(IND - ENG) - Ancient Love...

By Cyrena0819

63.6K 5.8K 1K

Pairing : Kongpop/Arthit Genre : History/Time Travel (IND) Sinopsis : Kongpop lahir di keluarga arkeolog, ay... More

(IND) Chapter One
(ENG) - Chapter One
(IND) Chapter Two
(ENG) Chapter Two
(IND) Chapter Three
(ENG) Chapter Three
(IND) Chapter Empat
(ENG) Chapter Four
(IND) Chapter Five
(ENG) Chapter Five
(IND) Chapter Six
(ENG) Chapter Six
(IND) Chapter Seven
(ENG) Chapter Seven
(IND) Chapter Eight
(ENG) Chapter Eight
(IND) Chapter Nine
(ENG) Chapter Nine
(IND) Chapter Ten
(ENG) Chapter Ten
(IND) Chapter Eleven
(ENG) Chapter Eleven
(IND) Chapter Twelve
(ENG) Chapter Twelve
(IND) Chapter Thirteen
(ENG) Chapter Thirteen
(IND) Chapter Fourteen
(ENG) Chapter Fourteen
(IND) Chapter Fifteen
(ENG) Chapter Fifteen
(IND) Chapter Sixteen
(ENG) Chapter Sixteen
(ENG) Chapter Seventeen
(IND) Chapter Eighteen
(ENG) Chapter Eighteen
(IND) Chapter Nineteen
(ENG) Chapter Nineteen
(IND) Chapter Twenty
(ENG) Chapter Twenty
(IND) Chapter Twenty One
(ENG) Chapter Twenty One
(IND) Chapter Twenty Two
(ENG) Chapter Twenty Two
(IND) Chapter Twenty Three
(ENG) Chapter Twenty Three
(IND) Chapter Twenty Four
(ENG) Chapter Twenty Four
(IND) Chapter Twenty Five
(ENG) Chapter Twenty Five
(IND) Chapter Twenty Six
(ENG) Chapter Twenty Six
(IND) Chapter - Twenty Seven
(ENG) Chapter - Twenty Seven
(IND) Last Chapter - Twenty Eight
(ENG) Last Chapter - Twenty Eight
(IND) Extra Chapter - One Shot
(ENG) Extra Chapter - One Shot

(IND) Chapter Seventeen

846 104 7
By Cyrena0819

Arthit dan Kong langsung menuju rumah sakit dari jembatan, lalu naik lift turun ke lantai B1, tetapi begitu pintu terbuka, keduanya tercengang oleh pemandangan di depan mata mereka.

Mereka bukan tiba di laboratorium rahasia sesuai dengan deskripsi Arthit melainkan lokasi parkir, Arthit kemudian memeriksa panel lift lagi dan merasa penasaran.

"B1 kok, aku yakin tidak salah lihat..."

"Apakah kau melewatkan sesuatu?" Tanya Kong sambil mengangkat salah satu alisnya.

Arthit mencoba mengingat kembali dan menyentuh panel.

"Oh, aku ingat dia memasukkan kunci di sini sebelum menekan tombol." Arthit menunjuk ke lubang kunci di samping tombol B1.

Kong segera berjongkok dan memeriksa panel sejenak, tetapi ia tidak dapat menemukan yang hal mencurigakan darinya, yang tidak ia mengerti, lubang kunci ini seharusnya digunakan untuk keadaan darurat.

Kong kemudian memeriksa sekeliling dan melihat CCTV tepat di atas kepala mereka, lalu menghela nafas karena kamera tidak dapat melihat keluar, tetapi tiba-tiba ia menyadari sesuatu.

"Apakah kau masih ingat tanggal dan waktu tepatnya Paman Liu membawamu ke sini?" Tanyanya pada Arthit.

Arthit mengangguk dan memberitahunya detailnya.

Kong memikirkan sesuatu dan memeriksa arlojinya, ia mengajak Arthit ke toko perhiasan untuk membeli sepasang cincin pertunangan dan langsung memakainya, selanjutnya mereka pergi ke studio foto pernikahan, untuk pura – pura mencoba jas pernikahan, Kong lalu mengambil foto selfie bersama Arthit sambil menunjukkan cincin mereka, setelah itu dia melepas cincin Arthit dan menyembunyikannya di dalam sakunya sebelum kembali ke rumah sakit sekitar malam dan menuju ke ruang kontrol keamanan.

Kong menyuruh Arthit untuk mengikuti semua instruksinya sebelum masuk.

"Maaf, aku butuh bantuan untuk memeriksa rekaman CCTV lift..." mohon Kong. "Teman priaku menghilangkan cincin pertunangan kami di lift sekitar satu minggu yang lalu...kami telah membuat laporan kehilangan di departemen lost and found, tapi...tidak ada kabar..." Kong terisak sambil menunjukkan foto pernikahan dari ponselnya dan zoom in pada cincin.

"Kami akan menikah besok pagi..." tambahnya kemudian melihat ke bawah, menyilangkan tangannya dengan Arthit, dan dengan sengaja menunjukkan cincin di tangan kirinya, sambil membuat ekspresi sedih dan memohon.

"Cincin ini memiliki sejarah, pemberian dari orang tuaku, bagaimana pun juga kami harus menemukannya..." ia kemudian mengangkat jemari Arthit ke bibirnya dan menciumnya.

Para petugas security melihat mereka bergantian dengan tercengang, lalu menghela napas sebelum setuju untuk menunjukkan rekaman CCTV pada mereka karena merasa simpati dan kasihan.

"Berapa kisaran waktu saat kamu naik lift?"

"Er...dia tidak ingat jelas, tetapi mungkin sekitar pukul 10 sampai 11 pagi..." jawab Kong dan berhenti sejenak kemudian menambahkan. "Maaf, dia tidak bisa bahasa Thailand."

Petugas security melihat curiga pada Arthit sebelum mengatur tanggal dan waktu dan memutar video untuk mereka, Kong dan Arthit duduk berdampingan di depan monitor dan menonton dengan sabar.

Kong melirik petugas security di samping mereka dan sedang memikirkan cara untuk membuatnya pergi.

Dia kemudian dengan sengaja membawa tangannya untuk membelai paha Arthit dengan mesra, membuat pria itu merinding seketika dan menelan ludahnya dengan berat tetapi tidak berani memprotes.

Petugas security di samping mereka tidak ketinggalan melihat hal itu dan merasa canggung dengan situasi tersebut.

"Ehem, er...maaf, aku akan pergi ke toilet, pelan – pelan saja dan perhatikan dengan seksama!" Ia kemudian bangun dan memberi tahu temannya yang sedang mengawasi CCTV di monitor lain sambil memainkan ponselnya.

Setelah aman, Kong dengan cepat mengklik mouse dan fast forward ke waktu yang disebut oleh Arthit sampai ia melihat paman Liu dan Arthit masuk ke dalam lift.

Seperti yang dikatakan Arthit, paman Liu memasukkan kunci sebelum menekan tombol B1 untuk turun. Kong lalu memperhatikan pantulan pada dinding stainless-steel di belakang mereka.

Indikator nomor lantai di atas pintu memang menunjukkan lift turun ke B1 tetapi melewatinya kemudian turun ke B2, Kong membelalakkan matanya dengan terkejut.

Begitu pintu terbuka, dia melihat lorong elevator persis seperti lantai lainnya, tetapi ia bisa melihat pintu besi double di ujung hall tidak seperti lantai lainnya.

Paman Liu kemudian mengeluarkan kunci dan menekan tombol B1 lagi sebelum keluar.

Kong kemudian mengingat cerita Toey tentang kehilangan jejak paman Liu setelah dia masuk ke lift, sekarang dia mendapat penjelasan untuk itu. Jadi ada indikator lantai yang hilang pada panel lift, yang menuju ke lantai di bawah lokasi parkir yang tidak ditandai pada peta rumah sakit.

Tempat yang ia curigai di mana saudaranya berada dan masih hidup seperti yang diceritakan oleh Arthit.

Kong kemudian pause pada menit tertentu, kemudian zoom in untuk melihat kunci dan melihat lebih dekat ukiran di tengahnya.

Dia merasa bahwa dia pernah melihat kunci itu di suatu tempat, dan setelah beberapa saat dia akhirnya ingat bahwa ia melihatnya di dalam kamar paman Liu.

Selanjutnya ia mengganti rentang waktu untuk menonton video berikutnya paman Liu dan Arthit meninggalkan laboratorium dan ia tidak sengaja melihat paman Liu diam-diam memasukkan sesuatu ke dalam saku jaket hoodie Arthit, ia mencoba zoom in untuk melihat benda apakah itu, meskipun agak samar, namun benda itu terlihat seperti cincin.

"Apakah kamu menyadari bahwa paman Liu memasukkan sesuatu ke dalam sakumu?" Tanya Kong. "Apakah kau memeriksa kantongnya sebelum memakainya lagi ke galeri?"

Arthit menggelengkan kepalanya.

"Di mana jaket ini sekarang?"

"Terakhir kali aku melihatnya di ruangan tempat aku disekap..." dia kemudian menggambarkan kondisi ruangan tersebut pada Kong.

Selanjutnya, dari rumah sakit, Kong kembali mengunjungi gedung rumah sakit lama untuk mencari hoodie, meskipun ia menemukan hoodie, tetapi tidak ada apa pun di dalam sakunya.

Kong menghela nafas dan menyerah, lalu pulang dengan suasana hati yang buruk dan langsung menuju ke kamarnya, tetapi ia dihentikan oleh paman Liu yang baru saja keluar dari dalam.

"Dari mana saja kalian?" Tanya paman Liu.

"Kencan." Jawab Kong spontan.

"Aw, so sweet sekali..." paman Liu terlihat terkejut. "Jadi, kalian...menjalin hubungan sekarang?"

Kong lalu meraih tangan Arthit, menyeringai dan menjawab. "Kami bertunangan sekarang ..." dia berhenti sejenak dan mengingat sesuatu, dia mengeluarkan cincin yang ia simpan sebelumnya dan memasangkannya kembali di jari Arthit.

Paman Liu kehilangan kata-katanya dan terbata - bata. "H-haruskah aku mengatur pestanya dan mengirim undangan untuk merayakannya?"

"Aw, tidak perlu..." jawab Kong. "Aku tidak akan merayakan apa pun sampai ibuku pulih dan kakakku ditemukan...hidup..." dia menekankan pada kata hidup.

Paman Liu langsung terdiam, menatap Kong sejenak lalu melirik Arthit dan mengerti.

"Kutebak, Arthit sudah memberitahumu segalanya ...."

"Apakah kau ingin menambahkan?"

"Maaf..." ucap Arthit singkat.

Paman Liu menghela nafas dan berkata. "Tidak, akulah yang harus meminta maaf!" Paman Liu menepuk bahu Arthit dan mengatakan kepadanya bahwa dia perlu berbicara dengan Kong berdua.

Jadi Arthit pun kembali ke kamarnya, sementara paman Liu dan Kong menuju ke ruang belajar.

"Ya, kakakmu masih hidup... tapi dia..."

"Sekarat?" Potong Kong.

Paman Liu segera memelototinya. "Aku lebih menyebutnya...tidak sadar..."

"Mengapa kamu menyembunyikannya dariku dan membiarkanku berpikir bahwa kakakku telah mati?" Kong berkata emosional. "Aku mempercayaimu sepenuhnya dan menganggapmu seperti keluargaku sendiri, tapi...apa yang kau lakukan benar-benar membuatku kecewa..."

"Aku minta maaf, tapi aku memiliki alasan!"

"Apa alasan yang bagus untuk ini?"

Paman Liu tidak menjawab. "Aku mencoba mencari cara untuk menghidupkannya kembali." Ia malah mengganti topik pembicaraan.

"Dia belum mati!"

"Tapi dia mungkin akan!" Potong paman Liu. "Jadi sebaiknya kau berpikir seperti itu untuk saat ini, sampai aku menemukan cara untuk membawanya kembali!"

Kong terdiam dan memikirkan sesuatu. "Oh, jadi sebenarnya kamu punya obsesi yang sama dengan paman Tum, yaitu bermimpi untuk menemukan rahasia hidup abadi atau menghidupkan kembali orang yang sudah mati? Apa yang kau lakukan di lab rahasia bawah tanah di rumah sakit? Menjadikan saudaraku sebagai kelinci percobaan untuk eksperiment?"

Paman Liu menatapnya lama, berusaha menaha emosi lalu melepaskannya dengan menghela nafas berat.

"Itu adalah fasilitas penelitian Suthiluck yang dibangun oleh ayahmu dan Porf. Pitrachat dan itu ilegal!" Jawab paman Liu. "Setelah ayah dan pamanmu meninggal, aku berpikir untuk menutupnya, jadi kau tidak perlu menjadi bagian darinya, dan mendapat masalah karenanya karena kau memiliki impian dan jalan hidupmu sendiri!"

"Karena aku bukan Suthiluck Kongpop yang asli?"

Paman Liu terkejut mendengar hal itu. "Apa yang kau katakan?"

"Aku tidak tahu apa yang kukatakan, tetapi..." Kong lalu berjalan ke laci dan mengeluarkan foto keluarga yang ia temukan di dalam studio kerja ayahnya. "Bisakah kau memberitahuku siapa bayi di foto ini?"

Mata lelaki tua itu membelalak lebar dan terkejut, foto itu seharusnya tidak ditemukan di mana pun, karena dia begitu yakin bahwa dia sudah menghancurkan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti yang diperintahkan oleh Tuan Suthiluck.

Paman Liu mengambil foto itu dan membaliknya, ia bisa mengenali tulisan tangan milik Tuan Suthiluck sendiri.

"Dengar, tidak peduli siapapun yang ada di foto ini..." dia berhenti sejenak dan melanjutkan. "Kau adalah satu – satunya Kongpop Suthiluck...dan kau bukan diadopsi! Aku bisa menjamin hal itu! "

Kong tidak mempercayai hal itu. "Maksudmu, aku punya kakak laki-laki lain selain P'Pang?"

Paman Liu menghela nafas panjang dan berkata. "Bisa dikatakan seperti itu, tapi...sayangnya dia tidak seberuntung dirimu, ia meninggal pada hari ia meninggalkan rumah sakit, yaitu kira- kira satu minggu setelah ia dilahirkan."

Kong membelalakkan matanya terkejut, tetapi kemudian dia merasakan sesuatu yang salah. "Lalu kenapa tidak ada yang memberitahuku tentang semua ini dan kenapa aku dinamai Kongpop? Apakah kehadiranku adalah untuk menggantikan tempatnya?"

"Kau pikir begitu?"

"Well, aku juga tidak keberatan..." komentar Kong. "Tunggu, lalu kenapa ibuku terus mengatakan bahwa orang jahat ingin menculik dan menyakiti bayinya, dan juga menyebutkan tentang hidup kembali...dan serum..." Kong mengganti topik pembicaraan, ia kemudian meraih tangan paman Liu dan menatapnya dengan serius.

"Apa maksudnya? Apa yang terjadi pada kakakku?! Apakah dia diculik? "

Paman Liu terlihat ragu-ragu, "Bisakah kita membicarakan masalah ini lain kali?"

Kong menatapnya dengan curiga. "Kenapa? Apakah ini ada hubungannya dengan penelitian tentang keabadian? Apakah kalian menculiknya untuk menjadikannya objek eksperimen?"

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?"

"Kalau begitu tolong beritahu padaku? Apa yang terjadi padanya? Bagaimana dia mati?"

"Itu kecelakaan!"

Kong mengangkat alisnya menunggu penjelasan.

"Apakah kau pernah mendengar tentang Black May 1992?"

Kong mengangguk.

"Saat kakakmu lahir, terjadi kerusuhan di kota, dimana terjadi demonstrasi besar- besaran di Bangkok menentang pemerintahan Jenderal Suchinda Kraprayoon. Jadi ayahmu terpaksa menginap di rumah sakit dan menemani ibumu."

"Lalu pada tanggal 21 May, ayahmu bersikeras untuk membawa pulang ibumu dan putranya yang baru lahir dari rumah sakit, karena ia mengira kondisi dalam kota sudah terkendali..." paman Liu berhenti sejenak. "Siapa yang tahu, ketika mobil melewati Jembatan Phan Fa, beberapa demonstran yang tersisa masih reli di jalan-jalan dan mereka dengan bercanda melemparkan batu ke mobil yang lewat untuk menakuti mereka. Jadi, pada saat itu mobil yang ditumpangi ayah, ibu dan kakakmu menabrak blokade jalan, untuk menghindari batu besar yang tiba-tiba muncul di tengah jembatan. "

"Kakakku meninggal dalam kecelakaan itu?"

"Untungnya tidak..." paman Liu kembali berhenti sejenak. "Tetapi terluka parah..."

"Apa yang terjadi selanjutnya?" Kong menelan ludahnya dan jantungnya berdegup kencang, tetapi satu hal yang masih menjadi pertanyaan, kenapa ibunya berkata bahwa seseorang akan membawa pergi bayinya.

"Setelah diagnosis keluar, dokter mengatakan bahwa bayi Kong mengalami cedera otak yang sangat serius, sehingga ia mungkin akan menjadi lumpuh atau paling buruk meninggal dunia..."

"Jadi, pamanmu Prof. Pitrachat menawarkan untuk...membekukan tubuhnya menggunakan metode cryonic untuk menyelamatkan hidupnya terlebih dahulu, kemudian menemukan cara untuk menyembuhkannya di masa depan, ibumu tidak setuju, tapi sudah terlambat, ayahmu telah menandatanganinya..."

"Apa?!" Kong terkejut dan tidak percaya. "Jadi, maksudmu kemungkinan dia masih hidup sampai sekarang?"

Paman Liu tidak menjawab, tetapi dari ekspresinya, Kong bisa menebak kalau jawabannya tidak bagus.

Kong menghela nafas lega dan berkata. "Jadi, aku dinamai sesuai dengan namanya untuk mengenangnya atau menggantikannya sebenarnya ..."

"Kami berusaha untuk merahasiakannya, bukan berarti kami telah melupakannya, tapi...kami hanya tidak membicarakannya agar kita semua bisa hidup di masa sekarang, kuharap kau dapat memahaminya."

Kong menganggukkan kepalanya dengan pelan, namun entah bagaimana pikirannya masih tidak tenang, dia masih mencoba mengatur cube untuk membuatnya sewarna.

"Ibumu mengalami stroke dan trauma saat mendengar apa yang terjadi pada ayahmu dan Pang, karena ia pernah mengalami trauma kehilangan seorang putra sebelumnya dan itu mengingatkannya kembali tentang apa yang terjadi pada kakak keduamu..."

"Mungkin kondisi ibuku akan menjadi lebih baik jika kita memberitahunya bahwa P'Pang masih hidup..." usul Kong.

"Apakah menurutmu itu ide yang bagus?" Paman Liu tertawa. "Bagaimana jika Pang tidak pernah membuka matanya lagi seperti apa yang terjadi pada saudaranya? Ibumu akan mendapatkan trauma gelombang ketiga dan kondisinya mungkin menjadi lebih buruk ..."

Kong seperti ditusuk di dadanya dan menganggap bahwa kata paman Liu mungkin benar.

"Aku sedang memikirkan ucapan Natawat yang kedengarannya dapat dipercaya..." Paman Liu mengganti topik dan terlihat ragu-ragu. "Buku itu mungkin menyimpan rahasia yang mungkin bisa menyelamatkan Pang..."

"Kau tidak serius, kan?"

"Aku tahu itu bodoh, tapi... tidak ada yang salah untuk mencari tahu kebenarannya, bukan?"

"Baiklah, katakan bahwa kau benar...toh tidak ada yang tahu cara membuka buku sialan itu, atau kau bisa mencoba membukanya dengan paksa..."

Paman Liu memelototinya. "Kita mungkin tidak, tapi mungkin Arthit tau..."

to be continue....

Continue Reading

You'll Also Like

611K 28.7K 44
"Anjing sekali everybody, yakali gue tidur langsung beda dunia" Bagaimana jadinya seorang Queena Selvi Dealova Kenward jiwa masa depan bertransmigras...
Anak Buangan Duke By Luna

Historical Fiction

27.2K 4.8K 15
[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montros...
387K 57.6K 82
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
434K 36.8K 33
Kehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Se...