Fajar & Senja

By Njuneoclear

465K 28.3K 5.8K

Fajar adalah permulaan. Senja adalah pemberhentian. Filosofi singkat tentang kedua momentum indah pada semest... More

INTRO - Pelakon Dari Cerita
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Info PO(?)
PO 1 novel Fajar & Senja (close)
PO ke-2 novel Fajar & Senja (close)
Ebook Fajar & Senja
(ternyata) masih info PO
Detail PO ke-3 (!!!)

Bagian 1

43.5K 3.7K 1.1K
By Njuneoclear

Refresh timeline, scroll up-scroll down, like, retweet, reply, dan terus terulang lagi selama dua jam lurus. Renjun kira masa bebas-nya selama empat bulan ini membuat hidupnya lebih baik. Namun, daripada membuat hidupnya lebih baik, liburan ini malah berjalan membosankan dan hanya membuat berat badan naik secara drastis. Ia jadi merindukan masa sibuknya di bulan-bulan kemarin: belajar pontang-panting, bulak-balik ikut ujian, daftar sana-sini, dan akhirnya diterima di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Setelah ia pikir, lebih enak menjadi orang sibuk daripada bosan di rumah yang hanya berujung  guling-guling macam ulat keket. Meskipun sudah mencari kesibukan seperti membersihkan rumah, membersihkan gudang, menjadi supir pribadi Bundanya, juga antar-jemput anak tetangga, ujung-ujungnya bosan tetap melanda. Ia sudah mencoba bekerja sambilan di salah satu café dekat rumahnya, namun baru seminggu berjalan ia sudah bosan karena kerjaannya hanya itu-itu saja, tidak menantang dan bukan dirinya sekali. Jadi semuanya serba salah. Heran.

Renjun meletakkan ponsel di atas nakas bersamaan bangkitnya dari tempat tidur. Kepalanya terasa pening karena terus menerus bermain benda tersebut sambil berbaring. Ia melirik nakas dan menghembuskan napas setelahnya. Sudah jam 10 dan ia belum mandi sama sekali. Pasti sebentar lagi pintu kamar akan didobrak oleh Bundanya yang menyuruhnya untuk mandi.

"Meskipun libur, tapi mandi tetap harus," ujar Bundanya waktu itu yang memang benci dengan orang pemalas, apalagi malas mandi. Mau tidak mau Renjun harus patuh meskipun rasanya ingin melanggar dengan mandi hanya sehari sekali atau sama sekali tidak mandi. Lagipula, ia 'kan cuma di rumah dan tidak ke mana-mana lagi semenjak diterima di Universitas. Teman-teman semasa Sekolah Menengah Atas-nya juga sudah terlihat sombong dengan tidak pernah menyapanya lagi. Tapi, Renjun tidak perduli. Toh, nanti di perkuliahan ia akan menemukan teman baru meskipun terasa pasti lebih sulit.

Renjun selesai mandi pada menit tigapuluh. Kenapa lama? karena ia suka mengadakan konser mendadak di kamar mandi, melamun atas hal yang tak penting, dan sisanya benar-benar mandi dalam artian sebenarnya.

Tangannya membuka lemari pakaian dengan raut bosan. Pilihannya jatuh pada kaos berwarna kuning polos (yang warnanya sudah memudar) dan celana boxer bergambar spiderman. Renjun tertawa sendiri melihat dirinya sekarang. Penampilannya sekarang sudah benar-benar menyedihkan dan nampak seperti orang yang tidak punya semangat hidup. Dan, memang benar adanya. Wajah lemas, rambut mencuat sana-sini, baju berwarna pudar ditambah boxer, lengkap sudah untuk dikasihani. Karena tujuannya hanya pada tempat tidur, dan terus pada benda empuk itu.

Renjun membanting diri ke tempat tidur kemudian mengambil ponselnya lagi. Tidak jauh dan tidak bukan, ia membuka aplikasi twitter yang sudah seperti temannya sendiri. Jika kalian kira kalau Renjun mempunyai banyak teman di sana, jawabannya adalah salah besar. Boro-boro teman, follow orang saja rasanya malas. Ia juga hanya me-reply menfess-menfess atau akun idola-nya.

Sampai tangannya berhenti pada salah satu menfess yang berisi quote dari akun bernama @JeYohana yang membuka pendaftaran menjadi volunteer atau bisa disebut relawan. Tanpa basa-basi ia membuka tweet tersebut dan membaca keseluruhan dari utasan yang ada. Di utasan terakhir ada link untuk pendaftaran dan Renjun menatapnya lamat-lamat. Ada rasa ingin mendaftar namun rasa ragupun juga ada. Meskipun ia orangnya social butterfly dan mudah akrab dengan orang baru, Renjun tetap merasa takut karena pasti para volunteer ini dari berbagai usia. Tapi, kegiatan ini bisa membunuh bosannya juga hitung-hitung dapat menambah amal.

Dan, untuk meyakinkan hatinya, Renjun segera keluar kamar dan menghampiri sang Bunda yang tengah menonton sinetron siang hari. Kebiasaannya kalau tengah bingung, pasti ia akan lari ke Bunda-nya untuk meminta saran.

"Bunda," panggilnya dan dibalas dehaman sang Bunda tanpa merubah posisi kepala. Renjun merengut, "Liat Senja dulu, Bun."

Wanita itu menoleh, "Apa?"

Renjun menunjukkan ponselnya dan diambil segera oleh sang Bunda. Wanita itu membaca utasan tadi kemudian menoleh pada anaknya. Tanpa bicara apapun juga, beliau paham maksud anak sematawayangnya ini.

"Ya udah, ikut aja kamu. Daripada kamu cuma mendep di kamar kayak gembel," kata beliau yang kembali menonton sinetron. "Hitung-hitung bantu orang lain juga. Bagus ini kegiatannya."

Wajah merenggut Renjun yang disebabkan oleh perkataan nyelekit Bundanya tentang ia macam gembel, berubah seketika menjadi sumringah. Renjun mengecup singkat pipi kanan Bundanya dan berlari kembali ke kamar dengan teriakan, "MAKASIH, BUUN!"

Renjun membuka pintu kamar dengan semangat dan kembali membanting diri ke kasur. Tanpa basa-basi lagi ia membuka link tersebut dan mengisi form dengan hati-hati. Yakin dengan apa yang ia isi, Renjun menekan submit dan data-data dirinya sudah terkirim pada pemilik form tersebut. Ia tersenyum lebar dan rasanya lega. Pasti setelah mengikuti kegiatan ini hari-harinya akan terasa lebih baik dan jauh dari kata membosankan. Ia juga membayangkan teman-teman barunya yang pasti seru-seru. Duh, Renjun jadi tidak sabar.

***

Setelah makan malam berdua dengan Bundanya, Renjun kembali masuk pada kamar dan berbaring seperti biasa. Ponsel yang tadi juga di-charger sudah terisi penuh dan siap untuk dihabiskan lagi baterainya. Begitu ponsel menyala, langsung notifikasi berhamburan memenuhi lockscreen. Renjun sontak terkejut. Pasalnya, ponselnya itu jarang sekali terdengar bunyi notifikasi, malah hanya bisa dihitung dengan jari berapa notifikasi yang masuk. Dan, setelah sadar dari rasa keterjutan, ia segera membuka lock ponsel. Keningnya menyerit melihat grup asing yang berada paling atas ruang obrolan.

"Vullnetar?"

Renjun membuka grup tersebut yang chat-nya sudah hampir mencapai angka seribu. Karena malas membaca dari atas, ia langsung scroll down dan membaca chat-chat yang baru masuk. Renjun baru sadar kalau grup ini merupakan grup relawan yang di twitter tadi setelah membaca deskripsi. Di dalam grup tersebut terdapat duabelas orang termasuk dirinya. Dan, jumlahnya seimbang antara laki-laki dan perempuan. Renjun mengucap syukur. Untunglah kaum laki-lakinya sama banyak sehingga nanti ia tidak begitu canggung.

Sebagai permulaan, Renjun mengirim chat singkat berisi ucapan 'hai'. Ia sih berharap ada yang merespon di antara hiruk-pikuk yang mereka ciptakan dari awal terbentuknya grup ini.

Senyum terbit ketika mereka semua merespon sapaannya disertai dengan perkenalan nama dan umur. Lagi-lagi Renjun terkejut karena mereka lebih tua darinya. Sontak, Renjun merasa malu berada di tengah-tengah para senior. Dan, tanpa mengurangi rasa hormat, Renjun menyimpan kontak mereka dengan sebutan 'Kak' kemudian dilanjut nama-nama mereka. Selesai menyimpan kontak, Renjun kembali ke ruang obrolan dan membalas chat mereka.

Kak Jeovanna: Gaes gaes, ini adek bontot kita

Kak Jeovanna: paling keciiil! unyuuk

Kak Gilang: umur berapa dia?

Aku 18 tahun

Paling kecil ya..?

Kak Hanna: wah iya kamu paling muda

Kak Kaulika: aku kira aku paling muda

Kak Kaulika: ternyata ada yang paling kecil lagiii

Kak Anggara: manis banget kamu dek, udah ada pacar?

Kak Rana: baru juga dateng udah digodain aja sama Fajar

Kak Hanna: tadi Kaulika digodain, Cala digodain, Rana, Iris, gue juga digodain

Kak Hanna: kerdus amat jadi manusia

Kak Wira: untung gue kaga digodain

Kak Wira: merinding anjir

Kak Anggara: lu mau digodain wir?

Loh, nama kak anggara itu fajar ya?

Aku salah nama dong..

Kak Anggara: nama saya Anggara dek

Kak Anggara: tapi mereka panggil saya fajar

Kak Cala: nama anggara kebagusan

Kak Anggara: sirik aja si cala

Kak Jeovanna: berantem lagi nih

Kak Angkasa: kayaknya bakal ada adegan tom and jerry

Kak Anggara: apasi

Kak Anggara: btw senja, kamu pendek ya?

Mata Renjun melebar. Dari sekian banyak topik untuk berkenalan, mengapa harus membahas tinggi badan? Sungguh, ia paling sensitif dengan topik itu. Apalagi, yang membahas topik ini orang yang baru saja dikenalnya dan sama sekali belum pernah melihatnya. Renjun mengurut dada supaya emosinya reda. Huh, untung lebih tua. Coba kalau tidak, Renjun akan maki-maki sampai orang itu kapok!

AKU GAK PENDEK YA

Ini kak anggara nyari ribut banget😤

Kak Satrio: hayoloh ngamuk..

Kak Gilang: hayoloh..

Kak Iris: nyari ribut lagi si fajar

Kak Anggara: lah cuma nanya

Kak Anggara: keliatan dari ava, pasti pendek

Gak tau ah

Kesel

Sehabis mengirimkan dua chat itu, Renjun hanya menjadi sider saja, alias hanya membaca tanpa muncul ke permukaan. Rasanya ia ingin menendang kaki orang itu karena masih terus menggoda dengan menyebutnya pendek. Huh, awas saja kalau ketemu tapi ternyata ia lebih pendek. Akan Renjun tertawakan sampai puas!

Tapi, tangan Renjun gatal untuk ikut bergabung pada obrolan. Obrolan mereka begitu seru, tapi ia masih ingat rasa kesalnya pada Jeno. Apalagi ketika membahas tempat di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya. Notifikasi benar-benar banjir. Dan, dari percakapan itu Renjun sadar kalau rata-rata dari mereka berdomisili Jabodetabek. Maka, supaya tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau dengan kendaraan apa saja, Sooyoung selaku pencetus vullnetar memutuskan Kota Tua sebagai area mereka akan bertemu. Renjun memekik senang. Sudah lama sekali ia tidak ke tempat bersejarah tersebut. Kalau tidak salah lima tahun yang lalu bersama sepupunya. Saking senangnya, Renjun berputar-putar sebagai selebrasi.

Dan, berakhir dia jatuh dengan kepala pening.

Ya, pokoknya Renjun senang sekali!

Bosannya terbunuh, bertemu teman baru, juga ke tempat yang lama tidak ia kunjungi, paket lengkap! Ia benar-benar tidak sabar dan ingin hari minggu cepat tiba.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul duabelas malam, Renjun menarik selimutnya untuk segera tidur. Namun, ketika ingin menyimpan ponsel di nakas, ada satu notifikasi yang membuatnya tertarik. Dibukalah ponselnya dan ̶

̶ Renjun menyesal.

Kak Anggara

Sampai ketemu hari minggu pendek

Kalau ini di komik-komik, pasti terlihat perempatan di keningnya dan asap putih sebagai tanda emosi. Renjun kira ledekkan Jeno hanya sebatas di grup saja, tapi ternyata sampai ke obrolan pribadi yang mana membuatnya makin kesal berkali-kali lipat. Ia mengepalkan tangan dan menggeram marah. Dengan emosi Renjun membalas chat tersebut.

Kak Anggara

Minggu baku hantam yuk?

Pesannya dibalas dengan cepat.

Saya baku hantam sama kamu?

Menang telak dong?

"Tau ah, sebel!"

Renjun mematikan ponselnya buru-buru dan memejamkan mata. Ia berdoa semoga kekesalannya tidak sampai terbawa mimpi. Kan tidak lucu kalau mimpinya tentang baku hantam dengan seseorang yang wujudnya sama sekali ia belum tau.

"Awas aja ya, Kak Anggara. Minggu beneran aku tendang kakinya!" Renjun berucap dengan berapi-api. Tangannya bahkan sampai mengepal. "Sebagai salam perkenalan. Inget itu!"

Tapi, percuma bicara seperti itu. Orangnya tidak akan dengar, kan?

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

80.2K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
91.3K 19.2K 37
【COMPLETED】 Kisah anak borjuis dan anak proletar. Siapa sangka bahwa anak proletar tersebut adalah pemuda yang paling ditakuti? Written by Yan Zhan...
13K 1.2K 30
Kisah kita bermula dari kota romantis bernama "Jogja" NOREN story Start : Okt 2022 End : Jul 2023 Warn : ❗️BXB (homophobic dni) ❗️Jeno : Dom ❗️Renjun...
25.3K 1.8K 14
Hanya secuil imajinasi tentang Kim Doyoung dan Lee Taeyong. (+) Lee Taeyong x Kim Doyoung BxB