School And Love #Wattys2019

By -freude

6.2K 271 1.2K

「Fanfiction - Complete」 Bercerita tentang kehidupan SMA Tsukiuta dengan pasangan masing masing Bersama menem... More

PRINCE AND PRINCESS CLASS
FACE TO FACE
EVENT
REI VS SHUN
SHUN X REI - CHALLENGES THAT ARE CANCELLED
ONE ! TWO ! THREE ! LOVE !
JUST FRIEND (!?) OR MORE (!?)
AOI X AI - WALL BETWEEN US
UNFORGIVABLE
HAJIME X NARU - RESCUE MISSION
APOLOGIZE AND HEART
CHOICE OF HEARTS
ANNOUNCEMENT
NEW STUDENT
HARU X YUKARI - CLOSER
AOI X AI - LISA
MISUNDERSTOOD AI
RUI X HIKARI - RAIN AND SUNSHINE
DANCING IN THE DARK
THIS IS NOT UPDATED !
IN MY EYES
A SUPPRESSED GRUDGE - YORU
ABOUT LISA
YORU'S CONFESSION
PLAN
FAITHFUL
PRINCE AND PRINCESS
RAINY MOMENT
SUBCONSCIOUS
LOVE ACTUALLY
TOGETHER
HAPPINESS
STORY IN NIGHT SKY
TORI MATSURI
TORI MATSURI - A LOVE READING
TORI MATSURI - FALSE PROPHECY
TORI MATSURI - THE TRUE LOVE PROPHECY
RAVEN VS HAJIME ; JEALOUS?!
RED
GO AWAY FROM HIM!
LOVE TRIANGLE ; SENSITIVE
LOVE TRIANGLE ; COMPLICATED CASE
ENDLESS ; COMPLICATED
ENDLESS ; RIDDLE
ENDLESS ; TRUTH
O. R! ~ OPEN REQUEST!
ME OR HIM?
WILL YOU MARRY ME?
LOVE IN WINTER
OTOU-SAN OKAA-CHAN
WE HAVE A CHILD?!
SWITCHING LIFE
CHAT - HAJIME AND NARU - I LOVE YOU
CHAT - SHUN AND REI - SHY
CHAT - AOI AND AI - EMOTICON
SWEET TALK - ALL PAIRS
VOTE
ANNOUNCEMENT

LOVE TRIANGLE ; ENDLESS

24 4 9
By -freude

"Kau tidak perlu menganalisis hati ku. Aku tahu apa yang aku lakukan," seloroh Ai sedikit pedas.

"Hm~ begitu kah? Baiklah, aku akan mencoba menganalisis siapa dirimu dan saat itu juga, aku akan mendapat kan mu," setelah mengucapkan hal itu, Suzaku segera pergi dengan tawa aneh yang dikeluarkan nya.

Aoi menghela nafas sejenak, "Ai? Kau baik baik saja 'kan?" Aoi bertanya karena ia yang melihat menunduk setelah mendengarkan perkataan itu dari Suzaku.

"Iya. Aku ingin kembali ke hotel saja," jawab Ai dengan nada pelan bahkan sangat pelan. Perlahan ia mulai melangkah kan kakinya menjauh dari Aoi.

"Tunggu," Aoi mencegat nya. Untuk kali ini, ia tidak ingin membiarkan apapun menghalangi waktu nya dengan Ai.

Ai hanya menatap Aoi dengan tatapan kosong.

"Kau mau.. pergi kencan bersama ku?" Tanya Aoi ragu ragu. Bahkan nyaris terlihat rona merah yang mulai terbentuk itu di pipinya.

Ai tertegun. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Aoi secara langsung.

Di lain tempat. Dimana para aktor dan aktris sedang mempersiapkan diri untuk drama singkat yang akan dilaksanakan malam nanti. Drama yang akan di bawakan kali ini sejenis kisah cinta Romeo and Juliet. Namun, hanya jenis nya saja, bukan alur dari drama yang akan di pertunjukan pada tamu undangan yang hadir.

Dan disinilah, Azamuku Michi bekerja. Bersama dengan teman teman yang sangat dikenalnya dan bersama dengan kekasihnya. Salah satu yang menjadi sahabat nya ialah Shiro Akimichi, seorang yang bisa dikatakan memiliki bakat yang hampir sama seperti Michi, namun dia lebih ke ekspresi tegas dan selalu menganggap semua nya serius. Sementara ia juga memiliki seorang kekasih yang bernama Midori Hanabi. Seorang aktris cantik nan anggun, yang menjadi idaman para laki laki.

"Bakat mu itu luar biasa," Michi memuji Shiro sesaat mereka diberi waktu untuk istirahat sejenak.

"Terima kasih. Tapi, ini belum cukup dibandingkan dengan dirimu, Aza," Shiro tersenyum.

"Jangan membandingkan diri," Michi tertawa lalu menepuk pelan pundak sahabat nya itu.

"Astaga! Rei?! Kau benar benar akan..."

"Tidak!! Ini.. ini hanya kostum yang akan di kenakan saat kompetisi nanti!" Rei gelagapan ketika Naru salah paham akan gaun yang dikenakan nya itu.

"T-tapi, kostum itu, terlihat tidak seperti kostum!" Naru berkomentar lagi.

"A-aku hanya menuruti Shun! L-lagi pula, g-gaun ini cocok untuk ku," Rei memerah hebat karena ia dilihat oleh teman teman teman nya yang lain. Gaun yang dikenakannya sangat mencolok.

"Ini lebih tepatnya akan menikah dibandingkan dengan mengikuti kompetisi," Naru menepuk jidatnya.

"Tapi aku cantik 'kan?!"

"Tentu saja~ cantik!" Shun memuji Rei dengan gaun pernikahan yang di pesannya itu asli dari luar negeri. Sementara dirinya, juga mengenakan gaun pernikahan yang bermodelkan tuxedo.

"Sugoii!" Yukari malah memberi dukungan pada keduanya.

Aoi dan Ai duduk di bangku panjang yang terletak tak jauh dari area ski. 30 menit berlalu karena keheningan melanda mereka. Tidak ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Aoi yang malu karena dirinya mengajak Ai berkencan. Bahkan ini yang pertama kalinya. Ai yang bingung harus menjawab apa, seolah dirinya menyusun jadwal di otak cerdasnya itu.

"Aku mau.. tapi, kalau kau ikut dalam acara pesta dansa di ballroom hotel bersama ku.. bagaimana?" Semburat merah bisa dilihat Aoi di wajah gadis yang tengah memandangnya penuh harap itu. Ah, andai kan dirinya tak meninggalkan Ai atau mengabaikan nya karena hal hal kecil, mungkin lebih banyak dirinya menghabiskan waktu bersama Ai.

"T-tentu! Aku akan ikut," jawab Aoi segera.

"Benarkah? Terima kasih!" Ai memeluk Aoi. Reflek akibat dirinya yang terlalu senang itu.

"Hajime, posisi mu salah! Seharusnya kau diatas aku dibawah,"

"Seperti ini?"

"Ke kiri sedikit,"

"Lalu?"

Yukari tak sengaja berjalan di depan kamar Naru. Samar samar ia mendengar suara Hajime, mungkin Hajime berada di kamar Naru, pikir nya. Namun, disaat yang bersamaan, Yukari mendengar hal yang tak diinginkan nya. Pikiran nya campur aduk sekarang.

"Baiklah, masukkan. Tapi, pelan pelan ya?"

"Iya, jangan memerintahku,"

"Ah! Hajime sakit, kau terlalu cepat, aku bilang pelan pelan 'kan?"

"Aku sudah melakukan nya dengan perlahan,"

"A-apa yang mereka lakukan?! Astaga! Aku harus menghentikan mereka! Tapi, tidak sopan jika aku.. Ah! Sial! Kenapa pikiran ku berantakan begini?!" Bahkan Yukari bergelut dengan batinnya sendiri setelah mendengar hal yang membuat nya berpikir tidak tidak tentang apa yang Hajime dan Naru lakukan.

"Yukari-san?" Tiba tiba Hikari lewat dan memanggil nama Yukari yang tengah menguping dipintu kamar milik Naru.

"Sst! Hi-hikari, tidak seharusnya kau disini 'kan?" Yukari mulai kelabakan.

"Eh? Aku hanya lewat. Kebetulan aku melihat Yukari-san sedang menguping tampaknya, memang nya apa yang Yukari-san dengarkan dibalik pintu kamar Naru-san?" Jelas Hikari seraya mengulang pertanyaan nya lagi.

Shiro sedang duduk termenung melihat pemandangan putih nan bersih yang menjadi gundukan hingga menutupi tanah dari balik jendela kamarnya. Ia menyeruput teh camomile nya yang masih memunculkan uap hangat itu. Hingga beberapa saat kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk," jawab nya tak membuka 'kan pintu.

"Shiro, kita harus berkumpul di aula," suara lembut bagaikan harpa yang tengah dimainkan oleh seorang bidadari terdengar di telinga Shiro. Membuat laki laki itu menatap kearah pintu yang menampakan seorang wanita berambut hitam.

"Hanabi.." gumam nya.

"Shiro, aku serius, bukan waktunya untuk bersedih," ucap wanita itu yang bernama Hanabi dengan nada lembut namun dari setiap kata katanya mengandung makna yang tajam.

"B-baik, aku segera kesana," jawab Shiro tersadar.

Hanabi tersenyum, ia melangkah keluar dari kamar Shiro dan kembali ke tempat asal dari mana ia datang.

"Hanabi, kau benar benar, tidak menyukai ku lagi?" Pertanyaan Shiro menghentikan langkah Hanabi. Sontak, wanita itu menatap Shiro.

"Yang berlalu biarlah berlalu. Kau dan aku, hanya tinggal kenangan, Shiro," setelah mengucapkan kata kata yang pedas itu, Hanabi meninggalkan Shiro tanpa berbicara apapun lagi.

"A-apa?! Benarkah itu?!" Hikari terkejut mendengar penjelasan Yukari. Bahkan setengah dari dirinya tidak percaya dengan apa yang dilakukan Hajime dan Naru di dalam sana dengan apa yang diceritakan Yukari.

"Maka dari itu! Aku ingin menghentikan nya!" Pekik Yukari dengan nada panik.

"Tapi, itu tidak sopan 'kan? Mendobrak masuk ruangan seseorang tanpa izin dari seorang itu?" Hikari memberi nasihat yang membuat Yukari berpikir 2 kali.

Kebetulan, Raven sedang lewat di depan kedua nya. Saat Yukari melihat Raven yang sedetik tadi melintas, maka sebuah ide lewat di otak cerdasnya.

"Aku tahu!" Segera setelah memekikkan hal yang dianggapnya hal genius itu, ia segera menggeret Raven menuju dimana ia dan Hikari berada.

"K-kenapa kau membawa ku kemari?" Raven yang ditarik secara tiba tiba itu mungkin shok dibuatnya.

"I-itu.. Naru.."

"Ada apa dengan nya?" Sontak mendengar nama 'Naru' auto membuka matanya karena orang yang disukai nya dianggap nya terjadi sesuatu padanya.

"Sakit! Hajime hentikan!"

"Kenapa tidak terus saja? Kau juga 'kan yang meminta nya?"

Dan mengertilah apa yang terjadi sehingga Yukari meminta bantuan nya padanya. Mendengar kalimat dengan nada yang tidak mengenakan, membuat Raven berpikir yang tidak tidak.

"Astaga!" Ucapnya terkejut.

Segera mendengar suara beserta kalimat yang disertai nya, Raven mengetok pintu kamar Naru dengan sedikit tergesa gesa.

"Raven? Yukari? Hikari juga? Kenapa disini?" Dan saat itulah, Naru keluar dengan penampilan biasa biasa saja, seperti biasanya. Dengan wajah yang masih bersih dengan aroma tubuh yang juga biasa saja. Lalu, apa yang baru saja mereka dengar itu?

"Naru! Syukurlah kau baik baik saja!" Yukari memeluk Naru.

"Me-memang nya kenapa?" Naru bingung dibuat nya.

"Aku khawatir Hajime melakukan sesuatu yang tidak tidak padamu!" Ucap Yukari yang semakin membuat Naru bingung.

"Hah? Apa maksudmu?"

"Aku pikir Hajime melakukan hal diatas umur padamu.." Yukari bahkan malu untuk menjelaskan nya.

"Pfft, tidak! Baka, mana mungkin!" Naru bahkan menahan tawanya.

"Lalu? Desahan itu apa?" Raven spoiler

"Haha, kami hanya merancang kostum untuk kompetisi nanti, tidak hal aneh yang kami lakukan! Hajime sering salah memasangkan kancing, jadi tangan ku ikut terjepit," jelas Naru tentang apa yang terjadi sebenarnya.

"O-oh.. ehehe, begitu ya," Yukari menggaruk tengkuknya karena malu dengan apa yang dipikirkan nya ternyata salah.

Langit perlahan menggelap. Cahaya mentari mulai samar. Bintang bintang bermunculan, cahaya bulan mulai terlihat. Saat itulah dimana malam datang. Sesuai janjinya, Aoi akan menjemput Ai di kamarnya yang bernomor 125. Malam ini, acara yang sangat penting untuk nya.

Aoi mengenal nafas, mengatur detak jantungnya sejenak, setangkai bunga carnation merah ada di belakang nya yang akan diberikan pada Ai nanti. Setelah dirasanya ia siap, ia mengetuk pintu kamar Ai dan menunggu seorang yang ditunggu nya terlihat.

"Maaf, membuat mu menunggu," dari balik pintu yang akhirnya terbuka, tertampak lah seorang gadis dengan gaun selutut berwarna biru mudanya, sarung tangan yang dikenakan nya yang berwarna putih yang juga untuk menjaga kehangatan dirinya, semua yang dikenakan nya serba biru-putih.

Penampilan gadis di depannya ini membuat lidah Aoi kelu. Bahkan kata kata yang disusun nya tadi untuk ia katakan pada nya, rasanya susah untuk diucapkan.

"Aoi?"

"Wah! Ballroom hotel yang mewah!" Yukari berbinar binar. Sepanjang hidupnya, ia tidak pernah menghadiri acara mewah seperti saat ini.

"Desain ruangannya juga bagus," tambah Haru.

"Ah, Yukari dan Haru datang lebih cepat ternyata," sebuah suara yang asalnya dari belakang mereka terdengar hingga membuat keduanya menoleh ke belakang.

"Hajime, Naru!" Sapa Yukari.

Hajime balas sapaan Yukari dengan senyuman.

"Dimana yang lain? Belum datang?" Naru bertanya.

Yukari menggeleng, "belum,"

"Kurasa, Koi dan Kakeru juga ada disini," Haru teringat akan dirinya yang melihat Koi serta Kakeru yang ada dalam ballroom menghadiri acara.

"Eh??"




















Shiwasu Kakeru:

Shiwasu Kakeru desu!
Haha, rupanya keberadaan aku dan Koi diketahui Haru-san!
Tidak apa lah, ada seorang yang mengundang kami jadi kami tidak bisa menolak~
Kapan acara nya dimulai? Koi, mana mayat yang kau bilang di podium itu?
Selanjutnya! Endless ; Complicated
Jangan Koi!!














To Be Continued
Story By SatsuAoi15

Continue Reading

You'll Also Like

4.4K 500 30
Excerpts from a book I'll never write.
3.4K 290 31
She didn't give them much choice, as to what she did with herself. She didn't say too much, so that she wouldn't give herself away. She didn't speak...
598 68 5
Have you ever thought about what teenage love feels like? or want to feel some nostalgia about your FIRST LOVE? Repulsive Poet is a novel with poetri...
51.2K 1.1K 23
Isang groupo Ng kalalakihan na tagapag mana Ng ari-arian Ng mga magulang nito at groupo Ng kababaihan na anak Ng mayayamang political at may Isang da...