You're My Boy

By bucinnyaikon_

2.4K 582 932

Kim Jinhwan dan Kim Hanbin tapi bukan BxB💖 More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

13

49 14 8
By bucinnyaikon_

Tanpa pamit ke BK atau ke guru bahkan tanpa bilang ke Lia, gue langsung ikut Yoyo ke rumah sakit tempat Jinan di rawat. Jam udah menunjukkan pukul dua sebenernya. Satu jam lagi pulang, makanya gue berani gak izin keluar sekolah.

"Yo, kenapa Jinan sampai masuk rumah sakit?" tanya gue panik ke Yoyo.

"Tadi pas olahraga, kan jogging keliling lingkungan sekolah, nah tadi tuh pas mau nyebrang, si Rosie gak liat kanan kiri, terus si Jinan deh nyelametin Rosie. Alhasil, Jinan yang ketabrak mobil. Temen-temen langsung heboh dan Pak Jin- eh, Bang Jin, wagu banget gue panggil abang lo, Pak."

Elah Yoyo somplak! Malah bahas Bang Jin.

"Terus Bang Jin ngapain?" tanya gue ribet sendiri.

"Ambil mobil sekolah terus bawa Jinan ke rumah sakit. Soalnya tuh si pengendara mobil langsung kabur. Anak-anak ada yang ngejar tapi gak kekejar," lanjut Yoyo.

"Astaga! Kenapa gini sih? Tadi tu gue kepikiran Jinan. Gue sempet bilang ke Lia kalo perasaan gue gak enak, kayanya ada sesuatu yang terjadi sama Jinan," ucap gue sambil terus gak tenang.

Segini banget ya gue khawatir sama Jinan?😓😓

"Lo beneran sayang ya sama Jinan?" tanya Yoyo.

Gue natap dia. Tapi, gue diem. Gak tau mau jawab apaan. Gue aja bingung. Kayanya sih gue emang sayang sama itu Jinan.

Yoyo senyum, "Ryujin-ryujin, suka bingung gue sama lo,"

Apalagi gue, bang?

"Udah sampai, ayo turun!" ajak Yoyo terus dia keluar duluan.

Gue ngikut keluar mobil dan jalan beriringan sama Yoyo masuk ke rumah sakit.

"Maaf, mbak, mau tanya, untuk pasien bernama Jinan Budiawan di ruang apa ya?" tanya Yoyo ke resepsionis.

"Sebentar ya, mas," sahut suster itu lalu mencari sesuatu di bukunya.

"Di ruang VIP anggrek nomer tiga lantai dua," ucap mbak suster.

Gue dan Yoyo langsung naik tangga ke lantai dua dan mencari ruang yang disebutkan suster tadi.

"Nah, ini deh, kayanya," ucap Yoyo setelah kita sampai di depan sebuah kamar.

Yoyo membuka pintu ruang itu pelan dan benar, ada Jinan sama seorang cewek di sana.

"Loh, Rosie? Udah diobati luka lo?" Yoyo langsung nyapa cewek yang duduk di samping Jinan yang masih menutup matanya.

Astaga, Jinannya Ryujin ...

Gue natap khawatir ke arah Jinan. Itu tangan kanan Jinan juga di gendong. Dia patah tulang? Jinan😢😢 pengen nangis kan.

"Udah kok," ucap cewek itu, "Ini siapa?"

Gue noleh. Gue yakin yang dia tanyakan itu gue.

"Gue Ryujin," sahut gue singkat.

"Dia ekhem nya Jinan," timpal Yoyo.

Nah, ini nih yang gue maksud harus memahami bahasa, ekhem-nya, itu gak ada yang bisa di logika.

Terlihat cewek bernama Rosie itu mengangguk-angguk paham.

"Itu tangan Jinan patah?" tanya gue tanpa mengalihkan pandangan gue dari Jinan.

"Gak sampai patah. Cuman retak. Tapi, ya gitu, harus nunggu beberapa hari biar bisa pulih," sahut Rosie.

Gue diem. Paham sebenernya. Tapi, tetep aja gue gak bisa liat Jinan kesakitan.

"Yo, nanti lo ke sekolah ambil tas gue ya, gue mau di sini," ucap gue ke Yoyo.

"Udah biar gue yang nungguin Jinan. Gue yang udah bikin dia kaya gini," ucap Rosie.

Gue natap dia, "Gakpapa biar gue aja, Kak. Kak Rosie pulang aja. Itu luka biar cepet sembuh."

"Tapi--"

"Udah dengerin aja apa kata Ryujin," potong Yoyo.

Ah, Yoyo emang pengertian banget.

Beberapa saat kemudian, Rosie udah pergi. Katanya udah dijemput sama sopirnya gitu. Tinggal gue dan Yoyo. Jam tangan gue udah menunjukkan pukul empat sore dan Jinan belum buka mata.

"Ini orang tuanya Jinan udah dikabarin?" tanya gue ke Yoyo.

"Udah. Tapi, kata Bang Jin, orang tuanya lagi di luar negeri gitu. Terus kakaknya lagi di Bali," jawab Yoyo.

"Hah? Aduh, gimana ya?" gue mikir. Apa gue di sini aja ngurus Jinan?

"Lebih baik lo balik deh, Yo. Ambil tas gue dan tolong ambil baju ganti gue ya," pinta gue ke Yoyo dan diakhiri cengiran khas milik gue.

"Iye-iye, untung gue sayang lo, Ryu," sahut Yoyo.

"Aaa, makasih Yoyo, tambah ganteng deh," ucap gue.

Yoyo? Cuman rolling eyes ke gue haha.

Yoyo pun balik dan gue duduk di samping Jinan.

Gue tatap mata sayu dia yang masih terpejam. Adem banget. Kayanya dia nyaman gitu meskipun gue tau ini tu pasti sakit banget.

"Permisi!" seorang suster masuk ke kamar.

Gue cuma senyum.

"Biar saya cek pasiennya dulu ya, dek," ucap suster itu.

Gue mah ngangguk bae. Gak ngerti suster meriksa apa aja. Yang gue tau dari penglihatan gue, suster ngecek infus dan dicatet, lainnya gue gak tau.

"Sus, ini kenapa gak bangun-bangun dari siang ya?" tanya gue, "Pasti dia belum makan sus, gimana kalo dia gak sembuh-sembuh?" pertanyaan gue memberondong.

Suster tertawa kecil, "Tenang ya dek, pacarnya gak papa kok. Dia cuma tidur karena dikasih obat penenang aja. Lagian di infus ini udah ada nutrisi yang ikut masuk ke dalam tubuh dia. Dia akan bangun tengah malam kalo gak pagi."

"Sus, ini lukanya parah enggak?" tanya gue lagi.

"Enggak kok. Dua minggu pasti sudah sembuh. Hanya sedikit retak saja lengan kanannya. Jangan terlalu khawatir," jawab suster sambil senyum.

Senyum jahil gitu ke gue. Astaga.

Setelahnya, suster itu keluar dan tinggal gue sama Jinan.

"Jinan, lo kapan sadar sih? Gue khawatir tau gak sih?" gue ngomong sama Jinan yang masih tidur.

Gue rapiin selimut dia. Gue liat mukanya lagi. Gue liat tangannya yang retak. Balik lagi rapiin selimut. Astaga gue.

Waktu berlalu. Udah jam tujuh malem dan gue masih pake seragam sekolah. Kalo Jinan mah udah pake piyama rumah sakit.

"Ujin?" panggil seseorang sambil buka pintu. Yoyo.

Sama Bang Jin.

"Nih ganti dulu terus makan," Yoyo menyerahkan papper bag isi pakaian gue.

Gue ambil dan gue ganti baju di kamar mandi kamar ini. Gue gak mandi. Udah malem dingin wkwk.

Setelahnya gue keluar. Bang Jin sama Yoyo duduk di sofa yang disediakan dan gue ikut gabung.

"Makan dulu! Jangan sampai telat makan," kata Bang Jin sambil meletakkan nasi padang di depan gue.

Asik nasi padang. Kebetulan gue juga laper dari siang belum makan.

Gue makan sampai habis.

"Alhamdulillah kenyang," gumam gue.

"Ini tas lo," Yoyo nyerahin tas gue.

Gue senyum ke Yoyo, "Makasih Yoyo ganteng."

Bang Jin bangkit dari duduknya dan nyamper Jinan yang masih tidur.

"Gimana keadaannya?" tanya Bang Jin.

"Baik-baik aja, bang. Kata suster kalo gak nanti malem ya besok pagi Jinan bangun," sahut gue.

Bang Jin diem natap Jinan.

"Lo mau nginep sini?" tanya Yoyo.

Gue natap dia lalu ngangguk.

"Sama Yoyo?" tanya Bang Jin.

"Enggak, sendiri aja, Bang," sahut gue.

Bang Jin balik badan natap gue tajam.

"Elah, Jinan sakit, emang mau ngapain?" gue langsung ngomong gitu karena Bang Jin pasti khawatir kalo terjadi yang iya-iya.

"Percaya deh sama gue, bang. Ya ya?" ucap gue.

Bang Jin mikir.

"Bang~"

"Iye-iye, tapi besok pulang," sahutnya.

Gue ngangguk aja. Urusan besok mah belakangan. Masih besok juga. Lagian yang penting kan malam ini gue jagain Jinan.

"Yaudah abang sama Yoyo pergi ya," pamit Bang Jin.

Gue ngangguk.

"Ini kunci mobil lo. Mobil lo di basement ya?" Yoyo meletakkan kunci mobil gue di meja.

"Thanks bro!" seru gue.

Dan alhasil cuma gue sama Jinan deh di ruang ini. Gue duduk di sofa sambil setengah tiduran.

Gue ambil tas gue. Isinya hp, earphone, buku komik, sabun cuci muka, pelembab, sama liptint. Eh wait, kenapa ada komik? Gue kan gak bisa baca komik.

Astaga gue lupa. Gue gak buka hp seharian gila bae!

Hanbeen Sukambeeng : KASIH TAU GUE, LO DI... (15)
Lia Sayang : Woy lo kemana cuk??... (5)
Yoyoku : Woy (7)
🐏Hanbeen Sukambeeng🐏 panggilan tak terjawab (10)

Hanbin, astaga!

Gue langsung buka roomchat Hanbin.

🐏Hanbeen Sukambeeng🐏

Ser, nanti tunggu diparkiran ya. Gue masih ada tambahan. Cuma setengah jam.
13.20

Serlina?
14.09

Ser, gue diparkiran.
15.05

Lo dimana?
15.07

Gue ke kelas lo ya?
15.20

Ser, jangan bikin khawatir.
15.35

Panggilan tak terjawab 15.40

Panggilan tak terjawab 15.45

Panggilan tak terjawab 15.55

Kata Lia, lo udah pulang, kenapa gak bilang, sih?
16.05

Gue ke rumah lo aja deh.
16.15

Gue udah di depan rumah lo.
16.25

Panggilan tak terjawab 16.26

Panggilan tak terjawab 16.30

Panggilan tak terjawab 16.35

Gue pulang aja deh.
16.45

Ser? Lo kemana sih?
17.00

Panggilan tak terjawab 17.05

Panggilan tak terjawab 17.10

BALES COEG!
17.15

JANGAN BIKIN KHAWATIR!!! GUE KHAWATIR SETENGAH MAMPUS INI!
17.15

Panggilan tak terjawab 17.16

Panggilan tak terjawab 17.20

Serlina cantik sayang, maafin gue deh yaya?
17.30

KASIH TAU GUE LO DIMANA??? GUE TAU LO GAK DI RUMAH, KAN?
18.30

Astaga, Suhanbeen!!

Gue berniat nelpon dia. Gue liat Jinan masih pules tidur kan. Gue keluar kamar buat nelpon Hanbin.

"Halo? SER LO KEMANA AJA SIH BARU TELPON GUE? GUE KHAWATIR ANJEENG!!"

-
17/08/2019

Continue Reading

You'll Also Like

39K 3.6K 21
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
310K 3.5K 79
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
175K 8.6K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
78.5K 3.6K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++