Black Heart ✔️

By yusrianiputri

51.8K 2.7K 70

Ashmita Caturvedi harus menerima kenyataan yang pahit saat sadar atas apa yang terjadi saat upacara pernikaha... More

Prakata
Perkenalan Tokoh
Part 1. Ashmita Caturvedi
Part 2. The Dreams
Part 4. Who Is He?!
Part 5. Someone Comes
Part 6. Confused & Answer
Part 7. Maholtra's Family
Part 8. H - 2 Holi
Part 9. Holi Hai
Part 10. H-1 Engagement
Part 11. Engagement
Part 12. Mehndi
Part 13. Haldi
Part 14. Wedding
Part 15. Leave
Part 16. Maholtra's Mansion
Part 17. Surprise
Part 18. The Truth
Part. 19 Broken Heart
Part 20. Nightmare
Part 21. Nightmare 2
Part 22. Is There Something?
Part 23. Why?
Part 24. Broken
Part 25. Strange
Part 26. More
Part 27. Jealous
Part 28. Shock
Part 29. Plans
Part 30. First Gift
Part 31. Bad News
Part 32. Feelings
Part 33. Take Times
Part 34. Get Worst
Part 35. Secret Plan
Part 36. Gone Now
Part 37. Choice
Part 38. Judge
Part 39. All Time Ago
Part 40. Together
Penutup

Part 3. Fun Fair

1.5K 86 3
By yusrianiputri

***

"KAKAK!!!! KAKAK!!!!" teriakan dari Aryla dan juga Araly terdengar menggema, memenuhi seluruh bagian rumah. Langkah kecil kedua kaki mereka yang berlarian memasuki rumah ikut terdengar.

Ashmita yang baru saja keluar dari dalam kamar pun merasa sangat terkejut, atas tingkah kedua keponakan mungilnya itu. Dengan senyuman lebar, Ashmita menuruni tangga dan menghampiri keduanya yang sudah berhenti berlari. "Ada apa, hmm?! Kalian berteriak dan berlarian memasuki rumah..." ucap Ashmita sambil mengambil alih tas sekolah Aryla dan juga Araly.

"Kakak!!! Ada pekan raya nanti malam!!" teriak Araly dengan wajahnya yang sangat berbinar. Senyuman yang lebar dengan wajahnya yang memerah merona.

Ashmita ikut tersenyum kembali. "Benarkah?!" tanyanya dengan senyuman yang lebar, dengan gigi kelincinya yang terlihat sangat jelas itu.

Araly dan juga Aryla menganggukkan kepala mereka dengan cepat. "Iya!!! Ayo, nanti kesana, kak!! Ayo!! Ayo!!!"

Kedua tangan mungil mereka sama - sama menarik - narik ujung pakaian yang dikenakan oleh Ashmita. Dengan begitu semangat. Sedangkan Ashmita kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan perlahan.

"Baiklah... Nanti malam kita kesana ya... Kita semua..." ucap Ashmita pada akhirnya yang menyambut teriakan penuh dengan kegirangan dari Araly dan juga Aryla.

"ASYIK!!!! YEY!!! KITA KE PEKAN RAYA!!!! YEY!!!!" teriak mereka berdua bersama - sama.

"Sudah - sudah..." ucap Ashmita yang menghentikan kehebohan mereka berdua itu. "Sekarang, kalian pergi ke kamar, mandi, dan ganti pakaian... Setelah itu turun dan makan ya..." lanjutnya yang di jawab dengan anggukan kepala dari Araly dan juga Aryla, dengan tangan mereka yang mengambil alih tas sekolah mereka, lalu berlari menuju kamar mereka.

Ashmita hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua keponakan mungilnya itu. Ashmita langsung saja berjalan menuju dapur, dan kembali memanaskan makanan yang tadi dia buat. Dan tak lupa dengan gulab jamun buatannya itu. Ashmita tersenyum saat melihat ibunya yang berjalan ke arahnya.

"Ashmita?! Araly dan juga Aryla sudah pulang, ya?!" Tanya ibunya sambil membantunya memanaskan masakan.

Ashmita menganggukkan kepalanya dengan cepat sambil tersenyum tipis. "Iya, baru saja masuk ke dalam kamar."

"Oh, begitu..." gumam ibunya.

Seketika Ashmita tersentak saat teringat yang di inginkan oleh kedua keponakannya itu. "Em... Ibu?!" panggil Ashmita, yang langsung di balas dengan deheman dari ibunya.

"Nanti malam akan ada pekan raya, Araly dan juga Aryla ingin pergi kesana... Bisakah kita semua pergi kesana bersama - sama?!" Ashmita menatap ke arah ibunya yang meletakkan makanannya kembali ke atas meja makan.

"Em... Tentu saja... Tapi mungkin kakek, tidak bisa... Kau tahu kan, kakek mu itu tidak bisa berjalan - jalan cukup jauh sekarang." jawab ibunya sambil tersenyum kecil.

Ashmita tersenyum lebar. "Jadi, Kita akan pergi ke pekan raya bersama nanti malam, kan?!" Tanyanya sekali lagi untuk memastikan.

Ibunya tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja... Jadi, sebenarnya, yang ingin pergi ke pekan raya itu Araly dan juga Aryla, atau dirimu, Ashmita?!" Tanya ibunya menggoda dirinya.

Ashmita seketika merengut kesal, sambil mencebikkan bibirnya. "Kan, sama saja, ibu... Yang di inginkan oleh Araly dan juga Aryla, juga keinginanku, jadi... Ya, sama saja dong..." jawab Ashmita tanpa bisa menutupi wajahnya yang memerah malu.

Ibunya menahan tawa seketika. "Iya - iya. Ya sudah, panggil ayah dan juga kakek di halaman belakang, untuk makan ya... Ibu akan panggil Araly dan juga Aryla di kamarnya."

"Iya..." Ashmita menjawab dan dengan segera melangkahkan kedua kakinya menuju halaman belakang rumahnya. Dan tentu saja, ibunya yang akan memanggil Araly dan juga Aryla.

Ashmita mendekati Ayah dan juga Kakeknya yang sedang menyirami kebun. "Ayah... Kakek... Ayo makan siang dulu..."

Ayah dan juga kakeknya dengan segera mematikan keran yang mereka pakai untuk menyiram kebun mereka. "Oke, Ashmita..." jawab mereka bersama - sama sambil tersenyum lebar, dan sepertinya mereka berdua juga sudah merasa sangat lapar.

Ashmita tersenyum dan segera masuk kembali ke dalam rumah. Melihat Araly dan juga Aryla, serta ibunya sudah menunggu mereka di meja makan. Ashmita segera duduk dan mengambil makanannya. Saat kakek dan juga ayahnya duduk, ibunya mulai menyiapkan makanan untuk mereka. Dan mereka pun mulai makan siang bersama.

"Kakek..." Araly tiba - tiba saja memanggil ayah Ashmita. Membuat semua orang disana, segera menatap ke arah Araly.

"Ada apa, Araly?!" Ayah Ashmita dengan senyuman kecil menatap ke arah cucunya itu.

Araly tersenyum lebar dan memamerkan gigi - giginya yang kecil. "Kakek... Nanti kita pergi ke pekan raya ya!!!"

Ashmita menghela napasnya perlahan. Nyatanya anak kecil seperti itu akan selalu mengingat hal - hal yang membuat mereka terikat dengan rasa yang bahagia. Tentu saja. Di daerah mereka itu jarang sekali di adakan pekan raya, apalagi jauh sebelum perayaan Holi dimulai.

Ayahnya dengan segera menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja... Kita akan pergi kesana nanti malam... Oke?!"

Araly dan juga Aryla segera menganggukkan kepala mereka dengan cepat. Penuh dengan rasa bahagia. Dan mulai melanjutkan makan siang mereka dengan sangat lahapnya.

"Tapi, kakek buyut tidak ikut ya... Kakek, di rumah saja... Tapi jangan lupa untuk bawakan oleh - oleh darisana ya." Tiba - tiba saja kakeknya itu menyaut.

"Iya kakek... Siap!!" jawab Araly dan juga Aryla bersamaan. Dan mereka pun kembali melanjutkan acara makan mereka.

Ashmita tersenyum melihat itu. Dan kembali melanjutkan acara makannya. Aku bahagia saat melihat mereka seperti ini. Terlebih kakek yang jarang bicara, malah membuatku semakin takut. Tapi semoga saja, kakek bisa kembali bahagia setelah ini. Batin Ashmita berdo'a atas keberlangsungan kebahagiaan yang ada di dalam keluarganya itu.

***

Hari sudah malam, Ashmita, ayah, ibu dan juga kedua keponakannya itu sudah pergi menuju pekan raya yang ada di lapangan raksasa yang ada di dekat daerah mereka itu.

Dengan pakaian berwarna kuning cerah, Ashmita berpenampilan sederhana malam ini. Dia melihat kedua tangannya di depan dadanya, bersedekap. Saat mulai merasakan hawa dingin di sekitarnya.

Sedangkan kedua keponakannya itu, masing - masing di gandeng oleh ayah dan juga ibunya. Nyatanya, keberadaan Ashmita disana, hanya sebagai nyamuk saja, saat kedua orangtuanya memamerkan kemesraan di dekat anak kecil seperti Araly dan juga Aryla.

Ashmita hanya bisa tersenyum canggung. Sekali lagi, perasaan yang menurutnya aneh itu mulai masuk kembali ke dalam hatinya. Begitu masuk, hingga membuat jantungnya berdetak dengan sangat cepatnya. Ashmita seketika, meletakkan telapak tangan kanannya ke dekat jantungnya, merasakan bagaimana jantungnya berdetak dengan cepat.

Dia juga ingin sekali merasakan kemesraan kecil seperti itu. Tapi, sepertinya tidak akan bisa dilakukan. Dia masih belum mau menikah. Pacar saja tidak punya, gebetan saja juga nggak punya, apalagi mau menikah. Dengan siapa juga?!

"Ayah! Ibu!" panggil Ashmita yang membuat kedua orangtuanya itu membalikkan tubuh mereka keluar arah Ashmita yang berdiri tepat di belakang mereka.

"Ada apa, Ashmita?!" Tanya ibunya dengan raut wajahnya yang penasaran.

Ashmita menggelengkan kepalanya perlahan Dan tersenyum. "Aku ingin jalan - jalan sendiri. Nanti saat akan pulang kita bertemu di mobil saja. Boleh ya?!"

Ayahnya menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, nanti saat kamu kembali ke mobil duluan, jangan lupa untuk langsung telpon ayah ya..."

"Iya, ayah..." jawab Ashmita tanpa bisa menutupi rasa bahagianya. Entahlah dia butuh waktu sendirian untuk merenung. Sedikit sulit untuk bisa berpikir secara jernih saat di rumah. Jadi, Ashmita berpikir jika berjalan - jalan mengelilingi pekan raya, akan membuatnya sedikit terhibur.

Dengan segera ayah, ibu dan kedua keponakannya itu pergi dan berjalan - jalan. Memilih arena permainan yang siap mereka coba. Ananya membalikkan badannya dan mulai berjalan sambil menatap ke sekelilingnya.

Banyak arena - arena permainan, beberapa toko buku, aksesoris, dan macam - macam lainnya. Ashmita tersenyum kecil saat melihat sebuah toko aksesoris yang terlihat lebih lengkap, dibandingkan toko yang lainnya.

Ashmita segera berjalan mendekati toko itu dan masuk ke dalamnya. Dan seketika Ashmita menganga, saat melihat banyak gelang, anting, hiasan rambut, hiasan pinggang, bindi dan juga tidak lupa dengan aksesoris kesukaannya, yaitu gelang kaki.

Ashmita memekik tertahan. Dan mulai memilih - milih gelang kaki yang memiliki banyak bentuk yang indah itu. Ashmita mencobanya satu per satu, dan akhirnya mendapatkan dua buah gelang kaki yang baru. Namun, sepertinya itu tidak bisa memuaskannya. Dia pun mulai mencoba beberapa gelang yang warnanya dia sesuaikan dengan pakaian yang dikenakan dan juga yang ada di rumah. Memborong lima pasang gelang sekaligus.

Lagipula, saat pekan raya seperti ini, harga aksesoris seperti ini jauh lebih murah dibandingkan dengan toko - toko aksesoris yang ada di kota yang lainnya. Ashmita juga tidak lupa membeli sekotak bindi, tiga buah hiasan pinggang, dan juga empat buah hiasan rambut.

Ashmita tersenyum puas, saat melihat belanjaannya itu semua sudah di masukkan ke dalam kantong plastik oleh si penjual. Tidak masalah dengan uang yang dia keluarkan. Apalagi, Ashmita yang jarang sekali berdandan, harus mulai belajar akan hal yang paling penting itu juga untuk sekarang.

Saat menerima uang kembalian dari si penjual, Ashmita melangkahkan kedua kalinya secara perlahan, keluar dari dalam toko itu. Mencari - cari hal lainnya yang murah dan juga bisa dia beli nantinya.

Dan langkahnya terus menuju ke toko bunga. Dia suka bunga mawar putih. Dan mungkin saja bisa dia dapatkan dari toko itu. "Pak... Apakah ada bunga mawar putih?!" Ashmita bertanya saat mendekat ke arah penjualnya.

Bapak penjual itu tersenyum ramah. "Tentu saja, nak... Di sebelah sini..." jawabnya sambil melangkah lebih sudut depan dari tokonya.

Mengangkat seember penuh berisi dengan bunga mawar putih di dalamnya. Membuat Ashmita tidak kuasa untuk tersenyum saat melihat bunga - bunga yang sangat segar itu. "Aku ingin membelinya. Tolong bungkus, lima tangkai bunga mawar putih ya pak..."

"Siap, nak... Tunggu sebentar ya..." Bapak penjual itu segera memilih bunga mawar putih yang sangat dekat dan merekah kelopaknya.

Ashmita berdiri tegak, tidak jauh darisana. Sesekali membetulkan helai - helai rambutnya yang berterbangan menutupi arah pandangannya. Hingga tiba - tiba saja dia merasakan sebuah telapak tangan yang cukup besar dan juga sedikit kasar menyentuh kulit lehernya yang terdapat beberapa helai rambutnya.

Tubuh Ashmita menegang seketika. Napasnya menjadi semakin tidak teratur, dia sama sekali tidak berani membalikkan tubuhnya atau memarahi orang yang sudah lancang menyentuhnya. "Sangat menawan..." gumam pria dengan nada suaranya yang terdengar sangat berat, yang ada di belakangnya itu tepat di dekat telinga kanannya.

Bahkan Ashmita bisa merasakan betapa hangatnya helaan napas pria itu disana. Dan membuat tubuh Ashmita bergetar ketakutan. Dan kedua matanya semakin membulat, saat tangan pria itu mulai lancang bergerak menuruni garis lengkung tubuhnya. "Honey..." gumam pria itu sekali lagi.

Dan Ashmita bisa merasakan jika pria itu mulai menjauhi satunya dan pergi. Meninggalkan Ashmita yang sama sekali belum berani menolehkan kepalanya hanya untuk sekedar mengintip siapa pria itu. Dan sepertinya, kali ini dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.

***

Continue Reading

You'll Also Like

11.9M 945K 59
Follow dulu sebelum baca ! Jangan jadi silent readers! (Terbit di Cloudbookspublishing, tersedia di toko buku online dan gramedia) "Pelajaran saya c...
54.9K 7.8K 16
S2 dari Mommy Kelaya. First of all, u can read MK as mommy kelaya. Buku nya hangus. Ceritanya berlanjut. Tidak pernah terbayangkan bahwa kehidupan it...
2.2M 41.4K 12
(Sequel Eldric) "Hal paling bahagia ketika gue cinta lo, tapi lo malah ngejauh dari gue." #18 in Teen fiction (21.08.2018) #1 kisah #2 sedih Cover by...
1.3K 74 7
Hanya sefruit ketidakjelasan para anak-anak yang hidup di atas tanah dan di bawah langit~