ENDLESS ; TRUTH

24 4 1
                                    

"Kakeru, Koi, apa yang membuat kalian aneh?" Ai menghampiri kedua adik kelasnya yang ribut ribut itu.

"Ano, Ai tidak lihat ya? Ada sesuatu pada korban yang seharusnya tidak ada disitu. Entahlah, ini seperti sebuah teka teki yang korban buat sebelum ia tewas," jelas Koi yang kebetulan sedang pintar.

Ai menukikkan alisnya, ia segera mengamati hal yang baru saja Koi amati. Matanya terbelalak setelah melihat apa yang sebelumnya tidak ia lihat disana.

"Jadi, kak Michi tak hanya di jerat, tapi dia juga melakukan perlawanan. Hanya untuk mengembalikan yang bukan miliknya padanya!" Ai tersenyum miring yang membuat kedua adik kelas nya merinding ketakutan.

"Ano, sebelum itu, Raven bilang kalau kejahatan ini di buat oleh seorang yang amatiran. Jadi, seseorang itu masih pemula 'kan saat melakukan aksi pembunuhan nya?" Naru teringat akan kata kata Raven saat di ballroom.

"Hm, dilihat dari cara pelaku membunuh korban, kelihatan nya begitu. Tapi sayangnya, tak menjadi bukti kuat untuk penyelidikan kali ini," seloroh Nakada seolah menolak kesaksian Naru. Namun, hal itu dapat dimengerti oleh Naru karena Nakada seorang inspektur yang dapat diandalkan.

"Tidak, setiap penjelasan sangat penting dalam kasus ini. Hilang satu kata pun akan menggagalkan penyelidikan," celutuk Ai dengan nada serius nya.

"Inspektur! Semua peralatan makan dan minum serta konsumsi yang ada di ruang dimana acara berlangsung, memiliki sidik jari yang berbeda. Kami juga menemukan sidik jari milik Hanabi Midori pada 1 gelas yang berisi sisa wine," salah satu tim forensik memberi tahu kan hasil yang diminta Nakada.

"Hm, anda tidak meminum habis wine itu?" Nakada menyempatkan diri untuk bertanya.

"Iya, karena takut mabuk sebelum drama nya dimulai," jawab Hanabi apa adanya.

"Detektif Taiki-kun, boleh aku minta tolong padamu?" Ai mencoba mengambil perhatian Taiki yang berada di samping Nakada namun ia yang tak ada kerjaan. Hanya memperhatikan Nakada saja.

Taiki mendekat pada Ai, "apa yang bisa saya bantu?" Tanya nya.

Ai tersenyum, "bisa kah kau mengulang setiap kesaksian aku, Hanabi-san dan Shiro-san? Hanya ingin menemukan suatu keanehan saja," pinta Ai.

"Boleh saja. Yang pertama, Shiro Akimichi, dia berada di ballroom dan sempat berbincang dengan anda dan Aoi. Katanya, ia sempat bersama dengan Hanabi yang bertanya padanya. Mengajak anda untuk menemani Hanabi untuk membawa kembali korban. Yang kedua, Hanabi Midori, sebelum itu ia meminum segelas wine seraya menunggu kedatangan korban, karena korban tak kunjung datang, akhirnya Hanabi bertanya pada Shiro. Ketiga adalah anda, datang bersama kekasih dan sedikit berbincang, lalu anda bertemu dengan Shiro dan berbincang sedikit bersamanya. Karena panggilan masuk, anda mengangkat telpon di luar ruangan. Saya rasa tidak ada yang aneh," Taiki membaca 'kan kembali apa yang di catat nya dari apa yang di dengarnya pada Ai.

"Memang. Ano, bisa ku minta satu lagi?"

"Tentu, apa itu?"

"Ini aneh, di temukan sidik jari korban di salah satu bunga mawar berwarna kuning ini," ucap Raven yang membuat seluruh pandangan tertuju padanya.

"Apakah sebelumnya korban ada kencan lain? Atau janji lain?" Tanya Nakada pada 3 orang yang dicurigai.

"Saya rasa tidak. Karena Shiro meminta kami untuk mengosongkan jadwal karena akan ada acara yang lebih penting yaitu pesta dansa itu," Hanabi menjawab lagi.

"Mungkin Michi hanya ingin melihat bunga itu saja," Shiro menjawab namun rasanya tidak masuk akal.

"Tidak, bunga ini masih segar, jadi pertanda korban baru membelinya," Raven membenarkan.

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now