Karena Naru yang mengabaikan Hajime, maka ia mendapat karma yaitu jatuh entah tersandung oleh apa. Seketika ia berusaha berdiri dan melihat apa yang membuat nya tersandung. Tentu Hajime segera menghampiri Naru karena kelalaiannya itu.
"Kau tak apa?" Tanya Hajime seraya membantu Naru berdiri.
"Aku baik. Tapi, siapa yang membuat ku sampai terjatuh hah?!" Ucap nya penuh emosi.
"Otou-san?? Okaa-chan??"
"Hah/apa?!?" Hajime dan Naru terkejut bersamaan saat melihat siapa yang telah membuat Naru tersandung dan sekarang seseorang itu memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ibu?!
"Kenapa kalian terkejut?" Tanya nya lagi dengan nada serta ekspresi biasa saja. Seorang anak laki laki berumur 7 tahun dengan rambut yang sama dengan Hajime, sangat mirip namun hanya berbeda warna saja. Sementara dengan mata, mirip dengan Naru, berwarna merah bagaikan batu permata Ruby. Soal kepribadian, sepertinya lebih mirip Hajime.
"K-kau, siapa kau?!" Tanya Naru dengan nada yang tidak santai alias ngegas.
"Ano, aku anak Otou-san dan Okaa-chan. Mutsuki Hajiru dayo," ucapnya yang membuat Hajime spot jantung dengan raut wajahnya yang tak bisa dideskripsikan dengan kata kata.
"Hah?!"
Sementara di lain sisi, Aoi dan Ai yang seperti biasa berjalan pulang bersama. Bercanda tawa bersama dengan senyuman yang mengiringi setiap perjalanan pulang mereka. Namun, di tengah perjalanan, saat keduanya tengah terhenti karena merasa lelah untuk tertawa, tiba tiba sesuatu yang berat menindih Ai. Serasa sesuatu itu turun dari langit.
BRUK!
KLEK!
"A-aduh duh!! Tulang punggung ku patah!" Ucap Ai yang masih di tindih oleh sesuatu yang dari langit.
"Ai! A-a.." bahkan setelah mengkhawatirkan Ai, Aoi tak dapat berkata kata bahkan mematung di tempat. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"A-apa apaan ini?" Ucap Ai yang mencoba membuat dirinya terbangun dari rasa sakit nya. Ia mencoba melihat apa yang menindihnya. Sama halnya dengan Aoi, ia bahkan hampir tak bisa berkata kata karena lidahnya kelu.
"Papa! Mama!" Ucap seorang yang menindih Ai itu. Ia sudah berdiri di depan Ai yang mana gadis itu masih ternganga dengan apa yang dilihatnya.
"M-mama?.." tanya nya yang masih terkejut.
"Papa?" Aoi bahkan tidak percaya bahwa dirinya dipanggil dengan sebutan 'papa' oleh seorang itu. Seorang anak laki laki berumur 6 tahun dengan rambut sangat mirip dengan Aoi. Sementara mata lebih mirip pada Ai namun anak laki laki itu tak mengenakan kacamata.
"Iya! Aku anak papa dan mama! Satsuki Ao desu yo!!" Ucapnya lagi dengan senangnya. Entah karena bertemu dengan kedua orang tuanya semasa SMA (?!)
"K-ki-kita punya anak?!" Setelah mengucapkan kata demikian. Ai pingsan di tempat karena merasa sudah cukup melihat kejadian yang sangat membuat jantung mendadak — seketika.
"Ai/mama!!"
"Shun, kau yakin? Apa mereka tidak akan.. shok?" Tanya Rei karena ragu untuk menemui keluarga Shun. Ya, mereka atau lebih cepat nya Shun akan menyampaikan bahwa ia akan menikahi seorang gadis yaitu Tsubaki Rei pada seluruh keluarga nya.
"Tentu saja yakin~ mereka pasti akan sangat senang~" ucap Shun masih fokus pada jalan raya yang ia tempuh agar sampai menuju rumah nya. Saat ini ia sedang mengendarai mobil karena menjemput Rei setelah ia berbicara pada orang tua gadis itu. Anti mainstream ya?
"B-baiklah, kalau itu ma—Shun! Awas!" Rei tiba tiba menghentikan Shun saat dirinya melihat seorang anak perempuan melambai lambai di tengah jalan. Gila memang anak jaman sekarang, menghentikan mobil di tengah jalan, apalagi Shun tipe yang kurang fokus.
"Apa aku menabraknya? Apa aku-"
"Kita periksa saja!" Rei segera keluar dari mobil dan disusul oleh Shun. Mereka berdua segera menghampiri anak yang tadinya menghentikan mobil Shun.
"Kau tak apa? Apa ada yang terluka? Apa kau terluka? Kau baik 'kan?" Tanya Rei meraba raba tubuh anak itu, sungguh ia sangat khawatir, ia sangat merasa bersalah karena takut jika anak itu terluka. Siapa tahu anak orang yang sedang tersesat dan butuh tumpangan dengan melakukan hal nekat seperti tadi?
"Aku baik baik saja, Okaa-chan! Apa kabar Otou-san to Okaa-chan!" Ucap anak perempuan tersebut dengan senyum yang sangat mirip dengan Rei.
"Otou-san???" Shun bingung. Memang nya dia punya seorang putri cantik seperti calon istrinya itu?
"Okaa-chan?? Ano, mu-mungkin kau sedang mengira bahwa aku mirip dengan ibu mu ya?" Ucap Rei berpikir bahwa dirinya dianggap mirip dengan ibu anak perempuan itu.
Anak perempuan itu menggeleng seraya tersenyum, "aku memang anak kalian! Shimotsuki Yukiko desuu!" Ucap sang anak bernama Yukiko dan menyebut nama marga Shun!
"H-ha?! Rei terkejut setengah hidup.
Sementara Shun, ia mencerna semuanya terlebih dahulu agar terhubung dengan otaknya yang kerjanya lambat saat melihat hal ajaib yang tak di lakukan oleh nya.
Dirumah. Hajime tengah menatap kearah seorang anak laki laki yang mengaku bahwa itu adalah anaknya. Mutsuki Hajiru, memang mirip dengan nya, sifat malasnya lebih Naru, tatapan nya sangat mirip dengan nya, bahkan semuanya mirip dengannya dan Naru?! Seolah ia mencari kesalahan bahwa Hajiru itu bukan lah anak nya, masakan seorang anak SMA seperti dia memiliki anak? Atau, masakan di masa depan ia akan menikah dengan Naru? Amin, begitulah yang dipikirkan jika Hajime menikah dengan Naru dan bukan dengan wanita lain. Seperti ini kah pria saat mencintai seorang yang dicintai nya hingga berharap menikah dengan wanita yang dicintainya itu? Mungkin iya.
"Otou-san.. jangan menatap ku seperti itu," ucapnya dengan nada malas meski ia sedikit malu malu. Mungkin tidak terbiasa dengan Hajime.
"M-maafkan aku," segera Hajime mengalihkan pandangannya dari Hajiru. Maka, terjadilah keheningan diantara mereka.
"Hai! Aku kembali, silahkan diminum kalian~" ucap Naru dengan senangnya menyajikan secangkir kopi untuk Hajime dan segelas susu untuk Hajiru yang mengaku sebagai anak nya itu. Entah apa yang membuat senang, mungkin karena Hajiru yang mengaku anak darinya dan Hajime.
"Arigatou, Okaa-chan," segera Hajiru meminum susunya. Sementara Hajime, memperhatikan gerak gerik Hajiru dan tanpa sengaja kopinya salah masuk hingga membuat Hajime terbatuk batuk.
"Hajime! Astaga, kalau minum hati hati, kopi itu masih panas," ucap Naru mencoba membantu Hajime yang masih sedikit terbatuk batuk itu.
"Otou-san mau susu ku?" Hajiru menawari segelas susu milik nya pada Hajime.
Hajime melirik Hajiru, sungguh! Seorang dihadapan nya yang mengaku anak darinya ini benar benar benar anaknya! Haruskah ia bahagia?
"Ti-tidak, terima kasih. Kau minum saja," ucap Hajime seraya tersenyum tipis.
"Oh ya, Hajiru, kau.. kenapa bisa ada di jaman kami SMA?" Tanya Naru seraya duduk di samping Hajime. Dengan semangat nya mengajak Hajiru berbicara.
"Entah. Aku juga tidak tahu," ucap Hajiru seraya mengangkat bahu pertanda ia tidak tahu apa apa.
"Eh? Lalu, kau datang dari mana?" Tanya Naru lagi.
"Bumi,"
Aoi dan Ai masih tidak percaya bahwa anak laki laki berumur 6 tahun itu mengaku anak dari keduanya. Bahkan saat mereka saling menatap saja keduanya sudah merona hebat. Memerah bagaikan tomat.
"A-ao.. a-apa saat kau j-jatuh dari langit, kepalamu terbentur sesuatu sehingga mengira bahwa kami berdua ayah ibu mu?" Tanya Aoi yang bahkan tak percaya dengan apa yang di pertanyakan nya pada Ao itu.
"Hmm, seingatku tidak! Karena mama menyelamatkan ku pa!" Ucap Ao dengan senang nya. Bahkan senyuman anak itu mirip dengannya. Tak hanya itu, Ao bagaikan sosok Aoi saat ia kecil dulu.
"Iya, dan tulang punggung ku patah karena nya," gumam Ai dalam batin.
"Be-benarkah? C-coba ingat ingat," Aoi masih tidak percaya.
"Tidak mau, Ao anak papa dan mama. Apa mama dan papa tidak suka dengan kehadiran Ao?" Anak itu hampir menangis saat Aoi memaksa nya untuk mengingat ingat bahwa Aoi dan Ai bukanlah ayah dan ibu sesungguhnya. Namun, beberapa detik saat menatap Ao lebih dalam, tiba tiba naluri seorang ayah muncul dari Aoi. Ia memeluk Ao.
"Ti-tidak, maafkan aku.." ucap Aoi yang membuat tenang Ao.
"Mama, kemari.." Ao memaksa agar Ai memeluk nya juga.
Seorang wanita tentu tak bisa menolak seorang anak yang mengaku sebagai anaknya, maka segera Ai memeluk Ao dengan penuh rasa sayang, layaknya seorang ibu.
"Okaa-chan, ayo pulang, Okaa-chan," Yukiko tampak memaksa Rei yang sedang pingsan karena 2 anak laki laki lagi juga mengaku sebagai anak nya dan Shun. Yukihiro dan Yukio, anak laki laki kembar dan kakak dari Yukiko.
"Wah! Otou-san, apakah Okaa-chan terlalu senang melihat kita?" Tanya Yukihiro pada Shun yang tersenyum senang sangat senang karena ia bertemu dengan anak anaknya.
"Benar, Okaa-chan senang dengan kedatangan kalian~" ucap Shun seraya tersenyum beribu arti.
To Be Continued
Story By SatsuAoi15