Dimensiku

By Dina_ofRyni

1.3K 620 241

[UPDATE SESUAI MOOD] Aliff... 'Sejudes itu? Gue akan menyamakan langkah lo, ra. Dan, hati batu lo akan mencai... More

√ [1 - PROLOG]
√ [2 - Basyup]
√ [3 - Cogan! Coming soon!!}
√ [4 - Bahan Rebutan]
√ [5 - Nenek sihir!]
√ [6 - Terjebak]
√ [7 - Kejutan]
#CAST
√ {9~Ungkapan}
√ {10~Penolakan}
√ {11~Kencan}
√ {12~ Malu}
√ {13~ Bertengkar}
√ {14~ Benih Rasa yang Menyakitkan}
√ {15~ Badai}
16√ {Contest Basket}
17√
18√

√ {8~Camilla Arum}

67 34 7
By Dina_ofRyni

Happy readers💕

***

Hari berganti. SMA Anggara tetap melaksanakan aktivitas belajar mengajar seperti biasa. Semuanya bersikap normal tak ada masalah sedikitpun. Urusan dan kegiatan osis pun berjalan lancar ditangan Anharra. Eskul basket dan pelatihannya pun juga lancar.

***

XI IPA 3. Ya, itulah kelas yang selama kurang lebih setengah tahun Anharra mengabdi disitu.

"Anharra pinjem pulpen dong," Ucap Gazzie teman Sekelas Anharra yang sedang ngemis pinjem pulpennya.

"Gak modal amat lo," balasan yang sungguh menyayat hati bagi siapun yang mendengar tapi, tidak untuk Gazzie.

"Aeelah pelit amat, pinjem dong."

"Nih," ucap Anharra sambil memberikan pulpen kepada Gazzie. "Besok-besok modalan dikit ya," kata Anharra lagi.

"Kalo ingat mba, hehe," jawab Gazzie.

Reinna yang dari tadi duduk disebelah Anharra hanya mengeluarkan cengiran kecil melihat kedua temannya itu.

Kelas itu saat ini masih dalam kondisi rame karena guru belum masuk kekelas. Ada yang sedang ngegosipin artis Korea dan ngaku-ngaku jadi pacarnya, ada yang sedang bermain botol untuk ditendang dijadikan bola, ada yang berkumpul membuat suatu perkumpulan yang didalamnya bergosip tentang siapa pacar mereka, atau apalah yang membuat tenar mereka. Ada juga seseorang yang diam seribu bahasa dan gak ngelakuin apa-apa. Ada juga perkumpulan orang-orang yang ngobrol pakai bahasa japan. Ada juga orang seperti Gazie yang sok kerajinan belajar padahal ngerjain PR dan meminjam pulpen Anharra. Ada juga Reinna yang dari tadi asik baca buku novel di depannya sampai-sampai Anharra ngomong tak dihiraukan olehnya.

Ya, sangat kacau saat ini kondisi kelas nya. Bagi teman-teman mereka ketika sang ketos menegur dan memarahi mereka saat ribut, mereka tak akan memperdulikannya, secara kan Anharra itu baik. Hanya teman-teman sekelasnya yang tau bahwa Anharra adalah sosok yang ceria dan ramah, karna Anharra tak pernah memperlihatkan kebaikannya, jika ada perkumpulan osis atau pelatihan basket. Dia dikenal cewek dingin pada orang yang tak dikenal dan berubah menjadi cewek gila pada teman-teman dekatnya termasuk sahabatnya.

***

"Permisi, ini kelas IX-3 kan?"

Pada awalnya, Anharra sempat mengira itu adalah guru pengganti. Karna ia mendengar bahwa itu bukan suara berat Ms. Guno melainkan suara perempuan yang saat ini berdiri di hadapanya. Mungkin entah bagaimana, Mr. Guno tidak bisa datang. Tetapi, ketika ia mengangkat kepalanya, Anharra menyadari bahwa gadis itu sama sekali bukan guru pengganti.

Riska?

Dengan cepat Anharra mengerjapkan matanya. Tidak itu bukan Riska. Wajahnya sangat mirip dengan Riska, tapi gak mungkin itu bukan dia. Tubuhnya yang tinggi bak model, dengan rambut yang diurai begitu saja serta wajah manis yang tak perlu di poles oleh kebanyakan make up atau semacamnya telah membuat wajahnya terkesan manis.

Itu bukan Riska, memang sama tinggi nya seperti Riska, tapi Riska sedikit berisi tidak dengan ini. Tubuhnya semampai mengalahkan tiang listrik.

"Iya," jawab Anharra.

Dengan percaya diri gadis itu masuk kedalam kelas, baru beberapa detik ia disana ia telah melempar senyuman manis nya keseluruh isi ruangan. Sontak para cowok-cowok mata keranjang yang melihat kecantikan Riska heboh dan membuat kericuhan disana.

"Hai," ia langsung menjabat tangan Anharra dan membuat Reinna disamping Anharra terkejut melihat kepercayaan diri orang baru itu. "Gue Camilla Arum," ucap nya sambil melempar senyum kearah Anharra dan dilanjutkan ke seisi kelas. "Apa kabar semuanya?"

Anharra harus mengakui, Camilla memang cantik. Tipe yang pantas masuk majalah model atau menjadi miss something. Ia tak perlu melebih-lebihkan penampilannya agar dipandang cantik. Ia cukup menata rambut keriting gantungnya dan memadukan jam tangan hitam dan sling bag cokelat emas serta sepatu mary jane. Hasilnya seragam yang dikenakannya jadi terlihat dua kali lebih mahal ditubuhnya.

Kelas langsung heboh. Beberapa cowok mulai bertingkah seperti monyet yang memperebutkan pisang. Mereka sibuk menggoda Camilla dan mengajukan pertanyaan bodoh. Sementara yang cewek langsung saling bergosip dan menilai penampilan Camilla dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bagus. Sekarang kelasnya berubah menjadi sirkus.

Untung saja pak Guno segera masuk dan menghentikan semua kegemparan itu.

"Pagi semuanya," pak Guno berjalan menuju mejanya. Begitu melihat Camilla di depan kelas, dia langsung tersenyum. "Ahk kamu pasti...." ia melihat lembaran ditangannya, "Camilla Arum, kan?"

Camilla mengangguk, "Nggak apa kalo saya masuk diluan pak?"

"Nggak apa, bapak malah salut dengan keberanian kamu. Kalian semua sudah kenalan?"

Salah satu cowok mengangkat tangannya. "Pak, tanyain dong, dia udah punya pacar atau belum. Dari tadi dia belum jawab-jawab."

Mendengar pertanyaan itu, Camilla hanya tersenyum tipis dan menunduk. Entah mengapa, Anharra mulai tidak menyukainya. Dia terlihat malu-malu, namun Anharra yakin cewek itu menikmati semua perhatian yang ditumpahkan cowok-cowok padanya. Persis seperti Riska dulu.

Anharra melirik kesekelilingnya. Anak-anak perempuan dikelasnya sudah mulai kesal. Tidak ada yang suka ketika seorang anak baru membentot begitu banyak perhatian.

"Nanti kalian punya banyak waktu untuk mengobroli itu kan," kata pak Guno. Dia mengisyaratkan Camilla untuk mengambil tempat duduk. Kaum cowok langsung mengerang kecewa, namun kemudia mereka sibuk untuk mempersihlakan Camilla duduk. Camilla hanya tersenyum ramah dan mengambil bangku tiga baris dari belakang.

"Sekarang waktunya belajar. Hari ini kelompok Reinna presentasi kan?"

Presentasi hari itu berjalan lancar meskipun perhatian separuh kelas masih tertuju pada Camilla. Beberapa cowok lebih suka berusaha mengorek informasi tentang Camilla dari pada mendengarkan Reinna dan kelompoknya yang sedang berbicara di depan kelasnya itu.

Sampai-sampai gurunya harus berdehem beberapa kali agar cowok-cowok mata keranjang yang berada dibelakang Mau mendengarkan Reinna. Tapi, teguran itu hanya berlaku sementara. Setelah sekian detik mereka kembali manatap Camilla yang entah apa bagusnya dimata cewek-cewek yang sirik dengan Camilla.

Anharra pun tidak begitu mendengarkan Reinna dan kelompoknya yang sedang presentasi didepan. Dia melemparkan pandangannya pada Camilla. Dia bertanya-tanya, apakah ini cuma kebetulan dan nasib sial sedang mengikutinya, sekali lagi dia harus berurusan dengan gadis yang mirip dengan Riska.

***

Isirahat siang.

Anharra berjalan menuju Borneo Room. Itu adalah salah satu tempat perkumpulan osis yang ingin melakukan rapat. Sebelumnya, Anharra dipanggil oleh guru kesiswaaan untuk mengumpulkan semua anggota osis. Osis dikumpulkan untuk membicaraakan pelaksaan Anggara Seni. Anggara seni adalah pelaksanaan berbagai lomba di SMA Anggara yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.

"Oke, saya disini mengumpulkan anggota osis untuk membicarakan tentang pelaksaan materi Anggara Seni," kata Anharra ketika semua osis telah berkumpul didalam Borneo Room.

"Untuk pelaksanaanya, saya mengusulkan bahwa tema yang diambil bebas sesuai kreativitas masing-masing siswa/i dengan syarat bahwa tidak melanggar peraturan sekolah," ucapnya lagi. Dan seluruh anggota osis mengangguk setuju.

"Rasya, gue minta lo buat data untuk membagi semua anggota osis sesuai dengan tugas masing-masing," ucap Anharra pada lelaki itu sekaligus menjadi wakil ketua osis pendamping Anharra. *ehk btw, bukan pendamping hidup atau pacarnya yah😂*

"Gitu doang?" tanya Rasya meremehkan. "Yaah, gitu doang mah kecil," ucap Rasya sambil mamajukan bibir bawahnya.

"Lo kerjain atau gue tambahi tugas lo?" sentak Anharra tegas.

"Galak amat ih," sebel Rasya.

Yaa, Rasya Addison adalah siswa kelas XI IPS 1, anak yang sebenarnya Anharra malas jika harus berpasangan dengannya dalam penjabatan ketua osis dan wakilnya. Sifatnya yang suka ngeganggui cewek-cewek termasuk Anharra dengan ketengilannya membuat Anharra males berurusan dengan orang itu, secara Anharra sangat dingin dengan cowok dan sifat itu yang sangat suka untuk dijadikan alasan ketika Rasya menganggu dirinya. Tapi, mau diapain lagi. Kesiswaan lebih garang kalau saja keputusannya di tolak atu tidak setuju.

Yang sangat diuntungkan oleh gadis itu adalah. Untung saja dirinya yang menjadi ketua dalam pemilihan itu dan dia menjadi wakilnya. Jika tidak habislah ia menjadi sasaran Rasya untuk dijadikan budak boonganya.

Setelah mendapat bentakan dari Anharra cowok itu akhirnya mengerjakan tugasnya dengan bagus. Sedangkan, Anharra dengan anggota osis lainnya sedang berdiskusi tentang pelaksanaan acara itu.

"Woi-woii, Rasya ikut gue dulu penting," datang sosok laki-laki bertubuh tinggi masuk tiba-tiba dengan sedikit berlari kedalam Borneo Room yang sedang mengadakan rapat osis. Seperti tidak memiliki malu, cowok itu masuk dengan berteriak mengejutkan siapa pun orang yang berada didalamnya.

"Ehkk ada apaan sih lo kok tiba-tiba gini," sahut Rasya.

"Ikut gue ini penting," paksa cowok itu dengan menarik tangan Rasya yang sedang memegang kertas data.

"Ini juga penting, gue gak bisa" tolaknya dan berusaha melepaskan tanganya dari genggaman cowok itu.

Di ujung sebelah sana ada Anharra yang sedang menatap keduanya, menjaga-jaga agar wakilnya tidak pergi dari tugasnya itu. Makanya, setelah melihat tatapan Anharra Rasya menolak untuk ikut dengan cowok itu, dibanding mengikutinya tapi, terkenak omelan baru dan tugas baru dari ketuanya. Sebenarnya, kalau mau dipilih Rasya lebih memilih temannya itu untuk pergi dibandingkan mengurus data pembagian tugas osis. Tapi, mau diapain lagi. Rasya lebih sayang sama tubuhnya yang dianggapanya keren dan takut dihajar oleh Anharra hingga tidak keren lagi dan kehilangan ketampananya. Sungguh berlebihan otaknya.

"Pokoknya lo ikut gue sekarang," tukas cowok itu lagi dan sekali lagi menarik lengan Rasya.

"Alvaro, gue gak bisa bego, lo liat cewek disebelah sana," ucap Rasya penuh penekanan, mendekatkan mulutnya kearah telinga Varo. Berbisik.

"Aaahh lo lemah banget, cewek aja kok. lagi pula lo kan disini wakil ketos jadi lo gak perlu izin dari siapa pun kalo mau pergi," bentaknya tak menghiraukan.

Yaaa, itulah dia Alvaro Denand. Cowok bertubuh tinggi dan terkenal keren di SMA Anggara. Wajahnya yang tampan, hidung mancung rambut jambul berwarna hitam pekat yang selalu rapi menambah kesan keren pada diri cowok itu, apalagi mata yang berwarna biru memperlihatkan bahwa cowok itu keturunan orang Amerika. Terkenal 'wow' dimata setiap girls yang ada disekolahnya dan selalu didekati cewek tidak membuatnya nekad menjadi lelaki buaya. Ya, walau dia menyadari bahwa banyak sekali wanita yang menembaknya karna tak tahan untuk tidak membiarkan dia menjadi pacarnya. Tapi, ia sungguh tak ingin mempermainkan wanita. Baginya hanya cukup satu wanita yang akan menempati hatinya. Sampai sekarang ia tak memiliki pacar/doi/gebetan atau apalah itu.

"Lo gak tau dia siapa?"

"Taulah, manusia kan?"

"Dia ketos njirr, gue pergi ikut lo mati gue," ucap Rasya.

"Ahh masa?" tanyanya penuh ketidak percayaan.

"Masaa didapur sono," kata Rasya.

"Uhhh garang juga yah kelihatanya," ucap Alvaro ketika ia melihat cewek yang dimaksud Rasya yang ternyata dari tadi menatap keduanya tajam. "Pantas aja lo nolak gue. Tapi, lumayan sih cantik juga."

"Yaa, makanya itu pergi lo sana cepat keburu dia datang dan menghakimi kita," ucap Rasya memaksa Alvaro pergi.

"Tapi, ini penting!"

"Udah gue bilang gak bisa, ini anak batu amat dah."

"Aaaahh bodo amat ayo lo ikut gue sekarang," dengan keras kepalanya cowok itu menarik Rasya mengarah pintu untuk keluar dari Borneo Room.

Melihat cowok itu seenaknya menarik Rasya untuk kabur dari tugasnya. Anharra menunjukkan bakatnya sebagai ketua osis.

Dengan cepat Anharra bangkit dari duduknya dan menghalangi pintu agar keduanya tidak sempat lolos.

Prok prok prok...

"Bagus!! Lo mau kemana?" ucap Anharra tidak lupa menepuk tangannya pelan dan memperlihatkan wajah sinis.

'Anjirr mati gue' batin Rasya.

"Kebelet pipis Rasya nya bentar," ucap Alvaro ngasal.

"kalian kira gue gak tau?"

"Enggak!" dengan polosnya Alvaro menimpali perkataan Anharra.

Rasya dengan muka yang setengah pucat tak tau harus melakukan apaan.

"Rasya lo duduk dan lanjuti tugas lo. Dan lo cowok pembuat onar sihlakan pergi dari sini dan jangan maksa Rasya mengikuti kemauan lo sebelum rapat ini selesai!"

Gua gak takut sama lo. Bodo amat lo usir gue, gue gak peduli. Dasar nenek lampir.

Rasa-rasanya kata-kata itu ingin sekali dikeluarkan oleh Alvaro. Tapi, karna menurutnya terlalu sakit dan menusuk hati cewek itu jadi, dia urungkan niat konyolnya itu. Dari pada dia harus di gesreek ke BK oleh cewek itu, karena membuat kericuhan yang menurutnya itu tak terlalu parah. Tapi, jika cewek itu kasih tau ke kesiswaan gak salah gak bukan dia akan melebih-lebih kan hal itu.

"Oke-oke gue nyerah, lo jadi cewek gak mau ngalah dikit nape?" ucap Alvaro.

"Baguusss! Sekarang lo pergi."

"Ck," desis Varo dan pergi meninggalkan Anharra dan Rasya.

Sedangkan, Rasya dari tadi melihat keduanya bertengkar hanya melongo menatap sahabatnya itu. Kenapa ia bisa nunduk pada sosok perempuan seperti Anharra dan memilih untuk mengalah?

Tumbem amat dah, biasa sama cewek gk selemah itu. kenapa yak? Ahk gak peduli! Putih semua rambut gue ntar. Batin Rasya.

Sebelum Alvaro sempat melewati pintu Borneo room itu. Tiba-tiba seseorang datang dari luar. Seperti tergesah-gesah.

"Ouh ternyata lo disini? Dari tadi gue carrin juga hufftt," Desis nya lelah karna berlari.

"Aliff ?" ucap Alvaro.

***

Untuk part ini segini dulu yah.
Jangan lupa vote dan krisarnya☺

Ini dia yang kalian tunggu-tunggu. Geser kebawah. Liat apakah itu?😁

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
6.7M 285K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
718K 9.6K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.6M 127K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...