Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.6M 216K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️39❄️
❄️40❄️
❄️41❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️46❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️53❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️58❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️33❄️

35.8K 2.8K 189
By Iyouyaa

Happy Reading...





Follow






Comment







Vote






Share

❄️❄️❄️

"Bagaimana permainan tadi?"

"Sangat menyenangkan Ratu Allisya" Jawab mereka serempak. Kini mereka tengah menikmati makan malam bersama Raja dan Ratu Federline.

"Wah lain kali berkunjunglah kesini lagi ya"

"Pasti" Balas Ezra semangat.

"Namamu Kyra bukan?" Tanya Raja Rezvan.

Kyra menoleh lantas mengangguk. "Iya nama saya Kyra yang mulia"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya saya tidak apa-apa. Ada apa yang mulia?" Tanya Kyra sopan.

"Bersiaplah, setelah ini kami akan melatihmu"

Kyra mengangguk patuh, sebenarnya setelah makan ia ingin tidur dan beristirahat, tapi rasanya tak sopan untuk menolak penawaran sang Raja.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Perang salju ternyata memakan banyak waktu, tetapi tetap menyenangkan.

Semuanya sudah beranjak ke kamar masing-masing, kecuali Kyra tentunya. Ia mengikuti Sang Raja dan Ratu Federline dari belakang.

"Kyra kekuatan apa yang telah muncul?" Pertanyaan yang sama seperti saat ia dilatih oleh Raja dan Ratu Demetrios kemarin.

"Air, Angin, Petir, tanah, healing dan api" Jawab Kyra sopan. Kini mereka tengah berada disebuah tempat mirip seperti lapangan untuk berlatih.

"Wah semua element dasar telah keluar" Ucap sang Ratu.

"Kami akan melatihmu element Angin dan Tanah" Sambung Raja Rezvan.

"Baik yang mulia"

"Jika kau menguasainya dengan baik, element angin bisa membunuh lawan dengan sangat cepat, bahkan tanpa ia sadari"

Sang Raja mengayunkan tangannya dan menghempas kedepan kearah sebuah pohon berdiri.

Angin berhembus sangat cepat menuju pohon tersebut, beberapa detik kemudian pohon itu tumbang.

"Bagaikan melempar pisau, angin pun persis seperti itu. Jika kecepatan angin sangat cepat ia bisa memotong apapun"

"Tapi terkadang, ia tidak bisa dikendalikan. Ia akan mengarah kemanapun tidak sesuai apa yang ditargetkan. Lingkungan sangat mempengaruhi"

Kyra termenung, apa ia bisa melakukannya.

Ratu Allisya yang melihat gelagat Kyra mendekat dan mengusap pelan rambut gadis itu. "Kami tidak akan memaksa kau harus mampu melakukannya sayang, kami tau teknik ini sulit, setidaknya kau tau caranya"

Raja Rezvan mengangguk. "Kau harus bisa memperkirakan keadaan lingkungan untuk melakukannya, dimana angin disekitarmu tidak berhembus kencang, karena mampu mengubah targetmu"

Kyra membuat ancang-ancang, ia menuruti apa yang Raja Rezvan dan Ratu Allisya katakan. Membuat kuda-kuda yang kokoh, mengayunkan tangannya berkali-kali hingga menghempaskannya kedepan.

Sudah berusaha berulang kali pun tetap ia tak mampu mencapai dan menumbangkan pohon yang tak jauh didepannya itu.

Pencapaian terbaiknya hanya dapat menyentuh dan menggugurkan sebagian daun akibat terkena anginnya.

"Tak apa, kau bisa melatihnya nanti. Sekarang giliran element tanah"

Raja Rezvan menghentakkan kakinya, dan muncul retakan di tanah itu, sedikit demi sedikit dan semakin membesar.

"Saya pernah melakukannya sewaktu melawan para Sheith" Ucap Kyra ketika Raja Rezvan sudah mengembalikkan tanah seperti semula.

"Mungkin saya saat itu kehilangan kesadaran, namun sekarang saya ingat pernah melakukannya" Sambungnya.

Raja Rezvan dan Ratu Allisya tersenyum bangga. "Bisa kau lakukan lagi?"

Kyra mengangguk patuh. Walau ia lupa caranya tapi setidaknya ia melihat ketika Raja Rezvan melakukannya tadi.

Kyra menghentakkan kakinya, muncul retakan dan lubang walau tak sebesar yang tadi Raja Rezvan lakukan.

"Untuk pemula itu sangat menakjubkan, apalagi kau melakukannya tanpa latihan" Puji Ratu Allisya.

Kyra tersenyum, udara semakin dingin disini. Ia semakin merapatkan mantelnya, tanpa sadar bibirnya juga sudah menggigil.

"Lebih baik kau kembali ke kamar Kyra, kau hampir membeku" Gurau Raja Rezvan yang dihadiahi jitakan dari sang istri.

"Baik yang Mulia, kalau begitu saya permisi. Hormat saya pada Raja dan Ratu Federline" Ia membungkuk hormat dan tak lama kemudian ia melakukan teleportasi ke kamarnya.

WUSHHH.....

"Huhuhu dingin dingin" Gumamnya masih menggigil.

Kyra menyalakan air hangat dibak mandinya, dan tanpa menunggu lama langsung menghangatkan dan membersihkan badannya.

Satu jam berlalu setelah ia berendam, ia memakai baju tidur yang tebal. Penghangat ruangan sudah menyala, ia menjatuhkan badannya diempuknya kasur dan dibalut dengan hangatnya selimut.

Kyra pun terlelap, wajahnya terlihat sangat lelah. Didalam lubuk hatinya ia sangat merindukan menjadi dirinya sewaktu di Bumi, tanpa adanya kekuatan, melatih element, atau apapun itu.

❄️❄️❄️

Waktu berjalan sangat cepat, sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar Kyra.

Terlihat Adele dan Leta berdiri tak jauh dari tempat tidur dengan Kyra yang masih terbalut dengan selimut tebalnya.

"Ckk. Sudah kukatakan jika kita tidak kesini Kyra tidak akan bangun" Sahut Adele.

Mereka mendekat kearah Kyra, dan menggoyang-goyangkan badannya. "Kyra bangun! Sebentar lagi kita akan menuju ke kerajaan terakhir"

"Aku baru saja tidur" Racau Kyra.

"Ini sudah siang Kyra" Balas Leta tetapi tetap tidak digubris oleh gadis itu.

"Tarik selimut nya" Titah Adele yang diangguki Leta.

Walaupun selimut sudah tidak menempel di badannya lagi, Kyra masih menutup matanya.

"Tarik kakinya" Titah Adele lagi.

"Kau serius?"

"Mau bagaimana lagi? Dia tidak akan bangun"

"Baiklah ayo kita coba"

Mereka berdua memegang kaki Kyra yang dibalut dengan kaos kaki. Adele memegang kaki kanan, dan Leta memegang kaki kiri.

"Tarik!" Seketika itu Kyra tertarik hingga jatuh berdentum kebawah.

BUKKK...

"ASTAGA!" Teriaknya entah karena kaget atau sakit.

"Nah bangunkan?". Leta mengangguk.

"Kalian mau nya apa?" Tanya Kyra kesal tetapi masih dalam keadaan tiduran di lantai.

"Kau bangun" Jawab kedua sahabatnya kompak.

"Cepat mandi Kyra, sebentar lagi kita akan berangkat ke kota Achazia"

"Iya-iya baiklah" Kyra menjulurkan tangannya kearah Leta dan Adele.

"Apa?" Lagi-lagi mereka berkata serempak.

"Bangunkan aku!" Titah Kyra kesal.

"Oh" Leta dan Adele mengambil tangan Kyra lantas membantunya berdiri.

"Kalian mau menunggu disini?" Tanya Kyra lagi saat hendak masuk ke kamar mandi.

Kedua gadis itu mengangguk sebagai jawaban. "Kami tidak mau mengambil resiko kau tertidur lagi"

"Terserahlah"

Dua puluh menit telah berlalu, kini Kyra sudah siap dengan balutan Dress selutut miliknya.

"Dress itu kau yang memilihnya sendiri bukan?" Tanya Leta ketika Kyra sedang menyisir rambutnya.

"Iya, sederhana tapi aku suka"

"Kami juga memakai dress yang kami pilih sendiri" Timpal Adele.

Adele pula memakai Dress selutut dengan hiasan bintang laut dan juga pita.

Sama seperti yang lainnya, Leta juga memakai Dress selutut tetapi bedanya jika Dress Kyra berlengan panjang, dan dress Adele hanya setengah lengan, dress yang Leta pakai tanpa lengan yang memperlihatkan ukiran indah ditangannya.

"Bagaimana dengan rambutmu Kyra? Mau aku bantu rapikan?" Tawar Leta.

"Tidak, tidak usah" Tolak Kyra. Setelah menyisirnya, ia mengambil seluruh rambutnya dan menjadikannya menjadi satu ikatan.

(Kira-kira jadinya seperti itu ya)

"Yang lain menunggu dimana?" Sambung Kyra setelah selesai dengan rambutnya.

"Mereka tengah berkumpul di Aula kerajaan mungkin"

"Kita langsung berangkat? Tidak sarapan lebih dulu?" Tanya Kyra lagi.

"Iya, kami menyuruh Aiden untuk meminta izin berangkat lebih pagi agar dapat makan sepuasnya di kota Achazia nanti" Jawab Adele.

"Kita kan pemenangnya" Timpal Leta dengan semangat serta senyuman manisnya.

"Barang bawaan kalian?"

"Oh kami titipkan pada kedua kakak kami"

Kyra mengangguk dan melangkah menuju lemari untuk membawa barang bawaan miliknya.

"Pegang pada kedua pundak ku" Titah Kyra.

Leta dan Adele mengangguk. Adele memegang pundak Kyra sebelah kanan dan Leta yang satunya.

WUSHHH.....

Mereka sampai dibelakang Ezra yang tengah mengomel karena barang bawaan milik adiknya.

"Ishh. Benar-benar membawa batu, berat sekali"

"Yang ikhlas dong Kak" Adele memukul punggung Ezra.

"ASTAGA" Ezra terlonjat kaget ketika Adele memukulnya.

"Dimana yang lainnya?" Tanya Leta.

Aiden dan Ezra mengedikkan bahunya. "Mungkin sedang siap-siap"

Memang di Aula yang baru datang hanya Aiden dan Ezra, ditambah ketiga gadis itu.

Aiden menghampiri kearah Kyra berdiri. "Biar aku yang bawakan, wajahmu tampak pucat"

Kyra menepuk pipinya dan menempelkan tangannya dikeningnya sendiri. "Tidak, aku tidak apa-apa"

"Benarkah?" Tanya Aiden semakin mendekat ke arah Kyra.

Aiden menirukan apa yang Kyra lakukan barusan, menepuk pelan pipi gembul Kyra, dan menempelkan tangannya dikening Kyra.

"Tidak apa-apa bagaimana? Badanmu panas, kau demam!" Aiden mengguncang pelan pundak Kyra.

"Istirahat saja disini sampai suhu badanmu turun, nanti kita menyusul yang lain" Pinta Aiden.

Kyra tersenyum. "Tak apa, sungguh. Mungkin karena belum sarapan, aku lapar"

"Yasudah, mau sarapan lebih dulu?"

"Aku ingin cokelat hangat" Jawab Kyra dengan cengirannya.

"Apapun boleh"

Leta, Adele dan juga Ezra tidak menyadari kesibukan kedua temannya, mereka hanya sibuk bertengkar dengan sesekali Adele menggoda Leta tentang kakaknya.

"Teman-teman aku akan mengantar Kyra sebentar" Sahut Aiden.

"Kemana?" Tanya mereka bertiga kompak

"Badannya sedang tidak sehat, aku akan mengantarnya sarapan lebih dulu agar dia punya sedikit tenaga"

"Oke baiklah" Balas mereka bertiga.

"Aku titip barang bawaan ku" Timpal Kyra.

"Siap"

Aiden dan Kyra pun beranjak meninggalkan Leta, Adele dan juga Ezra yang tengah melanjutkan perdebatan mereka.

❄️❄️❄️

Sementara di Kastil Azura, mereka tengah mempersiapkan penyerangan yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

"Ingat rencananya! Bagi menjadi lima pasukan. Pasukan pertama menyerang Academy dan kota Narendra. Pasukan kedua menyerang kerajaan Demetrios. Pasukan ketiga menyerang kerajaan Federline. Pasukan keempat menyerang kerajaan Feodore. Dan pasukan terakhir ikut denganku untuk menyerang anak-anak itu" Gio menjelaskan secara rinci kepada anak buahnya dan juga seorang pemuda dihadapannya.

"Yang Mulia Azura menyuruh setiap pasukan untuk menculik satu orang gadis" Sambung Gio.

"Beberapa jam lagi kita akan mulai penyerangan" Setelah Gio selesai menjelaskan, semua orang membubarkan diri kecuali pemuda itu.

"Ada apa?" Tanya Gio datar.

"Jangan sampai gadisku terluka" Balas Pemuda itu tak kalah datar.

"Tenang saja, pasukanku hanya menggertak mereka" Gio menepuk pundak pemuda itu lantas berlalu begitu saja.

❄️❄️❄️

"Kemana Aiden dan Kyra?" Tanya Mr. Devan setelah sampai bersama yang lain.

"Mengantar Kyra sarapan, soalnya Kyra sedang tak enak badan" Jawab Adele.

"Apa? Kenapa dia tidak bilang jika dia sedang tidak enak badan seperti itu?" Tanya Arion kesal.

"Namanya juga Kyra, dia tidak akan bilang jika kita tidak memaksanya" Balas Leta yang diangguki Adele dan Ezra.

"Tadi juga Aiden yang memaksa"

"Ezra kenapa kau tak menyembuhkan Kyra?" Kini giliran Kenzie yang bertanya.

"Hehe aku lupa, nanti jika dia kembali aku langsung mengobatinya" Mereka semua mendengus setelah mendengar ucapan Ezra.

Tak lama kemudian, Aiden dan Kyra muncul bersama Raja dan Ratu Federline atau orangtua dari Aiden.

"Hormat kami pada Raja dan Ratu Federline" Ucap mereka serempak.

"Berkunjunglah lagi, kami akan menyambut kalian dengan senang hati" Semua tersenyum lantas mengangguk.

"Mr. Devan kau telah mendidik anak-anak dengan sangat baik. Terimakasih" Puji Raja Rezvan.

"Terimakasih pujiannya Raja Rezvan, itu bukan apa-apa" Mr. Devan tersenyum hangat.

"Kalau begitu kami permisi Ayahanda, Ibunda" Ucap Aiden.

"Salam kami pada Raja dan Ratu Federline"

Kyra bergegas mengambil barang bawaannya, tetapi Aiden sudah mengambilnya lebih dulu.

"Mari denganku" Aiden menjulurkan tangannya.

"Baiklah sebagai tanda terimakasi ku" Kyra menerima juluran tangan Aiden. "Kak tak apa aku dengan Aiden?"

"Iya tak apa" Jawab Arion.

Mereka semua pun langsung melakukan teleportasi dengan Mr. Devan beranjak lebih dulu disusul Kenzie yang membawa sang adik, dan juga Ezra yang membawa Adele, kemudian Arion yang melakukan teleportasinya sendiri, dan terakhir Aiden dengan Kyra.

❄️❄️❄️




















Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁

See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

209K 530 20
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
631K 38.1K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
141K 16K 23
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
166K 9.9K 42
Aletta Cleodora Rannes, seorang putri Duke yang sangat di rendahkan di kediamannya. ia sering di jadikan bahan omongan oleh para pelayan di kediaman...