My Angel Is My Beautiful Devi...

Door ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... Meer

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
20
21
22
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

19

6K 647 77
Door ratna_adjah

Aku up lagi hari ini, agak pendek dari biasanya cuma 1400 kata lebih. Yah gak apa-apa ya, dari pada panjang musti nunggu ada sebulannya, wkwk.. Mending pendek tapi up malam ini.




❤ Hapyy Reading ❤








Mendengar panggilan Mila sontak semua orang membayangkan siapa pemeran utama wanita di dalam sana, karena tadi saat di pesta Frans sempat memperkenalkan Angella dengan bangga pada hampir semua tamu hingga setiap orang mengetahui siapa itu 'Angella.'

Hanya saja mereka benar-benar tidak menyangka jika anak tuan pemilik pesta akan melakukan sesuatu yang memalukan seperti ini saat pesta orang tuanya tengah berlangsung.

Wajah Frans sehitam awan mendung. Ia menatap istrinya dengan tatapan yang sangat tajam. "Apa maksudmu?"

Pertanyaan bernada rendah syarat akan kemarahan itu membuat Mila merasakan perasaan takut. Sepanjang ia mengenal Frans inilah pertama kalinya ia melihat kemarahan Frans yang seperti ini. Tapi itu hal yang bagus, karena semakin marah suaminya maka semakin baik akhir yang akan di dapat Angella.

"I-Itu.. Angella." Mila terbata takut  melihat tatapan Frans yang semakin menajam.

"Kenapa kau menyebut wanita di dalam sana Angella? Apa kau tau apa yang kau katakan?!" Frans memotong Mila dengan suara yang semakin rendah, kemudian ia berteriak penuh penekanan pada wanita yang telah bersamanya selama sepuluh tahun ini.

Tidak taukah ia, dampak dari perkataan cerobohnya bisa merusak nama baik putrinya.

Meski Frans tak terlalu memperhatikan Angella bukan berarti sebagai seorang ayah ia akan membiarkan orang lain mengatakan hal buruk tentang putrinya. Meski senakal-nakalnya Angella dulu, Frans yakin jika gadis itu tak akan melakukan sesuatu yang akan menghancurkan masa depannya sendiri.

Melihat kemarahan Frans yang lampiaskan pada ibunya, Diana maju hingga kini ia sejajar dengan Mila dan memegang pundaknya yang kini bergetar. Di bawah tatapan tajam itu Diana pun tak dapat menahan diri dari mengerutkan kening. Pasalnya kemarahan yang Frans keluarkan tidak pada tempatnya. Seharusnya yang menerima semua kemarahan ini adalah Angella, bukan ia maupun ibunya.

"Ayah, Mommy hanya khawatir saja. Ia tidak bermaksud apa-apa.." Diana mencoba menjelaskan.

"Tidak bermaksud apa-apa?! Lalu kenapa ia memanggil seseorang di dalam sana sebagai Angella jika ia tidak bermaksud apa-apa?!" Frans membentak dengan marah.

"Mas, aku.."

Mila pucat melihat kemarahan Frans yang semakin menjadi. Ia tidak menyangka jika suaminya akan bereaksi seperti ini. Ia tidak menyangka jika Frans akan meragukan hatinya dan bahkan memarahinya tanpa perduli di hadapan orang lain. Ia merasa sangat dirugikan, dan tidak berdamai di hatinya.

Kenapa semuanya malah menjadi seperti ini? Malah memperparah keretakan di antara hubungannya dengan Frans yang semakin merenggang. Mila tak dapat menerima semua itu hingga ia siap untuk berdebat dengan Frans.

"Apa Ayah ingat. Tadi Angella sempat pamit ke kamar mandi dan sampai sekarang ia belum kembali. Wajar jika Mommy mengkhawatirkan Angella." Diana buru-buru menjelaskan, memotong perkataan Mila yang akan semakin memperumit keadaan. Ia takut di bawah tekanan Frans ibunya malah akan semakin bertindak dan berkata ceroboh. Dengan matanya ia memberi isyarat pada Mila.

Mila yang menyadari kesalahannya langsung menutup mulutnya dan merasa bersyukur karena memiliki putri yang pintar seperti Diana. Ia menelan kata-kata yang berada di ujung lidahnya sekaligus kemarahannya, menekannya dalam-dalam dalam hatinya.

Tatapan Frans masih suram, namun ia tak dapat membantahnya. Memang benar beberapa waktu lalu putrinya itu sempat pamit untuk pergi ke toilet dan sampai saat ini belum kembali.

Mendengar penjelasan Diana, semua orang saling berbisik dan memperkuat dugaan mereka jika wanita yang ada di dalam sana benar adalah Angella. Diana memberanikan diri memegang lengan Frans, matanya berkaca-kaca membuatnya terlihat menyedihkan.

"Ayah tidak berfikir jika kami berniat mencelakakan Ella bukan? Kami sangat menyayanginya, dan ayah sangat tau itu. Mana mungkin kami.."

Gadis itu menyeka sudut matanya membuat Frans menghela nafas kemudian mengangkat tangannya membelai rambutnya. Walau bagaimana pun ia menyayangi putri sulungnya ini, mungkin karena rasa bersalahnya pada Clarisa dan Angella membuatnya bersikap terlalu berlebihan pada Diana dan Mila.

Satu cara menghadapi Frans adalah dengan kelembutan, dan Diana tau itu dengan baik. Satu cara menghadapi Frans adalah dengan kelembutan, dan Diana tau itu dengan baik. Bertindak menyedihkan bukan hanya untuk meyakinkan Frans tapi juga meraih simpati orang-orang di sekitar.

"Baiklah, maafkan Ayah. Ayah tidak bermaksud menuduhmu mau pun ibumu. Ah sudahlah.. Sebaiknya kita bersihkan kekacauan ini." Diana dan Mila saling melirik dengan senyum puas di bibir mereka. Bertindak menyedihkan bukan hanya untuk meyakinkan Frans tapi juga meraih simpati orang-orang di sekitar.

Benar saja mereka semua merasa tak tega melihat wajah cantik Diana yang berlinang air mata. Orang-orang itu mengutuk dan menyalahkan Angella karena menyebabkan semua keributan ini, hingga Diana kakak baik hatinya pun turut mendapat imbas perbuatannya.

Teman-teman Diana pun turut mendekati wanita itu dan menghiburnya. Kemudian petugas hotel yang menganbil kunci telah kembali dan kini mereka bersiap membuka pintu. Dalam hatinya Diana merasakan kegembiraan.

Frans mengintrupsikan seseorang untuk masuk ke dalam toilet, namun ternyata terkunci dari dalam hingga mereka harus menunggu salah seorang staf hotel kembali untuk mengambil kunci.

Diana menatap Mila dengan tatapan penuh pertanyaan. Dimana kepercayaan dan kemampuan ibunya yang biasanya dalam mengendalikan ayahnya dalam telapak tangannya? Kenapa akhir-hakhir ini Mila terlihat lebih payah dari seorang amatiran? Bahkan tidak mampu untuk sekedar menganalisa situasi keadaan dan masih berfikir untuk memperburuk keadaan dengan berdebat dengan ayahnya. Beruntung ia ada di sana. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi ke depannya dengan nasib mereka di rumah besar itu.

Beberapa saat kemudian Staf kembali dengan kunci dan bergegas membuka pintu. Clek, bunyi pintu terbuka terdengar di telinga namun semua orang hanya terpaku di tempat tak ada yang berani mengambil langkah pertama.

Suara-suara aneh semakin jelas terdengar dari pintu yang terbuka lebar membuat wajah mereka memerah, terutama beberapa wanita lajang tak mampu menahan bulu di sekujur tubuh mereka merinding di sertai warna merah dari telinga, wajah hingga leher.

Namun meski begitu tak ada seorang pun yang berniat melewatkan tontonan menarik ini. Akhirnya Frans menunjuk dua orang untuk maju pertama kemudian diikuti beberapa orang lainnya.

Suara-suara itu terdengar dari salah satu bilik yang paling ujung, dan dengan dorongan keras pintu terbuka dengan suara dentuman mengagetkan dua orang yang saat ini berada pada posisi yang memalukan menghentikan aksi mereka dengan wajah kebingungan.

Seorang wanita dengan gaun yang tergulung di atas pinggul terlihat dalam posisi duduk mengangkang di atas pangkuan seorang pria.

Keduanya menatap kosong pada kedatangan tamu tak di undang yang datang. Meski akal sehat masih melayang dan dalam keadaan tercerai berai keduanya secara naluriah menutupi diri mereka melindungi tubuh mereka sebisa yang mereka bisa.

Frans berada antara salah satu orang yang berdiri di barisan paling depan. Melihat siapa wanita tersebut wajahnya berubah lebih buruk dari pada sebelumnya. Tangannya terkepal erat dengan tatapan matanya tarasa seperti dapat membekukan siapa saja yang melihatnya. Aura yang terpancar dari tubuhnya pun begitu berat hingga membuat orang-orang di dekatnya tanpa sadar bergerak mundur sedikit menjauh darinya. Melihat hal itu Mila dan Diana yang berada di belakang tak dapat menahan kegembiraan mereka, akhirnya hari dimana mereka dapat menyingkirkan Angella pun tiba.

Mila merubah ekspresinya secepat kilat dengan kecemasan yang menutupi seluruh wajahnya. Ia mendorong orang-orang yang menghalangi jalannya dan bergegas ke sisi Frans dengan wajah panik.

"Angella sayang, apa yang.."

Tubuh Mila berubah kaku seperti batu dengan mulut terbuka lebar, matanya menonjol hampir keluar dan tak lama kemudian ekspresi syok menenuhi wajahnya.

"Sarah!! Apa yang kamu lakukan?!"

Pekikan histeris Mila melunturkan senyum di bibir Diana. Wanita itu melangkah maju kemudian menatap tak percaya pada Sarah yang kondisinya terlihat sangat kacau. Alarm dalam kepalanya segera berbunyi diikuti suara halus seseorang dari arah belakang.

"Oh, kenapa disini begitu ramai? Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan??"

Dengan sekali putaran tatapan keduanya saling bertemu, terkunci dan dunia keduanya masing-masing.

Orang-orang pun sempat terpana oleh kedatangan sosok yang diharapkan menjadi pemeran utama dalam acara ini, namun siapa sangka kini ia berdiri teguh tanpa cela dihadapan mereka semua.

"A-Angella.." Mila tergagap melihat kondisi Angella yang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Melihat senyum yang tersungging di bibir tipis itu, Mila marasakan tulang punggungnya berubah dingin. Senyum santai yang selalu di anggapnya keluar dari seorang gadis lugu yang mudah manipulasi kini terasa lebih menyeramkan dari pada melihat hantu. Tubuhnya terhuyung mundur beberapa langkah, di sampingnya Frans menatap wanita yang telah bersama dengannya selama sepuluh tahun ini dengan tatapan dingin.

Mampu memimpin ribuan kariawan sebuah perusahaan raksasa membuktikan bahwa kecerdasan Frans tak perlu lagi di pertanyakan. Ia menangkap seluruh reaksi Mila dari awal hingga akhir, akan sangat keterlaluan jika ia tidak mengerti sedikit pun apa arti dari ekspresi istri kedua itu saat melihat kedatangan putrinya.

Hatinya mengencang hingga wajahnya berubah pucat, tak dapat mempercayai kenyataan yang baru diterimanya. Ia sama sekali tak pernah menyangka jika wanita yang selalu menunjukan kelembutan itu akan menyembunyikan perasaannya sangat dalam hingga ia yaris bodoh karena selalu mempercayainya.

Melihat perubahan dalam cara memandang Ayahnya pada Mila, Angella merasakan hatinya sedikit merasakan perasaan lega. Setidaknya dengan perubahan ini semua rencananya di masa depan akan berjalan lebih lancar.

Jika bukan karena kejadian ini Frans pun yakin ia tidak akan pernah mengetahui sifat asli istri keduanya itu. Wajahnya berubah datar, di balik saku celananya tangannya mengepal kuat hingga menggali telapak tangannya.

Berbagai emosi begejolak dalam hati Frans, terutama penyesalan..









Tbc..

***

Jeng-jeng..!
Sekarang ketauan siapa yang lagi hah huh hah huh..
Selamat buat yang tebakannya benar, untuk hadiahnya silahkan di ambil tengah malam nanti lewat mimpi.

30 Juni 2019

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

594K 15.6K 19
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
1.3M 97.3K 33
18+ Kayla tidak tahu, bagaimana bisa prolog yang ia baca dengan yang teman-temannya baca dari salah satu web-novel bisa berbeda. Prolog yang Kayla ba...
401K 34.1K 27
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
913K 88K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...