INSANE (Complete)

By Jikyung_Lee

63K 2.7K 133

Aku benci padanya. Dia sangat menyeramkan. Dia gila!! Tidak, dia lebih dari kata GILA!! Dia memenjarakanku da... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10 End_

Part 5

5K 244 9
By Jikyung_Lee

“Jikyung-ah..”, Jikyung mengkerutkan kening melihat yeoja yang ada dihadapannya. Pasalnya Jikyung tak mengenalnya sama sekali. Dan bukankah, Kyuhyun bilang dia tak mengenal siapapun di Korea? Lalu..siapa yeoja ini? bagaimana ia bisa mengenalku?

“Nugu...seyo? Apakah aku mengenalmu?”, mata Jae In membulat. Air mata yang sejak tadi ditahannya kini jatuh begitu saja membasahi pipi mulusnya.

“Kau..tidak mengenalku? Jikyung-ah?”, tiba-tiba saja Jae In merasakan sakit pada dadanya. Sahabat yang selama ini dicarinya tidak mengenalinya. Bagaimana bisa?? Apa yang terjadi pada Jikyung? Apakah dia salah mengenali orang? Hyukjae..bagaimana dengan Hyukjae?? Apakah dia juga melupakannya? Apa..yang dilakukan Kyuhyun padanya? Pada Jikyung sahabatnya yang sangat dia sayangi?

“Jeosohamnida, apakah kita saling mengenal? Ini pertama kalinya aku..”, belum sempat yeoja itu menjawab Jae in memotong perkataannya.

“Kyuhyun sunbae!! Apa yang dia lakukan padamu Kyung-ah? Kenapa kau melupakanku?”, Jikyung mengkerutkan keningnya. Yeoja itu kini benar-benar bingung sekarang.

“Kau mengenal nampyonku?”, Jae In membulatkan mata mendengar pernyataan Jikyung. Apakah dia tidak salah dengar tadi? “Cho Kyuhyun! apakah kau mengenal suamiku?”

“Nam..pyon??”

_o0o_

Aku hanya membutuhkan satu orang..hanya kau!!_Cho Kyuhyun

Ingatanku yang hilang..Dapatkah aku menemukannya kembali?_Cho Jikyung

INSANE_Part 5 Story begins . .

 

“Kurasa anda salah mengenali orang, ini pertama kalinya aku ke Korea..”, Jikyung tersenyum lembut pada yeoja yang ada dihadapannya. Dengan perlahan berbalik dan melangkah meninggalkan yeoja itu namun langkahnya terhenti kala yeoja itu kembali memegang tangan Jikyung memaksa Jikyung untuk berbalik kearahnya.

“JiKyung-ah..giokna? kau..tidak mengingatku sama sekali?”, sakit. Itulah yang dirasakan Jae In saat ini. Sahabat yang dinantinya selama ini tak mengingatnya sedikitpun.

“Mungkin aku hanya mirip de_”

“Anyia!! Aku tidak salah orang!! Aku tidak mungkin melupakan sahabatku sendiri! Jikyung-ah..apa yang terjadi? Kenapa kau bisa melupakanku? Aku_”, Jae In tersentak saat mendapati sebuah tangan yang kekar tiba-tiba saja memegang tangan Jikyung dari belakang Jikyung dan menariknya paksa hingga genggaman Jae In terlepas darinya. Jae in mendongak menatap pemilik tangan tersebut. Matanya membulat sempurna saat mendapati namja yang sangat ditakutinya kini berdiri tepat dibelakang Jikyung dengan lengan yang melingkar dipermukaan leher Jikyung. Namja itu memeluk Jikyung dari belakang. Kyuhyun. Namja itu kini menatap Jae In tajam seakan hendak memangsanya detik itu juga.

“Su..sunbae..”, lirih Jae In tercekak.

“Apa yang kau lakukan disini yeobo? Bukankah sudah kubilang jangan bicara dengan orang yang tidak kau kenal?”, tubuh Jae In bergetar hebat saat mendengar perkataan Kyuhyun. ige mwoya?? Yeobo??.

“Kajja”, Kyuhyun menarik tangan Jikyung kasar memaksa yeoja itu mengikuti langkah lebarnya.

“LEE HYUK JAE!!”, langkah Jikyung terhenti. Dengan perlahan ia berbalik menatap Jae in. “Lee HyukJae oppa..giokna??”, kini tetesan bening itu mengalir dengan derasnya membasahi wajah cantik Jae In.

“Lee..Hyuk-Jae??”, Kyuhyun semakin geram kala mendengar suara lirih Jikyung menyebut nama namja yang sangat dibencinya. Namja itu semakin mencengkeram tangan Jikyung membuat Jikyung mengeram tertahan karena kesakitan.

“Akhh..appo..”, tangan kiri Jikyung terangkat memegang tangan lebar Kyuhyun yang memegang tangan kanannya. Namun Kyuhyun kini hanya menatap Jae In tajam. Dengan cepat Kyuhyun menarik Jikyung meninggalkan tempat itu membuat Jae In tak mampu berucap apapun lagi karena mendapat tatapan mengerikan itu lagi.

_o0o_

~Jae In Pov

Kyuhyun sunbae..dia tidak berubah sama sekali. Tatapan mengerikan itu, tatapan itu...sama persis dengan tatapannya saat membunuh Hyukjae oppa. Apa yang terjadi sebenarnya? Apa yang nappeun namja itu lakukan pada Jikyung? Kenapa Jikyung tidak mengingatku? Wae??

“Donghae oppa...”, dengan cepat aku merogoh kantung blaser yang kugunakan mencari benda datar itu. Dapat!!

“Akkhhh..”,tubuhku rasanya lemas sekali. Nafasku bahkan terasa menyempit. Sepertinya rasa takutku pada Kyuhyun sunbae dan kejadian beberapa tahun yang lalu menjadi traumatik yang mendalam untukku. aku bahkan tidak dapat berdiri dengan kakiku sendiri. Terlalu lemas. Anyia..aku harus menelpon Donghae oppa!! Segera kuraih ponselku yang sempat terjatuh menekan panggilan cepat.

Tuttt...Tuuttt...

“Oppa hiks...!!”

“Jae In-ie, waeyo?”, kudengar suara panik Donghae oppa membuatku tak sanggup menahan tangisku lagi.

“Eotthokhe oppa hiks..”

“Saengie waeyo?”

“..eotthokkhe hikkssss...??”

_o0o_

~Jikyung Pov

Sudah sejam berlalu namun Kyuhyun hanya mendiamkanku. Kami telah berada di Kediaman Kyuhyun oppa. Atau mungkin bisa dibilang rumah kami. Dia malah mengambil Note Book-nya seakan memperhatikan diagram-diagram perkembangan perusahaannya. Aku lebih suka dia memarahiku daripada mendiamkanku seperti ini. apakah aku melakukan kesalahan yang besar? Akh, benar juga. Aku datang ke Korea tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

“Yeobo..”, lirihku sambil menarik-narik ujung lengan baju tidurnya.

“Haaahhh...”, desahnya pelan dan berlalu dari hadapanku.

“Apa kau marah padaku? Mianhae..jangan marah lagi, kau tahu betapa aku merindukanmu? Kau bahkan tidak bertanya kenapa aku datang ke Korea dan malah mengacuhkanku, jika kau tidak suka aku datang aku akan kembali ke New York saja!”, ucapku sambil berjalan mengambil koperku.

“OMO!”, aku tersentak saat tangan kekar Kyuhyun oppa melingkar dipermukaan perutku. Dia meletakkan dagunya dibahuku dan menarik nafas kasar layaknya orang yang tengah kelelahan.

“Kau tahu aku tak bisa marah padamukan? Aku hanya takut kehilanganmu. Hanya kau yang kupunya, karena itu aku takut saat kau di Korea ada orang yang akan merebutmu dariku. Aku tak bisa hidup tanpamu Kyung-ah..”, lirihnya. Merebutku? Nuguya? Kenapa Kyuhyun oppa berkata seperti itu? kubalikkan badanku hingga menghadapnya. Menangkup pipinya yang agak chubby dengan kedua tanganku dan tersenyum padanya.

“Siapa yang akan merebutku darimu? Aku..telah memberikan hatiku padamu. Apalagi yang kau takutkan?”, kulihat senyumnya merekah begitu indah. Dia membawaku dalam dekapannya. “Lagipula aku tak mengenal siapapun disini”, tambahku.

“Bisakah kau berjanji padaku?”, kulepas dekapannya dan mendongak menatapnya yang memang lebih tinggi dariku.

“Mwonde?”

“Aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepatnya di Korea. Setelah itu kita kembali ke New York, berjanjilah tidak akan kemana-mana tanpaku? Yakso?”, kenapa dia begitu protektif? Apa sebenarnya yang terjadi? Apakah ada yang disembunyikannya? Ingin sekali aku bertanya, tapi itu hanya akan membuat mood-nya kembali buruk. “Jikyung-ah..”, aku mengerjapkan mataku beberapa kali, membuyarkan khayalanku. Kembali kutatap matanya yang kini menataapku sendu. Ada rasa bersalah yang mendalam melandaku saat melihat matanya. Dia terlihat sangat rapuh dan takut. Apakah dia sangat mencintaiku? Kenapa dia begitu takut kehilanganku? Lagipula aku tidak mempunyai rencana untuk meninggalkannya. Dia namja yang tampan dan digilai banyak yeoja. Bagaimana aku bisa dengan bodohnya berpaling darinya? Itu omong kosong!

“Nde..yakso..”, lirihku dan dia kembali memelukku. Hangat..entah kenapa rasanya dulu aku pernah merasakan pelukan seperti ini. Apakah itu pelukan Kyuhyun? Tapi kenapa rasanya ada yang mengganjal dalam hatiku? Seakan aku melupakan hal terpenting. Tapi apa?

_o0o_

~Author Pov

Donghae masih memeluk Jae In mencoba menenangkan dongsaeng kesayangannya. Namja itu menatap tajam pada jendela kamar Jae In. Yah, Jae In telah menceritakan semuanya pada Donghae. Rahang namja itu mengeras menahan emosi. Dirasanya isak tangis Jae In yang mulai mengecil dengan perlahan ia melepaskan dekapannya. Ternyata Jae In tertidur karena kelelahan menangis. Donghae tersenyum tipis merebahkan tubuh Jae In yang memeng tengah berada diatas tempat tidur. Namja itu merapikan selimut Jae In dan mengecup keningnya pelan.

“Jaljayo uri dongsaeng. Aku pasti akan menemukan Jikyung, bukan hanya untukmu dan Hyukjae. Tapi juga untuk dirriku sendiri”, gumamnya dan berlalu dari kamar Jae In. Sepertinya rasa bersalah Jae In pada Jikyung masih ada. Bahkan ia semakin merasa bersalah karena melihat keadaan Jikyung sekarang. Perlahan Jae In membuka matanya. Ternyata ia tidak tidur. Diraihnya sebuah bingkai foto yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya. Dalam bingkai tersebut terdapat fotonya bersama Jikyung dan Hyukjae. Hyukjae berada ditengah dan merangkul kedua yeoja itu. Senyum indah menghiasi wajah mereka bertiga. Masa yang indah.

“Seandainya dulu aku tidak terlalu takut, mungkin semua ini tak akan terjadi Kyung-ah. Mungkin Hyukjae oppa juga masih ada..”, lirihnya sambil mengusap pelan foto yang ada dalam bingkai kaca itu. “Jika saat itu aku memberi tahumu lebih awal, jika aku melaporkannya pada polisi, dan jika aku tak termakan perangkapnya mungkin kita bertiga masih bisa berkumpul seperti dulu..”, kembali tetesan bening itu meluncur begitu saja dari pelupuk matanya. Bukankah memang selalu seperti ini? Penyesalan akan datang terlambat. Menyisakan luka dan kenangan yang tak bisa diubah sama sekali. Salahkah jika saat ini Jae In mengharapkan sebuah ‘Lorong Waktu’ kini berada dihadapannya, untuk mengantarnya kembali kemasa itu? Merubah semua kenangan menyakitkan itu. Kemasa dimana ia membohongi Jikyung, dimasa dia membuat Hyukjae dengan terpaksa menyentuhnya dan dimasa dimana tangis itu belum ada. Seandainya..yah hanya itulah kata yang tersisa saat ini. ‘Seandainya..’

 

_o0o_

Kyuhyun membuka matanya perlahan saat dirasanya sinar mentari pagi yang menerpa wajah putih pucatnya masuk melalui jendela yang tidak tertupi horden.

“Eunghh...”, erangnya tertahan merasa kesal karena tidur nyenyaknya yang terganggu.

“Yak, ireona!”, ternyata yang membuka horden dan membiarkan cahaya matahari masuk menyentuh wajah Kyuhyun adalah Jikyung. Kyuhyun mengabaikan Jikyung, malahan namja itu kini tengah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal bernuansa biru shapire itu. “Mwoya..Ireona palli!!!”, Jikyung yang merasa geram dengan tingkah suaminya melompat naik ke kasur dan menarik selimut Kyuhyun namun Kyuhyun kembali menariknya membuat mereka saling menarik selimut layaknya anak kecil memperebutkan permen.

“Yakkkk!”, pekik Jikyung saat Kyuhyun menarik kuat selimut itu membuat Jikyung jatuh tepat dalam pelukan Kyuhyun. masih dengan mata terpejam Kyuhyun tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“Joahh...”, lirihnya membuat Jikyung mengkerutkan kening mendengarnya.

“Mwonde?”, ucap Jikyung yang kini meletakkan kepalanya pada dada bidang Kyuhyun.

“Kau tahu berapa lama aku memimpikan hal ini? Saat aku terbangun, aku melihatmu berada dalam jarak pandanganku, membangunkanku dari mimpi indah dan memberi senyum terindahmu untukku. Sarapan bersama dan menghabiskan hari bersama. Sudah lama aku memimpikan ini Kyung-ah. Saat kau koma di Rumah sakit, rasanya seluruh kehidupanku ikut terkurung dalam tidur panjangmu. Aku tak butuh siapapun, hanya kau..”, ucapnya panjang lebar membuat Jikyung tersenyum.

“Hanya aku? Benarkah hanya aku?”, kini Jikyung mendongak menatap mata elang Kyuhyun yang entah mengapa jadi begitu lembut.

“Tentu saja..jangan pernah meninggalkanku. Karena aku merasa gila jika kau pergi dariku. Berjanjilah..”, Jikyung merasa aneh dengan pertanyaan Kyuhyun. Mengapa  Kyuhyun selalu merasa Jikyung akan meninggalkannya? Sebesar itukah rasa sayangnya pada Jikyung?

“An-kka!! (Aku tidak akan pergi!!)”, Kyuhyun tersenyum senang dan kembali memmeluk Jikyung erat.

“Ireona, aku sudah menyiapkan makanan. Bukankah kau harus menyelesaikan tugasmu secepatnya agar kita bisa kembali ke New York?”, Kyuhyun melepas dekapannya dan kembali menatap Jikyung.

“Sarapan apa pagi ini yeobo?”

“Aku membuat omelet! Akh, jangan menghina rasanya, arasseo!!”, Kyuhyun tersenyum girang, untuk pertama kalinya dalam hidup ia merasa begitu bahagia. Jikyung memasak untuknya. Hanya untuknya. Bukankah ini suatu kemajuan? Yah, mengingat hubungan mereka dimasa lalu, dimana Jikyung sangat...akh, lupakan. Kurasa Kyuhyun tak ingin membahasnya lagi. (*Yang bahas itu elo thor -_- , plakkk depak Author)

“Mwoya??”, tanya Jikyung lagi kala Kyuhyun kembali menarik tangannya. Kyuhyun tersenyum seperti anak kecil menunjukkan deretan gigi putihnya.

“Kau belum memberiku morning kiss yeobo”, rengek Kyuhyun membuat pipi Jikyung memerah dalam sekejap.

“Yakk, pergilah mandi! Kau itu bau!!”, kata Jikyung dan berlalu dari hadapan Kyuhyun. sebenarnya yeoja itu hanya ingin menenangkan jantungnya yang kini berdetak tak karuan karena ulah namja itu.

“Huuffftttt...kenapa panas sekali”, gumamnya sambil mengipas wajahnya yang memerah dengan tangannya.

_o0o_

“Bagaimana? Kau sudah menemukannya?”, Donghae menatap tajam pada sekretarisnya, Kim Young Woon. Namja itu mengangguk dan memberikan sebuah USB pada Donghae.

“Itu adalah rekaman cctv  yang terdapat di sekitar Mall tempat Jae In-ssi bertemu dengan mereka. Dalam gambar itu terdapat terlihat jelas plat mobil yang mereka gunakan. Saya sudah menyelidiki pemiliknya”, Young Woon atau lebih dikenal dengan nama Kangin itu menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat pada Donghae. Dengan telaten Donghae membukanya dan melihat satu per satu isi dari amplop itu.

“Pemiliknya adalah Marcus Cho, atau lebih dikenal dengan sebutan Cho Kyuhyun. Saya juga telah menyelidiki tempat ia tinggal di Korea anda bisa melihatnya dalam berkas itu”, Donghae menatap tajam pada berkas yang diberikan Kangin. Sebuah foto rumah bernuansa eropa nan elegan terlihat jelas dalam Foto itu.

“Bukankah ini rumah mereka yang dulu?”, tanya Donghae lebih pada diri mereka sendiri.

“Sepertinya memang begitu sajangnim”, Donghae mengangguk paham dan mengisyaratkan Kangin keluar dari ruangannya. Baru saja namja itu hendak meninggalkan ruangan sajangnimnya namun langkahnya kembali terhenti dan kembalii menatap Donghae yang tengah berkonsentrasi melihat berkas yang dibawanya tadi.

“Waeyo?”, tanya Donghae menyadari Kangin belum meninggalkan ruangannya.

“Aku melupakan sesuatu. Spy yang kita kirim ke New York mendapatkan informasi tentang yeoja bernama Cho Jikyung.”, Donghae yang awalnya tidak berminat kembali memusatkan fokusnya pada Kangin.

“Lalu..”

“Nona Cho baru saja sadar dari koma sebulan yang lalu dan dia mengalami amnesia. Namun ada yang aneh mereka mengatakan bahwa wali dari Jikyung-ssi adalah suaminya. Cho Kyuhyun”, Donghae membulatkan mata mendengar penuturan Kangin. Namja itu tersenyum sinis.

“Arasseo!”, ucapnya dan membiarkan Kangin keluar dari ruangannya.

“Permainan apa yang tengah kau mainkan Kyuhyun-ssi? Istri? Tcih, kau telah menghancurkan hidup orang lain hanya untuk dirimu sendiri”, gumam Donghae pada dirinya sendiri.

_o0o_

“Aku akan ke Kantor pusat, bagaimana denganmu?”, tanya Kyuhyun sambil menyantap makanannya.

“Apakah aku bisa keluar? Tempat ini membosankan yeobo! Jebal..”, Jikyung merajuk pada Kyuhyun, namun Kyuhyun tampak ragu memberi izin pada istrinya. “Aku tidak akan mengobrol dengan orang yang tidak kukenal! Yakso!”, tambah Jikyung dengan menunjukkan jari kelingkingnya. “Jebal...Kau tidak ingin membuatku mati karena bosankan?”, kali ini Jikyung berlari kecil kearah Kyuhyun dan memeluk Kyuhyun yang tengah duduk di kursi makan dari belakang. Kyuhyun tersenyum tipis. Dia tak pernah bisa menolak jika Jikyung mulai merajuk padanya.

“Arasseo”, gumamnya.

“Yeyyy!!!”, riang Jikyung sembari mengecup pipi Kyuhyun dan berlari kecil menuju kursinya melanjutkan makannya. Yeoja itu bahkan tak menyadari perubahan air wajah Kyuhyun yang menegang karena ulahnya. Kyuhyun memegang pipinya yang baru saja dikecup oleh Jikyung dan tak hentinya namja itu tersenyum menatap yeoja yang ada dihadapannya.

‘Jika ini mimpi, jangan pernah membangunkanku Tuhan’

 

_o0o_

~JiKyung Pov

Baru saja Kyuhyun oppa meninggalkan rumah tapi kenapa rasanya aku sangat merindukannya?? Akh, kenapa rumah ini begitu besar!! Sangat menyeramkan! Didindingnya juga tak terdapat foto orang tua Kyuhyun oppa. Hanya terdapat Foto-fotoku dan foto Kyuhyun oppa. Ini aneh.

Kubawa langkah kakiku mengelilingi rumah besar ini, ada banyak kamar dirumah ini. kamarku dan Kyuhyun oppa berada dilantai dasar. Lalu dilantai atas apakah kamar kosong? Dengan perlahan aku menyusuri tiap tangga dirumah ini. Akh, ada 2 kamar bersebelahan dilantai 2. Kamar siapa ini? Perlahan kubuka pintu kamarnya.

Kreeekkk..

Kamar ini indah dan menenangkan. Eoh? Disini, dinakas samping tempat tidur  terdapat fotoku. Apakah dulunya ini kamarku? Bukankah Kyuhyun pernah cerita bahwa orang tuanya mengadopsiku waktu kecil? Akh, kurasa benar. Bahkan interiornya sangat kusuka. Jika ini kamarku, berarti disebalh adalah kamar Kyuhyun? melihat sedikit tidak apa-apakan? Dengan langkah riang kulangkahkan kakiku menuju kamar itu dan..

Kreeekkkk...

“Agasshii..apakah anda jadi keluar? Saya sudah memanaskan mesin mobil, apakah anda jadi keluar?”, apa-apaan dia. Mengagetkanku saja.

“Eoh! Changkamman..”, baru aku ingin menolehkan kepalaku kedalam kamar itu namun supir Kim kembali menegurku.

“Sebaiknya kita berangkat sekarang agasshi, kurasa anda membutuhkan waktu yang lama untuk berkeliling di distrik gangnam. Bukankah sebentar lagi anda akan kembali ke New York”, kukerucutkan bibirku tanda kesal. Namja ini benar-benar menganggu! Kututup kembali pintu kamar itu dan berjalan kearahnya. Kubaca name tag-nya.

“Kim Jong Woon! Tcih, kenapa kau cerewet sekali?”, umpatku dan berlalu dari hadapannya. Kenapa orang-orang dirumah ini sangat aneh!

“Bukankah kita akan pergi sekarang? Kenapa kau masih tinggal Tuan Kim?”, kesalku saat melihatnya seakan menelpon seseorang. Tanpa perduli lagi kulanjutkan langkah kebawah. Namja itu salah satu orang kepercayaan Kyuhyun. Dia mengizinkanku berjalan-jalan di Korea dengan syarat namja itu mengikutiku kemanapun. Aigoo..dia fikir aku anak kecil!

_o0o_

~Author Pov

“Kunci ruangan itu. Jangan biarkan Jikyung masuk kedalam!”

“......”

Flip

Kyuhyun menggenggam erat SmartPhone yang  ada ditangannya. Dia baru saja mendapat panggilan dari Jong Woon orang kepercayaannya yang kini tengah mengawal Jikyung. Hampir saja Jikyung memasuki kamarnya yang dulu. Seharusnya Kyuhyun membersihkan ruangan itu, menghilangkan semua foto Jikyung dari kamarnya, namun ia tak sanggup melakukannya karena ruangan itu pula menjadi tempatnya memonitori semua aktivitas dirumahnya. Kyuhyun kembali menekan tuts pada smartphone-nya menghubungi seseorang.

“Yeobseyo”

“...........”

“Ini aku. Ada yang harus kalian bereskan! Yeoja penganggu yang membuat Jikyung meragukanku!”

“..........”

“Aku akan memberikan datanya nanti!”

“.........”

Flip

Kyuhyun tersenyum menyeringai menatapponselnya.

“Lee Jae In! Seharusnya aku membereskanmu sejak dulu!”

_o0o_

Jikyung terlihat riang memilih beberapa dress yang menarik perhatiannya. Sesekali yeoja itu menatap kebelakangnya. Jong Woon atau lebih sering dipanggil Yesung itu masih betah menemani langkahnya. Jikyung membalikkan badannya menatap tepat kemanik namja itu membuat Yesung tersentak atas pergerakan mendadak Ny. Muda-nya.

“Ada apa Ny. Cho?”, tanyanya sopan.

“Tidak bisakah kau hanya membiarkanku jalan sendiri? Rasanya aneh sekali kau terus membuntutiku!”, Jikyung menatap kesal pada namja itu.

“Mianhamnida, tapi saya tidak bisa melakukannya. Ini adalah perintah dari Tn. Cho”, Jikyung mendengus kala mendengar jawaban Yesung. Yah, perintah suaminya memang tak bisa dilanggar. Kembali yeoja itu melangkahkan kakinya sambil menghentakkannya pada lantai. Terlihat sekali yeoja itu tengah kesal. Yesung yang melihat itu hanya tertawa kecil melihat kelakuan yeoja itu.

Bruukkk

“Akhh..”, Jikyung meringis saat merasakan seseorang tengah menabraknya atau mungkin lebih tepatnya Jikyunglah yang menabraknya.

“Jikyung-ssi gwaenchana?”, ucap Yesung membantu Jikyung berdiri. Jikyung mengangguk pelan dan menatap namja yang tengah bertabrakan dengannya kini dipenuhi orange jus diseluruh tubuhnya.

“Mianhae..”, ucap Jikyung itu dengan penuh penyesalan.

“Gwaenchana”, jawab namja itu dan berniat meninggalkan Jikyung namun Jikyung yang merasa bersalah menarik tangan namja itu agar menghadapnya.

“Anyia..ini salahku, untuk ucapan permintaan maaf bagaimana Jika aku mengganti pakaianmu?”

“Tidak usah repot-repot, ini hanya kecelakaan”, namja itu kembali berbalik meninggalkan Jikyung namun sepertinya Jikyung tidak menyerah. Yeoja itu kini berada dihadapan namja itu menghadang jalannya.

“Bagaimana jika kutraktir makan? Jebal...”, sepertinya Jikyung sangat merasa bersalah.

“Anyia, itu tidak perlu Agasshi, bukankah dia bilang tidak apa-apa? Jikyung-ssi, kajja kita pulang”, Yesung yang tidak ingin mencari masalah dengan sajangnimnya segera mengambil barang-barang Jikyung dan mempersilahkan Jikyung untuk jalan didepannya namun hanya mendelik kearah Yesung.

“Ayolah, kumohon..aku sungguh merasa bersalah”, dengan sangat terpaksa namja itupun mengangguk menyetujui keinginan Jikyung dengan riang Jikyung melangkah mengiringi langkah namja itu menuju salah satu restaurant yang terdapat di Cheongdamdong tempat mereka saat ini berada.

“Akh, aku belum mengetahui namamu Tuan? Perkenalkan, naneum Jikyung imnida. Cho Jikyung!”, katanya dengan senyum yang indah. Namja itu ikut membungkuk mengikuti gerakan Jikyung tanda perkenalan.

“Naneun..Donghae. Lee Donghae imnida. Kuharap kita dapat menjadi teman Jikyung-ssi”,

“Ne!!”

Continue Reading