MAGMA

Od geladis_afira

33.8M 3.3M 1.8M

Highest rank #1 in teenfiction (15/12) ----- "Cewek lo, buat gue." Magma. Cowok galak, dingin, pemaksa, egois... Více

PROLOG [ REMAKE ]
BAGIAN 01 |
BAGIAN 02 |
BAGIAN 03 |
BAGIAN 04 |
BAGIAN 05 |
BAGIAN 06 |
BAGIAN 07 |
BAGIAN 08 |
BAGIAN 09 |
BAGIAN 10 |
BAGIAN 11 |
BAGIAN 12 |
BAGIAN 13 |
BAGIAN 14 |
BAGIAN 15 |
BAGIAN 16 |
BAGIAN 17 |
BAGIAN 18 |
BAGIAN 19 |
BAGIAN 20 |
BAGIAN 21 |
BAGIAN 22 |
BAGIAN 23 |
BAGIAN 24 |
BAGIAN 25 |
BAGIAN 26 |
BAGIAN 27 |
BAGIAN 28 |
BAGIAN 29 |
BAGIAN 30 |
BAGIAN 31 |
BAGIAN 32 |
BAGIAN 33 |
BAGIAN 34 |
BAGIAN 36 |
BAGIAN 37 |
BAGIAN 38 |
BAGIAN 39 |
BAGIAN 40 |
BAGIAN 41 |
BAGIAN 42 |
BAGIAN 43 |
BAGIAN 44 |
BAGIAN 45 |
BAGIAN 46 |
BAGIAN 47 |
BAGIAN 48 |
BAGIAN 49 |
BAGIAN 50 |
BAGIAN 51 |
BAGIAN 52 |
BAGIAN 53 |
BAGIAN 54 |
BAGIAN 55 |
BAGIAN 56 |
BAGIAN 57 |
BAGIAN 58 |
BAGIAN 59 |
BAGIAN 60 |
BAGIAN 61 |
BAGIAN 62 |
BAGIAN 63 |
BAGIAN 64 |
BAGIAN 65 |
BAGIAN 66 |
BAGIAN 67 |
BAGIAN 68 |
BAGIAN 69 |
BAGIAN 70 |
BAGIAN 71 |
BAGIAN 72 |
BAGIAN 73 |
BAGIAN 74 |
BAGIAN 75 |
BAGIAN 76 |
BAGIAN 77 |
BAGIAN 78 |
EPILOG
ENDING |
EXTRA PART
EXTRA PART II
SEE YOU ON JULY
PRE-ORDER MAGMA & CERITA BARA!!

BAGIAN 35 |

379K 38.8K 22.9K
Od geladis_afira

Tuh kan double up malem ini🔥🔥🔥

Semangat komen banyak-banyak🔥🔥🔥 jangan pelit.

Happy reading🔥🔥🔥

-----

     Bel berbunyi.

     "Yahuuu!" Cakka melompat girang. Menarik kepalannya ke bawah dan bertos ria bersama Recky di belakang sana.

     Magma tersenyum sinis. Seperti tidak pernah bertemu dengan jam istirahat saja mereka.

     "Ayo kita makan bakso ke kantin. Hari ini gue yang bayar." Putus Recky girang.

     "Dalam rangka apaan tuh?"

     "Nggak ada. Tapi, kalo kalian bisa nolongin gue dapetin Cindy, gue sering-sering bayarin kalian makan kek gini."

     "Gue nggak ikutan. Kurang kerjaan. Gue juga bisa bayar makanan sendiri." Ujar Magma.

     "Ya gue juga tau, Mag. Lo nggak mungkin bakal mau. Maksudnya mereka berdua ini."

     Bagus lah jika Recky ingin mendapatkan Cindy. Magma jadi lega.

     "Setuju lah. Cindy doang mah gampang." Ujar Arash.

     "Ah, cuman beberapa minggu kok ges. Kalo bawahnya udah gue dapetin, bakal gue tinggalin kok. Gila aja serius sama model gitu."

     "Anjay bawah." Cakka terbahak.

     "Ambil deh. Untung belom gue dapetin kemaren." Ujar Magma. Bersyukur juga sih, Magma belum mendapatkan keperawanan Cindy kemarin. Jika sudah, pasti Magma tidak akan tega meninggalkannya. Kasihan dan terus terikat dengan Cindy. Memang, pergaulan Magma apalagi anak-anak Habeas sebrengsek itu. Masih mending mereka, belum lagi yang sudah kuliah seperti Perkasa dan Dirga. Bukan main permainannya. Tak ada kata putus sebelum melepaskan nafsu mereka pada cewek masing-masing. Memang, keperawanan wanita jaman sekarang sudah di anggap enteng oleh mereka.

     Ponsel di saku Magma bergetar. Dia yang berjalan di depan sekali jadi berhenti karena menerima pesan itu. Kemudian ia membiarkan teman-temannya duluan ke kantin.

     Glora Sayang Haha

     Kak Magma jangan buang gelang aku please :'(

     Aku ga bisa nmenin makan, soalnya ada urusan sama pak malik bntarrr.

     Gada apa-apa kok. Pak malik cuman mau ngomong penting.

     Mungkin abis ini aku langsung ke kak Magma. Tungguin aja.

     Jgn marah😭 i love you❤😭

     Tanpa membalas Magma langsung mematikan ponselnya dan menyimpan benda itu ke saku-saku. Sialan. Magma mengumpat dalam batin. Jika bukan karena kalimat 'i love you' dari Glora terakhir tadi, Magma tidak akan sedikit tenang seperti sekarang.

     Bisa apa lagi dia kan? Segera Magma susul temannya ke kantin dan pergi. Glora PHP. Magma tidak berharap lagi bisa makan siang dengannya nanti.

-----

     Glora menyimpan kembali ponselnya. Hanya di baca tanpa di balas. Apa cowok itu marah?

     Untuk itu Glora kembali fokus ke depan. Di mana, ada Arnold, Dika, Pak Malik, dan Bu Setri di sini. Ingin ngobrol serius mungkin.

     "Glora, ada masalah apa nak? Kok nggak jadi ikut OSIS?" Tanya Bu Setri baik-baik.

     Dengar-dengar dari laporan Arnold yang mengadukan Glora tidak jadi ikut seleksi OSIS kemarin, Bu Setri dan Pak Malik jadi memanggilnya hari ini ke ruang BK.

     "Apa karena gue kemaren lo nggak jadi ikut? Ya elah baperan. OSIS nggak bakal manfaatin lo kok." Ujar Dika.

     "Emang kalian mau manfaatin apa dari Glora?" Pak Malik langsung mendelik ke belakang. Arnold menginjak kakinya pelan. Dasar mulut tanpa rem.

     "Nggak ada Pak. Ini pribadi." Jawab Arnold.

     "Hmm. Terserah sih." Pak Malik tak ambil pusing. "Glora. Denger-denger kamu dulu waketos dua tahun berturut-turut di SMP kamu kan? Bagus itu. Kamu berarti udah paham organisasi ini. Katanya dulu kamu juga bakal ikut, kok nggak jadi?"

     Glora berdeham pelan. Bersiap untuk menjelaskan. "Mungkin, tahun depan Glora bakal ikut Pak. Tahun ini, belum siap."

     "Belum siap apanya?" Pungkas Dika cepat.

     "Dika." Tegur Bu Setri.

     "Glora pengen ikut olimpiade kimia. Mau fokus ke itu aja dulu. Belum sanggup ke dua arah Pak."

     "Iya, Glora. Aku paham juga kok kalo itu permasalahannya." Sela Arnold. "Dalam organisasi ini, nggak terlalu membebani kecuali kalau ada acara di sekolah. Kamu tetep bisa ikut OSIS sekaligus olimpiade nantinya. Aku janji yang bakal nolong kelangsungan olimpiade kamu itu nantinya. Tapi tolong ya, ikut OSIS. Nggak ada tanda-tanda siswa unggul selama seleksi kemaren. Kita udah berharap kamu ikut tapi ternyata nggak jadi."

     "Beruntung loh Glora. Kalo kamu sanggup di dua bidang ini. Kamu kuat dan aktif di mata guru-guru. Pak Rey pasti bangga dengan putrinya yang multitalent di SMA ini." Bujuk Pak Malik.

     Benar sih, Papa Glora tidak tahu jika Glora tidak ikut seleksi OSIS kemarin. Padahal mereka berdua sudah antusias semenjak awal Glora masuk SMA Batavia kemarin. Bagaimana ya kekecewaan Rey nanti saat tahu Glora tidak mau ikut OSIS bahkan ketika sudah di suguhkan begini?

     "Hmm.. Oke." Glora menghembuskan nafas. "Glora coba pikir-pikir lagi Pak,"

     "Pikir apa lagi Glora? Sekarang aja. Nanti istirahat kedua udah pengumuman calon-calon OSIS yang lolos kemarin." Desak Arnold.

     Ini yang Glora ragukan. Dia sedikit bimbang jika terasa di paksa begini.

     "Ikut aja Glora. Nanti kamu nyesel. Olimpiade bisa sampingan." Bujuk Bu Setri.

     Glora bergeming. Dia benar-benar ragu sekarang. Ingin meminta pendapat Ayahnya saja jika begini.

     "Boleh liat daftar nama-nama yang lolos OSIS Kak Arnold?" Pinta Glora menimbang-nimbang.

     "Oh?" Bingung Arnold. Dia segera memberikan bukunya ke depan Glora.

     Glora membukanya. Tanpa basa-basi ia langsung mencari nama Nindi. Dia butuh teman nantinya selama di OSIS.

     "Nindi kan nggak kita lolosin Nold." Bisik Dika menebak apa yang di cari Glora saat ini.

     Glora kembali menutup buku itu saat menemukan tidak ada nama Nindi di sana.

     "Ini Kak." Glora mengembalikannya.

     "Nindi nggak lolos karena ngelanggar banyak aturan kemaren. Tapi kalo kamu minta Nindi supaya kamu ada temen selama di OSIS nanti, kita bakal rapat lagi dan pertimbangin Nindi buat lolos besok." Jelas Arnold.

     "Kayaknya Glora belum tertarik Pak. Nggak enak sama temen sendiri. Dia udah dua hari ikut seleksi, tapi nggak lolos. Sedangkan Glora nggak ikut sedikitpun bisa lolos? Nggak. Cuman jaga nama Bapak aja. Nanti Bapak di demo sama anak-anak yang nggak lolos. Masukin Glora ke daftar ini tanpa alesan. Nggak adil rasanya." Glora berdiri, merunduk sopan dan pamit keluar dari ruangan.

     "Glora, Glora." Panggil Bu Setri mengikutinya. Aduh, Glora belum bisa di bujuk.

     "Bener juga ya." Gumam Pak Malik. "Nanti saya yang di serang karena nggak adil. Kalian harus ingat sila ke lima pancasila."

     Arnold dan Dika langsung duduk di depan Pak Malik. "Pak. Bukan gitu Pak. Kita butuh tuh cewek buat kepentingan OSIS dan sekolah."

     "Halah. Gara-gara dia cantik terus kamu lolosin Nold? Kamu suka dia biar dia bisa bareng mulu sama kamu besok? Itu namanya buat kepentingan kamu pribadi." Ujar Pak Malik malas.

     "Nggak gitu, Pak." Bantah Dika. "Dia pengendali Magma. Bapak inget, siswa yang kena razia rokok kemaren? Magma nggak termasuk kan? Bapak tau itu gara-gara siapa? Gara-gara dia tadi."

     "Sekarang dia udah jadian sama Magma. Kita bisa masuk ngambil keuntungan semua ini." Lanjut Arnold.

     "Glora cuman minta berubah dua hari, Magma berubah 180 derajat. Apalagi Glora minta Magma ntar berubah selama nya?"

     "Oh, Magma keponakan kepsek itu?" Pak Malik langsung antusias. Ya, dia ingat. Memang, dendamnya pada Magma saat di ruang kepsek kemarin masih membekas. Magma benar-benar murid keras kepala dan seenaknya di SMA ini. Bahkan Pak Malik pun tak tahu cara mengendalikannya walaupun orangtuanya sudah di panggil ke sekolah. "Bagus itu. Kenapa nggak kalian bilang dari tadi?"

     "Makanya Pak!" Sebal Arnold dan Dika.

     "Lolosin dia! Nanti biar Bapak yang bujuk Papa nya supaya dia mau masuk organisasi kita."

-----

     "Uhh enak nih dingin-dingin makan bakso pedes-pedes wahh.." Girang Cakka.

     "Apalagi bakso duit temen." Sahut Arash.

     Magma ikut bergabung. Dia ikut juga makan bakso bersama teman-temannya yang lain.

     "Pada lebay semua." Kata Magma. Tangannya terulur mengambil saus sambal di tangan Recky.

     "Anjai gelang keroppi. Bhakkss. Hahahahah!"

     Cakka dan Arash ikut tertawa memperhatikan Magma.

     "Gelang Glora nih pasti." Tebak Arash.

     Magma mengabaikannya dengan malas dan menuangkan saus itu.

     "Pebinor bucin." Ledek Cakka mengaduk-aduk kuah baksonya.

     "Cewek gue. Suka-suka gue."

     Recky geleng-geleng. "Magma, apapun yang berlebihan itu nggak enak." Ujarnya. "Contoh nih! Contohnya lo makan bakso, kebanyakan kecap, enek. Kekurangan kecap, enek."

     "Nah iya. Es teh!" Sambung Cakka mengangkat gelasnya. "kebanyakan gula, enek. Kekurangan gula, apalagi."

     "Pas-pas ajaaa.." Cakka dan Recky mengadu gelas masing-masing lalu minum.

     "Gue contohin apa nih? Nggak tau gue." Bingung Arash terkekeh pelan.

     "Jadi maksudnya?" Tanya Magma.

     "Sama kayak cinta lo ke cewek. Nggak usah berlebihan, nggak usah kekurangan. Pas-pas aja. Jangan bucin-bucin dulu."

     "Ini bukan bakso apalagi es teh kalian itu. Nggak bisa di sama-samain dan nggak sama sedikitpun." Magma minum seteguk, dan pergi.

-----

Terima kasih sudah membaca dan antusias meramaikan🔥🔥🔥

Stay 1,5 k komen atau lebih🔥🔥🔥

Spam lanjut di siniiii!🔥🔥🔥

Instagram:

magmaalexus
its.glora
geladisafira
magmaa.ofc (fanbase)

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

4.3M 254K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
25.3M 1.6M 79
[ PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT ] DON'T COPY MY STORY! [ Highest ranks : Beberapa kali #1 di Teen Fiction ] PROSES RE-PUBLISH SAMUDRA, si bad boy paket...
3.4M 286K 62
Jevgar Rakardioz, banyak orang memanggilnya Jevgar. Ia merupakan cowok paling bad attitude di SMA Raharja Gaspatri, sikapnya yang galak, kasar, sanga...
337K 32.2K 30
Ketika para uke tinggal di apartement yang sama . Tetapi apartement itu kelewatan nista . Nasib mereka buruk , satu lantai dengan tetangga yang kelew...