Moonlight || Lee Felix

By Sija06_

56.4K 5.5K 207

Kisah anak brokenhome yang selalu disiksa oleh ibu kandungannya. 12 tahun dia merasakan itu. Hingga akhirnya... More

First Of All
Eins
Zwei
Drei
Vier
Fünf
Sechs
Acht
Neun
Zehn
Elf
Zwölf
Dreizehn
Vierzehn
Fünfzehn
Sechzehn
Siebzehn
Achtzehn
Neunzehn
Zwanzig
Einundzwanzig
Zweiundzwanzig
Dreiundzwanzig
Vierundzwanzig
Fünfundzwanzig
Sechsundzwanzig

Sieben

1.8K 210 1
By Sija06_

Bel istirahat menggema keseluruh sekolahnya. Semua murid keluar dari kelasnya.

Hari ini adalah jadwal olahraga untuk kelas Felix. Karena sudah bel jadi jam olahraganya sudah selesai.

Dia membuka lokernya dan menemukan secarik kertas yang tertempel di pintu lokernya.

Temui gue, pulang sekolah. Di rooftop gue tunggu.

Dimas
XI IPS 3.

Felix menyernyitkan dahinya bingung. Dimas?! Perasaan dia tak pernah membuat masalah dengan dia. Ehm, dari pada penasaran dia akan menemuinya sepulang sekolah.

Ia segera berganti baju lalu langsung menuju ke kantin bersama dengan Han. Saat sampai di kantin ia langsung menghampiri Chan dan Renjun.

"Lix, gak papakan?!" Ucap Chan.

"Hah?!" Ucap Felix bingung.

"Lu gelisah gitu." Ucap Chan.

"Gak papa Bang," ucap Felix

"Ohh, lu kelihatan gelisah gitu, beneran gak papa kan?!" Ucap Chan.

"Beneran, gue gak papa." Ucap Felix sambil memakan baksonya.

Tak lama bel masuk berbunyi. Semua murid buru-buru memasuki kelas mereka.

_________________

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Felix segera menuju ke rooftop menemui seseorang yang mengirim surat padanya.

Saat sampai di rooftop dia melihat sosok laki-laki yang duduk sendirian sambil memandang langit.

"Lu Dimas kan?!" Ucap Felix memastikan.

Anak itu menoleh dan tersenyum. Lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Felix.

"Iya, ini ada titipan buku buat lu," ucap Dimas.

"Buku apa?!" Ucap Felix.

"Buka aja." Ucap Dimas.

Felix membuka bingkisan buku itu. Judul buku itu sedikit aneh. Tapi dia rasa seperti tak asing dengan buku itu.

"Dear Human?!" Gumam Felix pelan.

Lalu ia membuka buku itu, pantas saja buku itu tak asing. Ternyata buku itu hasil tulisan teman SMP nya.

Felix langsung menatap Dimas heran. Bagaimana bisa ini berada pada dia?!

"Ini Fina kan yang nulis?!" Tanya Felix.

"Syukur deh kalau lu ingat. Dia titipin itu sama gue. Dia masih trauma buat ketemu lu," ucap Dimas.

"Kenapa?!" Ucap Felix.

"Takut dibully sama bucin lu," ucap Dimas.

"Bucin?!" Ucap Felix.

"Lu ingatkan, waktu SMP dia dibully abis-abisan sama cabe- cabean sekolah cuma gara-gara Fina deket sama lu." Ucap Dimas.

"Oh iya, dia masih marah ya sama gue?! Please ya, gue kepingin ketemu sama dia. Gue mau minta maaf. Oh ya, lu masih pacaran sama Fina?!" Ucap Felix.

Sebenarnya Dimas adalah temen SMP Felix. Bukan teman sih, lebih tepatnya pacar temannya. Fina adalah temen Felix dari SD. Bahkan sampai SMP. Dan Dimas adalah pacar Fina waktu mereka SMP.

"Ya masihlah. Okey, kapan-kapan gue ajak ketemu sama dia. Ini udah sore, yuk pulang bareng gue." Ucap Dimas.

Felix mengangguk dan mereka berdua langsung turun dari rooftop dan menuju keparkiran untuk mengambil motor Dimas. Setelah itu Dimas segera mengantarkan Felix menuju ke rumahnya.

"Thank Dim. Salam ya buat Fina," ucap Felix.

"Okey, see you ya." Ucap Dimas lalu langsung pergi dari hadapan Felix.

Felix masuk kedalam rumahnya. Tiba-tiba ia merasa ada yang mengikutinya. Ia langsung menoleh namun tidak ada siapa-siapa.

"Apaansih iseng banget," gerutu Felix.

Ia melanjutkan jalannya menuju ke rumahnya. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

"Apaan--" ucap Felix

"Aaaa..." teriak Felix langsung berlari masuk kedalam rumahnya.

"Ada apa sih Dek?! Ribut banget," ucap Davin kakak sulung Felix.

"I..tu.. di depan ada orang serem banget.. aku takut.." ucap Felix.

"Udah gak papa. Mungkin kamu cuma halusinasi. Kamu kecapekan." Ucap Davin sambil memeluk adiknya itu.

"Tapi tetep aja Felix takut Kak. Felix malam ini tidur bareng Kakak ya," ucap Felix.

"Okey deh," ucap Davin.

Ya hari ini Mark sedang tidak dirumah. Ia sedang kemping di lereng gunung merapi. Dua hari lagi dia pulang.

_________________

Keesokan harinya, Felix berangkat dengan Kakak sulungnya yang kini sudah kuliah di jurusan kedokteran.

Awalnya Felix tak mau diantar oleh Davin. Sebenarnya Felix masih takut jika Kakaknya kenapa-napa. Ya karena wajahnya mirip dengan orang yang disukai Anne. Tapi apalah daya, Felix tak bisa mengengkang kakaknya. Kakaknya terlalu keras kepala.

Felix berjalan menuju lorong kelasnya yang masih sepi. Dia berjalan sendirian karena ini bisa dibilang masih terlalu pagi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Felix dari belakang. Felix spontan langsung menoleh.

"Astaga, Renjun." Ucap Felix sambil mengelus dadanya.

Renjun hanya nyengir kuda dan kini berjalan bersama dengan Felix.

"Tadi Kak Davin ya," ucap Renjun.

Felix mengangguk.

"Kak Mark kemana?!" Ucap Renjun.

"Ehm, Kak Alfi lagi kemping di gunung. Kemungkinan besok pulang." Ucap Felix.

"Kemarin di rooftop ngapain?!" Ucap Renjun.

"Kok tahu?!" Ucap Felix lalu langsung menatap Renjun dengan lekat.

Semakin lama Felix menatap Renjun. Wujud Renjun semakin berubah. Kini ia berubah menjadi sosok Anne.

"Anne?!" Ucap Felix kaget.

"Iya, Kakakmu tampan ya,"

"Hm, iya." Ucap Felix sambil berjalan mundur kerena ketakutan.

"Dia mirip dengan cinta pertamaku. Kenapa kau tak pernah cerita padaku?!"

"Maaf aku tak sempat menceritakannya," ucap Felix ketakutan.

"Kau kenapa?! Kau takut denganku?! Tak apa. Aku tak akan melakukan apapun padamu. Kau masih mau menjadi temanku."

"Hm, bukan begitu. Tentu saja aku mau jadi temanmu." Ucap Felix berusaha menetralkan rasa takutnya.

"Jadi temen siapa Lix?!" Ucap seseorang yang berada dibelakang Felix.

Felix menoleh ternyata Chan dan Renjun.

"Kalian?!" Ucap Felix.

Chan dan Renjun menatap Felix bingung. Sedangkan Felix langsung berjalan kearah mereka.

"Renjun, ini benar kamu kan?!" Ucap Felix sambil meraba badan Renjun.

"Ish, ngapain sih?! Geli tahu gak," ucap Renjun.

"Kenapa sih Lix?!" Ucap Chan.

"Tadi pagi aku ketemu Renjun disini. Ternyata bukan Renjun." Ucap Felix dengan polos.

"Hah? Lu ngelantur ya, tadi gue lihat lu juga ngomong sendiri." Ucap Chan.

"Nggak ngomong sendiri dia mah. Tuh, si Anne masih disini. Hai Anne," ucap Renjun sambil melambaikan tangannya kearah Anne.

"Mana gak ada siapa-siapa juga, udah kalian gak usah ngelantur. Mending kekelas." Ucap Chan.

Felix dan Renjun mengangguk dan mereka segera menuju kekelasnya masing-masing.

______________________

Vote comment gaes


Continue Reading

You'll Also Like

19.7K 2.6K 30
"Bang, kalau harus di suruh milih buat pulang abang mau pulang kemana ?" "Kemanapun asal abang bisa ngeliat kamu." _________________________ Kata Eva...
128K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
3.7K 641 14
Nama Grup : EPEX (Eight Apex) Member : Wish, Keum, MU, Amin, Baekseung, Ayden, Yewang, Jeff (8members) Debut Song : Lock Down Fandom : Pandemic 😂...
452K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.