LANGIT KALA SENJA (Revisi)

Von ainunufus

740K 80.9K 8.3K

VERSI REVISI Lovatta Zanna sangat mencintai kekasihnya yang sekarang sudah berstatus MANTAN. Lovatta menyesal... Mehr

CLBK 2
CLBK 3
CLBK 4
CLBK 5
CLBK 6
CLBK 7
CLBK 8
CLBK 9
CLBK 10
CLBK 11
CLBK 12
CLBK 13
CLBK 14
CLBK 15
CLBK 16
CLBK 17
CLBK 18
CLBK 19
CLBK 20
CLBK 21
CLBK 22
CLBK 23
CLBK 24
CLBK 26
27
29 END

CLBK 1

76.2K 5.2K 448
Von ainunufus

"Gue mau putus."

"Ok."

Mata Lovatta melebar mendengar jawaban yang tak pernah dia bayangkan akan ke luar dari bibir kekasihnya. Langit terlihat santai menjawabnya. Bukan jawaban ini yang Lovatta harapkan. Dia ingin Langit memohon untuk jangan putus. Tapi kenyataan bertaka sebaliknya. Lovatta tak mempersiapkan untuk situasi ini.

"Ya udah, gue pulang."

Lovatta baru bisa bereaksi memanggil Langit saat cowok itu sudah berada di ambang pintu keluar kafe. Langit tentu saja tak mendengar atau mungkin menulikan diri saat Lovatta berteriak memanggil.

Lovatta tertunduk di mejanya, menangis tanpa malu meski banyak orang yang melihatnya. Dia seperti diserang petir yang tiba-tiba datang tanpa hujan. Lovatta menyesali keputusannya. Dia merasa sangat bodoh. Seharusnya dia sadar hal itu pasti akan terjadi. Tapi Lovatta selalu memungkirinya.

"Lov, lo ngapain nangis di sini?"

Mendengar suara yang tak asing, Lovatta langsung mengangkat kepalanya, mengusap pipinya yang basah. Dia memandang Via, sahabatnya dengan tatapan sendu.

"Katanya lo ada urusan penting. Terus ngapain lo ada di sini, nangis pula?" Via mengerutkan kening.

"Gue putus."

"Kok bisa?"

"Gue minta putus."

"Terus?"

"Terus Langit bilang iya. Pia.... gue nggak mau putus. Gue bego banget."

"Motivasi lo apa minta putus dari Langit, hah?" Via terheran-heran karena sepengetahuannya, Lovatta itu cinta mati sama Langit.

"Nggak tahu. Gue cuma pengen aja sekali-kali ngerasa dicintai. Gue pikir Langit bakal nolak putus dan mohon sama gue. Tapi ternyata Langit malah ngeiyain."

Via pun tak bisa berkata-kata karena dia tahu cinta sahabatnya itu hanya sepihak dan terlihat jelas dari perlakuan Langit selama ini. Hanya saja Via memilih diam karena tak ingin menyakiti Lovatta.

"Ya udah, kita pulang aja. Ceritain semuanya di jalan aja jangan di sini, malu."

"Gue harus gimana besok di sekolah?" Lovatta tak bisa membayangkan dirinya besok pagi menghadapi Langit. Pura-pura senyum rasanya sulit.

Tak beranjak pergi, Via pun menarik paksa Lovatta ke luar kafe dan masuk ke dalam mobilnya. Via yang awalnya janjian dengan seseorang pun akhirnya dibatalkan. Dia tak mungkin membiarkan Lovatta menangis di pojok kafe sendirian.

"Gue bakal minta balikan besok. Iya, gue bakal minta balikan," seru Lovatta di dalam mobil.

"Pikirin lagi."

"Gue nggak bisa hidup tanpa dia, Via. Lo tahu sendiri gue suka dia dari lama. Kenapa gue bodoh banget sih minta putus? Nggak bisa ya waktu diulang lagi?"

"Lo aja nggak pernah malam Mingguan selama pacaran. Apanya yang nggak bisa hidup tanpa dia?"

"Dia kan kumpul sama temennya. Gue nggak mau ganggu waktu dia sama temen-temennya meski kami pacaran."

"Lo yakin dia suka sama lo?"

"Maksud lo?" Lovatta memicingkan matanya.

"Ya, dia kan nggak pernah perlihatin di sekolah kalau kalian pacaran. Yang tahu lo pacaran sama dia juga cuma gue. Dia kan nggak mau orang-orang tahu kalian pacaran. Itu sama aja dia nggak mengakui lo sebagai pacar."

"Pacaran kan nggak perlu diumbar yang penting saling sayang."

"Yakin dia sayang lo?"

"Kalau nggak sayang ngapain dia nembak gue dulu? Kalau iseng, mana ada iseng bisa pacaran sampe setengah tahun."

"Padahal gue nggak pernah nuntut macem-macem, terus kenapa dia ngeiyain? Padahal kemarin kami masih chat baik-baik aja," sambung Lovatta.

"Kalau baik-baik aja kenapa lo minta putus? Nyari gara-gara aja sih lo."

"Nggak tahu dan gue nyesel. Bantuin gue buat balikan, Via."

"Bantuin gimana?"

Lovatta menghela napas berat. Dia sendiri tak tahu harus bagaimana. Hubungannya selama ini hanya terjalin lewat WA. Di sekolah dia dan Langit seperti orang yang tak saling kenal meski berpapasan. Bertemu sesekali itu pun di luar sekolah. Benar kata Via bahwa dia itu kekasih yang tak dianggap dan diakui di depan publik.

***
Lovatta tak segera turun dari mobilnya. Dia mengawasi sekitar takut berpapasan dengan Langit di parkiran sekolah. Setelah yakin tak ada tanda-tanda kehadiran mantan pacarnya itu, barulah Lovatta keluar dari mobil dengan sedikit mengendap-endap menuju kelasnya di lantai 2.

SMA Gemintang adalah sekolah dengan gedung 3 lantai, lantai pertama untuk kelas XII, lantai kedua untuk kelas XI, dan lantai paling atas untuk kelas X. Lovatta menuju kelasnya di kelas XI IPS 1, kelas unggulan di jurusannya. Meski berbeda kelas dengan Langit tapi kelas Langit XI IPS 2 berada di sebelah kelasnya. Lovatta segera masuk ke dalam kelas sebelum berpapasan atau melihat Langit.

"Ngapain lo jalan kayak maling?" tanya Via yang sudah lebih dulu sampai di kelas.

"Astagah, Via. Bikin gue kaget aja. Lo tumben pagi banget?"

"Ada tugas yang belum kelar gue kerjain."

"Gue semalam udah WA Langit tapi belum dibaca."

"WA apa lo?" tanya Via.

Via langsung membelalak tak percaya dengan penglihatannya. Dia lalu melirik Lovatta dan ingin mencekik sahabatnya hidup-hidup.

"Lo waras nggak waktu chat begini, hah? Gila lo ya!"

"Emang kenapa?"

"Harga diri, Lov, harga diri. Masa iya lo ngemis-ngemis gini."

"Habis gue nggak bisa kalau putus, Via. Nanti gue chat siapa malam-malam. Gue bakal kehilangan kebiasaan. Gue bakal kesepian lagi."

Hal paling menyedihkan saat putus adalah kehilangan kebiasaan. Lovatta sangat menyadari itu. Tak ada lagi pesan singkat dari Langit, tak ada lagi ucapan selamat tidur dari Langit. Menghadapi kehilangan kebiasaan itu tak mudah. Lovatta lagi-lagi menghela panas.

Saat matanya melihat Langit melintas depan kelasnya, Lovatta langsung lari bersembunyi dan mengintip Langit yang begitu tampan pagi ini dari balik jendela.

Langit adalah cinta pertamanya sejak SMP. Menyukai dalam diam adalah pekerjaan utamanya dulu. Maka ketika Langit menyatakan suka dan mengajaknya pacaran, Lovatta tak menunggu waktu lama untuk mengiyakan apalagi mereka mulai dekat karena sekelas saat kelas X.

Lovatta masih senyum-senyum sendiri meski Langit sudah tak terlihat mata. Langit masih selalu ada di hatinya. Cowok super tinggi dengan sorot mata tajam membuat Lovatta jatuh hati berkali-kali. Apalagi saat melihat kaki Langit yang begitu panjang. Itulah daya tarik Langit di mata Lovatta, cewek super imut yang tingginya hanya 150cm.

Pesannya tak juga dibalas, Lovatta terus membanjiri Langit dengan pesan bahwa dia sangat menyesal, tak ingin putus, dan mengatakan berkali-kali bahwa dia sangat mencintai Langit. Lovatta sudah membuang urat malunya. Dia juga mengirimi pesan seperti biasanya seolah-olah mereka belum putus. Tapi tetap saja sehari berlalu pesannya pun tak dibaca oleh Langit.

Istirahat kedua Lovatta akhirnya memberanikan keluar kelas menuju kantin karena tak bisa menahan rasa laparnya. Istirahat pertama dia sudah mengurung diri di kelas tanpa makan.

"Lo yakin mau makan di sini?" tanya Via dengan mata melirik Langit.

"Langit cakep banget ya, Pi?" Lovatta menatap Langit dengan tatapan cinta yang tak bisa ditutupi.

Orang tak akan heran melihat Lovatta karena Langit memang idola di sekolah. Banyak cewek-cewek yang mendamba. Lovatta berubah murung melihat Tiara duduk di meja Langit. Tiara adalah pacar pertama Langit, mereka pernah pacaran saat SMP kelas IX hingga SMA kelas X. Tiara adalah model di SMA-nya. Cewek cantik dengan segudang prestasi modeling. Sangat cocok berdampingan dengan Langit yang juga bintang sekolah.

Kini Lovatta menyadari mungkin saja Langit masih menyukai Tiara. Apalagi dia dan Langit jadian setelah Langit baru saja putus dari Tiara. Rasanya sakit memikirkan kemungkinan itu. Tanpa sadar matanya memerah, Lovatta segera keluar dari kantin disusul Via di belakang.

***
Aku post lagi versi revisi yak!
Moga penggemar teenlit pada suka. 😘
Thank you ❤️

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

1.3K 279 33
[SMAGA SERIES #1] Sejak akun Instagram bernama @smagaconfess muncul, Keysha jadi suka uring-uringan sendiri. Di saat teman-teman dekatnya mendapat co...
798K 29.2K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
13.3K 1.8K 12
Never Goodbye Di umur 24 tahun ini, kehidupan Lola Lolita sudah cukup sibuk. Mulai dari jadi komikus, drakoran, hingga fangirling. Itu sudah sempurna...
27.4K 6.9K 17
Bermula dari tasbih Ashar yang jatuh dan ditemukan oleh Isya, takdir mempertemukan mereka kembali dengan Ashar yang menjadi guru PPL di sekolah Isya...