STELLA ( New Version )

By Nonna_Jk

2M 6.6K 112

Sudah menderita tertiban masalah yang lain pula, Stella semakin resah setelah tahu jika Jino sang om angkat m... More

Stella - Bab 1
Stella - Bab 3

Stella - Bab 2

87.5K 2.1K 34
By Nonna_Jk


Jika kalian tidak suka dengan cast cerita ini, silahkan imajinasikan sendiri para tokoh dalam cerita ini 😚😚😚

Thomas William

Pria dewasa dengan kekayaan melimpah pemegang perusahaan terbesar di Jakarta, Indonesia. Begitu terobsesi dengan gadis bernama Stella, menurut pria itu Stella sangat menarik untuk ia nikmati.

STELLA

Gadis yang masih berusia 24 tahun dengan lika-liku hidupnya tak pernah menginginkan jika takdir begitu mudah mempertemukannya dengan pria yang sungguh bastard, Thomas selalu memerintahkan Stella memuaskan hasrat bercintanya namun Stella selalu berusaha menolaknya habis-habisan, menurut gadis itu Thomas adalah bencana untuknya.

JINO SMITH

Berhati batu namun penyayang kadang-kadang,

Ingat ya, budayakan follow, vote dan komentar jangan siders 😉😉😉

.
.
.
.
.

"Om, lepaskan." Stella berusaha untuk melepaskan cengkraman di pergelangan tangannya, dengan sekuat tenaga ia memukul dada Jino berulang kali, pukulan kecil itu justru membuat Jino tersenyum sinis.

Jino terkekeh. "Bukankah sudah aku katakan, kau harus mencari pekerjaan sayang."

"Stella tahu om. Tapi ... untuk hari ini Stella belum mendapatkannya," tutur Stella sebari meringis.

Jino tak perduli, ia tetap menyeret tubuh Stella dengan kasar. Beberapa pasang mata menatap iba ke arah Stella namun mereka tak mampu berbuat apa-apa.

"Masuk...!!" Bentak Jino dengan melebarkan pintu mobil di hadapannya, dengan tatapan perintah Jino kembali menautkan kedua halisnya, pria itu menegaskan kembali untuk Stella segera masuk ke dalam mobil.

"Stella gak mau," bantahnya dengan rintihan yang semakin menjadi, semenjak Stella dinyatakan lulus dari sekolah menegah beberapa tahun silam Jino selalu memperlakukannya semakin kasar.

"Sekali lagi kau menolak, tahu sendiri akibatnya." Jino menjepit kedua pipi Stella lalu mengangkat wajah gadis itu agar setara dengan pandangannya.

"Sekarang masuklah, gadis baik." Jino tersenyum lebar. Setelah Stella menuruti perintahnya.

Stella dengan tubuh gemetar akhirnya luluh, gadis itu segera masuk dengan beberapa kali melirik cepat ke arah sekitar berharap ada sedikit celah untuknya melarikan diri, namun. Jino jauh lebih cerdik dari gadis di depannya, Jino menjepit rahang Stella dengan kasar membuat Stella kembali mengerang kesakitan. Jino menekan jepitannya, dengan tatapan penuh makna pria itu sekali lagi mempertegas atas sikapnya untuk Stella selalu menurut di setiap perbuatannya.

"Hapus air matamu, karena setelah ini mungkin kau akan bahagia Stella." Jino memicingkan pandangan kedua maniknya, senyuman sinis tak mampu terelakkan yang justru membuat Stella semakin menciut ketakutan.

Stella menitikkan air matanya semakin deras, gadis itu tahu bahwa dirinya dalam bahaya. "Stella mohon om, lepaskan Stella." rengek gadis itu dengan mata penuh permohonan, memelas dan memberi pancaran iba terhadap Jino.

Dengan satu kali dorongan keras, tubuh mungil gadis itu terhuyung masuk seluruhnya ke dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilap. Lalu klik suara merdu itu justru membuat Stella semakin menduga-duga tak jelas, pintu dan jendela sudah terkunci rapat di lanjutkan dengan suara mesin mobil tiba-tiba menyala.

Dengan cepat seorang pria yang berada di dalam kemudi mempercepat laju kendaraan yang ia bawa, tak ada percakapan Stella kaku. Stella tak ingin memberontak keras yang justru akan membuat dirinya sendiri semakin meringis kesakitan.

Sayup-sayup mata sayu milik Stella mulai mengabur, ia merasa lelah setelah menangis tersedu-sedu sampai akhirnya Stella tertidur pulas di jok belakang mobil yang ia naiki.

"Nona, kita sudah sampai." Sopir yang membawa Stella menyentuh pundak kirinya.

Stella nampak terkejut, ia mengucek resah kedua kelopak matanya. Sebuah bangunan dengan kelap-kelip lampu warna warni nampak asing baginya, tempat apa ini? Satu pertanyaan yang muncul di benak Stella karena ia tak pernah menginjakkan kedua kakinya di tempat yang keramaiannya semakin menjadi ketika tengah malam. Belum sempat Stella bernapas lega karena jauh dari Jino, kedua lengan tangannya di rampas paksa untuk saling berdekatan. Tubuhnya di desak masuk ke dalam, dua orang pria dengan tubuh yang kekar menggiringnya dengan paksa tak memeprdulikan bahwa kedua kaki Stella sudah telanjang bulat tanpa alas sendal.

"Tuan, gadis yang anda tunggu sudah sampai." Salah satu pria itu menyungkurkan tubuh Stella sampai jatuh menyentuh lantai, dengan tertatih-tatih Stella mengelus kedua lututnya yang lecet.

Senyum seringai menyeruak disudut bibir pria di hadapannya, raut wajahnya nampak penuh dengan kepuasan. "Bagus. Tinggalkan kami berdua," perintahnya.

Stella membenarkan kembali posisinya, ia menarik narik pelan rok yang ia kenakan. Kedua tangannya silih berganti untuk saling meremas jari jemari, degup jantungnya terasa cepat dan membuat dadanya sesak. Stella menggeser cepat tubuhnya lalu berjalan cepat ke arah pintu, dia mulai ketakutan dan berusaha untuk mencari ide, ide untuk kabur.

"Jangan coba-coba untuk merencanakan sesuatu di daerah kekuasaanku," ancamnya. pria memakai kemeja compang camping tak rapih, sekuntung rokok meletup dengan asap tebal setiap ia menghisapnya, seringai tawa terasa seperti petir menyambar-nyambar.

Pria itu berdiri semakin tegak dengan membusungkan kedua dadanya, dia menatap penuh minat pada tubuh seksi milik Stella yang memakai kemeja pendek dan rok mini hitam di atas lutut, nampak semakin menggemaskan.

"Kau mau apa?" Tanya Stella memberanikan diri, gadis itu menundukkan seluruh pandangannya kebawah. Tak ada keberanian untuk ia membalas manik milik pria asing di depannya, Stella takut jika tiba-tiba saja pria itu menerkamnya seperti mangsa.

"Kau pasti tak mengenaliku Nona?"

Stella menggeleng cepat.

"Tentu saja, ibumu tak akan sudi memperkenalkan kita berdua."

Stella kembali menggeserkan tubuh takutnya, dia semakin mengeratkan jari jemari tangannya yang semakin berkeringat akibat perasaan takut yang ia rasakan.

"Tak perlu basa-basi, Jino sudah menyerahkan tubuhmu demi harga yang fantastis."

Mata hitamnya membulat, tak percaya bahwa orang yang ia percayai merupakan sumber dari penderitaanya saat ini.

"Om jino?" Lirih Stella menduga-duga.

"Maka kau harus bekerja dengan baik disini Nona," ucapnya kembali dengan tawa yang semakin terdengar menakutkan.

Pria itu adalah Bimo pemilik salah satu club malam yang cukup terkenal di Jakarta, banyak pengusaha-pengusaha kaya dengan hidung belangnya merupakan sumber keuangannya agar semakin menumpuk, ia memiliki beberapa gadis belia yang di pekerjakan paksa untuk memenuhi hasrat para pria hidung belang dengan melibatkan kekayaan yang mereka miliki.

Sekarang dengan kedatangan Stella, gadis yang masih perawan semakin membuat Bimo kalap. Rasanya ia sendiri ingin menyetubuhi lekuk seksi milik Stella. Sayang, seseorang sudah menunggunya di salah satu kamar hotel yang berada di lantai tiga di club miliknya.

"Ara, tolong rapikan penampilam gadis ini." Bimo memanggil salah satu pegawai clubnya, tanpa menunggu terlalu lama seorang wanita dewasa menghampiri kediaman Bimo.

"Baik." Ara meraih pergelangan tangan Stella untuk mengajaknya ikut serta bersamanya.

"Jangan takut, waktu aku pertama kerja disini sama sepertimu." Ara angkat bicara setelah masuk ke salah satu ruangan, di dalam banyak pakaian dan aksesoris khusus wanita.

Stella mendelik, ia mencerna setiap ucapan Ara. Menurutnya gadis itu mungkin memiliki usia yang sama dengannya.

"Berapa usiamu?" Sambung Ara, dia membalikkan kursi lalu meraih kedua telapak kaki Stella.

"24 tahun," tutur Stella dengan gemetar.

Ara tersenyum tipis, "Usiaku bahkan jauh di bawah usiamu."

"Benarkah?" Tanya Stella penasaran, apakah gadis itu memiliki nasib yang sama.

"Emmm ... usiaku tahun ini baru menginjak dua puluh satu tahun, sekarang kau sudah cantik Stella."

"Kau mau kemana?" Stella beranjak bangun berharap Ara akan menemaninya lebih lama lagi.

Ara mengelus kedua pundak Stella, "Jemputanmu akan segera datang Stella."

Jemputan? Apa yang gadis itu ucapkan sungguh membuat otak Stella harus berpikir lebih keras lagi. Entahlah, kenapa seluruh isi otaknya terasa seperti tumpul tiba-tiba.

Benar saja, ketika pintu berwarna putih itu tertutup rapat tak lama kemudian sebuah tarikan dari knop pintu yang di dorong masuk membuka lebar kembali. Seorang pria yang berbeda segera menarik lengan tangannya tanpa memberi aba-aba.

"Lepaskan," bantah Stella dengan menarik paksa kembali lengan tangannya.

Mereka masuk ke dalam lift, Stella mengusap wajahnya yang basah oleh keringat lalu mengeluh lemah ketika suara pintu lift kembali terbuka, beberapa pintu dengan nomor yang tertera menempel di setiap pintu menandakan bahwa keberadaannya semakin dalam bahaya.

Stella merasa setiap tulang dalam tubuhnya akan segera lepas dengan sendirinya, gadis iti hanya mampu berdoa untuk mendapatkan cara melarikan diri dari perlakuan om nya yang bastard.

Klik

Suara pintu terbuka dari arah dalam, mempertemukan kedua manik yang sebelumnya tak pernah bertemu. Stella terkagum melihat tampilan pria dewasa di hadapannya meski jarak mereka nampak semakin menjauh. Pria itu melepaskan dasi yang menempel di dalam kerah baju miliknya.

Siapa pria itu? Stella menerka-nerka berharap pria di hadapannya adalah malaikat penolong untuknya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 12.9K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
190K 8.3K 80
TELAH TERBIT. Warning 21+ (Mature content) Diam-diam, Michael memperhatikan Casandra dari kejauhan. Pria itu mencintai Casandra sejak lama. Namun...
9.3M 170K 15
WARNING : COMEDY ROMANCE, VULGAR, MATURE (21+), LOVE "Mau kucium atau tidur denganku? Pilih." -Tommy Romero Algasio (18 tahun) *** "Mama! Tommy sudah...
The War Love By Vbeytha

Mystery / Thriller

53.9K 2.9K 39
Warning 21++++ Jika Anda mencoba memplagiat cerita ini berarti anda sangat mengagumi saya Jika ada nama dan tokoh yang sama dalam cerita ini.. itu be...