Love and Psychopath

By radinda156

1.8K 390 108

Follow dulu sebelum membaca dan jangan lupa Vote. "Dia gila, dia aneh, dia psychopath, tapi kenapa setelah se... More

•PERKENALAN•
•SATU•
•DUA•
•TIGA•
•EMPAT•
•LIMA•
•ENAM•
•TUJUH•
•DELAPAN•
•SEPULUH•
•SEBELAS•
•DUABELAS•
•TIGABELAS•
•EMPATBELAS•

•SEMBILAN•

85 22 6
By radinda156



Alvin Pov

Aku pergi ke luar apartment nya Shafa. Aku berjalan menuju club, tempat aku biasa buat menenangkan pikiran ku. Tiba-tiba aku mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.


Flashback on

Setelah aku diusir oleh Shafa, karena aku kesal jiwa psikopat ku muncul. Aku memutuskan pergi ke club untuk menenangkan pikiran ku.

Saat hari sudah mulai malam, aku berjalan menuju apartmentnya Shafa. Seperti biasa, menuju kesana memang harus melewati gang agar lebih cepat sampai.

Aku berjalan melewati gang yang dulu pernah ku bunuh kucing disini dan tempat dimana aku pertama kali bertemu dengan Shafa.

Aku melihat ada seorang pria paruh baya sedang membuang sampah di tempat itu. Tanpa berpikir panjang, aku akan membuatnya menjadi target membunuh ku. Akan ku bunuh dia tanpa ampun untuk kesenangan diriku.

Segera aku mendekat ke arah nya dan langsung saja ku tusuk punggungnya dengan pisau ku.

"Aarrrggghhh" teriaknya kesakitan. Aku tersenyum ngeri.

Lalu ku dorong tubuh nya ke dinding dan segera ku tusuk kembali perutnya, darah pun mulai bercucuran.

"Si-siapa ka-kau" tanyanya sambil meringis kesakitan.

"Kau tidak perlu tau siapa aku. Aku melakukan ini hanya untuk kesenangan diri ku" ucapku lalu tertawa pelan.

Tanpa basa basi lagi aku langsung saja menusuk lehernya, ku potong jari-jarinya, ku tusuk dan ku congkel mata nya, ku pisah kan kepalanya dari tubuhnya, intinya ku buat tubuhnya sudah tidak utuh lagi.

"Hahahhaha" tawa ku menggema. Aku sangat menyukai hasil karya ku ini.

"Akkhh" teriak seseorang, yang membuat tawa ku berhenti dan langsung berjalan menuju sumber suara tersebut.

Aku mengeluarkan seringaian ku, ternyata aku mendapatkan target lagi. Di sana ada seorang gadis tengah terduduk di bawah seperti nya dia tersandung. Dia menolah ke arah ku dan membulatkan matanya.

Saat dia mau bangkit, dia terjatuh kembali, kaki nya pasti terluka.

"A-apa yang kau lakukan ke-pada bapak i-itu" tanyanya bergetar dan penuh ketakutan.

"Seperti yang sudah kau lihat, aku membunuh nya" ucapku seraya terkekeh.

"Ke-kenapa kau tega" ucapnya lagi.

"Karena aku ingin" ucapku lalu berjalan mendekat ke arah nya.

Setelah sampai di dekatnya, aku berjongkok di hadapannya. Bisa kulihat kalau tubuhnya bergetar dan ketakutan.

"Karena kau telah melihat semuanya, maka kau harus ikut mati dengannya" ucapku dengan seringaian yang mengerikan dan mulai memainkan pisauku di hadapanya. Dia mulai mengeluarkan air mata.

"Hiks... aku mohon, jangan bunuh aku" ucapnya memohon.

"Sayangnya aku tidak peduli" ucapku lalu langsung kutusuk dia tepat di dadanya dengan pisau ku. Seketika nyawanya pun langsung hilang. Aku pun melakukan aksi ku seperti yang kulakukan tadi kepada bapak tadi.

Akhirnya aku sudah merasa puas sekarang, setelah membunuh dua orang dan ada darah dimana-mana.
Aku tersenyum melihat tubuh mereka yang sudah tidak utuh lagi. Tiba-tiba......





Ting

Aku mendengar seperti suara pesan masuk di handphone gadis itu. Ku ambil hp nya lalu melihat pesan itu.

Mata ku terbelalak kaget setelah kulihat nama Shafa yang tertera di hp gadis itu. Disitu tertulis Shafa (my best friend). Ternyata dia adalah sahabatnya Shafa.

Apa yang harus ku lakukan? Kalau Shafa tau dia pasti akan marah kepadaku?

Lebih baik aku diam-diam saja. Dan menyembunyikan semua kejadian ini.

Flashback off


"Aku terpaksa membunuhnya Shafa, karena dia telah melihat aku membunuh. Aku tidak mau identitas ku terbongkar, maka dari itu aku harus membunuhnya" batin ku.

***

Shafa Pov

Sekarang aku tengah merapikan kamar ku. Tiba-tiba Iphone ku berbunyi, ada yang menelfon.



Drtt.....drtt

Aku tidak mengenali nomor ini, tapi ku angkat saja.

"Halo, ini siapa ya?" Tanyaku.

"Halo, ini aku Vino. Apakah kau mengenal ku?" Ucapnya di seberang sana.

"Oh, Vino. Ya aku tau. Ada apa kau menelfon ku?" Tanya ku.

"Ada yang mau aku katakan kepadamu Sha, ini tentang Tasya. Bisakah kita bertemu" ucap Vino.

"Tasya, baiklah datanglah ke apartment ku, akan ku kirim kan alamatnya sekarang" ucapku.

"Oke, tunggu aku Sha" ucapnya.

"Baiklah, bye" ucapku seraya memutuskan sambungan telfonnya.

Apa yang hendak dia bicarakan tentang Tasya kepadaku? Kenapa keliatannya Vino seperti sudah dekat dengan Tasya?

-------------------

15 menit telah berlalu, dan Vino pun telah sampai di apartment ku. Kami duduk di ruang tv saling berhadapan.

"Hmm, apa yang ingin kamu katakan tentang Tasya kepada ku?" Tanya ku ke Vino.

"Sebenarnya, beberapa hari sebelum kematiannya Tasya, kami sudah pacaran" ucapnya.

"Benarkah?" Ucapku sedikit terkejut. "Kenapa dia tidak bilang kepadaku?" batinku.

"Yaa, dan tentang kematiannya Tasya. Sepertinya aku tau siapa yang membunuh Tasya" ucapnya.

"Benarkah?" Ucapku terkejut.
"Si-siapa?" Tanyaku.

"Sebenarnya aku belum yakin, tetapi aku mencurigainya. Dia Lelaki yang tinggal dengan mu disini" ucapnya.

Apaaaa?? Bagaimana dia tau kalau ada seorang lelaki tinggal disini bersamaku?

"Ba-bagaimana kau tau?" Tanyaku.

"Disaat kematian nya Tasya, aku yang menemukan mayatnya disitu Sha" ucapnya "Aku begitu shock saat melihat ternyata mayat itu adalah Tasya, saat aku berjalan menuju mayatnya aku melihat ada seseorang yang berjalan dari arah sana menggunakan baju serba hitam dan seperti membawa pisau, aku tidak sengaja menabrak bahunya karena aku berlari yang membuat ku jatuh dan menoleh ke arah wajahnya sekilas, tetapi dia langsung berlalu pergi seperti terburu-buru. Aku yakin sekali kalau orang itu adalah orang yang tinggal bersama mu Sha" ucapnya.

"Oh ya kalau masalah aku tau kalau dia tinggal bersama mu, aku juga melihatnya di pemakaman, dia datang dan pergi bersama mu Shafa, dan aku sedikit mendengar kalau dia memanggil mu sayang" ucapnya lagi.

Aku kaget luar biasa atas apa yang barusan Vino ucapkan. Benarkah kalau Alvin yang membunuh Tasya?? Dan Alvin malam itu memang memakai baju serba hitam. Batinku.

"Ke-kenapa kau baru ka-kasih tau a-ku sekarang?" tanyaku terbata.

"Maaf aku baru bisa kasih tau kamu sekarang Sha. Karena aku belum begitu yakin kalau dia yang membunuhnya Sha. Tapi aku meminta kamu agar menyelidikinya lagi apakah itu benar?" ucapnya.

"Baiklah ini demi sahabat ku sendiri, aku akan menyelidikinya lagi, mencari kebenarannya" ucapku.

Hening sejenak.
"Btw, lelaki itu siapanya kamu Sha?" Tanya Vino.



Deg

Aku harus jawab apaa???

"Hhmm, di-diaa........."

"Sayang" ucapanku terpotong, tiba-tiba Alvin masuk ke apartment ku dan memanggil ku sayang. Mati aku, malah disini ada Vino lagi.

"A-Alvin" ucapku.

Alvin menatap ku sejenak lalu beralih menatap tajam Vino. Vino balas menatap tajam Alvin. Lalu Vino mendadak berdiri dari duduknya.

"Shafa, karena aku sudah selesai aku pamit pulang dulu ya, byee" ucapnya lalu berjalan ke luar apartment ku.

"Iyaa, bye" ucapku sambil menatap Alvin yang sekarang berjalan ke arah ku. Dia duduk di sofa yang sama dengan ku tepat di samping ku dan dengan jarak yang begitu dekat. Dia menatap ku tajam. Aku tidak berani menatapnya balik.

"Siapa laki-laki tadi hmm?" Tanyanya dingin.

"Hah, di-dia teman seka-kampus ku" ucapku gugup.

"Udah ngapain aja kalian dari tadi?" Tanyanya lagi.

"Kami tidak ada ngapa-ngapain hanya bercerita saja" ucapku lumayan cepat.

"Benarkah itu?" Ucapnya seperti tidak percaya. Tiba-tiba dia mendorong tubuh ku agar tidur telentang di sofa. Dia menindih tubuh ku. Astagaa!! apa lagi yang hendak dia lakukan??
Jantungku mulai berdetak tak karuan.

"Dia pasti telah menyentuh mu kan" ucapnya yang membuat ku terkejut.

"Kamu ini bicara apa, dia tidak ada sama sekali menyentuh ku sedikit pun" ucapku membentak.




Bukk

Alvin meninju sofa tepat di samping kepala ku. Aku sangat ketakutan sekarang melihat dia seperti ini. Tanpa bisa ditahan air mata ku mulai jatuh.

Dia mendekatkan wajah nya lalu mencium bibir ku dengan ganas, aku mengatupkan bibirku rapat-rapat agar dia tidak bisa memasukkan lidahnya di dalam mulutku. Tetapi di luar dugaan ku, dia menggigit bibir bawah ku yang membuat ku mengaduh kesakitan dan terpaksa mulut ku terbuka, dia berhasil memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut ku.

"Mmpppphhh" aku memukul lengannya karena aku tidak bisa bernafas. Akhirnya dia melepaskan ciuman ini. Kami saling mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Dia mengusap bibirku yang agak bengkak ini dengan lembut menggunakan ibu jarinya.

"Kamu milikku, kalau ada yang berani menyentuh mu, aku tidak akan segan-segan akan membunuhnya" ucapnya dengan seringai yang mengerikan. Tiba-tiba dia mencium leherku, sesekali menggigit-gigit kecil leherku. Deru nafasnya membuat ku geli. Aku hanya bisa diam.

"Aaww" lirihku kesakitan, dia menggigit leher ku sedikit kuat.

"Atau sebaiknya aku ambil saja kesucian mu sayang agar kamu tidak nakal lagi hmm" ucapnya dengan senyum mesum.

Apaa!!! Tidak, kumohon lindungi lah hamba ya allah?

"A-apa, ti-tidak kumohon jangan lakukan i-itu" ucapku bergetar dan penuh dengan rasa ketakutan.

"Kenapa tidak sayang, itu akan sangat menyenangkan" ucapnya sambil
membuka kancing bajunya.

Dann.......

















Dan





























Jangan lupa vote and koment :)

08 Juni 2019

Continue Reading

You'll Also Like

25.5K 2.7K 55
[COMPLETE] *** [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, ADA BEBERAPA PART YG DIPRIVATE] *** 𝑩𝒊𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 𝑨𝒈𝒆𝒏𝒕 (𝑩𝑺𝑨) merupakan organi...
6.6M 496K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
INDESTRUCTIBLE By anzazerr

Mystery / Thriller

36.7K 3.4K 25
"Kalian itu sebenarnya apa?" "Kami? Kami geng motor." "Huh? Lu kira gua percaya?" Tokyo Noir Familia, hanyalah sebuah geng motor biasa yang bisa dibi...
225K 23K 43
Alpha High School adalah sekolah bergengsi yang terletak di Jakarta pusat. Di sekolah ini bukan orang yang punya uang yang berkuasa, melainkan yang j...