Blind [KookMin]

By itsquinnzee

63.9K 8.3K 348

[SELESAI] Saat kau ingin menanyakan definisi sesungguhnya dari "Love is blind" Jungkook dan Jimin punya jawa... More

[🌙] 00; Prolog
[🌙] 01; Our Morning
[🌙] 02; Our Breakfast
[🌙] 03; Our Haters
[🌙] 04; Our Holiday
[🌙] 05; Jungkook Days
[🌙] 06; Our Scary Date
[🌙] 07; Our Problem
[🌙] 08; Our Lunch
[🌙] 09; Our First Meet
[🌙] 11; Our Insident
[🌙] 12; Our Insident (2)
[🌙] 13; I'm so sorry Jungkook
[🌙] 14; Eyes
[🌙] 15; Ending
[🌙] 16; Extra Part
[🌙] 17; Extra Part
[🌙] 18; Extra Part
[🌙] 19; Our Morning pt.2
[🌙] 20 ; Happy Ending

[🌙] 10; Would you.. Jimin-ssi?

2.5K 383 11
By itsquinnzee

20 April 2016
Selama sebulan ini aku full menjalani pemotretan, indoor dan outdoor, dan hari ini aku melakukan pemotretan indoor. Suasana yang berbeda, tema yang berbeda, konsep yang berbeda dan tempat yang berbeda namun dengan model yang sama—




"Ya Jimin-ssi, tahan posenya,"

"Nice,"

"Berikan aku senyuman,"

"Okay nice Jimin-ssi,"

"Ya sudah selesai,"

Jimin mendesah lelah lalu bangkit dari duduk di lantainya dan segera mendudukan dirinya diatas properti kasur yang di pakainya.

Hari ini mereka mengunakan konsep Sleeping Beauty,tapi bukan tema dan konsep yang menjurus menyerupai cerita Princess Disney. Tapi mereka memperkenalkan produk kasur keluaran terbaru dari pihak kerja sama gedung pemotretan.

Jimin tersenyum melihat Jungkook yang kini tengah memainkan kameranya.

Jungkook terlihat serius melihat gambar dirinya di dalam kamera dan itu terlihat sangat tampan di matanya.

Jimin sampai menghiraukan para staf yang sedang membantu membersihkan make upnya karna terlalu terpesona oleh Jungkook.

"Jungkook-ah, pindahkan dulu filenya kesini," Jungkook yang tadinya masih serius memuja Jimin dalam kameranya menoleh. Melihat rekan kerjanya di depan monitor ujung studio.

Jungkook mengangguk lalu melihat kembali pada Jimin yang masih sibuk disana. Ia tersenyum lalu mengedipkan matanya pada Jimin.

Jeon Jungkook sialan! batinnya kesal dengan muka yang memerah padam.

Selama sebulan berkerja sama dan bertemu hampir setiap hari membuat keduanya dekat. Sangat dekat malah.

Di setiap pemotretan selesai mereka akan berbincang di cafe atau studio sampai malam menjelang. Dan akhirnya Jimin akan ia antarkan ke rumahnya dengan selamat.

Begitulah kegiatan mereka, bagaimana tidak dekat jika banyak menghabiskan waktu bersama.

Awalnya mereka mengira jika terus bersama di satu tempat dan berbicara panjang lebar akan membangun kerja sama dan keakraban satu sama lain.

Jadi mereka tidak akan canggung jika bekerja nantinya. Namun itu semua lah yang membuat keduanya merasa ada yang aneh pada diri masing-masing.

Awalnya Jimin hanya merasa terkesan dengan Jungkook karna bisa memotret dengan indah dan bagus.

Namun lama kelamaan saat Jungkook memperhatikannya lebih dari sekedar patner kerja sama, ia merasa ada yang menjanggal pada hatinya.

Melihat Jungkook yang selalu tersenyum padanya, selalu ada saat ia butuh, dan sering kali Jungkook membawakannya makanan yang banyak.

Itu membuatnya sedikit demi sedikit melirik Jungkook dengan pandangan bukan sebagai patner kerja.

"Jimin-ssi, silahkan ganti baju dulu," Jimin sedikit tersentak saat salah satu staf memberinya baju ganti.

Jimin tersenyum lalu mengangguk dan berlalu ke arah ruang ganti dekat dengan posisi Jungkook.

Penasaran dengan apa yang Jungkook dan Yugyeom selaku rekan kerja Jungkook lalukan, ia melirik sedikit ke layar monitor yang sedang di perhatikan dengan serius oleh Jungkook dan rekannya itu.

Mereka tengah mengedit foto dirinya.

Sangat indah... batin Jungkook sambil memeperhatikan senyuman manis dan selalu berhasil membuatnya jatuh dalam pesonanya.

"Yang ini begini saja Kook? Bagus tidak?"

"Hmm, ya itu sangat bagus, tapi kurasa semua foto Jimin terlihat indah menurutku,"

Jimin merasakan wajahnya memerah mendengar penuturan Jungkook.

Ia segera berlari ke ruang ganti tanpa mengetahui Jungkook yang terkekeh melirik dirinya tadi.

Cklek Cklek Cklek

"Eoh? Terkunci?" Jimin mengerutkan keningnya saat ia tak bisa membuka ruang ganti dekat Jungkook.

"Yang itu memang terkunci, sedang dalam perbaikan, pakai yang sebelahnya saja," Jimin refleks menoleh saat Jungkook berujar dengan senyumannya disana.

Jimin mengangguk lalu membuka ruang ganti di sebelahnya dan masuk kedalamnya.

Jungkook tersenyum melihat Jimin, saat yakin jika Jimin sudah masuk ke dalam kamar ganti, Jungkook menjentikan jarinya untuk meminta perhatian teman-teman staf tempat kerjanya.

Semua rekannya itu langsung mendekati Jungkook, berdiri melingkar di sekitar meja untuk mengedit hasil foto.

"Bagaimana Kook? Jadi melakukannya?" Jungkook tersenyum lalu mengangguk sambil menyimpan telunjuknya di depan bibir.

Rekan-rekannya mengangguk paham, lalu Jungkook melangkah pelan dengan cepat ke arah ruang ganti yang di dalamnya terdapat Jimin yang sedang berganti pakaian.

K..lik

Jungkook tersenyum saat ia dengan penuh kehati-hatian mengunci pintu ruang ganti Jimin.

Ia menoleh kembali pada rekan-rekannya lalu mengode sesuatu pada mereka dengan tepukan tangan tanpa suara. Rekan-rekannya mengangguk kembali lalu berpencar.

Jungkook sendiri segera masuk ke ruang ganti sebelah Jimin yang awalnya sengaja di kunci olehnya tadi.

Jimin sendiri sedang memakai bajunya di dalam sana, ia menata rambutnya. Mencoba menonjolkan penampilan manisnya yang katanya Jungkook menyukai sisi manisnya.

Jimin mengambil ponselnya dan mengarahkannya pada cermin di depannya.

(abaikan bekron and rambut Jiminnya okay :" ini cuma gambaran Jiminnya sekarang)

"Hmm.. Nice! Aku yakin Jungkook menyukainya," Jimin terkekeh dengan pemikirannya. Ia melipat baju yang sebelumnya ia pakai lalu berbalik.

Cklek cklek cklek

"Huh? Terkunci?" Jimin mencoba sedikit mendorong pintunya yang tiba-tiba terkunci namun hasilnya nihil, ia tetap tak bisa membukanya.

Tok Tok Tok

"Holloo~? Anybody there? Jungkookie? You there?" Jimin mencoba memanggil sambil mengetuk pintu.

Jungkook yang masih berada di ruang ganti sebelah Jimin terdiam sebentar lalu sedetik kemudian ia terkekeh.

Jungkook melihat penampilannya di kaca lalu ia beberapa kali bergaya yang menurutnya tampan. Walau memang ia itu tampan.

Jungkook merapikan rambutnya lalu meronggoh ponselnya.

(abaikan bekron sama rambut kuki juga gaes:" )

"Tampan sekali, aku yakin Jimin menyukainya," ucapnya lalu terkekeh dan memotret beberapa kali dirinya di depan cermin.

Mengabaikan panggilan Jimin yang mulai panik di sebelahnya.

Jungkook lalu berbalik dan membuka pintu ruang ganti dengan sangat pelan.

Ia melihat rekan-rekannya sedang sibuk menaruh bunga dengan langkah yang di buat sepelan mungkin.

Studio fotonya terasa hening, dan yang terdengar hanya teriakan panik Jimin.

Jungkook tersenyum lalu ikut membantu segala hal agar rencananya berjalan lancar.

"J-jungkook! Help! Help me! hiks..," Jungkook refleks menoleh pada pintu ruang ganti Jimin. Ia tak tega namun persiapannya belum selesai.

Namun sepertinya semua sudah selesai walau ada sisi yang lumayan kosong. Ia sudah tak tega dengan Jimin.

"Sudah selesai, sana kalian bersembunyi," ucapnya pada rekan-rekannya. Mereka mengangguk lalu menepuk pundak Jungkook.

"Semangat," ucap mereka satu-satu membuat Jungkook sedikit gugup. Teman-temannya masuk dan bersembunyi di daerah yang tidak terlalu terekspos sekarang.

Setelah memastikan studio aman, ia lalu berlari sedikit ke arah ruang ganti Jimin, tangisan Jimin masih terdengar disana.

Klik

Cklek

"Jimin? Kau ba—

"JUNGKOOK!" Jungkook terkejut saat Jimin tiba-tiba memeluknya dan menangis di dadanya.

"Hey ada apa hm?" Jungkook terkekeh lalu mengelusi rambut Jimin sedangkan si mungil hanya bisa menangis terisak terus menerus.

"A-aku.. hiks pintunya.. hiks Jungkook-ah hiks...," Jungkook tersenyum lalu melepas pelukan Jimin. Ia menangkup wajah manis itu lalu menatap dalam mata Jimin.

"Kau sangat manis," pujinya membuat Jimin sedikit melupakan ketakutannya pada ruang ganti yang prngap itu.

"K-kau juga tampan," pujinya balik sambil melihat Jungkook dari atas sampai bawah.

Kenapa Jungkook memakai Tuxedo?

Jimin sedikit melihat ke belakang pundak Jungkook saat cahaya terang terlihat disana.

Sedetik kemudian ia tertegun.

"M-mwoya..," ia berkedip pelan lalu melihat kembali pada Jungkook.

Jungkook terkekeh lalu menuntun Jimin untuk mendekati tempat persiapan yang di lakukannya bersama rekan-rekannya tadi.

Jungkook membawa Jimin untuk duduk di sofa yang di kelilingi bunga itu pelan-pelan.

Jimin masih kebingungan disana, ia menatap sekeliling sambil mengelapi jejak air matanya yang berada di pipinya.

"Jimin-ssi," Jimin menoleh lagi pada Jungkook yang kini menatapnya dengan senyuman tampannya.

Entah kenapa Jungkook terlihat jauh sangat tampan kali ini.

Jimin masih mencerna apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Kenapa studio foto ini bisa berubah menjadi indah begini? Kenapa Jungkook memakai tuxedo? Kenapa ia bisa merasakan suasana romantis di sini?

Jungkook tersenyum melihat kebingungan Jimin. Ia bangkit lalu berlutut di hadapan Jimin yang terduduk di tengah sofa.

Jungkook meronggoh sesuatu di saku jasnya dan mengeluarkannya, ia lalu menunjukan sebuah cincin ke hadapan Jimin yang membulatkan matanya terkejut.

"Aku tau kita bahkan baru bertemu sebulan yang lalu, namun setiap harinya entah kenapa perasaanku berbeda padamu...," Jimin menutup mulutnya dengan tangan saat Jungkook berujar dengan lembut.

"Setiap hari aku selalu memastikan ketertarikanku padamu itu sekedar mengagumi atau apapun itu selain sebuah perasaan cinta... Aku merasakan bahagia saat melihatmu, aku bahkan selalu merindukanmu setiap detik, itu terdengar cukup menggelikan mungkin, tapi aku bersumpah itulah yang aku rasakan. Aku bukan hanya menginginkanmu Jimin.. Tapi aku membutuhkanmu dalam hidupku," Jungkook meraih sebelah tangan Jimin dengan tangannya yang lain.

"Setiap aku melihat ke dalam matamu.. Aku seolah menemukan belahan jiwaku, sang pelengkap hidupku.. Aku tak ingin bertele-tele tentang hubungan. Aku tak mau memulai semuanya dengan hubungan kekasih karna perasaanku tak sedangkal atau sesederhana itu, aku akan membahagiakanmu sebisaku seumur hidupku, aku sungguh serius untuk menjadikan dirimu benar-benar menjadi milikku—

Jungkook berdehem pelan lalu mengambil cincinnya dan menyimpan kotak cincinnya di bawah. Setelahnya ia menunjukan cincin indah itu di dekat jemari Jimin.

—Jimin-ssi.. Dengan semua yang aku punya di dunia ini, semua janjiku untuk membahagiakanmu, sumpahku untuk mencintaimu—

Jungkook menghela nafasnya lalu tersenyum dengan percaya diri pada Jimin.

Would you be my wife Jimin-ssi?" Jimin total tidak bisa menahan tangisannya lagi mendengar penuturan Jungkook. Ia mengangguk lalu menangis keras sambil memeluk leher Jungkook erat.

"Yess... Hiks— I w-want to be your wife Jungkook..," Jungkook tersenyum lebar lalu memeluk balik Jimin. Ia memejamkan matanya sambil mengecupi pundak Jimin pelan.

Tak lama rekan-rekannya keluar dari persembunyiaannya lalu bertepuk tangan melihat mereka.

Dan juga pintu depan studio terbuka menampilkan sahabat Jimin dan Jungkook beserta kedua orang tua mereka disana.

Jimin makin di buat terkejut namun ia sungguh merasakan perasaan yang bahagia dan hangat dalam hatinya.

Jungkook tersenyum melihat Jimin lalu mengajak Jimin berdiri yang kini si manis terlihat tersipu.

Jungkook meraih jemari Jimin dan menyematkan cincin indah itu di jari Jimin. Jimin sendiri masih sesegukan disana dengan pelan.

Jungkook tak bisa menahan rasa bahagianya melihat cincin itu kini sudah berada di jemari mungil nan manis itu.

Ia mengangkat jemari Jimin dan mencium cincin itu dengan lembut lalu ia juga mencium kening Jimin dalam.

Menghantarkan rasa bahagia yang membuncah dalam dirinya.

"Jangan pernah tinggalkan aku dalam keadaan apapun Jimin-ah,"

"Ya Jungkook, aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi. Aku bersumpah tak akan meninggalkan dirimu...,"











Dan hari ini sedikit berbeda dengan pemotretan sebelum-sebelumnya dengan Jimin. Ini benar-benar adalah hari terbaik sepanjang sejarah hidupku! Ah Tuhan... Tolong beritahu Jimin jika aku sangat mencintainya...

Continue Reading

You'll Also Like

10.4M 459K 62
"Spread your legs for a lollipop." #5 in FANFICTION✓ © sujinniie 2019-2020 ✓
5.9M 179K 26
No one even knew that it was possible, but seeing is believing. Usually werewolves meet their mates after they meet their wolves for the first time w...
469K 31.6K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
Luna By anya jayvyn

Teen Fiction

7.6M 330K 47
A bullied girl meets the popular new student. ***** "Still saying that you're perfectly okay?" Max whispers. I'm surprised to hear that his voice is...