My Enemy?

By 100brightstars

18K 2K 414

Johnny dan Jaehyun. Keduanya itu bagaikan dua kutub magnet yang sama,tidak akan pernah bisa bertemu.Jika John... More

Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13

Part 1

3.1K 216 36
By 100brightstars

Casts:

-Jaehyun

-Johnny

Star peringatkan, jangan harap menemukan romance disini. ini JohnJae, tapi Star tidak bisa menjamin adanya romance

silahkan membaca jika kalian tetap ingin

Happy Reading

Lingkungan sekolah menengah dipagi hari mulai ramai. Hilir mudik mobil bergantian keluar masuk mengantar para pelajar yang akan menuntut ilmu di sana. Beberapa sisanya ada yang berjalan kaki, ada yang berlari kecil berusaha sampai ke kelas untuk mengerjakan tugas rumah yang belum selsai. Murid perempuan bergosip sambil berjalan memainkan rambutnya berusaha menarik perhatian para laki-laki dengan aksesoris dan juga rok pendek mereka. Murid laki-laki berjalan dengan angkuh berusaha menunjukkan pesonanya. Semua terlihat seperti sekolah pada umumnya, dimana para pelajar merasa senang berkumpul dengan kawan-kawan namun disisi lain sangat muak menghadapi rumitnya pelajaran. Namanya NCT School, salah satu sekolah elit di Seoul. Terkenal dengan murid-murid nya yang merupakan anak keluarga terpandang, kaya raya, entah itu anak pejabat, anak pengusaha atau pewaris dikeluarganya. Jika pun ada murid sederhana pastilah hanya murid yang menerima beasiswa karena kepintarannya. Tidak punya uang maka tidak akan bisa mendaftarkan diri disekolah itu, biayanya mahal, fasilitasnya lengkap, semua ada. Perpustakaannya yang besar, lapangan yang luas, gedung yang besar, aula dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas lainnya. Karena reputasi itulah pergaulan di sekolah ini jadi tidak sehat, sistem murid-murid disana adalah jika kau bukan anak orang kaya maka kau tidak bisa berteman denganku dan sistem itu merupakan petaka bagi sang penerima beasiswa.

Kalau sudah seperti itu berarti tidak akan lengkap jika tidak menemukan pem bully disekolah ini. Seorang dengan kuasa yang kuat dan ditakuti. Posisi itu diisi oleh Johnny anak dari pemilik sekolah, bukan anak satu-satunya karena Ia masih memiliki adik bernama Mark yang juga sekolah disana. Johnny terkenal sangat ditakuti apalagi dikalangan murid penerima beasiswa, meski begitu Ia tetap dikagumi. Ia nakal, sedikit angkuh, tapi sialnya tetap pintar. Ia bersama teman-temannya Ten dan Yuta selalu menarik perhatian. Johnny yang paling menjulang karena Ia yang paling tinggi diantara teman-temannya. Selalu ditunggu kedatangannya karena koridor sekolah dipagi hari tidak lengkap jika sosok tinggi itu tidak lewat menelusuri koridor.

"Wah wah kelinci manis ini seorang diri ternyata"

Johnny menghampiri salah satu murid yang duduk sendiri di kursi paling belakang kelas. Duduk disamping pria manis yang langsung ciut nyalinya saat sang singa datang.

"Hey Winwin dimana guardianmu? Belum datang yah?" Johnny mulai iseng menarik-narik dasi yang dikenakan Winwin. Yuta dan Ten hanya melihat saja, mereka sudah duduk di bangku mereka masing-masing.

Winwin hanya diam saja, sudah biasa Ia menghadapi Johnny teman sekelasnya. Tetapi nyali nya tetap saja ciut menghadapi pria kelebihan kalsium ini. Ia tidak bisa melawan, Ia tidak punya kuasa, Ia bukan siapa-siapa. Winwin hanyalah seorang yang beruntung menerima beasiswa di sekolah ini. Dan inilah resikonya, menjadi kelinci santapan sang singa.

"Hey kalau ditanya jawab. Kau kan pintar, tidak tuli kan?" Johnny mulai menarik-narik pelan telingan Winwin, yang hanya pasrah saja menerima perlakuan Johnny.

"Bisakah kau minggir?"

Suara dingin yang barusan keluar bukanlah suara Winwin. Melainkan suara seseorang yang baru datang yang sudah berdiri dibelakang Johnny. Semua orang dikelas langsung terdiam dan menolehkan kepala mereka kebelakang. Menyaksikan pemandangan yang jelas saja sangat disayangkan jika dilewatkan. Yuta dan Ten mulai saling menatap dan menunggu apa yang akan terjadi setelahnya, tidak ada niatan dari mereka untuk ikut campur. Jika mereka terlibat maka tidak akan seru lagi pertandingan yang mungkin akan terjadi beberapa saat lagi.

"Oh jadi disini rupanya. Dia baru datang. Guardian mu" Johnny menoleh kearah orang yang berdiri dengan wajah datarnya.

"Itu tempatku, aku mau duduk. Kembalilah ketempatmu dan menyingkirlah"

"Kalau akau tidak mau bagaimana? Kau cari saja tempat lain. Aku ingin duduk disamping orang pintar" ucap Johnny santai, dengan seenaknya malah duduk bersandar dan menyilangkan tangannya di dadanya sambil menatap pria dihadapannya, alias pemilik bangku yang didudukinya.

Tanpa disangka orang tersebut malah menarik kerah baju Johnny, tangan pucatnya memaksa Johnny untuk berdiri. Semua orang dikelas sudah hampir memekik melihatnya. Yuta dan Ten sudah siaga jikalau temannya melakukan hal yang berlebihan nanti. Johnny yang tidak terima balas mencengkram kerah baju orang yang dengan seenaknya menariknya ini.

"Ini masih pagi dan aku muak menghadapimu, jadi minggir"

"Kau pikir aku tidak muak dengan wajah pucatmu?"

Orang tersebut sudah mengepalkan tangannya hampir saja dia memukul wajah menyebalkan Johnny yang seperti mengejeknya jika saja Winwin tak menghentikan.

"Jaehyun"

Sang pemilik nama yang tangannya sudah mengepal diudara, melihat kearah Winwin yang berada dibelakang punggung Johnny. Winwin menggelengkan kepalanya menandakan dirinya untuk berhenti. Jaehyun dengan berat hati melepasakan salah satu cengkaraman tangannya di seragam Johnny dengan sedikit mendorong kasar orang bertubuh jangkung tersebut. Johnny merapikan kerah bajunya, begitu juga dengan Jaehyun. Keduanya saling tatap, tatapan yang tajam bagai elang yang siap menerjang mangsanya. Jaehyun memutuskan kontak mata diantara keduanya kembali duduk ditempatnya disamping Winwin, dengan sengaja menubrukan bahunya dengan kasar ke bahu Johnny.

"Yo bro, sebentar lagi Kim saem datang" Ten yang takut jika Johnny akan meledak kapan saja menarik temannya itu duduk ke bangku asalnya. Dan semua teman-teman yang lain kembali kepada kegiatan mereka masing-masing ketika pertunjukan sudah selesai.

Johnny mungkin bisa diibaratkan sebagai singa, ditakuti, tak ada yang berani padanya. Tidak ada satupun yang berani melawannya. Pengecualian untuk orang bernama Jung Jaehyun. semua orang tau, jika lawan yang seimbang untuk Johnny hanyalah Jaehyun. orang yang bername tag Jung Yoon Oh namun lebih suka dipanggil Jung Jaehyun itu adalah satu-satunya orang yang berani melawan Johnny. Jika Johnny adalah singa maka Jaehyun adalah beruang. Keduanya sama-sama ganas, terlalu ditakuti dan tidak ada satupun yang berani dengan mereka. Bedanya adalah, jika Johnny punya Yuta dan Ten sebagai teman-temannya maka Jaehyun hanya memiliki Winwin. Jaehyun bukan lah seorang pem bully, dia bahkan tidak pernah menindas siapa pun. Jaehyun lebih dikenal dengan manusia es, terlalu dingin tidak banyak bicara, hanya bicara seperlunya, ketika Ia ditanya, melakukan siaran radio dan termasuk tadi jika melawan Johnny. Ia tidak peduli dengan orang sekitarnya, teman yang hanya bisa diandalkannya hanya lah Winwin, teman sebangkunya tidak ada lagi yang lain.

Banyak yang mengaguminya, siapa yang tidak kenal kulit putihnya yang bisa membuat para wanita iri? Siapa yang tidak kenal wajah tampannya? Siapa yang tidak kenal suaranya? Suara yang selalu mengisi siaran radio di sekolah ketika waktu istirahat. Jaehyun itu mempesona, bagi wanita maupun pria. Semua ingin berteman dengannya, sayangnya Jaehyun terlalu tertutup, seperti berlian yang dilindungi kotak kaca yang bisa dilihat tetapi tidak bisa disentuh. Satu lagi yang membuat Jaehyun jadi dambaan semua orang adalah, dia merupakan satu-satunya pewaris dari Jung's Corp yang sekarang dikuasai oleh ayahnya Jung Yunho. Jaehyun itu kaya raya, bahkan bisa dikatakan yang paling kaya disekolah ini. Itu dia yang membuatnya didambakan orang tetapi juga membuat orang minder merasa tak pantas berada disampingya.

Johnny dan Jaehyun. Keduanya itu bagaikan dua kutub magnet yang sama, tidak akan pernah bisa bertemu. Sekalinya bertemu pastilah hanya pertengkaran diantara mereka berdua. Jaehyun sebenarnya tidak peduli jika Johnny mengganggu siapapun, tapi tidak dengan Winwin. Jaehyun akan jadi yang paling depan membela teman satu-satunya itu. Dan karena itu juga Johnny lebih senang mengganggu Winwin karena Johnny merasakan perlawanan walaupun bukan berasal dari orang yang ditindasnya. Kehadiran Jaehyun yang selalu membela Winwin itu membuatnya puas. Johnny dan Jaehyun pernah berkelahi dengan hebat, pukul-pukulan sampai mema-memar wajah mereka. Mereka itu jagoan yang selalu ingin terlihat paling hebat. Walau pada akhirnya tidak ada yang menang dan kalah diantara mereka karena selalu ada Yuta dan Ten atau bahkan Winwin yang memisahkan keduanya. Ruang konseling bukan lagi tempat asing bagi mereka karena jika berkelahi mereka akan berakhir disana. Lee Jinki guru konseling hanya bisa geleng-geleng kepala jika dua orang itu sudah masuk ruangannya. Bagaimana tidak pusing? sudah hampir tiap hari mereka masuk ruangan ini. Dan Ia selalu pusing hukuman apa yang pantas diberikan. Yang satu anak pemilik sekolah, yang satunya lagi anak dari penyumbang dana terbesar sekolah, semuanya bagaikan pangeran, Ia bagai menghukum anak raja saja. Meski begitu Lee Jinki tetap objektif, Ia tetap memberikan hukuman kepada keduanya, berlari keliling lapangan, membersihkan kolam renang, tugas tambahan atau sebagainya sudah semua diberikan tapi tetap saja keduanya tidak pernah kapok mampir keruangannya.

Lebih pusing lagi Taeil, sang ketua osis sekaligus ketua broadcasting yang memimpin jalannya siaran radio yang selalu di putar ketika jam istirahat sekolah. Jaehyun dan Johnny itu sama-sama DJ Radio disana. Taeil sempat menerima ancaman dari Johnny untuk tidak menyatukan jadwal siarannya dengan Jaehyun. Johnny dan Jaehyun juga selalu membuat suasana rapat menjadi kacau jika mereka akan mengadakan acara. Seperti sekarang ini, Taeil sudah dengan pelan memijit kepalanya saat Jung Soo Jung meminta ijin padanya untuk tak siaran dulu hari ini karena suaranya yang serak akibat karaoke semalam suntuk.

"Sunbae I'm sorry" ucap Soo Jung kepada Taeil dengan suara seraknya, wanita itu kini melirik Jaehyun yang sudah duduk santai di ruang siaran "Jaehyun tidak apa kan? aku benar-benar tidak bisa siaran, suaraku hilang"

Jaehyun hanya diam saja tidak menjawab partner DJ nya.

"Script hari ini untuk dua orang, jika kau tidak bisa menggantikan siapa lagi?"

"Kau saja"

"Aku ada rapat osis setelah ini"

"Doyoung?"

"Doyoung sedang ada latihan vokal untuk mewakili sekolah dalam kompetisi"

"Jonghyun sunbae?"

"Jonghyun sedang sakit. Ia tidak masuk hari ini"

Soo Jung berpikir sebentar, jari telunjuknya bermain diatas dagunya dengan mata yang menerawang. Ia menjentikan jarinya saat menemukan satu solusi

"Ah, bagaimana dengan Johnny?"

Taeil langsung melebarkan kedua matanya mendengar saran Soo Jung. Jaehyun yang tadinya diam saja juga langsung mengangkat kepalanya dan menatap Soo Jung tidak suka.

"Apa kau gila? Tidak mungkin" ucap Taeil pelan.

"Kita cuma punya enam DJ disini. Aku, Jonghyun sunbae, kau, Jaehyun, Johnny dan Doyoung. Kau bilang tadi ada rapat osis, Doyoung latihan vokal dan Jonghyun sunbae sedang sakit, siapa lagi yang tersisa? Hanya Johnny saja. Dan kau bilang script hari ini untuk dua orang, yasudah panggil saja dia untuk siaran menemani Jaehyun"

"Aku tidak sudi" ucap Jaehyun dingin.

"Mau tidak mau kau harus menerimanya. Jika kau tidak sudi, dari awal saja kau tidak usah jadi DJ disini. Ini organisasi kau harus bekerja sama satu dengan yang lain" ucap Soo Jung tak kalah dingin. Jaehyun diam, Ia tidak bisa membalas perkataan wanita cantik yang memiliki marga yang sama dengannya. Karena biar bagaimanapun perkataan yang dilontarkan wanita itu ada benarnya juga.

"Panggil saja Johnny untuk menemani Jaehyun. Kasihan Jeno dan Renjun yang sudah susah payah membuat script hari ini jika tidak disiarkan. Aku lihat script nya tadi sangat bagus dan menarik untuk didengar" lanjut Soo Jung.

"Baiklah" Taeil menuruti apa yang disarankan Soo Jung, melihat Jaehyun yang sepertinya juga tidak peduli lagi.

.

.

.

"What? Aku siaran denganmu?" Johnny sedikit terkejut saat Ia membuka pintu ruang broadcast dan melihat Jaehyun yang sudah duduk santai menggunakan earphone sambil membaca buku, entah apa. Jaehyun meliriknya sekilas dan kembali terfokus pada buku yang dipegangnya.

Johnny tadi memang dipanggil Taeil seniornya untuk mengisi posisinya Soo Jung yang tidak bisa siaran. Ia tidak tau jika partner Soo Jung hari ini adalah Jaehyun. Johnny pikir Doyoung atau Jonghyun sunbae. Tapi malah lelaki pucat yang duduk disana. Jika seperti ini sih dia tidak akan sudi datang kesini. Belum pernah terjadi sebelumnya Ia duduk disamping Jaehyun dimeja siaran dibalik microphone dan menyiarkan radio yang akan didengar seantero sekolah. Johnny tidak bisa membayangkan, suara mereka pasti tidak akan bisa menyatu.

Johnny merogoh kantong celana seragam sekolahnya ketika merasakan ponselnya bergetar. Ia melihat Taeil yang mengirimkan pesan padanya.

'Maaf aku tidak memberitahumu jika partnermu adalah Jaehyun. Jonghyun sedang sakit, Doyoung juga ada latihan vokal dan aku sedang ada rapat osis. Jeno dan Renjun hari ini membuat script untuk dua orang. Jika tidak digunakan kasihan kerja keras mereka disia-saiakan jadi kumohon kesampingkan ego mu untuk hari ini dan lakukanlah siaran dengan baik. Aku akan mendengarnya. Ingat! Jangan bertengkar!'

Johnny menghembuskan napasnya dengan berat dan memasukan kembali benda persegi itu kedalam kantong celananya. Dia tidak bisa menolak, anggaplah Ia mengharagai Jeno dan Renjun sahabat dari adiknya yang bernama Mark. Jika bukan karena kedua orang itu Johnny tidak akan sudi. Ia mengambil script yang ada dimeja dan membacanya sekilas. Melirik Jaehyun didalam ruang siaran, dengan berat hati Ia masuk kedalam dan duduk disamping Jaehyun sedikit menjaga jarak.

"Aku harap kau melakukan siaran ini dengan baik" ucap Jaehyun sinis.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu" Johnny mendecih dan memakai earphone nya. Menekan beberapa tombol untuk memulai siaran mereka.

Suara nada dentingan piano mulai terdengar di setiap sudut, menemani para murid yang sedang menghabiskan waktu istirahat mereka. Dentingan piano yang menandakan siaran radio akan segera dimulai.

"Hmm...cuaca hari ini cerah sekali. apa kalian sudah makan siang? Aku harap sudah, jangan sampai kalian merasa lapar. Karena setelah ini kalian akan menghadapi hari yang berat lagi menghadapi beberapa jam pelajaran yang tersisa" Jaehyun mulai membuka segmen pertamanya menyapa para pendengar. Johnny hanya tersenyum miring, mendengar Jaehyun yang mungkin sengaja membuat suaranya agar terdengar lebih manis.

Para wanita yang mendengar tentu saja senang karena mereka tau suara siapa yang barusan menyapa. Suasana kantin yang sudah riuh tambah riuh lagi ketika mendengar suara Jaehyun.

"Bersama DJ Johnny disini dan..."

"Jaehyun"

"Akan menemani waktu istirahat kalian di NCT Radio. So, teman-teman stay tuned" Johnny menekan beberapa tombol dan terputarlah sebuah lagu.

Semua murid yang mendengar seketika membeku. Saling pandang satu sama lain. Yuta dan Ten bahkan terbatuk tersedak makanan mereka. Winwin sudah menjatuhkan roti satu-satunya menu makan siangnya. Suasana kantin yang tadinya ricuh dan berisik seketika sunyi, sampai beberapa detik kemudian...

"DAEBAK!"

Sahut semua orang bersamaan. Ini berlebihan tapi begitulah kenyataannya. Mereka terlalu terkejut ketika mendengar bahwa hari ini dua DJ sang musuh bubuyutan yang banyak penggemarnya itu siaran bersamaan. Ini langka, tidak pernah terjadi sebelumnya. Beberapa murid wanita mulai histeris dibuatnya, betapa mereka mengagumi perpaduan suara keduanya yang pas. Ini benar-benar hiburan yang luar biasa untuk mereka. Sementara Ten, Yuta dan Winwin yang berada di tempat mereka masing-masing mulai memasang wajah was-was, pasalnya Johnny dan Jaehyun itu tidak akan mungkin dan tidak akan bisa disatukan bagaimanapun itu caranya dan situasi apapun tak akan pernah bertemu dua kutub magnet yang sama itu.

Suara lagu yang diputar perlahan menghilang. Dua DJ kembali bersiap untuk membawa kembali siaran mereka. Jaehyun dan Johnny sudah memasang earphone mereka masing-masing. Jaehyun membaca sekilas script yang ada ditangannya dan mulai mendekatkan bibirnya ke microphone.

"Nah itu tadi lagu pembuka kita Coldplay - Hymn For The Weekend. Johnny untuk siaran kali ini, pembahasan menarik apa yang akan kita bahas?" Jaehyun berusaha sebisanya agar nada bicaranya terdengar baik-baik saja walau pada nyatanya Ia tidak sudi pura-pura ramah pada orang yang ada disampingnya ini.

"Hari ini, kita akan sedikit bernostalgia dengan masa lalu kita. Masa kecil dimana kita masih sangat dimanja oleh kedua orang tua kita" Johnny juga sama seperti Jaehyun. mencoba profesional menjalankan siarannya kali ini.

"Sudah ada beberapa teman kita yang mengirimkan pengalaman masa kecil mereka yang sangat menyenangkan dan menarik" lanjut Johnny "DJ Jaehyun, ada cerita dari siapa yang menurutmu sangat menarik?"

Jaehyun membaca scriptnya memilih beberapa cerita yang dikumpulka Jeno dan Renjun "Ah ada cerita dari Chenle. Kelas sepuluh satu. Aku sangat senang ketika hari ulangtahunku datang, karena kedua orang tuaku selalu mengajakku piknik bersama, betapa aku sangat merindukan masa itu karena ketika aku masuk sekolah menengah mereka sudah tidak pernah melakukannya lagi, mereka pikir aku sudah dewasa dan tidak pantas untuk piknik bersama lagi aaah Chenle hoobae, jangan bersedih mereka mungkin akan menyiapkan sesuatu yang lain untuk ulangtahunmu yang berikutnya"

Johnny mengangguk dan kini gilirannya untuk membaca cerita yang sudah dikumpulkan. Ia sedikit tersenyum menemukan nama seseorang didalam script tersebut "kali ini ada Mark dari kelas sepuluh dua. Hey apa yang kau kirimkan ini Mark?" tanya Johnny kepada adiknya, Ia yakin adiknya itu hanya tertawa tidak jelas dikelasnya.

"aku dan Hyungku dulu sering sekali bertengkar, dia sangat usil, dan jail, tidak bisa seharipun Ia tidak menggangguku. Aku ingat ketika Ia melemparku ke kolam renang dan membuatku sedikit trauma dengan kolam, Hyung aku tidak akan melupakan kejadian itu. Sekarang walaupun sifat jailnya tidak berkurang Hyung ku terkadang sedikit memberiku nasihat, dia mungkin jail walau tak sejail dulu tapi aku sangat menyayanginya. Hyung Love You. Oh my god Mark, kau berusaha membuatku tersentuh atau apa? Hahaha aku menyayangimu juga Mark. Oops Sorry mengapa jadi sesi ungkapan sayang? Haha"

Tanpa sadar Jaehyun hampir saja menarik ujung bibirnya, hampir karena Ia masih bisa kontrol diri untuk tidak tersenyum. Jaehyun akui hubungan adik kakak antara Johnny dan Mark kadang membuatnya yang anak semata wayang ini iri.

"Jaehyun DJ, bagaimana dengan kisah masa kecilmu? Apa yang paling membuatmu berkesan?" Johnny kini mengabaikan script yang ada ditangannya, sebenarnya masih banyak cerita yang bisa dibacanya hanya saja mungkin akan sedikit lebih menarik jika Ia bertanya tentang masa kecil seorang pangeran angkuh disampingnya ini.

Jaehyun terdiam sebentar dan menatap Johnny tidak suka. Ia kembali melihat script dan mencari cerita menarik yang akan dibacakannya. Tidak ada niatan untuk menjawab Johnny.

"Kali ini ada cerita dari Haerin..."

"Kau belum menjawab pertanyaanku" potong Johnny yang tidak suka jika Jaehyun mengalihkan pembicaraan.

"Haruskah?"

"Tentu saja"

Yuta dan Ten mulai saling pandang, ini mulai tidak beres. Taeil yang ada diruang osis juga mulai was-was mendengar siaran yang berlangsung. Mulai sedikit muncul tanda-tanda tidak baik diantara keduanya.

"Aku tidak suka membahas tentang masa kecilku"

"Kenapa? Bukankah kehidupanmu itu bak seorang pangeran? Jangan-jangan tidak ada sesuatu yang menarik dari masa kecilmu haha"

Jaehyun emosi. Tangannya sudah mengepal, Ia sudah menahannya dari tadi, masih sukur Ia sudi duduk disini dan melakukan siaran berasama orang yang paling menyebalkan menurutnya dan sekarang orang tersebut malah memancing amarahnya, sudah habis kesabarannya. Jaehyun dengan seketika menarik kerah baju Johnny yang ada disampingnya.

"WHAT THE HECK YOU DOING?" ucap Johnny tidak suka dan mencengkram kedua pergelangan tangan Jaehyun.

Taeil mulai bangkit dari tempatnya dan dengan segara berlari keruang broadcast. Begitu pula dengan Yuta, Ten dan Winwin. Suasana seantero sekolah mulai heboh ketika siaran radio yang tadinya terdengar baik-baik saja mulai berubah jadi panas.

"Jangan memancing emosiku"

"Apa salahku bodoh? Aku hanya bertanya" Johnny menatap Jaehyun nyalang, tersenyum miring kepada orang yang dengan seenaknya mencengkram kerah bajunya ini. Sudah dua kali, di pagi hari tadi dan sekarang.

"SHUT UP!"

"LET ME GO" Johnny dengan seketika mendorong Jaehyun melepaskan cengkraman tangan Jaehyun "Aku tidak memancingmu. Dasar aneh aku hanya bertanya, kau menghancurkan siaran ini"

"Kau yang menghancurkannya"

"kau"

"kau"

"YOU!"

"YOU!"

Semua mendengar. Mendengar perdebatan antara Jaehyun dan Johnny karena Johnny belum mematikan microphone mereka. Taeil berlari secepat mungkin, ini kacau, benar-benar kacau.

"FUCK"

Taeil makin mempercepat larinya kala mendengar kata umpatan dari mulut keduanya, dan tentu saja itu tidak pantas didengar. Bisa dihukum dia, karena bagaimana pun siaran radio ini adalah tanggung jawabnya. Bukan hanya Taeil. Ada Jeno dan juga Renjun termasuk Mark berlari menuju ruang broadcast.

Jaehyun memukul dengan telak Johnny membuat lelaki tinggi itu sedikit tersungkur dan terasa panas rahangnya akibat pukulan mentah dari Jaehyun. Ia tidak terima, Johnny rasa Ia tidak melakukan kesalahan, dia membalas Jaehyun tentu saja, pukulan dibalas dengan pukulan, sampai terdengar suara gaduh akibat kursi yang bergeser. Murid-murid yang mendengar hanya bisa merasakan ketegangan yang terjadi.

"JOHNNY JAEHYUN" Taeil langsung menghampiri keduanya menekan salah satu tombol untuk mematikan siaran radionya yang tadi sempat on air. Sudah tidak terdengar lagi suara kegaduhan yang terjadi diruang broadcast, tapi bukan berarti kegaduhan itu selesai.

"Dia yang memulai" Johnny menunjuk Jaehyun yang mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Kau yang memulainya bodoh"

"Memangnya apa yang kulakukan hah?" Johnny baru saja ingin menghampiri Jaehyun lagi namun ditengahi oleh Taeil.

"Kalian ini!" Taeil geram. Ini sudah keterlaluan, dua anak ini benar-benar selalu bertengkar hanya karena hal sepele.

"Hyung"

Johnny melirik Mark yang ternyata juga sudah berada diruang broadcast, dibelakangnya berdiri Renjun dan Jeno.

"Johnny" Yuta dan Ten seketika masuk dengan napas mereka yang naik turun akibat berlari. Disusul Winwin dibelakang mereka.

Semua ada disini, menatap Jaehyun dan Johnny dengan penuh tanda tanya, terkecuali Taeil yang murka dengan kejadian barusan. Jaehyun dan Johnny kini saling pandang. Pandangan yang menusuk, terutama Jaehyun yang terlihat sangat marah pada Johnny. Johnny sendiri heran, kenapa pria berkulit pucat itu marah padanya? Apa salahnya? Sepertinya Ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Jangan satukan aku dengan orang ini lagi dalam siaran" ucap Jaehyun dingin lalu pergi keluar ruangan. Ia muak benar-benar muak. Semua yang ada di ruangan itu memandang Jaehyun dengan bingung terkecuali Winwin. Hanya Winwin yang tau apa yang salah dan membuat Jaehyun seperti ini.

Winwin meraih tangan Jaehyun dan melihat sahabatnya ini yang terluka ujung bibirnya "Kita ke UKS" ucapnya singkat, dan Jaehyun hanya menuruti saja.

Johnny tidak habis pikir, Jaehyun benar-benar aneh, sungguh Ia tidak mengerti jalan pikiran pria berkulit pucat itu.

"Kau pikir aku sudi siaran denganmu lagi?" gumamnya.

TBC

Annyeonghaseyo~

Ya maap yaah ini tingal copas dari akun ku yang sebelah, soalnya rencana mau ku close tuh aku, ya kan kiranya ada yang belum pernah baca, monggo silahkan, tapi jangan lupa tinggalkan voment nya hehehe

pokoknya sama persis deh kyk yang di ffn, sampe ke typo nya juga sama, jadi harap maklum yah.

Continue Reading

You'll Also Like

154K 3.2K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
102K 3.6K 36
โ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. โž She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
336K 12.3K 60
๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire is the first female f1 driver in ๐——๐—˜๐—–๐—”๐——๐—˜๐—ฆ OR ๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire and charle...
1.2M 53.3K 99
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC