JOGJA A PERFECT LOVE

By coconutly

745 213 193

Awas baper⚠ Tentang seorang laki-laki yang jatuh cinta karna senyuman menjadi terobsesi ingin memiliki dan b... More

tentang kita
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 7
chapter 8

chapter 6

38 9 8
By coconutly

Berandai andai bukan lah hal yang ku senangi, apalagi diawali dengan khayahalan tanpa suatu kata naluri rasa impati, yang ku tanyai !Mengapa tuhan hadirkan cinta,saat semua tersakiti karnanya.? Itu saja!!


****

Sore ini di tugu jogja, Danu di ajak pergi dengan irwan dan taufik, karna ini malam minggu Danu mengiakan saja ajakan mereka walau hanya melihat sunset di ujung ujung alun. Itu bisa menghilangkan kejengahan,

"Danu, kemarin kamu, buat pengumuman apa di depan anak anak." tanya taufik yang sedang instastory.

"hallo gusy.!! Nih kita lagi di alun alun-golong gilig lagi nungguin sunset nih sama kembaran aku, gans kan,?" taufik langsung mengarahkan hanphone nya ke wajah Danu. Danu langsung berdesis "nih guys,, keren banget" ucap taufik yang mengarahkan handphone ke seluruh penjuru sambil melentangkan tangan. Danu hanya geleng geleng kepala melihat itu.

"iya Dan, kamu ngomong apa di lapangan." tanya  irwan. memang kejadian kamarin langsung menjadi topik hangat, tidak perlu lama lama karna hal itu langka bagi seluruh siswa siswi mengingat siapa yang terang terangan suka dengan wanita. Sampai quean bee sekolah tak dilirik sama sekali.

Danu hanya mengagkat bahu nya.

"enak kali ya, ajak Jani kesini," Danu membayangkan sambil tersenyum.

"kamu memang cinta banget degan Dea, kalau anna tahu bagaimana,?" ucap irwan mengkhawatirkan Danu,

Danu memang sudah memikirkan nya dari kamarin dia tidak tidur, karna memikirkan hal tersebut bagaimanapun anna adalah temannya.
Memikirkan bagaimana mengatasi masalah ini tanpa harus ada yang kecewa.

"saya harus bicara jujur dengan nya, dengan perlahan." seru Danu meyakinkan

"Anna itu teman mu Dan, jagan buat dia kecewa. Kamu tau sendirikan dia berjuang sendiri di cerita ini.?"

"iya aku tau.!"

"terus kamu mau buat dia kecewa,?"

"enggak, aku cuma mau dia sadar, kalau cerita ini tetap bertahan, dia akan sakit.?"

"kalau kamu jadi Anna, bagaimana sakit gak kalau tau cowok yang selama ini di perjuangkan suka sama cewe lain ,hmm,?"

"wan, aku percaya sama kamu, kamu pasti bisa jaga Anna,?" ucap Danu dengan suara meninggi.

"aku di sini gak tau harus senang atau tidak. Senang karna kamu sudah menemukan cintamu, atau aku harus senang bisa dekat dengan Anna, entahlah." ucap irwan yang langsung menidurkan tubuhnya di atas paping. Sambil menatap langit langit,

Irwan memang suka dengan Anna,sejak dari mos. Ketika ada seseorang cewek nangis di bawah pohon dekat dengan pintu gerbang.

Saat itu irwan terlambat  sekolah , dia panik karna bermain ps terlalu larut dia lupa karna hari ini adalah hari mos nya.

saat di pintu gerbang sekolah, ia melihat anak perempuan mamakai baju seragam sepertinya sedang menagis sambil memeluk lututnya.

"kamu kenapa,." ucap irwan.

"kamu telatya.?" hanya di jawabi oleh anggukan oleh gadis tersebut, tanpa mau menoleh Sambil menangis tersedusedu

"yaudah aku gak bakal masuk deh,biar kita di hukum sama sama besok."

Akhirnya gadis tersebut mengangkat wajahnya. Lalu tersenyum "beneran kamu mau ikut ikut'an telan kayak aku.?"  tanya seseorang gadis itu dengan polosnya "iya" jawab irwan singkat sambil tersenyum.

Tanpa babibu gadis itu langsung memeluk irwan. Lalu mengulurkan tangan"nama ku anna."  katanya sambil tersenyum manis.

Irwan langsung menyambut uluran tangan itu"aku irwan."

"kita temenanya." seru gadis ini.

Danu hanya tersenyum mengingat awal pertama ia dekat dengan anna, Dan saat tau kalau wanita yang ia cintai mencintai sahabatnya sendiri Irwan mulai perlahan membuang rasa itu walau sulit.

Walau sampai sekarang rasa itu tetap sama, tak pernah berubah sedikitpun. Cemburu,? pasti. munafik banget kalau Irwan tidak cemburu.

Ketika melihat Anna lebih mencintai sahabatnya ketimbang dirinya.

"pliss..wan, jagan marah degan ku, aku begini bukan diriku yang memintanya tapi hatiku.!" balas Danu sambil menatap Irwan, yang terus melihat langit langit.

"iya Nu, seterahmu,"

"wan."

Irwan merubah posisinya menjadi duduk sambil menyila kan kaki, "aku bangga dengan mu Nu, tetapkan pilihanmu jagan dari pikiran tapi dari-"
Tunjukknya pada dadanya.

Danu yang melihat itu seperti ada dorongan sendiri seperti sebuah semangat yang harus ia Perjuankan.

Mereka tertawa bersama, lalu memutuskan untuk pulang karna  sunset.  Telah Berubah menjadi malam.

Jagan di tanya taufik dia sudah pulang duluan, dia bilang mau nemenin ibunya ke salon ck,ck

****

Danu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Setelah pulang dari alun alun-golong gilig tadi ia memutuskan langsung masuk kamar.

Danu menatap langi langit kamarnya . Pikirannya mulai menjelajah, mengingat apa saja yang telah ia lakukan.

Mengganggu JANI.

Danu tertawa pelan.benar, yang di lakukan nya sekarang hanya sekolah lalu mengganggu Jani. Membuat ia kesal sekarang akan menjadi kebiasaan nya, membayangkan wajah kesalnya,senyumnya. Hal itu cuma membuat seorang Danu senyum senyum sendiri.

"Dulu kayaknya tuhan lagi bahagia deh, ciptain Jani sampai manis begitu."lirih Danu "gak sabar buat ketemu dia besok"

Bayangan wajah Jani terus sja memutari pikiran Danu. Entahlah, Danu juga tidak tau sejak kapan gadis itu lebih menarik di matanya. Atau karna  pertemuan di metromini itu membuat di kecanduan oleh senyuman.

Danu bangun, turun dari kasur. Danu mangambil buku catatannya di atas meja belajar. Danu memulai membuat list.

"list yang harus tercapai di waktu  dekat"

Untuk Dea anjani : bidadari bumi

Danu menuliskan di sana.

"satu pulang sekolah bareng jani"

"dua, lebih dekat dengan jani"

"tiga, jadi alasan jani tersenyum"

"empat, di panggil mas. oleh jani"

"lima, bahagia bareng jani."

Danu langsung meletakkan penanya. Lalu menyandarkan kepalanya di kursi. Sambil membayang kan semoga ini bukan hanya khayalan tapi sebuah kenyataan.

Tokk.tokk.tok.

Danu langsung bangkit dari duduknya lalu membuka pintu ceklekk...  Menemukan adik nya- Ranti sedang memeluk boneka tedy bear kesayangannya sambil tersenyum ke arah nya.

"mas Danu.!" ucapnya masih di ambang pintu

"umm."

"masuk." ucapku langsung duduk di atas kasur lalu di susul olehnya.

"mau apa, umm.."

Dia menundukkan kepala. Sambil meremas  seprei. Merasa gugup

"mas," ucapnya sekali lagi

Danu langsung mengangkat wajah adiknya agar bisa menatap wajahnya" katakan ada apa.?" ucap Danu dengan suara lembutnya

"mas hari ini ada pasar melem aku mau kesana.!" rengek Ranti.

"ini sudah malam Ranti,"

"tapi aku pengen kesana mas, temen temen aku bilang mereka sudah pernah kesana semua." ucap Ranti sambil menundukkan kepalnya,

Danu melihat mata adik nya yang sudah berkaca kaca tidak tega jika membiarkan adik kesayanganya menagis karna nya . Dia melirik jam yang ia kenakan masih jam 20:05   dia harus membawa adiknya pulang Sampai jam 21:00 , agar ia tak kelelahan, karna besok ia harus sekolah.

"boleh." ucap Danu sambil tersenyum

Ranti mengangkat wajahnya sambil menunjukkan senyum riangnya "beneran mas Danu.?" tanya nya belum percaya

"Tapi," mendengar ada tapi nya Ranti langsung mengerucutkan bibirnya

"Ranti harus janji sama mas Danu kalu jam sembilan kita harus pulang."

"kok cemberut sih peri kecil mas Danu." ucap Danu sambil mencubit pipi adiknya.

Ranti langsung melipatkan tangannya di depan dada "lagian mas Danu, kok cuman nyampe jam sembilan sih kan Rantinya maunya lama."

"gak boleh, nanti peri kecil mas, sakit gara gara kecapek'an" selang tiga detik " mau gak.?"

"huumm." ucap Ranti sambil mengangguk

"sip." ujar Danu sambil mengacak ngacak rambut adiknya..

*****

Di pasar malam

"mas Danu aku mau naik itu." tunjuk Ranti pada biang lala.

"Gak takut.?" tanya Danu pada Ranti adiknya yang sedang memakan kembang gula.

"ndak, tapi mas Danu juga naik.?"

Belum sempat menjawab Ranti langsung menarik tagan Danu.

Danu yang sedang memegang kameranya pun langsung terkejut. Lalu mengalungkan kamera di leher.

"kamu beneran gak papa." tanya Danu sekali lagi masih ragu pada Ranti yang notif nya masih di bawah umur. Walau ia sudah kelas lima SD tetapi bagi Danu  Ranti tetaplah Ranti masih menjadi Ranti kecilnya Danu.

"Ia mas Danu, aku Ndak papa. tapi aku mau kembang gula lagi, kembang gula ku abis." ucap Ranti sambil menunjukkan puppy eyes nya.

Danu menurunkan badan menyamakan tingginya dan tinggi Ranti.

"kebiasaan peri kecilnya mas. Selalu aja makan kembang gula." ucap Danu sambil menggeleng gelengkan kepala.

Memang setiap pergi ke pasar malam, Ranti selalu saja merengek minta di belikan kembang gula. Karna itu selalu menjadi rutinitas bagi Ranti hingga sekarang hingga Danu tidak bisa mengelak jika Ranti-adiknya menginginkan itu.

"Ya,sudah kamu tunggu di sini dulu, mas Danu mau beli pesananmu tadi.!"

"oke." balas Ranti sambil mengacungkan jempol

"awas jagan kemana mana, tetap di situ."

Setelah mengatakan itu Danu langsung membelikan Kembang gula yang berada tidak jauh Dari tempat yang di duduki Ranti.

"om..om Ranti mau balon." rengek Ranti pada bapak bapak penjual soto yang sedang melayani pelanggannya.

"aduh dek Abang lagi sibuk nih," bapak bapak itu tidak menanggapi Ranti, dan terus saja melayani pelanggannya. menghiraukan anak kecil yang sedang melihat balon itu tiada henti.

Karna tidak ada balasan dari bapak bapak itu, Ranti memutuskan untuk menghampiri penjual balon itu tanpa berpikir panjang.

Jika Nanti ia akan membuat seseorang bingung mencari nya,

"om.. Aku mau balon." ucap Ranti sambil menarik narik narik jaket penjual balon tersebut.

"warna opo cah ayu.?" penjual itu menatap Ranti degan senyum manisnya.

"iku warna merah." tunjuk Ranti pada balon berwarna merah degan motif pelangi di tengah tengah balon tersebut.

"tapi aku ndak punya uang." keluh Ranti

Penjual balon itu menatap Ranti sejenak, lalu tersenyum"yo wes, untok cah ayu iki tak kasih grates." ucap penjual balon tersebut. Ranti yang mendengar itu pun langsung berbinar mengambil balon yang di disugukan oleh penjual balon tersebut.

"cah ayu, sama siapa kesini."tanya nya

Ranti menunjukkan tempat duduk yang ia duduki oleh Danu tadi "Di situ sama mas Danu."

"yasudah sana, nanti di cari sama mas mu."

Ranti mengangguk paham lalu melambaikan tangan pada penjual balon tadi, kembali ke tempat yang ia duduki tadi dekat penjual soto, Ranti sedikit berlari lari takut di marahi oleh masnya.

Malam ini pasar malam cukup ramai, walau sudah hampir malam namun keindahan yang terpancar dari tadi membuat orang berbondong bondong ingin menghampiri, tanpa melihat ada seorang anak kecil yang sedang berjalan, seseorang tanpa sengaja menabrak Ranti.

Hingga membuat gadis kecil ini terjatuh, ia melihat lutut nya ada darah segar yang megalir, Ranti mencoba untuk bangkit namun saat ia berdiri lututnya kaku, hingga membuat ia tumbang kembali. Ranti ketakutan ia takut di di marahi oleh Danu, walau tidak mungkin Danu marahinya namaun ia meras takut.

Yang biasa Ranti lakukan hanyalah menagis ketakutan, ia mendongak melihat orang yang berlalu lalang tanpa memperdulikannya. Ia memeluk lututnya lalu menagis sejadi jadinya sambil memanggil nama Danu.

"mas Danu Ranti takut"

Hikkss..

Hikkss..

Tangisan  Ranti menjadi jadi namun belum ada satu orang pun yang menolong nya. Ia terus saja memanggil nama Danu

"mas Danu tolong Ranti."

Danu membawakan dua kembang gula ditangannya satu untuk Ranti satunya lagi untukny. Namun saat tiba di bangku yang Ranti duduki tadi , Danu tidak melihat Ranti.

Danu panik, ia langsung menghampiri bapak bapak penjual soto, yang bertempatan di dekat bangku. "mas liat anak kecil yang rambut panjang yang duduk di sini tadi?, yang pakek bando merah.?" tanya Danu menggebu gebu.

"owlh, itu adek e' mas to."

Danu tidak menjawab mesih mendengar kelanjutan yang akan di lontarkan oleh bapak ini.

"tadi dia mau balon." lanjut bapak tadi

Danu mengerutkan kening masih mencerkan apa yang di ucaokan bapak tadi. "lalu dia pergi ke mana.?"  Danu semakin khawatir karna malam semakin larut dan semakin ramai, tidak mudah jika ia mencari anak kecil sendiri, dengan ribuan orang disini.

Bapak itu menunjukkan penjual balon di sebrang utara "kesana." tunjukknya

Danu mengekori arah yang di tunjuk bapak tadi, tanpa pikir panjang  ia langsung membuang kembang gula yang ia gengam dan langsung berlari.

Ia tidak peduli jika banyak orang yang tumbur bahkan siapapun yang menghalanginya langsung ia singkirkan. Danu tidak mau orang yang ia sayang meningalkan nya lagi cukup ayahnya saja.

Ketika ia masih duduk di bangku kelas dua SMP, saat pulang dari sekolah ia melihat rumahnya sudah ramai,ibunya sudah menagis tersedu sedu di samping ayahnya.

paman bilang ayahnya ditabrak oleh Truk ketika ingin pergi bekerja. Karna ayah nya meninggal ibunya menjadi despresi selama satu minggu tidak mau makan, menagis di dalam kamar, kadang tiaba tiba membantingkan barang, menyebut nama ayahnya terus menerus  Membayangkan nya saja membuat Danu ingin menangis,Banyak pertanyaan pertanyaan yang mengelilingi otaknya,  Jika Ranti hilang ia berjanji ia tak kan pernah memaafkan Dirinya sendiri .

Tbc.

*****

Udah lama gak up, ada yang kangen gak.?

Ngarepp..bat wew😂

Bagaimana di part ini udah seru belom.? insyaallah  nanti di part berikutnya saya akan buat para readers ketagihan buat baca cerita ini.

Sampai berharap gak pernah tamat.

@coconutly

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

965K 52.4K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.7M 274K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
531K 87.6K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...