[Sehun Fanfiction] Dear Husba...

By twelveblossom

246K 36.3K 1.4K

Jung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setel... More

Prolog
The Day When I Meet You - 1
The Day When I Meet You - 2
The Day When I Meet You - 3
Taken By The Past - 1
Taken By The Past - 2
Taken By The Past - 3
Marriage Scenario - 1
Marriage Scenario - 2
Marriage Scenario - 3
Sometimes He's Angel - 1
Sometime He's Angel - 2
The Way I Love You - 1
The Way I Love You - 2
The Way I Love You - 3
I'm Okay Even It's Hurt - 1
I'm Okay Even It's Hurt - 2
I'm Okay Even It's Hurt - 3
If You Were Me - 1
If You Were Me - 2
When You and I Become Us - 1
When You and I Become Us - 2
When You And I Become Us - 3
Dealing With You - 1
Dealing With You - 2
My Eyes On You - 1
My Eyes On You - 2
My Eyes On You - 3
Love, Life, and Lies - 1
Love, Lies, and Life - 2
Hold Back The Tears - 1
Hold Back The Tears - 2
Hold Back The Tears - 3
Heart Of Darkness - 1
Heart of Darkness - 2
Heart of Darkness - 3
It's Too Late To Realize - 1
It's Too Late To Realize - 2
It's Too Late To Realize - 3
[Special Part] Everything For You
[Special Part] Jealousy You
The Last Wish - 1
The Last Wish - 2
The Last Wish - 3
[Special Part] The Half Of You
[Part Terakhir] Baby, Please Hold Me
Epilogue - 1
Epilogue - 2
Epilogue - 3
Epilogue - 4
[Album Foto] Diary Baby Hyunjoo

Dealing With You - 3

4K 627 18
By twelveblossom

Nara enggan memungkiri bahwa dirinya ketakutan sekarang. Ia berada di lorong gelap rumah sakit yang panjang seolah tanpa ujung. Gadis itu mencoba melangkahkan kakinya satu-persatu, walaupun terasa berat. Dia terhuyung beberapa kali berusaha menyetabilkan napas yang enggan beraturan. Tubuh Nara berbalik ketika ada seseorang yang menarik tangannya.

“Kak Ahra,” bisik Nara setelah mengetahui orang yang tadi membalik badannya.

Gadis muda yang dipanggil Ahra terlampau mirip dengan Narahanya saja lingkaran matanya lebih pekat, surainya bergelombang, dan cara ia tersenyum pada Nara teramat mengerikan.

“Kau mengambil semuanya dariku,” ucap Ahra dingin. Tangannya yang tadi berada di bahu Nara beralih menuju leher sang adik.

Tanpa Nara duga, gadis itu mencekiknya. Nara tak berdaya. Napasnya semakin tersengal. “Kak Ahra, s-sakit. Le-lepaskan,” Nara memohon, namun Ahra enggan mengabulkan.

“Kau harus lenyap,” bibir tipis Ahra berucap lagi dengan intonasi yang membuat Nara semakin meronta.

“Nara, bangun,” suara Sehun
terdengar dalam potongan film hitam putih yang Nara rasuki.

Gadis itu masih tergagap. Jari-jarinya berusaha menggapai udara kosong.

“NaraJung Nara!” vokal Sehun semakin keras.

Nara pun terbangun dari kenangannya. Gadis itu memegangi dada, ia merasakan nyeri sekaligus sesak. Dia menerima pelukan dari Sehun yang tadi memang mendampinginya. Nara membalas dekapan erat itu. Meski begitu, air matanya tak berhenti mengalir.

“Aku sangat takut, Sehun,” gumam Nara pelantetap berusaha menggapai napasnya.

Sehun membelai punggung Nara. “Semua baik-baik saja. Kita sudah melakukan cara ini beberapa kali,’ hibur si pria.

Benar, ini bukan pertama kalinya Nara berkunjung ke psikiatri. Sehun rutin menemani Nara untuk bertemu Dokter Hwang selam satu bulan belakangan ini. Dokter Hwang Minhyun adalah ahli dalam bidang hipnotis yang bertujuan untuk menggali kenangankhususnya masa lalu penyebab trauma pada seseorang. Tujuan terapi Nara adalah agar traumanya pada ketinggian hilang. Nara diharapkan dapat memaafkan masa lalunya yang menjadi alasan si gadis itu memiliki trauma pada hal tersebut. Pada percobaan pertama belum menghasilkan apapun Nara hanya melihat kekosongan, akan tetapi pertemuan selanjutnya kilasan kenangan semakin tergambar secara nyata.

Minhyun memberikan minum pada Nara. Dokter yang berusia akhir tiga puluhan tersebut berparas tenang. Ruangan tempat prakteknya pun didesain untuk memberikan kenyamanan bagi pasien. Ia juga merupakan teman baik Sehun dan Daniel sewaktu di London.

“Apa kau bisa menceritakannya padaku, Nara?” tanya Minhyun sabar, setelah pasiennya dapat menenangkan diri.

Nara sudah melepaskan pelukannya pada Sehun, tapi ia tak membiarkan suaminya jauh. Dia menggenggam tangan Sehun. Nara menoleh ke arah si pria. “Aku sudah tahu siapa yang bersamaku sewaktu di lorong.” Nara menghembuskan napas berat. Ia memandang Sehun, takut. “Jung Ahradia mencekikku,” lanjutnya.

Alis Sehun mengernyit. “Apa?”

“Kak Ahra berusaha menyakitiku,” ulang Nara. Ia mulai terisak lagi.

Gadis itu menutup mulut agar suara isakannya tak terdengar.

“Tapi itu tidak mungkin,” sanggah Sehun.

“Aku rasa hari ini cukup,” Minhyun menengahi. Ia memberikan tatapan memeringatkan pada kawannya.

“Nara harus mengingat lebih jelas lagi,” ucap Sehun. Pria itu menatap Nara yang tertekan. Sehun masih keras kepala agar Nara bersedia menjalankan sesi hipnotisnya sekali lagi karena beberapa kali pertemuanbaru kali membuahkan hasil yang jelas.

Nara menggeleng sebagai balasan. Gadis itu mencoba menguasai diri. Ia enggan terpengaruh pada mata Sehun yang mengintimidasi. “Aku tidak ingin melihat lebih jauh lagi. Itu menyatiku, Sehun. Aku ingin pulang,” pinta Nara.

Sehun menghela napas. Ia meraup wajah. “Semakin cepat kita mengetahui semuanya

Kau hanya memanfaatkanku untuk mengetahui semua hal tentang Ahra,” potong Nara mulai emosional.

Minhyun yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa menggelengkan kepala maklum. Perdebatan mereka memang sering terjadi. Sehun dan Nara yang sama-sama berkepala batu menambah runyam sesi konsultasi. Minhyun sempat menyarankan jika Nara bisa saja bertemu hanya berdua dengannya, namun gadis itu menolak Nara ingin suaminya bersamanya.

“Sehun kau tahu benar kondisi Nara. Kita akan melakukan ini secara bertahap,” kata Minhyun. Dia berdiri, menepuk bahu Sehun. “Sampai jumpa hingga kau siap Nara,” lanjuntnya tersenyum ramah pada si gadis, kemudian ia pergi meninggalkan ruang konsultasinya. Minhyun sengaja memberikan ruang bagi suami dan istri itu untuk berdamai.

Atensi Nara beralih kepada Sehun yang diam. Ia melepaskan genggaman tangannya pada jemari milik Sehun.

“Kalau kau tidak mau pergi dari sini, aku pulang sendiri saja,” rajuk Nara. Ia beranjak.

Sehun mendengus mendengar ancaman Nara. Pria itu menarik tangan Nara untuk kembali duduk. Dia enggan menerima kemarahan si gadis lagi karena ia tidak ingin muncul kecanggungan di apartemen.

“Maaf, Nara,” kata Sehun mengalah. Ia menghapus berkas airmata Nara.

“Aku seharusnya tidak boleh terlalu egois. Kita pulang sekarang,” sambungnya, kemudian meraih tangan istrinya.

“Apa kita jadi berkunjung ke kantor utama, Sehun?” tanya si gadis pada suaminya.

Mereka duduk di kursi penumpang mobil pribadi Sehun. Kendaraan tersebut tengah melaju menembus padatnya jalanan Seoul di siang hari.

Gadis itu terlihat menawan hari ini dengan mini dress selutut berwarna merah jambu. Nara tanpa ragu menyandarkan kepalanya di bahu Sehun yang tampak sibuk menekuni iPad. Walaupun Sehun terkesan tak acuh, hubungan mereka berkembang jauh lebih akrab dari sebelumnya. Hidup bersama selama satu bulan membuat mereka tidak segan untuk melakukan kontak fisik.

“Iya, ada rapat pemegang saham. Aku menjadi ahli waris perusahaan Keluarga Jung untuk mewakili dirimu,” jawab Sehun.

“Baiklah, aku hanya perlu duduk dan mendengarkan, bukan?” ujar Nara. Ia melanjutkan ucapannya ketika melihat Sehun mengangguk, “Karena aku baru saja melakukan terapi, itu membuatku sangat lelah.”

Sehun meletakkan iPad tersebut sebentar. Ia membelai puncak kepala Nara. “Masih ada waktu tiga puluh menit sebelum sampai. Tidurlah dulu,” katanya pelan.

Nara memberikan senyum manis hingga sepasang lesung pipinya terlihat. Sementara saja, Nara merasa jika Sehun betul-betul miliknya dan memberikan seluruh perhatian itu tanpa syarat. Meskipun faktanya berkata sebaliknya.

Nara memejamkan mata berusaha mengenyahkan berbagai kecemasan mengenai Oh Sehun. Ia nyaman terlelap dengan disangga bahu Sehun yang lebar. Parfum khas pria itu telah menjadi aroma yang sangat familiar di indra penciumannya.

Tak berselang lama. Nara memasuki dunia mimpi.

Nara merasa janggal dengan dunia yang baru dimasukinya ini.
Nara tahu apabila bunga tidurnya berbeda saat ia mulai merasakan hempasan angin yang menerpa wajah. Ternyata dirinya berada di atap dari gedung yang sangat tinggi. Lebih menakutkan daripada itu, si gadis berada di tepi bangunan tersebut. Tubuh Nara bergerak tak sinkron akibat angin yang berhembus ke arahnya. Keadaan langit yang gelap dalam mimpi tersebut menambah ketakutan si gadis. Nara tiba-tiba merasakan nyeri pada lehernya. Ia menggapai udara kosong. Ada seseorang yang mencekiknya dari belakang. Nara semakin melawan, kemudian semuanya gelap. Nara tidak dapat bernapas.

“Nara,” lagi-lagi suara Sehun membuat Nara menemukan jalan untuk sadar dari mimpinya.

Netra Nara terbuka. Ia terengah sementara Sehun menatapnya khawatir. Nara segera memeluk pria yang berada di sampingnya. Mereka masih di mobil, bedanya kendaraan tersebut berhenti di basement parkir gedung utama The Three Clouds.

“Apa kau bermimpi buruk?” tanya Sehun sembari melonggarkan dekapan si gadis. Ia mengusap peluh yang ada di kening Nara.

“Aku tidak ingin bertemu Minhyun lagi, Sehun,” bisik Nara. Ia menyentuh rahang Sehun perlahan. “Bisakah kau memberikan belas kasihan padaku? Aku tidak ingin mengingat lagi,” ucapnya pelan, ada kesedihan dalam sorot mata Nara. Gadis itu tahu, Sehun pasti enggan mengabulkan permintaannya sebab dirinya bukan prioritas sang suami.

-oOo-

Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 244 6
Jika kau menangis, aku akan menhapus semua air matamu.. Jika kau takut, aku akan melawan semua ketakutanmu.. Aku bisa memberimu segalanya.. Aku jug...
55.7K 3.6K 3
Nathan dan Salma kembali dipertemukan, kali ini mereka harus menghadapi anak-anak Galileo Club. Selamat menyelami kisah mereka!
374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
498K 4.4K 5
(FOLLOW SEBELUM BACA) Mereka pernah sedekat nadi sebelum sejauh matahari dan bumi. Mereka pernah saling berbagi tawa, sebelum saling lempar tatapan...