Jaehwan bertanya pada Naeun, karena kurang percaya pada Eunji.

"Ne" jawab Naeun "Bolehkan aku pergi bersama Eunji?" Tambah Naeun lagi.

"Terserah, jika memang itu bisa membuat pekerjaanmu lebih mudah...kau bisa mengajak siapapun" Balas Jaehwan lantas berlalu begitu saja meninggalkan ketiga sahabat tersebut.

Naeun dan Eunji sama2 terdiam mendapati sikap dingin Jaehwan, kedua gadis yang sudah lama bersahabat itu bahkan hanya tercenun di tempat mereka tanpa bisa mengatakan apapun.

"Sepertinya dia masih marah" Adalah Bomi yang pertama kali mengusik bungkam diantara mereka.

"Justru aneh kalau dia tidak marah setelah semuanya" Balas Eunji yang disambut anggukan setuju dari Naeun.

"Kajja, sebaiknya kita cepat membeli barang2 pangeranmu" Ajak Eunji sembari menarik lengan Naeun bersamanya.

Bomi mau ikut bersama mereka, namun tangan Naeun justru menahan langkah sang sahabat.

"Kau tetap disini dan awasi gadis genit itu" Titah Naeun seraya menunjuk Namjoo dengan ujung dagunya.

"Arasso" Sedikit terpaksa Bomi menuruti permintaan Naeun.

*

"Kau pikir kau itu siapa huh? Berani berucap kasar seperti itu pada kami?" Suara seorang wanita menghentikan langkah Eunji juga Naeun yang baru saja pulang dari membeli pesanan Daniel dan kawan2nya.

Keduanya saling pandang sekilas, sebelum mendekati asal suara karena terdorong rasa penasaran. mata keduanya pun membulat, melihat sosok Namjoo yang nampak disudutkan oleh mahasiswi yang sempat beradu mulut dengannya di lapangan basket tadi. Bahkan, mahasiswi itu kini membawa teman2nya yang lain seperti ingin mengeroyok sosok Namjoo.

"Ya! Kau mau apa?" Eunji menahan langkah Naeun yang akan menghampiri orang2 tersebut.

"Aku mau kesana, menolong Namjoo" Jawab Naeun.

"Kau gila? Kau bisa terluka jika kesana" Eunji keberatan.

"Tapi jika kita tak kesana....mereka bisa saja menyakiti Namjoo"

Eunji membenarkan perkataan Naeun barusan, namun pilihan untuk mendekati orang2 itu juga bukan hal yang bagus buat mereka.

"Kembali ke lapangan, kita laporkan ini pada Daniel" Usul Eunji.

"Apa sempat?"

"Sempat jika kita bergegas, ayo" Paksa Eunji sambil menarik lengan Naeun bersamanya.

Keduanya pun kini berlari dengan langkah cepat menuju lapangan basket, kemudian menghampiri sosok Daniel yang sudah kembali latihan. Naeun bahkan meletakkan asal barang2 yang baru saja dibelinya, membuat beberapa botol minuman bergelinding tak tentu arah.

"Noona apa yang..."

"Namjoo dalam bahaya" Tak membiarkan Daniel melayangkan protes, Naeun berujar cepat pada sang kekasih"

"Apa?"

"Beberapa mahasiswi ingin membully Namjoo" Adu Naeun lagi.

"Dimana dia sekarang"

"Di dekat tangga yang ada di samping loker"

Tanpa menunggu atau meminta bantuan yang lain, Daniel berlalu begitu saja meninggalkan Naeun. Hal itu sempat membuat Naeun merasa sesak, akan tetapi gadis itu mencoba tetap tenang dan ikut berlari dibelakang Daniel.

Jisung, Daehwi, Woojin dan Sungwoon juga tak tinggal diam. Keempat teman Daniel dan Namjoo itu ikut menyusul langkah sosok yang sudah mereka anggap ketua kelompok mereka.

"Apa yang terjadi?" Jaehwan yang tak tahu menahu tentang hal yang terjadi bertanya pada Eunji.

"Namjoo, sepertinya dia akan dibully" Jawab Eunji sedikit kaget.

"Benarkah?" Jaehwan nampak khawatir.

"Hmm"

"Dimana mereka sekarang?"

"Di tangga dekat loker"

Seperti halnya Daniel, Jaehwan pun berlalu setelah mendengar jawaban dari Eunji. Terang saja hal tersebut membuat Eunji sedikit kecewa, terlebih saat tak mendapati satu kata terimakasih pun terlontar dari bibir pria Kim tersebut.

*

PLAK...BUGH...PLAK

Tamparan dan pukulan Namjoo terima dari mahasiswi2 yang sejak tadi mengelilinginya. Bukan hanya sekali, mereka melakukan itu berulang2 membuat Namjoo merasakan sakit di pipi juga di ulu hatinya.

"Cepat minta maaf, jika kau mau pergi dengan keadaan selamat" Mahasiswi yang beradu mulut dengannya berujar pada Namjoo.

"Tidak sudi" Balas Namjoo keras kepala.

"Dasar jalang kurang ajar, akan kubunuh kau sekarang juga"

Mahasiswi itu akan melayangkan satu pukulan lagi di tubuh Namjoo, namun sebuah tangan menghalangi gadis tersebut melakukannya.

"Da...Daniel" Tergagap mahasiswi itu berujar pada Daniel yang masih memegang tangannya di udara.

"Berani menyentuhnya lagi, maka aku akan membunuhmu" Ancam Daniel dengan tatapan membunuh.

Terang saja hal tersebut membuat semua mahasiswi yang membully Namjoo panik, bahkan mereka langsung tunggang langgang meninggalkan tempat itu.

Sosok Naeun yang melihat dari kejauhan bisa merasakan aura iblis dari tubuh Daniel, gadis itu 100% yakin kalau ancaman yang dilontarkan oleh Daniel bukan sebuah isapan jempol belaka.

"Kau baik2 saja?" Suara lembut Daniel menyentak Naeun, gadis itu terkejut mendengar bagaimana suara dingin pria Kang itu berubah begitu saja dalam hitungan detik.

"Sakit" Merengek sambil menangis Namjoo mengadu pada Daniel.

"Mana yang sakit? Katakan padaku"

Kali ini Naeun tak mampu untuk menahan cemburu, terlebih saat mendengar kata2 Daniel yang sama persis seperti yang pria itu ucapkan padanya kemarin.

"Apa dia mengatakan kata2 itu pada semua gadis? Apa begitu caranya merayu gadis yang ingin ia dekati? Mungkinkah bukan aku saja yang diperlakukan begitu baik dengannya?" Semua perkataan itu berputar begitu saja di kepala Naeun.

"Semua tubuhku sakit, aku bahkan tak sanggup berjalan sekarang" Entah kenapa, tiba2 Naeun merasa kesal dengan suara rengekan dari Namjoo.

Jelas sekali gadis itu hanya melebih2kan, karena Naeun sangat yakin kalau sebenarnya Namjoo itu masih bisa berjalan.

"Baik, akan kuantar kau ke ruang kesehatan"

Daniel langsung mengangkat tubuh Namjoo setelah mengucapkan kalimat tersebut. Kemudian pergi begitu saja tanpa mengatakann sepatah katapun pada Naeun. Saat itu sebenarnya Naeun ingin sekali melempar sepatunya kearah Daniel, yang mengabaikan keberadaanya begitu saja disana. Akan tetapi harga dirinya seolah melarangnya melakukan perbuatan tersebut.

"Kau baik2 saja?" Tanya Jaehwan melihat air muka Naeun yang tampak tak baik.

"Eh? Apa?" Balas Naeun yang tak begitu mendengar ucapan Jaehwan.

"Kau baik2 saja?" Ulang Jaehwan.

"Memangnya aku kenapa?" Alih2 menjawab, Naeun justru balas bertanya.

Sesaat Jaehwan diam mendengar balasan dari Naeun, sebelum akhirnya pria Kim itu menggeleng pelan sambil tersenyum canggung.

"Lupakan, anggap aku tidak bertanya apapun" Tukasnya.

Naeun hanya mengangguk kemudian kembali menatap kearah sosok Daniel yang sudah tak lagi terlihat oleh netranya.

"Kau akan tetap disini? atau kembali ke lapangan?" Tanya Jaehwan melihat Naeun yang tercenung.

"Aku akan kembai ke lapangan" Jawab Naeun.

Jaehwan kembali menarik senyum canggung, lantas berjalan pelan bersama sosok Naeun yang sudah merajut langkah di sisinya. Keduanya bahkan tak menyadari, sosok Eunji yang menatap putus asa kearah keduanya. Sebuah senyum getir bahkan sudah menghiasi wajah cantik gadis bermarga Jung tersebut kini.

"Ini tidak mudah, sangat tidak mudah" Gumam Eunji dalam hati.

To Be Continue....

Langsa, 2 September 2019
09:20

Maaf selalu membuat kalian menunggu dan terimakasih buat yang setia membaca cerita ini.
Sayang kalian semua...😘

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.1M 11.1K 20
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING!!!🔞 YANG GAK SUKA CERITA BOYPUSSY SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI! CAST N...
155K 7.5K 27
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
167K 26.4K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
114K 11.8K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...