Anya Aulia (SUDAH TERBIT)

By Rafiqabiasa

31K 1.6K 124

(Lanjutan dari I Love You Ketua OSIS ya) Dalam kehidupan ini Anya berhasil melewati masa-masa yang sulit dala... More

BAB 1 REVISI
BAB 2 REVISI
BAB 3 REVISI
BAB 4 REVISI
BAB 5 REVISI
BAB 6 REVISI
BAB 7 REVISI
BAB 8 REVISI
BAB 9 REVISI
BAB 11 REVISI
BAB 12 REVISI
BAB 13 REVISI
BAB 14 REVISI
BAB 15 REVISI
Bagian #16
Bagian #17
Bagian #18
Bagian #19
Bagian #20
Bagian #21
Bagian #22
Bagian #23
Bagian #24
Bagian #25
Bagian #26
Bagian #27
Bagian #28
Bagian #29
Bagian #30
Bagian #31
Bagian #32
Bagian #33
Bagian #34
Bagian #35
Bagian #36
Bagian #37
Bagian #38
Bagian #39
Bagian #40
Bagian #41
#Bagian 42
#Bagian 43
#Bagian 44
#Bagian 45 (Last)
pengumuman
PO NOVEL I LOVE U KETUA OSIS
INFORMASI
OPEN PO ANYA AULIA

BAB 10 REVISI

728 44 1
By Rafiqabiasa

     Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏

Udah kelewat ya lebarannya, maaf banget jarang up, doain ya hari ini aku mau up sebanyak-banyaknya

      Mereka berdua sudah sampai di rooftop. Adam mendudukan Anya di kursi panjang dengan posisi kaki Anya yang di luruskan di atas kursi.

“Ngapain lo ngajak gue ke sini?” Protes Anya sambil menyimpan kedua sepatu di bawah lantai.

“Gue yakin lo mau ke sini kan?” Tanya Anya.

“Engga, gue mau ke kelas gue dulu, sotoy banget lo!”

“Salah mulu gue. Yaudah sana kalau lo mau ke kelas” Ujar Adam sambil duduk di kursi single samping Anya.

Ah kaki gue kenapa harus keseleo segala sih batin Anya.

“Gak jadi ke kelas?” Tanya Adam, karena dari tadi Anya diam saja.

“Gak” Ujar Anya.

“Eh, lo inget tempat ini gak?” Tanya Adam.

“Gak” Ujar Anya.

“Serius?, menurut gue tempat ini tempat dimana gue bisa ngomong gue-lo sepuasnya, tempat dimana kita sering berantem” Ujar Adam sambil tersenyum menatap ke depan.

Anya tersenyum tipis mendengar apa yang di bicarakan Adam, tanpa menanggapinya.

“Di tempat ini juga lo gak percaya kalau gue ketos, terus lo maen HP di saat anak-anak SMA ini gak bawa HP” Ujar Adam.

Anya melihat Adam yang bercerita di sampingnya. Mata Adam kini terlihat sangat sedih saat menceritakan itu semua, membuat Anya merasa bersalah sudah membohonginya.

“Oh iya satu hal lagi yang gaakan pernah gue lupa dari tempat ini. Di sini lo pernah nangis karena gue, katanya lo suka sama gue tapi waktu itu lo udah jadian sama Pak Romi” Ujar Adam sambil masih tersenyum.

Geli gue dengernya ih, gue gitu karena dia cinta pertama gue batin Anya.

“Gue kayak gitu?, gak mungkin” Ujar Anya pura-pura lupa.

“Iya bener, lo waktu itu di tembak sama Pak Romi, padahal gue juga mau nembak lo. Terus, abis lo di tembak Pak Romi tangan gue kan luka, itu karena gue nonjok kaca kamar mandi” Ujar Adam sambil menatap Anya.

Gue baru tau alasan luka itu batin Anya.

“Gue gak inget” Ujar Anya masih pura-pura lupa.

“Gapapa lo gak inget, yang penting gue inget. Nanti biar gue aja yang cerita masa SMA ke anak-anak kita” Ujar Adam menatap Anya dalam.

Anya membalikkan wajahnya menatap langit yang kini tengah cerah. Dia merasa tidak bisa mengontrol perasaannya, dia takut jatuh cinta kedua kalinya dengan Adam.

“Kenapa buang muka?, jatuh cinta lagi sama gue?” Tanya Adam.

“Lo jelek soalnya” Jawab Anya asal.

“Yakin gue jelek?, padahal lo dulu suka terpesona sama kegantengan gue” Ujar Adam sambil memegang dagunya.

“Pede lo!” Ujar Anya menatap Adam.

“Hahaha, iya dong harus pede” Ujar Adam.

“Lo tau gak apa bedanya lo sama preman?” Tanya Adam tiba-tiba.

“Lo mau gombalin gue?” Tanya balik Anya.

“Jawab aja elah”

“Apa?” Tanya Anya patuh.

“Gak ada bedanya, kalian sama-sama galak, hahaha” Ujar Adam.

Si Culun di diemin ngelunjak ya, liatin aja akan gue bales dia batin Anya.

“HAHAHA” Ujar Anya tertawa terpaksa.

“Seneng kan lo di samain sama preman?” Tanya Adam.

“Gak, muka lo lo tuh mirip sama Petot!” Ujar Anya menatap wajah Adam dari dekat, membuat Adam memundurkan wajahnya.

“Siapa itu?” Tanya Adam.

“Orang gila deket rumah gue, hahaha” Ujar Anya tertawa senang.

“Lo kalau ketawa nambah cantik Per” Ujar Adam sambil menatap wajah Anya dengan tersenyum.

Please jangan liatin gue kayak gitu! batin Anya.

Mendengar ucapan Adam. Anya segera berhenti tertawa dan memasang kembali wajah dinginnya. Anya harus berpura-pura lagi.

“Per?, maksud lo gue suka makan Per?”

“Oh iya lo lupa ya. Per itu nama panggilan gue buat lo, panjangnya itu cewe preman”

“Terus panggilan dari gue buat lo apa?”

“Culun”

“Culun?, emang pasti sih lo di panggil itu” Ujar Anya.

Tiba-tiba pintu rooftop terbuka lebar dan memperlihatkan Polo dan Husna yang telah berdiri menguping pembicaraan. Mereka masih belum saja kalau pintu rooftop terbuka lebar.

“Kenapa si Adam berhenti ngomong ya rut?” Tanya Polo.

“Sutt!, jangan banyak omong lo Polong, nanti kita ketauan” Ujar Husna.

Anya dan Adam tertawa dalam hening melihat mereka yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Jaket yang di pake Husna kayak jaket punya gue. Gue yakin itu jaket gue yang masih Anya simpen batin Adam.

“Gue pernah denger dari Nenek gue. Katanya kalau suka ngupingin orang, nanti telinganya jadi gede kayak yoda” Ujar Anya.

Husna dan Polo melihat ke depan. Mereka baru sadar pintu sudah terbuka lebar. Husna tersenyum kikuk bergitu juga dengan Polo.

“Eh ada Anya, gue kira tadi yang ngobrol bukan kalian” Ujar Husna sambil menghampiri mereka.

“Iya Nya bener, gue kira tadi ada kecoak ngobrol di sini” Ujar Polo sambil ikut menghampiri mereka.

“Kecoak?, ih gila lo, hahaha” Ujar Anya diiringi tawa.

“Ngapain kalian ngupingin kita?” Tanya Adam serius.

Husna dan Polo sudah duduk di kursi panjang yang ada di samping Anya. Rooftop sekolah Anya sekrang seperti markas untuk kumpul-kumpul, karena ada banyak kursi yang biasanya dijadikan tempat kumpul para anak muda.

“Kita di sini mau ngejagain Anya, takutnya dia diapa-apain sama lo”

“Iya betul” Ujar Husna.

“Ya kali gue mau diapa-apain sama dia” Ujar Anya.

“Emang lo gak mau?” Tanya Adam.

“Ya gamau lah” Ujar Anya.

“Tapi kalau gue nikahin lo, lo mau gak?” Tanya Adam.

Omaygadd. Nih orang gombalin Anya dengan muka datar, gue yakin dia bukan playboy kayak Kak Dillah. Anya lo harus berterima kasih sama gue karena gue udah pertemuin lo sama dia batin Husna.

“Ni..nikah?, gila lo!” Ujar Anya gugup.

“Kenapa?, lo takut?” Tanya Adam lagi.

“Takut?, gak lah. Memang apa yang harus ditakutin dari pernikahan?”

“Perceraian”

“Perceraian itu kan terjadi karena mereka sendiri. Gue gak takut, karena gue akan selalu jaga pernikahan gue biar gak cerai”

“Bijak lo!” Ujar Adam tersenyum.

“Udah deh jangan ngomongin nikah segala” Ujar Husna.

“Sirik aja lo!” Ujar Adam.

“Lo tadi sama Polo mesra-mesraan ya?” Tanya Anya.

“Gue mesra-mesraan sama si Polong?, ya enggaklah. Dia bukan tipe gue, tipe gue yuh kayak Dani” Ujar Husna.

“Lo juga bukan tipe gue Garut. Gue yakin si Dani juga gaakan suka sama lo, geer banget jadi cewek!” Ujar Polo.

“Kayak lo kenal sama si Dani aja, Dani siapa coba?” Tanya Husna.

“Tau lah, pasti lo ngomongin Dani Nugraha kan?, itu bestai gue. Gue bilangin ya lo ke dia” Ancam Polo.

“Oh kalian temenan, gue cuman bercanda doang. Lo jangan ngadu ya” Pinta Husna sambil menyenggol lengan Polo pelan. Polo melipat kedua tanggan di depan dadanya.

“Lo kenal si Dani dari mana?” Tanya Adam.

“Dani mahasiswa pindahan di fakultas gue sama Anya” Jawab Husna.

“Kalian fakultas apa?” Tanya Adam lagi.

“Fakultas pertanian” Ujar
Husna.

“Anya masuk pertanian?” Tanya Adam dan Polo bersamaan.

“Emang kenapa sih?” Tanya Anya.

“Aneh lo. Lo di Bandung di rukiyah?” Tanya Polo.

“Enggak njir. Gue awalnya gak mau kuliah, tapi si Aliya nyuruh gue kuliah mulu dan ternyata dia udah daftarin gue ke fakultas pertanian itu, eh waktu di cek ternyata gue lulus” Ujar Anya.

“Ini baru Anya, hahaha” Ujar Polo tertawa.

“Hahaha, lo gak berubah” Ujar Adam ikut tertawa.

“Anya Anya, pantesan lo jarang ngampus” Ujar Husna sambil menggeleng-geleng kepala.

Tiba-tiba ponsel Anya berdering. Anya mengambil ponsel yang ada di tas slempangnya dan menjawab panggilan telepon dari Dani.

“Kenapa Dan?”

Husna bergegas menghampiri Anya, dan duduk di kursi depan kaki Anya.

“Kaki gue sakit, jangan di dudukin!” Ujar Anya.

“Enggak ih jauh, eh itu siapa?” Tanya Husna.

“Dani”

“Gue yang jawab ya” Pinta Husna.

Anya memberikan ponselnya ke Husna. Husna berdiri dan sedikit menjauh dari posisi ketiga orang itu.

“Lo juga inget Dani?” Tanya Adam.

“Inget lah, dia kan sahabat gue juga kayak Polo”

“Lo inget mereka, tapi gak inget gue?” Tanya Adam lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

Azallea By tria

Teen Fiction

1.8K 919 12
Ketika sebuah ketakutan, menjadi kekuatan. ---- Kita dipertemukan dan diperkenalkan oleh keadaan, dan kamu selalu menolongku, seolah takdir mengataka...
16.4M 862K 76
#VERNANDOSERIES 2 🤴🏻 Novel ICE PRINCESS bisa kamu dapatkan di shopee : glorious.official16, tokotmindo, linibuku (jangan beli bajakan ya!) Salam sa...
40.7K 4.5K 16
Bagaimana jadinya jika ratu es bertemu dengan playboy seperti Dirgya? Vanessa yang beku apakah akan mencair? Dirgya memang bukan cinta pertamanya, t...
16.1K 520 102
Serangkaian kata unfaedah yang mengandung sejuta kerecehan mutlak. Jikalau readers kesel plus ngakak, author ga mau tanggung jawab. Silakan dicoppas...