I decided to stop [END]

By LordJoongie84

156K 11.2K 1.3K

Mencintainya dengan begitu gila, sampai aku lupa bahwa bahagia, tak harus selalu dengannya. Aku memang orang... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 06
Part 07
Part 08
Last Chap

Part 05

18K 1.2K 141
By LordJoongie84

^_^  Happy Reading  ^_^

.

.

.

Suasana rumah tempat Chanyeol dan Baekhyun tinggal selama di Swiss, hari ini terlihat lebih ramai. Minggu pagi ini disambut dengan ocehan tiada henti dari Joy.

Yup!

Adik kandung Baekhyun itu, tiba-tiba datang. Tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Tiba-tiba dia menelpon Baekhyun dan meminta kakaknya itu menjemputnya di stasiun.

Kejutan yang menyenangkan untuk Baekhyun dan malapetaka besar untuk seorang Chanyeol.

Lebih gilanya lagi, Joy datang ke Swiss dengan Sung Jae.

Chanyeol sudah memasang wajah sebal sejak semalam, tepatnya sejak Joy tiba di rumah kecil mereka itu.

Pasalnya, setelah waktu berlalu kurang lebih satu setengah bulan dengan hubungannya dan Baekhyun yang semakin hangat. Dia memiliki kebiasaan baru, memeluk Baekhyun sepanjang malam.

Dan semalam dia tak mendapatkan itu. Joy memonopoli Baekhyun hingga Chanyeol harus rela tidur di luar dengan Sung Jae.

Chanyeol sudah menyarankan keduanya untuk menginap di hotel, tapi Joy menolak keras. Alasannya, dia merindukan kakaknya dan ingin tidur berpelukan dengan kakaknya.

Huft!

"Mukamu jelek di tekuk terus seperti itu." bisik Baekhyun saat dia menyajikan dua potong croissant di hadapan Chanyeol dan juga Sung Jae.

Chanyeol melirik istrinya sekilas, tak berniat mengubah ekspresi wajahnya yang terlihat tak bersahabat itu.

Pun demikian, Joy tak ambil pusing. Yang terpenting baginya adalah kakaknya, titik.

"Wae? Kau tidak senang aku disini?" tanya Joy dengan mata menantang Chanyeol.

Chanyeol menghembuskan nafasnya kasar. Dia kemudian memakan roti yang disajikan Baekhyun untuknya.

"Eonni! Apa kau bahagia saat ini?" tanya Joy sambil menatap kakaknya yang sekarang sudah duduk di sampingnya.

"Ehm. Wae?"

Joy menggigit ujung roti yang menjadi menu sarapannya pagi ini, lalu mengunyahnya perlahan.

"Eomma, setiap hari dia mengkhawatirkanmu. Dia ingin kau segera pulang ke Korea."

Chanyeol melirik Joy sekilas.

"Pekerjaan Chanyeol oppa belum selesai disini. Kalau sudah selesai kami pasti pulang."

Joy mengerutkan keningnya, sedikit terkejut dengan panggilan Baekhyun untuk Chanyeol. 'Oppa'? Benarkah tadi dia mendengar Baekhyun menyebut Chanyeol dengan sebutan 'oppa'?

Setelah menatap Baekhyun sekilas, Joy menatap Chanyeol yang terlihat sedang sangat menikmati sarapannya.

Gadis itu lalu kembali menatap kakaknya yang berjalan ke arahnya. Setelah duduk di sampingnya, Joy meraih tangan Baekhyun dan menggenggamnya dengan begitu erat. "Sebenarnya, aku kesini bukan hanya karena ingin mengunjungimu, tapi juga ingin menyampaikan buah dari pemikiran seorang perempuan yang memiliki seorang putri yang sudah menikah dan pernah merasakan tidak bahagia."

"Ada apa Sooyoung-ah?"

"Eomma berpesan padaku, dia meminta dengan sangat agar kalian bercerai."

Baekhyun menatap Joy terkejut, sama halnya dengan Chanyeol.

"Ke-kenapa eomma berkata seperti itu?" suara Baekhyun tercekat.

"Bagi eomma, dia sudah melakukan kesalahan saat mengiyakan keinginanmu menikah dengannya. Orang tua macam apa yang justru mendukung ketidakbahagiaan anaknya. Dia merasa menjadi seorang ibu yang gagal."

"Sooyoung-ah."

"Eonni! Aku rasa hal itu wajar dan pasti dirasakan setiap ibu di dunia ini. Kau juga mungkin akan melakukan hal yang sama seandainya melihat anakmu tidak bahagia di kehidupan rumah tangganya. Eomma sudah lama menahan hal ini."

"Aku bahagia saat ini Sooyoung-ah." lirih Baekhyun.

Joy menatap Baekhyun lalu beralih pada Chanyeol.

"Aku akan membahagiakannya. Sampai maut memisahkan kami."

Joy membuang nafasnya perlahan. Lalu melanjutkan sarapannya.

Sepertinya, yang terjadi pada rumah tangga Baekhyun dan Chanyeol saat ini sudah jauh lebih baik dari apa yang selama ini menjadi kekhawatiran ayah dan ibunya. Dapat Joy lihat, saat ini kakaknya sudah jauh lebih bahagia. Bahkan dia lihat interaksi antara kakaknya dan Chanyeol juga sudah sangat baik.

Tak ada tatapan tak acuh dan juga sahutan dingin dari bibir keduanya.

Joy tersenyum simpul. Apa yang akan dia katakan pada kedua orang tuanya saat dia sudah pulang ke Korea nanti?

Ehm...

Kakaknya sudah bahagia dengan rumah tangganya saat ini.

Namun...

"Sooyoung-ah! Menikah itu bukan hanya tentang kau bahagia atau tidak. Benar, kebahagiaan itu yang utama, tapi tidak bisa dijadikan patokan seseorang untuk melanjutkan atau tidak rumah tangga mereka. Saat kau memiliki ribuan alasan untuk berpisah, kau akan menemukan satu alasan kenapa memilih untuk tetap bersama."

Joy menatap kakaknya.

"Bukan seberapa sering aku tersakiti yang membuatku bodoh hingga memilih tetap bertahan dengannya. Tapi...." Baekhyun membalas tatapan adiknya. "Seberapa banyak harapan baru yang terbentang di depan kami setelah badai besar melanda rumah tangga kami. Kau tak tahu dan mungkin tak pernah tahu, bahwa untuk melewati semua masalah dalam rumah tangga, kau tak butuh kata berpisah, kau hanya butuh kata bertahan. Memutuskan berpisah, tak semudah membalik telapak tangan Sooyoung-ah."

"Eonni! Aku...."

"Aku tahu kekhawatiran eomma dan juga appa. Kalau aku di posisi mereka, aku pasti juga akan melakukan hal yang sama untuk anakku seandainya aku melihatnya tak bahagia hidup dengan pasangannya. Tapi seperti yang kau tahu dan kau lihat saat ini, hubungan kami, jauh lebih baik dari sebelumnya."

Joy melirik Chanyeol, lalu kembali menatap sang kakak.

"Aku melihatnya eonni. Aku berharap tak hanya saat ini, selamanya kalian harus selalu bahagia."

Chanyeol menatap kagum istrinya. Baekhyun adalah wanita yang luar biasa. Bahkan dia sendiri tak akan bisa menjawab seandainya diberi pernyataan seperti itu. Apa yang bisa dia jawab tadi selain kalimat bahwa dia akan selalu membahagiakan Baekhyun.

Ternyata berumah tangga tak sesederhana itu.

.

.

.

Setelah sarapan, Chanyeol mengajak Baekhyun, Joy dan Sung Jae mengunjungi pengunungan Alpen. Bermain sky disana.

Baekhyun terlihat amat sangat bahagia, berulang kali dia mencoba meluncur tapi tak jarang gagal karena ini untuk pertama kalinya dia menggunakan papan seluncur diatas salju.

Chanyeol sudah mengajarinya, tapi masih belum menunjukkan hasil yang bagus. Sedangkan Joy dan Sung Jae sudah menluncur kemana-mana.

Bruk!

Baekhyun kembali jatuh dan terporosok. Kali ini dia gagal mengerem, padahal dia sudah mengambil ancang-ancang sebelumnya.

Chanyeol menghampirinya dengan senyum kecil.

"Aku tidak mau main lagi!" seru Baekhyun kesal. Dia lepas dan lempar begitu saja papan seluncurnya. Kemudian dia berdiri untuk menepi.

Chanyeol mengikuti sang istri dari belakang.

Mereka kemudian duduk di sebuah rumah makan tak jauh dari lokasi sky. Baekhyun sedang menikmati coklat hangatnya sembari menatap iri beberapa orang yang sedang bermain sky.

Sedangkan Chanyeol, dibanding memandang pemandangan di luar ruangan, dia lebih memilih menatap Baekhyun. Menikmati cantiknya wajah sang istri bila sedang kesal.

Chanyeol menjulurkan tangannya, lalu mengusap lembut pipi Baekhyun yang terlihat Meron merah jambu.

Bukan karena rayuannya, tapi karena hawa dingin.

Baekhyun menoleh, menatap Chanyeol dengan kerutan di dahinya.

"Aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan bahwa aku sangat mengagumimu."

Baekhyun tersenyum kecil. Senyum yang akhir-akhir tak pernah hilang dari pelupuk mata Chanyeol. Senyum yang membuatnya tenang. Senyum yang selalu membuatnya jatuh cinta pada Baekhyun.

Chanyeol semakin lembut mengusap pipi Baekhyun.

Apa yang ada di diri Baekhyun, amat sangat dia sukai. Senyumnya, pipinya yang lembut, tubuhnya yang selalu wangi dan bibirnya yang sangat manis saat di sesap.

Hubungan keduanya semakin hangat satu setengah bulan terakhir ini. Banyak hal yang mereka bahas, mereka sering berciuman dan juga pelukan hangat sepanjang malam. Masih sampai disitu, Chanyeol belum berani meminta lebih dari itu, meski harus dia akui, dia sangat ingin menyentuh istrinya lebih dari itu.

"Bermain sky apa sesulit itu?" tanya Baekhyun kemudian. Chanyeol menarik tangannya dari pipi sang istri, lalu mengalihkan pandangannya ke luar.

"Tidak juga."

"Kau pertama main sky kapan?"

"Ehm. Saat masuk bangku kuliah. Suho hyung yang mengajakku ke Hokaido. Kami belajar main sky lalu setelah bisa menjadi enggan pulang."

"Hanya berdua saja?"

Chanyeol menatap Baekhyun lalu mengangguk. "Setelah itu aku semakin sering kesana. Bukan hanya untuk bermain sky tapi juga untuk menjernihkan pikiran."

Baekhyun mengangguk-angguk kecil.

"Kau mau main lagi?"

"Aku tidak bisa."

"Kita naik seluncur berdua."

"Memang ada?"

"Kajja!"

Mereka pun kembali ke area sky. Chanyeol berdiri di belakang Baekhyun. Memegang tongkat sky, sama halnya dengan Baekhyun.

"Kau siap!"

Baekhyun mengangguk.

Lalu tak berapa lama, keduanya meluncur dengan indah. Melewati beberapa bukit juga beberapa pepohonan.

Baekhyun menjerit kegirangan, merasakan sensasi berbeda saat meluncur di atas es dari ketinggian.

Dia mengikuti semua arahan Chanyeol yang berdiri di belakangnya.

Dan

Sreeeetttt!

Papan seluncur berhenti dengan mulus. Baekhyun tertawa lebar sambil menatap Chanyeol. Nafasnya naik turun, dia menyukai sensasi naik papan seluncur. Menegangkan tapi juga sangat menyenangkan.

"Kau menyukainya?" tanya Chanyeol. Baekhyun menatap suaminya sembari mengatur nafasnya, perempuan itu kemudian mengangguk.

"Sangat menyenangkan. Rasanya berdebar-debar tapi..." Baekhyun kembali memekik senang.

"Mau lagi?"

Tanpa berpikir lama, Baekhyun langsung mengangguk kuat.

Mereka kembali mengulangi permainan sky berdua. Sama seperti sebelumnya, Baekhyun tampak bahagia meluncur dengan Chanyeol di belakangnya.

Layaknya profesional, dia menggerakkan tongkatnya seirama dengan gerakan tongkat Chanyeol.

"Huuuuuaaaaaaaa!" serunya bahagia.

Mereka mendarat dengan sedikit goncangan, hingga keduanya terjatuh di salju.

Baekhyun terengah-engah, tapi selain itu dia tampak tersenyum bahagia. Huh! Sangat menyenangkan.

Keduanya kemudian bangun, Chanyeol menghampiri Baekhyun. Membantu istrinya membersihkan salju yang tertinggal di jaket dan juga rambutnya.

Lalu...

Chanyeol merasakan dunianya berhenti berputar, saat tangannya membelai lembut pipi Baekhyun yang begitu dingin.

Tatapan mereka bertemu, jantung mereka kembali bersahutan dengan debaran keras.

Perlahan Chanyeol menangkup pipi Baekhyun, lalu kepalanya merunduk. Bibirnya menyentuh lembut bibir sang istri, lalu di gerakkan dengan perlahan. Dia ingin menikmati bibir istrinya, di setiap detik waktu bergulir.

Sementara itu berjarak lima ratus meter dari mereka, Joy tampak tengah berdebat dengan Sung Jae.

"Aish! Kenapa kau mengikutiku terus!" seru Joy kesal.

"Kau kesini denganku, bagaimana aku tak mengikutimu? Kalau kau hilang, apa yang akan kujelaskan pada kedua orang tuamu?"

Joy berkacak pinggang. "Yook Sung Jae! Kau tahu berapa usiaku? Kalau aku hilang disini, aku bisa mencari kantor polisi terdekat untuk mengantar ke rumah kakakku!"

"Ya Byun Sooyoung!"

"Aish! Jangan bicara padaku. Aku muak melihat tingkahmu."

Joy berjalan cepat meninggalkan Sung Jae. Pekikan bernada memanggil dari pria berambut keperakan itu tak dia hiraukan.

"Tunggu aku Joy!"

Joy tak peduli, dia tetap melangkah sampai kemudian menemukan sesuatu.

Mata kecilnya membulat dengan mulut menganga.


Beberapa detik kemudian Joy segera tersadar, lalu mengambil ponselnya. Dia harus mengabadikan kejadian romantis di depannya itu.

Setelah mendapatkan beberapa foto, dia lalu mengunggahnya di akun SNSnya.

Joy berbalik kemudian, tak ingin mengganggu kakaknya yang sedang menikmati hawa dingin pegunungan Alpen dengan cara yang berbeda.

Kissing in the snow.

Not bad.

.

.

.

Chanyeol melirik ponselnya yang sejak beberapa jam yang lalu terus bergetar. Pemberitahuan pesan atau juga dari akun snsnya.

Sebenarnya dia sedikit heran dengan banyaknya pemberitahuan yang dia dapatnya. Tak biasanya seperti itu. Biasanya dalam sehari ada mungkin dua puluh pesan masuk, itu pun dari kolega bisnisnya juga dari Jongdae dan Baekhyun. Kalau hari ini....

Sejak tadi dia memang sengaja mengabaikan pemberitahuan dari ponselnya. Karena sedang sibuk menikmati harinya dengan Baekhyun juga dengan adik dan rekan kerjanya.

Dan setelah mengantar Joy dan Sung Jae ke stasiun, dia baru mendapat kesempatan untuk membuka satu persatu pemberitahuan yang masuk ke ponselnya.

@SuhoKim Woah! Kemajuan yang luar biasa. Standing aplause untukmu @ChanyeolPark90

Chanyeol mengernyitkan dahinya membaca DM dari teman pengacaranya di Korea. Kemajuan? Apa maksud Suho.

Kemudian dia mulai berselancar di akun IGnya dan menemukan sebuah foto yang membuat matanya membulat kaget.

Itu dirinya dan Baekhyun tadi dan si pengunggah foto adalah adik iparnya.

"Oh shit!" gumam Chanyeol kesal.

Banyak komentar di foto itu, rata-rata dari orang yang mengenalnya di kantor dan mungkin beberapa orang adalah yang mengenal Baekhyun.

Isi komentarnya beragam, mulai dari iri, sedih dan juga bahagia tentunya.

Chanyeol tersenyum kecil mendapati hal itu. Bukan satu hal yang buruk sepertinya.

Dunia sekarang tahu, kalau Chanyeol adalah milik Baekhyun.

"Oppa!"

Chanyeol menoleh, Baekhyun berdiri di ambang pintu kamar sambil menggosok rambutnya. Ehm... Dada Chanyeol berdegup kencang, matanya tak lepas menatap sang istri, yang malam ini, berkali-kali lipat kecantikannya.

Perempuan itu berjalan mendekati Chanyeol, lalu duduk di samping sang suami.

"Kau tidak mandi?" tanyanya masih dengan menggosok rambut basahnya.

"Nanti saja." sahut Chanyeol sekenanya.

"Ehm. Apa yang kau lihat? Sepertinya kau tampak asik dengan ponselmu dari tadi."

Chanyeol kemudian menggeser duduknya agar lebih dekat dengan sang istri. Lalu dia menyerahkan ponselnya pada Baekhyun.

"Lihat ini!"

Baekhyun menerima ponsel itu dengan wajah bingung.

Dia lalu melihat foto yang di tunjukkan Chanyeol padanya.

"Omo!" serunya kaget.

"Joy yang memotret dan mengunggah foto itu di akun smsnya."

"Aku akan menelponnya. Apa maksudnya melakukan ini?"

Baekhyun hendak berdiri untuk mengambil ponselnya di kamar tapi Chanyeol menahannya.

"Aku harus memintanya menghapus foto ini."

"Kenapa? Kau tak menyukainya?"

"Bukan begitu. Tapi... Foto ini dilihat banyak orang."

"Kau malu?"

Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan sendu. Dia lalu menggeleng pelan.

"Tidak. Aku hanya merasa tak nyaman."

"Kenapa?"

Baekhyun tertunduk sambil memainkan jari-jarinya.

"Saat kita menikah, aku menutup akun snsku karena begitu banyak orang menghujatku. Terutama mereka yang mengenalmu dan juga tahu hubunganmu dan Soobin-ssi. Banyak yang menyumpahiku dan bahkan ada yang menyuruhku mati saja karena perbuatanku itu. Sejak itu aku tak pernah menggunakan SNS. Takut salah dan..."

Chanyeol meraih tangan istrinya dan menggenggamnya dengan sangat erat.

"Mian. Sadar atau tidak, aku pernah menempatkanmu di posisi yang cukup sulit. Kau tak perlu takut lagi sekarang, lihat! Komentar mereka sangat baik."

Baekhyun menatap Chanyeol sekali lagi, lalu menatap ponsel pria itu. Memang, dari yang dia lihat, tak ada komentar buruk untuk foto yang diunggah adiknya itu.

"Sekarang, kau hadap sana! Biar aku yang mengeringkan rambutmu."

"Tidak usah. Aku bisa melakukan sendiri."

"Aku akan membantumu Baekhyunie."

Chanyeol mengambil handuk Baekhyun dan memutar tubuh Baekhyun berlawanan arah darinya.

Dia mulai menggosok rambut basah Baekhyun.

Semakin lama Chanyeol menggosok rambut istrinya, dia semakin merasakan sebuah gairah.

Apalagi melihat punggung sang istri yang begitu putih, bersih dan....

Chanyeol menarik nafasnya perlahan, menahan diri untuk tidak menyentuh sang istri lebih dari biasanya. Tapi...

Chup!

Baekhyun tersentak merasakan bibir sang suami menyentuh bahunya.

Perempuan berparas cantik itu memalingkan wajahnya, menatap sang suami dengan tatapan penuh tanya.

Chanyeol terdiam lalu sedikit merunduk.

Pria itu mengecup pipi Baekhyun sesaat, lalu berpindah ke bibir tipis istri cantiknya itu.

Chanyeol melumatnya dengan sangat lembut.

Mereka saling berpagut mesra selama kurang lebih tiga menit.

Chanyeol menatap sambil mengusap bibir istrinya dengan sangat lembut.

"Aku menginginkanmu sayang." bisik Chanyeol sembari membelai lembut pipi istrinya itu.

Baekhyun menatap Chanyeol, dia meraih tangan suaminya yang tengah membelai pipinya. Lalu dia memberanikan diri untuk mengecup bibir sang suami.

"Aku milikmu." balas Baekhyun sembari tersenyum tipis.

Chanyeol membalas senyuman Baekhyun dengan sebuah kecupan ringan, yang ketika jarum jam berganti posisi, kecupan itu berubah menjadi ciuman yang menuntut. Semakin lama semakin dalam dan panas.

.

.

.

Chanyeol setengah duduk di atas Baekhyun.

Mereka sudah sama-sama telanjang. Chanyeol sudah memposisikan alat vitalnya tepat di depan lubang senggama Baekhyun. Tapi dia belum ingin memasuki istrinya.

Dia masih memijat dengan lembut dada Baekhyun, bergantian sambil sesekali di sesap dengan sedikit gigitan, hingga menimbulkan bercak merah di permukaan dada sengkal Baekhyun.

Sementara itu, Baekhyun hanya mampu mendesah, menyalurkan gairahnya pada paha sang suami yang dia remas seiring gerakan Chanyeol di dadanya.

Matanya menatap sayu sang suami.

Rasanya manusia dan tentunya terjadi pada hampir semua wanita di muka bumi ini, dimana ketika melihat dada bidang, lengan kokoh dan juga wajah tampan seorang pria, akan langsung jatuh cinta.

Hal manusiawi itu yang dirasakan Baekhyun saat pertama kali dia bertemu Chanyeol.

Pria itu tengah berlatih wall climbing dengan teman-temannya, di satu sore di musim semi.

Saat itu, Chanyeol baru saja turun dari papan climbing, karena kaosnya basah oleh keringat, pria itu kemudian melepasnya.

Semua mata terpana melihat pesona Chanyeol sore itu. Otot lengan yang kekar, dada bidang dengan hiasan ABS pada perutnya, rambut ikalnya yang basah, dan tawanya tanpa suara, hal itu yang membuat Baekhyun tertarik pada Chanyeol untuk pertama kalinya.

Malam ini, dia kembali disuguhkan dengan pahatan indah itu. Kalau dulu dia hanya bisa berandai-andai memegang Chanyeol, malam ini pria itu miliknya. Dia boleh dan bebas melakukan apa saja, pada tubuh atletis suaminya.

"Wae?" tanya Chanyeol sembari mengecup sudut bibir Baekhyun.

"You're so sexy." bisik Baekhyun sembari mengusap lembut lengan sang suami.

"You're so hot."

Chanyeol langsung mendorong miliknya, masuk ke dalam lubang sang istri.

Baekhyun memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Kepalanya mendongak.

Ini kali kedua benda tumpul Chanyeol memasukinya. Rasanya... Sangat berbeda.

Dulu dia merasa sangat kesakitan, saat Chanyeol memasukinya dan bergerak kasar di dalam tubuhnya. Apalagi ketika sebuah nama di sebut saat sang suami mencapai puncak kenikmatannya.

Dan sekarang, masih sakit tapi dia bisa menikmati setiap hujaman benda tumpul itu.

Chanyeol bergerak pelan, maju mundur sambil sesekali mengecup pipi Baekhyun. Dia memang sengaja bermain dengan tempo sedikit pelan. Dia ingin Baekhyun mengingat malam ini sebagai malam pertama mereka.

"Euhm." sekali lagi satu desahan lolos dari bibirnya.

"Ah!" Chanyeol kembali mendorong dengan cukup keras.

Dia terus bergerak, sambil sesekali mengecupi sang istri. Tangannya tak tinggal diam, keduanya dia gunakan untuk meremas dada sang istri. Yang terlihat lebih besar dan lebih menantang dari sebelumnya.

Keduanya saling berusaha, menggapai sebuah rasa yang di sebut orang nikmatnya surga dunia.

Desahan, deru nafas yang memburu saling bersahutan dari keduanya, seiring dengan semakin cepatnya gerakan Chanyeol di dalam tubuh sang istri.

Tak berselang lama, tubuh Baekhyun melengkung ke atas, kedua tangannya dia kalungkan sang suami, ketika gelombang kenikmatan nyaris dia rasakan.

Semakin keras dan kencang hujaman Chanyeol pada lubangnya, semakin Baekhyun merasa ingin kencing.

"Ah!"

"Euhm!"

"Ah!"

"Aaargh!"

"Ah!"

"Euhm."

"Haa'aaaaahhh!" Baekhyun meremas lengan suaminya kuat, bibir bawahnya dia gigit dengan mata terkatup.

Tak berapa lama, dia merasakan begitu banyak cairan membasahi lubangnya.

Setelah sekitar satu menit. Chanyeol membantu Baekhyun untuk kembali merebahkan diri. Dan dia memilih mendekap tubuh mungil itu dari belakang.

Wanita berparas cantik itu terlihat kelelahan.

"Kau lelah?"

"Ehm."

"Aku belum keluar sayang."

Baekhyun terpaksa membuka matanya. Menatap Chanyeol setengah mengantuk.

Chanyeol mencium pelan pipi istrinya. Lalu tangannya bergerak ke bawah, mengatur kaki Baekhyun sedemikian rupa, hingga dia bisa kembali memasuki istrinya dari belakang.

"Aaahh!" Baekhyun kembali tersentak saat benda suaminya kembali masuk ke dalam lubangnya.

Tak lama kemudian, Chanyeol kembali menggerakkan miliknya. Maju mundur dan semakin lama semakin cepat.

Baekhyun tak kuasa menahan gelombang yang datang pada dirinya. Perempuan itu menolehkan kepalanya, sang suami menyambutnya dengan ciuman mesra di atas bibir tipisnya.

Lalu....

Baekhyun dan Chanyeol sama-sama memekik puas. Cairan kental berwarna putih membasahi lubang Baekhyun, terasa hangat dan penuh.

Baekhyun terengah, sama halnya dengan Chanyeol.

Udara di luar boleh dingin, tapi disini, di kamar mereka ini, suasana begitu hangat dan intim.

Chanyeol mengecup bahu istrinya, lalu beralih ke pipi dan tengkuknya.

Setelah itu dia memeluk erat Baekhyun, sambil membisikkan sebuah kalimat cinta.

"Aku sangat mencintaimu."

.

.

.

Chanyeol bangun lebih dulu, menatap dengan penuh perasaan cinta, sosok sang istri yang masih lelap di bawah selimut.

Cantik!

Menggemaskan.

Chanyeol tersenyum kecil sambil mengambil ponselnya.

Dia kemudian mengambil foto sang istri.

Dia lalu mengunggah foto itu di akun sns-nya dengan menambahkan sebuah kalimat panjang untuk menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.

Byun Baekhyun
Sebuah nama yang dulu bahkan tak pernah terbayangkan akan menjadi bagian penting dalam perjalanan masa depanku.
Aku mengenalnya di semester akhir masa kuliahku. Bukan sosok yang menarik perhatianku meski dia begitu cantik, karena saat itu, aku sudah memiliki kekasih.

Berselang lima tahun kemudian, tiba-tiba orang tuaku meminta dengan sangat, agar aku menikahinya.

Kaget dan pastinya tak bisa menerima hal itu.

Namun, semua harus tetap ku jalani karena aku tak bisa melihat kesedihan di mata seorang wanita yang sudah melahirkan aku.

Waktu bergulir dengan begitu cepat. Tak ada yang membaik dari hubungan yang kami jalani sampai satu hari... Aku disadarkan oleh sebuah kenyataan.

Hari kelam yang akhirnya merubah segala hal dalam hidupku. Yang pada akhirnya menyadarkan aku, ada seorang perempuan yang tulus mencintaiku.

Yang hanya karena ingin dilihat olehku, dia rela melakukan apapun bahkan beberapa hal yang dulu tak pernah dia lakukan.

Byun Baekhyun.

Wanita ini, yang paling aku cintai, dari mulai membuka mata sampai mata ini terkatup kembali.

Maafkan suamimu yang tak pernah sempurna mencintaimu. Yang terlambat menyadari bahwa kau sosok paling penting dalam hidupnya.

Baekhyunie!

Padamu, aku ingin memberikan semuanya.
Denganmu, aku ingin menghabiskan sisa usiaku.
Dan bersamamu, mari kita jemput bahagia.

Aku mencintaimu, saat ini dan seterusnya.

Dan teruntuk buah hati kami yang sudah damai di Surga.

Jungwoo-ya! Jeongmal mianhae. Appa memang bukan sosok yang terbaik yang pernah ada, tapi appa janji, akan selalu membahagiakan eomma dan adik-adikmu kelak. Berbahagialah kau disana sayang, kita pasti bertemu lagi. Dan saat itu terjadi, appa ingin memelukmu sekali lagi.

Saranghae Baekhyunie.
Jeongmal saranghae Jungwoo-ya.

Setelah mengetikkan kalimat panjang untuk keterangan foto yang diunggahnya. Chanyeol kembali menyusup masuk di dalam selimut yang sama dengan istrinya.

Tidak tidur, hanya sedang menatap Baekhyun yang masih terbuai dalam mimpi indahnya.

Chanyeol memainkan bulu mata Baekhyun, yang lebat dan lentik dengan jarum telunjuknya. Setelah itu berpindah ke hidung. Menyusuri hidung tinggi istrinya dengan lembut.

Lalu sentuhannya berpindah ke bibir. Bibir tipis yang sudah menjadi candu baginya. Yang saat dicium terasa begitu manis.

Chanyeol tersenyum kecil.

Tidak ada yang tahu rahasia Tuhan. Tak ada yang tahu pula bagaimana Tuhan membolak balikkan hati manusia.

Dia yang dulu sangat membenci Baekhyun, kini berubah menjadi dia yang begitu mencintai wanita itu.

Chanyeol mencium gemas pipi sang istri kemudian. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali. Sampai wanita itu mengeluarkan protesannya dengan erangan manja.

"Eeeuugghhh!" Baekhyun menjauhkan wajah Chanyeol dari dirinya dengan mata yang masih tertutup.

Setelah berhasil, dia menarik selimutnya dan menutupi kepalanya.

Chanyeol tertegun sejenak, sebelum muncul ide jahilnya untuk semakin menggoda sang istri.

Setelah beberapa saat, dia menarik selimut Baekhyun. Lalu dia kembali mengecupi pipi sang istri.

"Aaaahhh!" erangnya kesal. Dia kembali akan mendorong wajah sang suami tapi Chanyeol sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Aish!" desisnya tajam.

Mau tak mau, Baekhyun membuka matanya. Menatap sang suami dengan mimik kesalnya.

"Ck!" decakan kesal meluncur dari bibirnya. Dia lalu menarik tangannya dari Chanyeol.

"Aku lelah, ingin tidur. Kenapa kau tak membiarkan aku tidur dengan nyaman Park Chanyeol-ssi."

"Aku gemas melihatmu tidur Byun Baekhyun-ssi."

"Ck." Baekhyun kembali berdecak kesal, matanya melirik Chanyeol tajam.

Pria itu tak pengertian sekali. Dia semalaman di hajar sampai kelelahan dan sekarang dia tak diberi kesempatan untuk istirahat dengan nyaman. Menyebalkan.

"Tak baik melihat suaminya seperti itu, nanti makin jatuh cinta lho."

"Cih. Percaya diri sekali. Siapa juga yang jatuh cinta pada pria seperti anda?" Baekhyun menjulurkan lidahnya.

"Eh...eh... Siapa yang nangis-nangis minta di nikahi?"

"Siapa? Aku tidak. Sedikit. Aku hanya sedikit menangis."

"Bohong. Kata eommonie kau sampai tidak makan seminggu karena aku menolakmu."

Ck!

Baekhyun menekuk wajahnya, lalu bangun dari tidurnya.

Baekhyun hendak turun dari ranjangnya, tapi Chanyeol menahannya.

Pria itu kembali menarik Baekhyun hingga perempuan itu kembali terbaring di ranjang.

"Minggir! Aku mau mandi!" Baekhyun menepis tangan Chanyeol yang memeluknya.

"Nanti saja. Mandi sama aku."

"Tidak. Kalau mandi denganmu, tentunya tidak hanya mandi bukan."

"Eh! Kok tahu?"

"Ish!"

Chanyeol mengeratkan pelukannya pada Baekhyun.

"Gomawo Baekhyunie. Kau sudah memberiku kesempatan untuk merasakan bahwa mencintai dan dicintai itu sangat indah. Maaf pernah melukaimu dengan begitu dalam."

Baekhyun tersenyum kecil dalam dekapan sang suami.

"Aku tak tahu, kejahatan apalagi yang akan kulakukan padamu, seandainya kita tak pernah mengalami kehilangan yang sangat menyakitkan saat itu. Terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua. Aku...."

Chanyeol menatap sang istri. Lalu mencium perlahan bibir sang istri.

"Sangat mencintaimu." lanjutnya setelah ciuman itu terjadi.

"Nado." balas Baekhyun sambil tersenyum lebar.

Keduanya kemudian saling berpelukan. Dan kembali larut dalam mimpi indah.

.

.

.

TBC

Note : Makasih atas dukungannya terhadap cerita ini.

Marhaban Ya Ramadhan untuk kalian yang menjalankannya.
Saya minta maaf sebesar-besarnya, kalau ada salah dalam tulisan dan mungkin balasan saya atas pesan kalian.

Mari suci kan diri menyambut bulan penuh berkah ini.

See you

.

.

.

^_^  Lord Joongie  ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

50.7K 4.5K 13
[COMPLETED] Pertemuan antara si bilioner muda dengan pemilik cafe hits gyeonggi-do. Penasaran? Selamat membaca^^ Tolong berikan banyak cinta untuk c...
3.8K 323 31
Dihina mertua setiap hari? Sheila masih bisa bersabar. Dipandang sebelah mata oleh keluarga besar sang suami? Sheila juga masih bisa bertahan. Selama...
92.6K 15K 18
Park Chanyeol Hidupnya tampak sempurna dengan segala hal yang dia raih saat ini. Menjadi idola dengan jalan karir yang luar biasa hingga mengantarnya...
223K 19.2K 14
Bagaimana menggambarkan sosoknya? Euhm... Menyebalkan? Bagi sebagian orang atau bahkan semua orang yang bekerja di Geongbok Hospital, dia adalah soso...