RASA (Ending)

By JEJAK_HATI

47.2K 3.5K 1.7K

Ini bukan cerita prenjon yang cinlok terus bertepuk sebelah tangan. Bukan juga cerita cewe bawel yang ngejar... More

PROLOG
Eins
Zwei
Drei
Furth
CAST!
Funf
Sechs
Acht
Neun
Zehn
Elf
Zwolf
Dreizehn
Vierzehn
fünfzehn
sechzehn
siebzehn
achtzehn
Neunzehn
zwanzig
ein­und­zwanzig
zweiundzwanzig
dreiundzwanzig
vier­und­zwanzig
fünf­und­zwanzig
sechs­und­zwanzig
sieben­und­zwanzig
Achtundzwanzig
Dreibig
Epilog
SEQUEL?

Sieben

1.5K 121 74
By JEJAK_HATI

Apa itu jatuh cinta?
aku tak tau, aku masih tabu
aku hanya seorang makhluk yang tak mengerti apa apa.

🍁🍁🍁

"Oma, Lessa berangkat ya," Alessa mencium punggung telapak tangan Nenek nya.

Laluna pagi pagi sekali sudah berangkat, dan alhasil Alessa tidak bisa ikut mengantar kan nya.

"Hati hati," Oma Putri melambai kan tangan nya ke arah Alessa yang sudah berlari ke luar rumah menghampiri Biru yang sudah berdiri di samping motor sport berwarna merah milik nya.

"Naik motor ini?" Alessa menaikkan sebelah alis nya, motor Biru itu tinggi, seperti motor Boy anak jalanan yang sinetron nya dulu pernah tayang di salah satu stasiun tv lokal.

"Udah tau pake nanya, buang buang tenaga," Biru mencibir kesal.

"Tinggi banget, gue ga bisa naik nya," Alessa menggigit bibir bawah nya.

"Lo katro apa gimana? naik begini doang ga bisa, kampungan banget sih," Biru kembali mencela.

Alessa mendengus pelan, andai saja ia Tasya mungkin mulut Biru sudah ia cabik cabik tanpa rasa kasihan.

"Ini tinggi Ru, gue pake rok, kalo kebuka ntar gimana?" Alessa kesal.

"Ya resiko lo lah," Biru memutar bola mata nya malas.

Ingin sekali Alesaa berteriak 'LO KALO GA IKHLAS MAU BONCENGIN GUE GA USAH!' Tapi Alessa hanya bisa mengatakan.

"Kalo gitu gue naik bus aja deh di halte depan," Alessa berjalan melewati Biru, tapi belum juga selangkah pergi tangan kekar dan dingin menahan lengan nya.

"Apa?" Alessa menatap malas ke arah Biru.

"Naik! kalo lo ga ikut gue, ntar gue yang kena marah sama Eyang," Biru menatap kesal ke arah Alessa.

"Gimana naik nya?" Alessa menaikkan sebelah alis nya, akhir nya Alessa tau kelemahan Biru, Eyang Rita lah kelemahan nya.

Alessa tertawa bangga di dalam benak nya.

"Nih pegangan di tangan gue," Biru mengulur kan tangan nya, Alessa memandang nya ragu ragu.

"Buruan dodol, lo fikir gue babu lo bisa ngulurin tangan dua puluh empat jam?" Biru menggertakan gigi nya.

Alessa cepat cepat meraih tangan Biru dan naik ke jok penumpang di belakang nya dengan selamat.

"Nih pake jangan bilang lo juga ga bisa make helm," Biru melengos kesal.

"Iya iya," Alessa segera mengambil helm berwarna hitam itu dan segera memakai nya.

Tanpa Alessa duga Biru melepas kan jacket denim nya dan menyerah kan nya pada Alessa.

"Nih tutupin kaki lo," Ketus Biru.

Gapapa ketus tapi baik, Alessa memuji di dalam hati.

"Tapi jangan lupa ntar jacket nya cuciin pake kembang tujuh rupa! ntar bau lagi,"

Ga jadi baik! Alessa mengumpat di dalam hati baru juga di puji malah gitu.

"Udah ayo berangkat," Alessa menepuk bahu Biru.

"Gausah pegang pegang! gue bukan abang abang gojek tau!" Biru melirik kesal ke arah spion.

Sekarang Alessa benar benar yakin jika dulunya ibu Biru saat mengidam sangat suka nonton kak Ros di upin dan ipin dan suka makan cabai, Alessa yakin seratus persen.

Hingga sekarang anak nya jadi lebih sensi dari orang pms, dan lebih pedas mulut nya ketimbang cabe gorengan punya ibu kantin.

🍁🍁🍁

"Lo berangkat bareng Biru Sa?" Tasya memandang Alessa tak percaya.

"Terpaksa," Alessa menepuk bahu Tasya.

"Cih, mendingan juga Raka rumah Raka kan deket ama lo kenapa coba ga minta jemput ama Raka," Tasya mengomel pelan.

"Yeilah, kan gue bilang terpaksa," Alessa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Hmm yaudah yaudah, ayo masuk kelas," Tasya menggandeng Alessa, mereka berdua berjalan menuju gedung Ipa sambil mengobrol ringan.

"Alessa," Panggilan seseorang menghentikan Alessa, begitu juga dengan Tasya, mereka berdua pun membalikkan badan nya.

"Raka?" Alessa mengernyit kan kening nya.

"Sory yang kemaren," Raka menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Gapapa," Alessa tersenyum, lebih tepat nya senyum palsu.

Siapa yang tidak sakit hati saat seorang lelaki memberi mu harapan lalu kamu di jatuh kan dengan mudah nya?

Ah mungkin bukan ia yang memberi harapan, hanya saja Alessa nya yang ke geeran.

"Nih, lo suka keju kan? cobain deh tadi malem gue bikinin," Raka menyerah kan sekotak Cheese cake dengan plating yang sangat cantik.

Lihat, bagaimana Alessa tidak bawa perasaan kalau Raka tidak bersikap manis?

Miris.

Apalagi Raka bilang dia membuat nya sendiri, apa bisa Alessa menganggap Raka sebagai teman biasa?

"Buat gue?" Alessa memastikan.

"Iya," Raka menyodor kan kotak nya, Alessa pun menerima nya, setengah dari hati nya ingin tapi otak nya berkata tidak.

Tapi sebuah wejangan terlintas jelas di otak nya 'Rejeki tidak boleh di tolak!' Jadi kali ini Alessa tidak akan bawa perasaan.

Ia anggap pemberian Raka sebagai rejeki di pagi hari. Sip.

"Makasih ya Ka," Alessa tersenyum manis.

Raka menganggukan kepala nya, kemudian berbalik pergi, Alessa bisa melihat Raka yang memakai earphone berwarna putih di telinga nya.

Iya Raka dan segala macam gaya nya telah membuat Alessa jatuh cinta tanpa ia sadari.

"Ciyeee yang pagi pagi di apelin, di kasih kue lagi, di bikinin pake tangan sendiri lagi, gue yakin tuh kue seratus persen di bikin dengan cinta," Tasya mencubit cubit pipi Alessa.

Semburat merah menghiasi pipi Alessa. Tasya tolong jangan membuat Alessa baper.

"Apasih, ini tuh cuman kue sya," Alessa menoyor pipi Alessa.

"Masa sihhh, ciyeee ale ale hati nya berbunga bunga nih yaa," Alessa tersenyum.

Kemudian kedua nya tertawa keras.

🍁🍁🍁

"Bu bakso dua, teh es dua juga," Alessa memesan pada ibu kantin.

Selang beberapa menit, bu kantin sudah memberikan dua nampan berisi pesanan Alessa dan Tasya.

Alessa pun berjalan mendahului Tasya, mereka berdua berjalan beriringan menuju meja yang berada di pojok belakang kantin.

Bruk

Suara nampan terjatuh, gelas dan piring yang tercecer pun memenuhi ruangan.

Alessa sudah terduduk manis di atas lantai dengan seragam yang di penuhi oleh tumpahan es teh.

Dan Alessa pun sukses jadi tontonan seisi kantin.

"Alessa," Tasya terkejut, saat melihat sahabat nya yang tiba tiba terjatuh dengan benda pecah belah yang berkelontangan sana sini.

"Astaga Sa, lo gapapa?" Perempuan berparas cantik dengan rambut panjang mengulur kan tangan nya ke arah Alessa.

Itu Riana, senior Alessa di Osis, ia membantu Alessa berdiri, sedangkan Tasya sudah menaruh nampan makanan nya dan mengambiklsegulung tisue di meja yang tepat berada di sebelah nya.

Alessa menatap nanar seragam nya, mana ia tak pakai almameter pula, hanya seragam putih saja.

Bagaiamana jika tembus pandang?

"Pake!" Seseorang melempar kan jacket nya, warna nya denim, ini kan jacket yang tadi pagi Alessa pakai.

Berarti ini jacket Biru? Masa bodo jacket siapa yang penting pakai!

"Lo, sengaja kan lo ngalangin dia jalan pake kaki lo? ngaku lo!" Alessa mengira Biru yang marah marah, Tasya? eh tapi kan Tasya sekarang tengah membantu nya membersihkan rok nya yang tertumpah kuah bakso.

Tangan nya juga nampak memerah karena tersiram kuah bakso yang panas.

Alessa mendongakan kepala nya mencari tahu siapakah perempuan yang tengah membela jya

Postur nya tinggi, rambut nya ia kuncir kuda, nampak tegas dan berwibawa, sekilas aura nya seperti ketua Osis Cakrawala.

Tapi ternyata bukan, Alesaa melirik name tag nya.

Raya, nama nya Raya, kelas dua belas.

Raya nampak menggebrak meja yang di isi oleh barbie hidup yang tempo hari lalu bertegur sapa dengan Alessa.

Melodi.

"Apasih, gue ga sengaja ya," Melodi menatap kesal ke arah Raya.

"Lo, bener bener ya lo, jadi adek kelas gak ada sopan sopan nya," Raya menggeram kesal, Riana nampak memegang bahu nya mencoba menenang kan Raya.

Sebenar nya yang di tabrak siapa yang marah marah siapa?

"Habis nya lo ikut campur,"

"Gue gabakal diem liat sesama perempuan di sakitin!" Raya menatap tajam ke arah melodi.

Alessa berjalan mendekati nya.

"Gapapa ka, aku baik baik aja ko, makasih udah bantuin ya," Alessa tersenyum ke arah Raya dan Riana.

"Cih, sok sok an nyari muka lo!" Melodi bicara dengan nada sarkastik.

"Ketimbang lo, murahan! sok sok an pengen bikin orang malu, ga malu lo sama diri lo sendiri? ga malu? kalo gue sih malu, nangis, pulang ke rumah! muka doang cantik hati? sebelas dua belas ama iblis!" Tasya sudah melontarkan kata kata pedas nya.

Alessa memegang tangan Tasya, mencoba menenang kan sahabat nya.

"Lo semua ga usah ikut campur, ini urusan gue sama dia," Melodi berdiri dari tempat duduk nya dan menunjuk Alessa dan diri nya secara bergantian.

Apa lagi sih salah Alessa? padahal ia tak pernah berbuat onar, apalagi mengganggu orang lain.

Masalah hidup nya saja sudah banyak.

"Gausah dengerin mulut bebek kaya dia, ganti baju lo sana!" Suara baritone milik Biru sudah memenuhi indra pendengaran Alessa.

Alessa membalikkan badan nya, ha? Biru membela nya? tidak salah kan? pasti Biru kena ayan, sampai sampai mau membela Alessa.

"Iya, mendingan lo ganti baju ntar masuk angin," Riana tersenyum manis, Alessa pun mengangguk kan kepala nya ia berjalan menuju keluar kantin di temani Biru yang mengiring nya.

"Dan, lo! kita seret ke bk karena udah bikin rusuh satu kantin!" Raya menatap Melodi penuh kekesalan.

Begitu pula dengan Tasya, mereka berdua siap memegangi tangan Melodi.

"Heh, denger ya, mau lo kaka kelas kek sapa kek gue ga.per.du.li. ini bukan urusan lo, apalagi lo!" Tantang Melodi.

"Lagian, lo semua ga punya bukti," Melodi melengos pelan kemudian ia beranjak pergi bersama kedua antek antek nya yang lebih pantas di sebut babu.

Tasya dan Raya menggeram, wajah babrie tapi kok sifat nya titisan setan?

"Dasar annabele!" Tasya dan Raya berseru bersamaan, Riana yang mendengar nya pun tertawa.

"Lo berdua cocok jadi adek kaka," Riana kembali tertawa.

🍁🍁🍁

"Lo ngapain ngikutin gue sih?" Alessa menatap jengah ke arah Biru yang mengintili nya.

"Eh lo gausah ge er ya, gue cuman mau mastiin jacket gue ga lecet," Biru berkilah.

Pret! Alessa membatin.

"Terus lo mau mastiin sampe masuk ke dalam toilet gitu?" Alessa berhenti berjalan ia melirik ke arah pintu dan Biru bergantian.

"Ya engga lah, udah sana masuk, awas lo kalo sampe jacket gue lecet, lo wajib ganti!" Biru memutar nola mata mya malas.

"Kalo ga ikhlas gausah minjemin!" Alessa segera masuk ke dalam toilet tanpa memperdulikan Biru yang tengah bergumam tak terima.

Alessa menatap diri nya di cermin, baju putih nya nampak di penuhi noda bekas jus alpukat, lengket.

"Loh kamu kenapa?" Seorang perempuan berkursi roda baru saja keluar dari salah satu bilik toilet.

"Eh, anu ka, ketumpahan jus alpukat," Alessa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Eh kalo gitu ganti baju aja, kamu bawa?" Perempuan dengan name tag Safeeya itu bertanya dengan lembut.

Alessa meringis dan menggleng pelan.

"Nah kalo gitu kamu pake baju aku aja, lagian aku pake kaos olahraga juga," Safeeya menyodor kan baju putih dengan lambang kelas sebelas milik nya pada Alessa.

"Eh tapi ngerepotin nanti ka," Alessa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Gapapa, aku ada dua ko, satu nya di loker kamu pake aja, lagian berbagi kebaikan sesama saudara seiman itu kan di sukai Allah," Safeeya tersenyum.

Alessa pun mengambil baju yang di sodor kan Safeeya pada nya kemudian ia mebgucapkan terimakasih dan menanyakan kelas Safeeya agar bisa mengembalikan baju nya nanti.

"Sekali lagi makasih ka," Alessa tersenyum. Safeeya pun hanya mengangguk kan kepala nya setalah itu ia mendorong kursi roda nya menuju ke luar dari toilet.

"Ternyata di antara orang jahat msih ada orang baik," Alesssa tersenyum kemudian ia masuk ke bilik kamar mandi untuk mengganti baju nya.

Sedangkan di salah satu bilik toilet seseorang telah menyiap kan hal yang sangat spesial untuk Alessa.

🍁🍁🍁

A/N

kalo ada typo di komen ya
maklum nulis nya merem melek ga karuan.
Ini sord terpanjang loh, kalo suka tolong vote ga maksa ko:v

Melodi nya cantik ga?

Continue Reading

You'll Also Like

5.6M 376K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
1.4M 62.6K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
8.4M 518K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...