Are You There? | Monsta X Fan...

Von porumtal

18.9K 2.5K 1.8K

kesepian adalah temanku, jadi aku tak lagi terganggu dengan hal itu- Im Changkyun kau suka keabadian? aku jus... Mehr

Are You There | Cast
Are You Dare? | Chap.1 (Comeback)
Are You There | Chapter.2 (Meet)
Are You There | Chapter.3 (New Friend)
Are You There | Chapter.4 (Rival)
Are You There | Chapter.5 (Janus)
Are You There | Chapter.6 (Jealousy)
Are You There | Chapter.7 (Little Closer)
Are You There | Chapter.8 (Belive)
Are You There | Chapter.9 (Secret Room)
Are You There | Chapter.10 (Clue)
Are You There | Chapter.11 (Lost Memories)
Are You There | Chapter.12 (Partner)
Are You There | Chapter.13 (Mate)
Are You There | Chapter.14 (Full Moon)
Are You There | Chapter.15 (Random)
Are You There | Chapter.16 (Painful Fact)
Are You There | Chapter.17 (Perhaps)
Are You There | Chapter.18 (Healing)
Are You There | Chapter.19 (Desire)
Are You There | Chapter.20 (Liar)
Are You There | Chapter.21 ( The Code)
Are You There | Chapter.22 (Enemy)
Are You There | Chapter.23 (Shelter)
Are You There | Chapter.24 (Bad Scenario)
Are You There | Chapter.25 (Puzzle)
Are You There | Chapter.27 (Lonely)
Are You There | Chapter.28 (Finding the road)
Are You There | Chapter.29 (Howler)
Are You There | Chapter.30 (Lee?)
Are You There | Chapter.31 (Blue Or Red)
Are You There | Chapter.32 (Hurt)
Are You There | Chapter.33 (Love)
Are You There | Chapter.34 (War)
Are You There | Chapter.35 (Destiny)
Are You There | Chapter.36 (Is This The End?)
Are You There | Chapter.37 (Ending Credit)

Are You There | Chapter.26 (A Choice)

331 57 42
Von porumtal

"Hidup itu sebuah pilihan"

"Bahkan saat kau berada di dalam kandungan Tuhan sudah memberikan pilihan padamu"

"Kau bisa lahir dan menjalani skenario yang sudah ia tulis, tapi kau juga bisa memilih untuk tidak lahir dan kembali ke pangkuan-Nya"

"Dan semua pilihan itu selalu ada resiko yang harus kau jalani"

"Baik dan buruk, benar dan salah"

"Kau tak bisa mengelak, juga takkan bisa menghindar"

"Memang tak semua pilihan akan menguntungkan untukmu, tapi...kau tetap harus melakukan itu jika memang ingin melangkah maju"

"Karena pilihan itu...adalah bagian dari kehidupan"

-

-

-

"Bukan...itu bukan aku" Yeojoo berujar dengan suara bergetar saat pandangan mata Hyungwoon, Hyunwoo, Wonho, Changkyun, Kihyun juga Minhyuk mengarah padanya "Aku berani bersumpah, bukan aku yang membunuhnya" Lagi Yeojoo berujar dengan air mata yang berlinang di pipinya.

Saat ini, mate Hyunwoo itu tengah berada di kediaman Hyungwon setelah pria vampire bermarga Chae itu memaksa sang gadis ikut dengannya. Hyungwon, bersikeras menuduh Yeojoo sebagai pembunuh Hyunsik setelah dirinya dan Changkyun menemukan gadis itu berusaha kabur dari kediaman clan srigala kenalan mereka tersebut.

"Bukan aku...percayalah" Yeojoo berujar dengan nada suara memelas.

"Kalau memang bukan kau lalu siapa? Hanya kau yang ada di kediaman itu" Hyungwon berujar dengan suara yang terkesan dingin di telinga Yeojoo.

"A...aku tak tahu, sa...saat aku datang...orang itu memang sudah sekarat dan nyaris meninggal. Dia memintaku mencabut belati itu dari tubuhnya lalu mengatakan sesuatu yang tak kumengerti."

"Aku mencoba menolong, tapi aku bahkan tak tahu apa yang harus kulakukan. Jadi...saat pria itu tiba2 meninggal aku ketakutan dan berusaha kabur dari sana. Aku tak ingin polisi nanti menangkapku karena berpikir aku yang membunuh pria itu"

Tangis Yeojoo semakin pecah seketika usai ia memberi penjelasan pada Hyungwon. Sungguh gadis itu sangat takut sekarang, bahkan dia ingin segera keluar dari situasi tengah ia alami saat ini. Hyunwoo yang bisa melihat jelas wajah ketakutan yeojoo hendak menghampiri gadis yang ia cintai tersebut. Akan tetapi satu kalimat tanya yang dilontarkan Hyungwon seketika membuatnya tak mampu bergerak.

"Apa kau sedang berakting nona Shin Yeojoo"

Kedua mata bulat Yeojo mengarah pada Hyungwon yang tengah melemparkan senyum sarkas padanya.

"Ap...apa maksudmu?" Tanya Yeojoo tak mengerti.

"Kau tahu kalau Hyunwoo hyung menyukaimu, jadi...kau berusaha menjual air matamu untuk membuat kami berdua percaya, begitu?"

Hyunwoo cukup terkesiap mendengar tuduhan yang Hyungwon layangkan, tak jauh berbeda dengan Yeojoo.

"Tidak....aku tidak sedang tidak berakting...aku..."

"Berhenti melakukannya!" Cepat Hyungwon memotong ucapan Yeojoo"Memasang wajah memelas sebagai tameng, berhenti melakukan itu!" Lanjut Hyungwon masih denga nada sarkas yang sama.

"Hyungwon" Hyunwoo mencoba menegur sahabat vampirenya tersebut.

Cepat Hyungwon mengarahkan tatapan tajamnya pada Hyunwoo.

"Kenapa hyung? kau mau membelanya?" Seperti sudah mengerti apa yang ada di pikiran Hyunwoo, vampire Chae tersebut langsung mengarahkan tuduhan pada Hyunwoo.

Hyunwoo tak mampu menjawab terlebih saat melihat sorot menghakimi yang Hyungwon arahkan padanya.

"Kau mau percaya begitu saja pada apa yang gadis ini katakan, begitu kan hyung?" Lagi Hyungwon berujar dengan nada suara yang terdengar begitu mengintimidasi.

Air mata Yeojoo makin deras mengalir dan hal tersebut membuat Hyunwoo tak bisa diam saja. Cepat dia merajut langkah menuju mate-nya dan meraih tubuh mungil itu untuk ia dekap.

"Hentikan ini Hyungwon-a, kau membuatnya takut" Sambil mengusap surai Yeojoo, Hyunwoo berujar pada Hyungwon.

"Aku hanya mencoba membuat dia mengakui kesalahannya, hyung. Apa itu salah?" Balas Hyungwon yang mulai tak suka dengan sikap yang Hyunwoo tunjukan.

"Yeojoo bilang bukan dia yang melakukan, tidakkah kau mendengarkan itu?" Begitu tegas Hyunwoo kembali berujar pada Hyungwoon.

"Hyung, kau mempercayai ucapannya?" Tanya Hyungwon kecewa.

"Tak ada alasan bagiku tidak percaya, Yeojoo tak mungkin melakukan semua itu" Balas Hyunwoo.

"Kenapa tak mungkin? Kenapa kau berpikir dia tak mungkin melakukannya?"

Suara Hyungwon meninggi kini, karena rasa emosi yang meluap di dadanya. Sungguh lelaki Chae itu kecewa dengan sikap Hyunwoo yang ia rasa terlalu berpihak pada Yeojoo.

"Hyungwon-a, Yeojoo hanya manusia biasa" Tukas Hyunwoo memberi pengertian.

"Lalu?"

"Bagaimana kau bisa menuduh gadis lemah sepertinya membunuh srigala alpha seperti Hyunsik?" Tukas Hyunwoo lagi.

Decihan pelan Hyunwoo membalas ucapan Hyunwoo tersebut, ia benar2 tak meyangka kalau sahabat srigalanya tersebut benar2 memberi kepercayaan kepada sosok Yeojoo.

"Dia bisa saja berpura2 lemah hyung, apa kau tak berpikir seperti itu?"

Tangan mungil Yeojoo meremat kuat kemeja bagian depan Hyunwoo, membuat sang pria srigala semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Yeojoo.

"Aku percaya pada mate ku Hyungwon-a dan kukira...dia takkan berbohong padaku" Jawab Hyunwoo dengan suara yang terdengar begitu yakin.

"Benarkah? Seyakin itukah kau hyung?" Cibir Hyungwon yang disambut anggukan Hyunwoo.

"Hyung, kau lupa dengan peristiwa Yurui dan Siwan?"

Changkyun yang sejak tadi menjadi pendengar perdebatan antara kedua sahabataya itu segera tersentak mendengar Hyungwon tiba2 membawa nama kedua orang tuanya.

"Yurui saja bisa berbohong pada Siwan padahal mereka sudah menikah dan memiliki anak, jadi...bagaimana kau dengan mudahnya percaya pada mate yang baru saja kau temui kemarin?" Tambah pria kurus itu tanpa perduli tatapan yang dilayangkan semua teman2nya yang ada disana.

"Hyungwon, kenapa kau jadi bawa2 ommanya Changkyun?" Kihyun yang tak senang langsung buka suara.

"Aku hanya ingin mengingatkan Hyunwoo hyung, karena...sepertinya dia lupa kalau mate...juga bisa berbohong pada pasangannya"

Yeojoo mengadahkan kepalanya guna menatap Hyunwoo, gadis mungil itu pun nampak menggelengkan kepalanya keras saat tatapan Hyunwoo mengarah kepadanya.

"Ya! Sebaiknya hentikan ini! Kita bisa membahas lagi besok. Saat ini kalian sedang dalam emosi yang tak stabil, jadi ada baiknya untuk meredakan emosi masing2 baru kita bisa menemukan jalan keluar yang baik" Wonho yang sejak tadi diam ikut buka suara.

Pria Shin itu tak suka dengan situasi yang tengah ia hadapi jadi mencoba melerai perdebatan antara Hyungwon dan Hyunwoo. Wonho tak mau perselisihan ini pada akhirnya membuat hubungan antara Hyungwon dan Hyunwoo menjadi rengang. Biar bagaimana pun kedua orang itu adalah sosok penting di kelompok mereka, karena itu Wonho berusaha semampunya untuk menenangkan dua pria berbeda clan tersebut.

"Hyung, mari kita buat pilihan" Wonho berdecak frustasi karena sepertinya Hyungwon sama sekali tak mengindahkan usahanya untuk menghentikan pertengkaran itu.

"Hyungwon hentikan!"

"Kau lebih mempercayai intuisiku atau ucapan gadis itu?" Mengabaikan kata2 Wonho, Hyungwon kembali berujar.

"Chae Hyungwon, geumanhaja" Wonho kembali memperingati Hyungwon.

"Kalau kau percaya padaku, maka kita kurung gadis itu sekarang juga disini. Tapi...jika kau lebih percaya pada gadis itu, maka kau bisa keluar dari rumahku"

"CHAE HYUNGWON!"

Suara Wonho meninggi bersama dengan raut tak senang yang tergambar jelas di wajahnya. Pria Shin itu benar2 kesal dengan sikap egois yang Hyungwon tunjukan.

"Kalian semua, sekarang sebaiknya masuk ke kamar. Kita bahas ini lagi nanti" Wonho kembali berujar setelah menekan rasa kesal di hatinya.

"Aku takkan pergi sebelum mendengar keputusan Hyunwoo hyung"

"Hyungwon-a"

"Cepat tentukan hyung, aku menunggu" Desak Hyungwon membuat Wonho hanya bisa meremat kesal rambutnya sendiri.

Sesaat ruangan itu hening, semua orang seperti menanti dalam resah keputusan yang akan diambil oleh Hyunwoo.

"Aku..." Suara berat Hyunwoo merobek keheningan yang tercipta "Mempercayai Yeojoo" Lanjut pria Son itu.

Seketika Hyungwon memandang penuh kecewa pada sosok Hyunwoo, ia benar2 tak menyangka kalau sahabat yang sudah sangat ia kenal memilih percaya pada orang asing daripada dirinya.

"Jadi begitu? Jadi kau memilih percaya padanya?" Hyungwon berujar dengan tatapan dingin tapi tetap saja tak bisa menyembunyikan raut terluka dari wajahnya.

"hmm"

"Son Hyunwoo" Wonho berujar lirih.

"Kalau begitu kau bisa keluar sekarang dari rumahku hyung" Ujar Hyungwon

"Hyungwon-a" Wonho benar2 dilanda putus asa kini.

"Baiklah, kalau memang itu yang kau mau"

"YA! Ada apa dengan kalian huh? Tak bisakah kita membicarakan ini baik2?"

Wonho yang semakin kesal karena pengabaian Hyungwon dan Hyunwoo kembali berujar dengan nada kesal.

"Siapa yang mau ikut dengan Hyunwoo hyung, maka bisa pergi. Aku...takkan melarangnya"

"Chae Hyungwon, kumohon hentikan. Tak bisakah kau mendengar kata2 hyung?" Wonho kembali berujar tegas pada Hyungwon.

"Aku ikut denganmu, hyung" Tanpa ragu Minhyuk berujar lantas beranjak ke kamarnya.

Tatapan mata Wonho mengarah pada tubuh mungil Minhyuk yang bahkan tak menoleh kepadanya.

"Ayo, bantu aku berkemas" Ajak Hyunwoo yang tak mau meninggalkan Yeojoo sendirian di ruang tengah.

"Son Hyunwoo, kau benar2 akan pergi?" Tangan Wonho menahan penggerakan Hyunwoo

"Hyungwon menginginkan itu" Balas Hyunwoo

"Ayolah Son, dia hanya emosi. Kenapa kau ikut2an keras kepala begini sih?"

Sumpah demi apapun, Wonho benar2 benci dengan keadaan yang dia alami. Pria Shin itu berharap ada yang membantunya merukunkan kembali Hyungwon dan Hyunwoo. Tapi apa yang pria kekar itu dapati, tak satu pun orang disana yang buka suara guna membatunya.

"Meski aku keluar dari rumah ini aku akan tetap berusaha membantumu Wonho-ya, jadi...jangan khawatir"

"Bukan itu yang kumaksud, kau ini..."

"Hyung..." Kihyun berujar membuat Wonho dan Hyunwoo sama2 menoleh pada pria mungil itu.

"Kau benar2 akan pergi? Lalu bagaimana denganku? Kau tak mau tinggal untukku?"

"Tak ada yang pengkhianat yang boleh tinggal di kediamanku. Aku...tak mau menerima orang yang tak mau mempercayaiku" Belum lagi Hyunwoo berujar, Hyungwon sudah menyela dengan kata2 sarkasnya.

Hal itu membuat Hyunwoo menarik senyum hambar di wajahnya sambil menatap Kihyun dengan tatapan sedih.

"Kau dengar sendiri kan?" Tukas Hyunwoo

Pria berkulit tan itu segera pergi meninggalkan ruang tengah sembari menarik sosok Yeojoo bersamanya. Kihyun, Changkyun dan Wonho yang melihat itu pun hanya bisa menatap punggung tegap Hyunwoo dengan pandangan putus asa.

"Chae, kau tak bisa begini" Kihyun mulai melayangkan protesnya pada Hyungwon.

"Kalau kau berat berpisah dengannya kau bisa ikut" Sinis Hyungwon.

"Apa?" Kihyun melayangkan tatapan tak percayanya pada Hyungwon.

"Kau bisa pergi dengan Hyunwoo hyung, kalau memang kau tak mau berpisah dengannya"

Hati Kihyun sakit mendengar apa yang baru saja Hyungwon katakan. Kihyun berpikir kalau Hyungwon akan mendengarkan nasehatnya, namun pengusiran pria kurus itu justru yang didapati oleh Kihyun.

"Begitu? Jadi kau juga ingin aku pergi?" Kihyun berujar lirih namun tentu saja masih bisa didengar baik oleh ketiga pria yang ada disana.

"Aku tak pernah melarang siapapun untuk pergi dari rumahku" Sahut Hyungwon.

"Baiklah...kalau memang begitu"

Kihyun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut, mengabaikan panggilan Wonho yang berseru memintanya untuk tidak pergi.

"Hyungwon-a, ada apa denganmu? Kenapa kau jadi seperti ini?" Wonho mendekati Hyunwon lantas meremat pelan bahu pria kurus tersebut.

"Kau" Mengacuhkan Wonho,Hyungwon justru melayangkan tatapannya pada sosok Changkyun "Kau juga bisa pergi kalau kau mau" Tukas Hyungwon lagi lantas berlalu menuju kamarnya.

"Hyungwon, Chae Hyungwon....kembali kemari! Kita belum selesai bicara"

BRAAK

Suara bantingan pintu yang menjawab panggilan Wonho barusan dan hal tersebut kembali membuat pemuda kekar itu mendesah frustasi.

"Changkun-a...Apa kau juga akan pergi?" Tanya Wonho setelah beberapa detik membiarkan tempat itu diisi keheningan.

"Aku ingin tingal hyung, tapi...Hyunwoo hyung adalah alphaku. Aku...tak mungkin meninggalkan alphaku seorang diri kan?" Jawab Changkyun membuat Wonho hanya bisa menatap sedih pada pria yang lebih muda darinya tersebut.

"Jadi semua akan pergi" Wonho bergumam sendiri yang tak mendapat tanggapan apapun dari sosok Changkyun.

*

Hening, itu yang dirasakan kelompok Hyunwoo di dalam mobil milik pria Son tersebut. Tak ada yang buka suara membuat kendaraan tersebut terasa begitu kosong. Sosok Minhyuk yang biasa berceloteh panjang pun mendadak tenang kini dan memilih berkonsentrasi pada jalanan yang ia lalui.

"Ekhem" Minhyuk berdehem pelan sambil melirik pada Hyunwoo yang duduk dibangku belakang bersama Changkyun dan Yeojoo.

"Hyung, jadi kita akan tinggal dimana?" Tanyanya sambil kembali mengarahkan pandangan lurus ke depan.

Sesaat Hyunwoo diam, lantas menatap pada Changkyun yang duduk di sisi kirinya.

"Kyunie, bisa kami menumpang di rumahmu? Setidaknya sampai kami menemukan kediaman baru" Pinta Hyunwoo.

Changkyun tak langsung menjawab, melainkan melayang tatapannya kearah ketiga pria yang lebih tua darinya tersebut.

"Hyung, aku tak keberatan kalau kau mau menumpang di kediamanku" Jawab Changkyun kemudian dengan sedikit ragu. "Tapi...kau tahu sendiri kalau apartementku tidaklah terlalu besar? Untuk menampung satu atau dua dari kalian itu masih mungkin. Tapi kalau semua..." Changkyun melayangkan tatapan menyesal pada ketiga temannya membuat Hyunwoo yang melihat hanya bisa memijat pangkal hidungnya pelan.

"Ya sudah kalau begitu, biar Kihyun saja yang menumpang di apartementmu. Lalu aku dan Hyunwoo hyung akan menginap di sauna saja malam ini." Minhyuk berujar membuat Kihyun yang duduk tenang di sampingnya langsung mengarahkan tatapan bingung pada sang sahabat.

"Kenapa aku? Kenapa tidak kau atau Hyunwoo hyung saja?" Tanya Kihyun.

Tangan Minhyuk terhulur guna mengusap rambut Kihyun, sebuah senyum tak lupa dikembangkan pria manis bermarga Lee tersebut pada sang sahabat.

"Kau perlu tempat yang nyaman untuk tidur Kihyun-a, agar tubuhmu bisa tumbuh dengan baik" Minhyuk berujar setengah bercanda untuk mencairkan suasana yang ia rasa sedikit kaku.

Jika suasana hati Kihyun tidak sedang buruk, bisa dipastikan sebuah takbam akan Minhyuk dapati usai pria manis itu menyelesaikan kalimatnya. Beruntunglah Kihyun saat ini tak berniat melakukan itu dan memilih untuk kembali diam sambil menikmati perjalanan mereka.

"Baiklah, kalau begitu ayo ke rumah Changkyun dulu. Setelah itu kita akan mengantar Yeojoo lalu mencari sauna" Perintah Hyunwoo.

"Daripada menginap di sauna, kenapa tak menginap di rumahku saja?" Minhyuk baru saja ingin menyahuti kata2 Hyunwoo, ketika tiba2 Yeojoo buka suara dan otomatis membuat keempat pria tersebut menatap kaget padanya.

Hal itu jelas membuat Yeojoo malu, bahkan gadis itu sudah menundukkan pandangannya kini.

"Aku yang menyebabkan kalian diusir, jadi kupikir...tak masalah jika kalian mau menginap beberapa hari di kediamanku" Sambung Yeojoo lagi masih dengan kepala yang tertunduk.

"Memangnya kau memiliki kamar kosong?" Tanya Minhyuk pada Yeojoo.

"Ada satu kamar..." Yeojoo menggeleng imut "Tidak...sebenarnya itu bukan kamar melainkan gudang. Tapi..jika kalian memang tak keberatan kita bisa membersihkannya dulu sebelum ditempati" Jelas Yeojoo seraya menatap kearah Minhyuk dan Hyunwoo bergantian.

"Aku tak keberatan kalau memang kau mengizinkannya, tapi kalau Hyunwoo hyung..." Minhyuk sengaja menggantung kata2nya guna melihat reaksi dari Hyunwoo.

Pria srigala itu hanya diam saja sambil memandang Yeojoo yang perlahan menatap kearahnya.

"Apa tak masalah bagimu jika kami menginap di kediamanmu?" Hyunwoo bertanya guna memastikan tawaran Yeojoo.

"Tentu saja tidak, bukankah...kau sendiri yang bilang kalau kau adalah mate ku" Balas Yeojoo dengan suara yang nyaris berbisik.

Hyunwoo tidak bisa untuk tidak senang saat mendengar ucapan Yeojoo itu, akan tapi karena suasana saat ini tidak mendukung pria Son itu hanya bisa menahan senyumnya meski dia ingin sekali bersorak kegirangan saat ini.

"Baiklah, kalau begitu maaf jika kami akan merepotkanmu beberapa hari ini" Putus Hyunwoo membuat Yeojoo tersenyum lega.

"Kalau begitu kita ke rumah Changkyun dulu, lalu baru ke rumah kakak ipar?" Tanya Minhyuk membuat rona merah langsung menghiasi wajah Yeojoo.

"ne" Jawab Hyunwoo sambil meraih jemari lentik Yeojoo dan mengenggamnya erat.

Minhyuk mengangguk paham lantas kembali mengemudikan kendaraan Hyunwoo dalam tenang.

*

"Sangah kau baik2 saja?" Tanya Jooheon seraya menyentuh pelan pundak gadis bermarga Yoo itu.

Nyaris satu jam lebih gadis yang Jooheon cintai itu termenung setelah Jooheon menceritakan perihal sosok Donghyun yang sebenarnya. Sesekali Sangah akan menarik nafas dalam sambil menyeka ujung matanya yang berair dan kembali berakhir dengan termenung sambil menatap lurus dinding kamar Jooheon.

"Sangah-a" Jooheon kembali memanggil nama Sangah berharap gadis itu memberi respon padanya.

"Oppa" Dengan suara bergetar menahan tangis, Sangah balas memanggil Jooheon.

"Bagaimana nasib appaku?" Tambahnya lagi masih dengan nada suara yang sama. "Apa mereka akan membunuh appaku, seperti mereka membunuh keluarga teman2 oppa?"

Air mata Sangah akhirnya tumpah, membuat Jooheon yang melihat hal itu ikut merasakan sakit yang gadis itu rasakan. Jooheon pun menarik tubuh Sangah dalam dekapannya, lantas mengusap suara panjang gadis tersebut lembut.

"Jangan sedih, oppa akan meminta teman2 appa menyelamatkan appamu" Janji Jooheon.

Tak ada jawaban, Sangah semakin tersisak seraya mengeratkan pelukannya di tubuh besar Jooheon. Sesaat Jooheon pun membiarkan Sangah meluapkan sedihnya, hingga suara ketukan pintu membuat pria Lee itu tersentak. Menatap sesaat sosok Sangah yang sudah melepas pelukannya, Jooheon bangkit guna melihat siapa yang mendatangi kediamannya.

"No Minwoo?" Dahi Jooheon berkerut saat melihat sosok Minwoo dari lubang pintu apartementnya.

Tangan Jooheon pun bersiap membuka pintu kediamannya, namun hal tersebut urung ketika tangan mungil Sangah justru menghalangi pria itu.

"Oppa jangan" Larang Sangah

"Ne?"Jooheon nampak bingung.

"Minwoo...dia salah satu anak buah Donghyun" Tukas Sangah membuat wajah Jooheon terlihat kaget.

"Oppa ingat saat aku menyerahkan sebuah dokumen padanya? Appa memintaku menyerahkan pada Minwoo untuk diberikan pada Donghyun ahjussi" Jelas Sangah bahkan tanpa diminta.

Ingatan Jooheon kembali ke saat dia melihat Sangah memberikan sebuah amplop besar kepada Minwoo dan hal tersebut membuatnya memasang sikap waspada kini.

"Kalau begitu kau sembunyilah dulu, biar oppa menemui si berengsek ini" Jooheon memberi usul pada Sangah.

"Aku harus bersembunyi dimana?" Tanya Sangah bingung.

"Kau bisa sembunyi di gudang"

Sangah mengangguk mendengar usul Jooheon, lantas melangkah cepat menuju gudang yang Jooheon maksud. Jooheon pun sengaja menunggu beberapa saat disana, sebelum akhirnya membukakan pintu untuk Minwoo.

"Kau" Jooheon berujar sedatar mungkin, menutupi rasa gugup yang tengah menderanya. "Ada apa kemari?" Lanjut Jooheon kemudian.

Minwoo tak menjawab melainkan mengembangkan sebuah smirk yang cukup menyebalkan di wajahnya. Tak berapa lama entah darimana, dua orang berbadan kekar yang tak lain adalah Hyunseong dan Gunhee muncul di sisi kanan dan kiri Minwoo membuat Jooheon terkesiap seketika.

"Ya! Siapa kalian?" Tanya Jooheon.

Bukan menjawab, sosok Hyunseong dan Gunhee menerobos masuk kediaman Jooheon begitu saja membuat si pemilik rumah semakin terkejut karena hal itu.

"Hey! Apa yang kalian lakukan? Kenapa memasuki kediaman orang lain..."

Kata2 Jooheon terhenti saat tangan kekar Gunhee menghempaskan tubuhnya ke dinding.

"Dimana Sangah?" Tanya Gunhee sambil menatap ke dalam mata Jooheon.

"Tidak tahu" Jawab Jooheon berdusta.

"Jangan coba menipu kami, aku tahu kau menyembunyikannya" Gunhee kembali berujar.

Jooheon menggeram pelan saat tangan Gunhee semakin menekan dadanya dan membuat Jooheon sedikit kesulitan bernafas.

"Aku benar2 tak tahu" Kembali Jooheon mengurai kebohongan.

Gunhee tersenyum culas, lantas menghempas tubuh Jooheon hingga pria Lee itu terjatuh keras ke lantai.

"Hyun seong hyung, lacak aroma Sangah" Perintah Gunhee

Tak banyak berujar, Hyun seong coba menghirup udara di sekitar itu perlahan. Matanya diajak berkeliling saat merasakan ada aroma Sangah disana.

"Dia disini" Smirk tercetak di wajah Hyun seong bersama matanya yang mengarah pada gudang tempat Sangah berada saat ini.

"Aish, jangan!" Jooheon cepat bangkit dan menahan tubuh Hyun seong yang akan memasuki gudang itu.

Mata Hyun seong menatap nanar Jooheon yang terlihat tak gentar sama sekali.

"Minggirlah! atau kau akan mati sekarang juga!" Perintah Hyun seong.

"Tidak...aku takkan membiarkan kau mendapatkan Sangah" Tolak Jooheon.

"Baiklah kalau begitu" Hyun seong mengepal tangannya keras guna memukul wajah Jooheon.

Namun belum lagi sebuah pukulan itu benar-benar mendarat di wajah Jooheon, suara erangan Gunhee sudah mengalihkan fokus pria Shim itu dari Jooheon.

"H...hyung" Sosok Wonho sudah ada disana menahan tubuh Gunhee.

"Bawa Sangah keluar, Hyungwon sudah menunggu di mobil!" Perintah Wonho.

Beberapa saat Jooheon hanya bisa mematung karena kebingungan dengan kondisi yang tengah dia hadapi.

"Lee Jooheon, cepat!" pekik Wonho keras guna mengembalikan kesadaran Jooheon.

Akhirnya Jooheon bergerak masuk ke dalam gudang dan menarik sosok Sangah bersamanya. Hyun seong sempat menahan gerakan Jooheon dan Sangah yang akan kabur, namun Wonho dengan gesit menjatuhkan pria srigala tersebut. Pertarungan yang memang berat sebelah terjadi membuat Wonho sedikit terpojok. Serangan dari Hyun seong dan Gunhee membuat vampire Shin itu nyaris saja kalah.

Beruntung Wonho mendapati sosok Minwoo disana, tanpa ragu ia pun menarik tubuh Minwoo guna menjadi tameng buatnya. Tangan kekar Wonho melingkar di leher Minwoo bersama taringnya ia keluarkan dari sela2 bibir merahnya.

"Jika kalian menyerang, akan kubuat anak ini menjadi vampire sepertiku" Ancam Wonho sembari mengarahkan taringnya ke leher Minwoo.

Usaha Wonho tak sia2, itu terbukti degan terdiamnya Gunhee juga Hyun seong di tempat mereka masing2. Tak mau buang waktu, Wonho pun perlahan mundur lantas berlalu dengan cepat sambil mendorong tubuh Minwoo kearah Hyun seong dan Gunhee.

Melihat itu Hyun seong akan beranjak mengejar, namun tangan Gunhee buru2 menahan gerakan pria yang lebih tua darinya tersebut.

"Whae?" Tanya Hyun seong dengan raut heran.

"Kita kembali saja ke markas" Tukas Gunhee

"Tapi bagaimana dengan Sangah?" Tanya Hyun seong.

"Kita akan mendapatkannya" Jawab Gunhee membuat Hyun seong hanya bisa menghela nafas berat.

Gunhee sadar kalau kawanan srigalanya itu kecewa, namun pria Song itu juga tak bisa melakukan apa2. Terlalu beresiko untuk melawan Wonho sekarang, sebab bisa saja dia atau Hyun seong akan terbunuh kalau memaksa melakukan hal itu.

"Minwoo-ya, kau juga ikutlah kami ke markas" Ajak Gunhee.

"Ne?" Minwoo nampak kaget.

"Bukankah kau bilang kalau Sungjae sudah tahu identitasmu? Jika kau pulang, mungkin saja anak buah tuan Yook akan menangkapmu nanti" Jelas Gunhee.

"Ah, baiklah" Ujar Minwoo menurut.

Gunhee segera melangkah pergi setelah mendengar jawaban dari Minwoo, begitu juga dengan Hyun seong dan Minwoo yang mengikuti langkah srigala Song itu dari belakang.

*

"KENAPA KAU BERBOHONG PADAKU HUH!?" Bentakan Hyungwon didapati Jooheon ketika dirinya dan Sangah sudah tiba di kediaman vampire Chae itu.

"KAU TAHU BUKAN AKU BENCI PADA PEMBOHONG!?" Lagi Hyungwon membentak Jooheon, membuat pria Lee itu hanya bisa mendunduk dalam.

Sama halnya dengan Jooheon, Sangah ikut menunduk karena ucapan keras Hyungwon. Bahkan jemari gadis itu sudah mengcengkram kuat lengan Jooheon untuk menetralkan rasa takutnya.

"Hyungwon, hentikan. Kau bisa membuat mereka ketakutan" Tukas Wonho coba menenangkan Hyungwon.

"Tapi hyung..."

"Kau mau membuat mereka pergi juga hmm? Seperti Hyunwoo dan yang lain?" Potong Wonho cepat membuat Jooheon yang mendengar itu mengarahkan pandangannya pada pria kekar tersebut.

"Sebaiknya kau ke kamar...biar Sangah dan Jooheon, hyung yang akan mengurusnya" Perintah Wonho.

"Hyung..."

Hyungwon akan melayangkan protes, namun tatapan dingin Wonho membuat pria tinggi itu tak jadi melakukannya. Tak memiliki pilihan, Hyungwon pun akhirnya berlalu menuju kamarnya dengan raut yang menggambarkan ketidak sukaan.

Selepas kepergian Hyungwon, Wonho mengarahkan pandagan lembutnya pada Jooheon dan Sangah lantas duduk di hadapan dua remaja itu.

"Maaf, apa kau terkejut?" Pertanyaan itu Wonho arahkan pada sosok Sangah yang memberanikan diri menatap Wonho.

"Sedikit" Aku Sangah, membuat Wonho tersenyum tipis.

"Hyungwon memang seperti itu, tapi...percayalah dia tidak bermaksud jahat" Jelas Wonho.

Kali ini Sangah hanya mengangguk pelan sambil ikut merekahkan senyum di wajahnya.

"Jadi Joo, bisa jelaskan....kenapa kau tak mengatakan kalau Sangah ada bersamamu?" Kali ini Wonho berujar pada Jooheon.

"Ma...maaf hyung" Sesal Jooheon.

"Aku bukan menyuruhmu meminta maaf Jooheon-a, aku bertanya kenapa kau tak mengatakan kalau Sangah ada bersamamu"

Jooheon mengigit pipi bagian dalamnya pelan, kemudian memandang lurus kearah Wonho.

"Aku...hanya sedikit takut hyung. Aku takut...kalian akan menyakiti Sangah" Jawab Jooheon.

Jujur Jooheon sedikit tak enak hati mengatakan hal tersebut pada Wonho, akan tetapi karena dia tak mau lagi berbohong Jooheon pun coba jujur saja.

"Oke...jadi kau takut pada kami, teman2mu sendiri" Ada nada kecewa yang terdengar dari lontaran kata yang Wonho ucapkan dan hal itu membuat Jooheon semakin merasa bersalah.

"Kau tahu, tindakkanmu membahayakan jiwa kalian Joo. Bisa kau bayangkan, kalau saja tadi aku dan Hyungwon tak memutuskan menemuimu? Bisa kau bayangkan kira2 apa yang akan terjadi padamu dan Sangah, jika saja aku dan Hyungwon tak memiliki pemikiran untuk menjemputmu?" Suara tenang Wonho kembali terdengar, seolah ingin menghakimi sikap Jooheon.

"Maaf hyung, aku menyesal" Balas Jooheon.

Wonho memandang Jooheon dan Sangah bergantian, raut wajah bersalah yang terlihat dari kedua remaja tersebut meluluhkan hatinya.

"Sudah...jangan dipikirkan" Tukas Wonho akhirnya "Sekarang...sebaiknya kau bawa Sangah ke kamar Hyunwoo, agar dia bisa istirahat" Perintah Wonho.

Mendengar nama Hyunwoo disebut, Jooheon jadi penasaran dengan ucapan Wonho pada Hyungwon tadi. Pria Lee itu pun segera melayangkan tatapan bertanya pada Wonho, membuat si pria vampire membalas dengan mengerutkan dahinya.

"Ada yang mau kau tanyakan?" Tebak Wonho melihat ekspresi Jooheon.

"Ne" Jawab Jooheon cepat.

"Apa itu?"

Jooheon menarik nafas pelan sebelum bertanya "Apa...Hyunwoo hyung pergi?"

Wonho mengangguk lemah menjawab itu, membuat Jooheon merasa terkejut juga bingung dalam waktu bersamaan.

"Kenapa?"

"Sesuatu terjadi" Jawab Wonho.

"Sesuatu?" Jooheon membeo.

"Antarakan saja dulu Sangah ke kamarnya, setelah itu...hyung akan menceritakan semua padamu" Lagi Wonho memberi perintah pada Jooheon.

Jooheon mengangguk paham, lantas menarik tubuh Sangah bangkit bersamanya. Gadis itu pun melangkah pelan mengikuti Jooheon yang membawa tubuhnya ke kamar milik Hyunwoo.

*

Changkyun baru saja keluar dari kamar mandi saat dirinya melihat sosok Kihyun tercenung di atas ranjang sambil meatap keluar jendela. Jelas sekali wajah Kihyun meggambarkan kesedihan dan hal tersebut membuat Changkyun merasakan hal serupa. Melangkah pelan menuju ranjangnya, Changkyun pun menyentuh pelan pundak Kihyun.

"Kira2 apa yang dilakukan Hyungwon sekarang ya?" Tanpa menoleh pada Changkyun, Kihyun bertanya.

Tak tahu harus menjawab apa, Changkyun hanya bisa diam saja sambil masih memandang sosok Kihyun.

"Aku mencemaskan Hyungwon" Kihyun berujar dengan suara lirih yang menyiratkan rasa sedih.

Tangan Changkyun terhulur kini, guna mengusap pelan bahu sempit milik Kihyun. Remaja Im itu tak tahu harus melakukan apa untuk menghibur Kihyun, karena sejujurnya Changkyun juga tak mengerti bagaimana menghilangkan kesedihan seseorang.

"Dia memang menyebalkan" Kihyun kembali bersuara sambil mengurai sebuah senyum hambar di wajahnya "Tapi aku tak membencinya, sungguh" Tambah Kihyun.

"Ya, aku tahu. Aku juga yakin kalau Hyunwoo hyung juga tak membenci Hyungwon hyung" Balas Changkyun.

"Apa...Hyungwon membenci kita?" Kali ini Kihyun melayangkan netranya memandang kedua manik kelam milik Changkyun.

Changkyun diam mendengar pertanyaan yang Kihyun lontarkan. Dia sendiri tak yakin kalau Hyungwon membenci mereka, tapi Changkyun juga tak bisa memastikan kalau vampire Chae tersebut tidak menyimpan rasa benci untuk kelompoknya.

"Aku tak tahu Hyungwon hyung membenci kita atau tidak, tapi...kuharap dia tak benar2 menganggap kita sebagai musuhnya" Akhirnya hanya jawaban itu yang bisa Changkyun berikan pada Kihyun setelah beberapa saat bungkam.

"Hyung...percayalah, ini semua terjadi karena Hyungwon hyung dan juga Hyunwoo hyung dalam keadaan emosi. Mungkin....setelah beberapa waktu berselang, mereka berdua akan menyadari kesalahan masing2" Lagi Changkyun berujar guna sedikit memperbaiki perasaan Kihyun.

"Begitukah?"

Kepala Changkyun mengangguk pelan menjawab pertanyaan yang Kihyun lontarkan.

"Bukankah persahabatan memang seperti itu? Terkadang, kita akan berselisih karena satu atau dua hal.Tapi...itu tak lantas membuat kita memutuskan persahabatan kita bukan?"

Senyum tipis terukir di wajah Kihyun "Aku harap ucapanmu benar Kyunie"

"Ne, aku juga hyung" Balas Changkyun.

"Sekarang sebaiknya kita istirahat" Tambah Changkyun kemudian.

Kihyun mengangguk setuju, kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang nyaman milik Changkyun. Sosok Changkyun bangkit guna memadamkan lampu apartementnta, sebelum ikut berbaring disisi Kihyun.

To Be Continue....

Next Chapter

"Sekarang aku bingung harus mempercayai siapa. Aku rasa ada banyak orang yang bisa saja menjadi pengkhianat di kelompok kita"

....

"Kenapa selalu mudah bagimu membiarkan orang2 yang kau sayang pergi saat hatimu sebenarnya ingin mereka tetap tinggal?"

*

Langsa, 23 Oktober 2019
4290 Word

*

Ide di part ini eon dapetin dari hunanahey
Sebenarnya idenya udah dikasih waktu buku ini rilis, tapi baru bisa dieksekusi sekarang.

Makasih idenya...😊 dan mian baru terealisasikan

Oke jangan lupa gass kan MV teasernya MX ya...😁 Yaqin dah gak bakal nyesel. Teasernya ciamik banget dan pastinya bakal bikin penasaran. Btw ayem nyanyi dan suaranya bikin oleng pemirsah....🤣

Wess lah, daripada banyak bacot eon pamit sesaat. Makasih buat yang udah vote dan komen ya, juga yang udah selalu setia baca ff ini. Gomawo yeorobun, saranghae
😘
Sampai jumpa di next chapter, anyeong
🙋‍♀️

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

38.6K 5.8K 15
Vampir? wolf? Tidak pernah dan tidak akan ada dalam sejarah, kedua kaum tersebut bersahabat. Sang vampir yang terobesesi dengan darah apalagi darah m...
17K 2.9K 40
- 𝗳𝘁. 𝗷𝘆𝗽 𝗲𝗻𝘁'𝘀 𝗴𝗼𝘁𝟳, 𝗱𝗮𝘆𝟲, 𝘁𝘄𝗶𝗰𝗲, 𝘀𝘁𝗿𝗮𝘆 𝗸𝗶𝗱𝘀, 𝗶𝘁𝘇𝘆 "𝘔𝘢𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘧𝘪𝘢 𝘨𝘢𝘮𝘦 𝘺𝘶𝘬!" "𝘠𝘶𝘯𝘢, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
14.1K 1.3K 9
[COMPLETED] Mark, seorang malaikat penjaga yang bertugas menjaga seorang gadis bernama Yoo Hara. Ke mana pun dan apapun yang dilakukan Yoo Hara, Mark...