"Kalau begitu," Namjoon menggaruk tengkuknya, "Kalau begitu, makan siang bersama ... besok?"
"Call!" Ah, Cece nya terlalu polos, ceria, menggemaskan seperti anak anjing. Meski saat di sambungan telpon tadi gadis ini cukup panikan lantaran ketahuan menjadi secret admirer (tidak terlalu secret, sih) selama masa SMA dahulu, Cece ternyata lebih handal mengubah ekspresi menjadi lebih fleksibel akan situasi. Buktinya, ia langsung tersenyum lebar, tidak ada guratan panik sama sekali, bahkan tidak khawatir atau mungkin tidak sadar juga kalau Namjoon baru saja melakukan tindakan pendekatan pada gadis bertunangan.
Tapi Namjoon setidaknya bukan seperti pria-pria kurang beruntung yang harus mengendap rasa cinta pada seseorang yang akhirannya akan di tolak. Setidaknya, Cece langsung menembaknya hingga ia terjatuh sampai ke bawah-bawah dalam sekali tembakan. Tidak ada kata friendzone, atau apalah itu. Iya, ini Namjoon tengah membuat dirinya lebih baik, agar semua ini tidak dimasuki ke hati. Percobaan pertamanya benar-benar gagal dan tergagal total, sebab, sehabis ini tidak ada lagi kesempatan.
Ini ... kisah asmara terburuknya.