My Angel Is My Beautiful Devi...

By ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
19
20
21
22
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

8

6.1K 586 31
By ratna_adjah

Special buat yang nungguin up..

2000 kata untuk memuaskan kalian..





✨Happy reading✨











Angella menatap papan bertuliskan kata 'Di Jual' di hadapan sebuah bangunan yang tampak sedikit tak terawat. Ia merogoh tasnya dan mengambil ponselnya, menekan beberapa angka kemudian bunyi tersambung terdengar di benda pipih yang kini di tempelkan di telinganya.

"Halo, selamat siang. Apa benar ini dengan pak Heri?" tanyanya dengan sopan.

"Iya benar. Maaf ini siapa ya?"

"Saya Angella. Saya melihat papan pengumuman di depan sebuah toko yang bertuliskan di 'Di Jual Segera', kalau boleh tau apa toko ini sudah ada yang membeli?"

Di seberang sana seorang wanita tua berdiri dari kursinya membuat seorang pria paruh baya yang terbaring di sebuah ranjang rumah sakit menatap penasaran pada istrinya tersebut. Ia ingin bertanya namun ia urungkan saat Mirna___istrinya memberi isyarat untuk diam menggunakan jari telunjuk di depan mulut.

Heri menutup mulutnya yang terbuka dan memutuskan untuk mendengarkan. Tak lama kemudian ada senyum di wajah pucat itu.

Mirna mengucapkan salam saat panggilan berakhir. Tangannya bergetar dan ia pun kembali duduk di kursi tadi, ia pun mulai menceritakan pada suaminya jika tadi ada yang menghubungi yang berniat membeli restoran mereka.

Heri menghela nafas mendengarnya, ada rasa senang sekaligus enggan dalam hatinya. Untuk biaya oprasi pencakokan ginjalnya ia terpaksa menjual restoran warisan turun temurun keluarganya. Meski sesungguhnya ia tidak mau namun ia tak memiliki pilihan. Ia terpaksa menjual warisan yang di percayakan padanya.

Nyawa lebih penting dari sebuah warisan. Warisan mungkin memang harus di jaga tapi apalah nilainya jika itu bahkan tak dapat menyelamatkan pemiliknya.

Mungkin inilah tujuan kakek buyutnya membuat restoran ini, agar dapat menolang salah satu dari cucu buyutnya di masa mendatang.

Angella membuat janji pertemuan keesokan harinya di depan restoran yang akan di jual tersebut. Sebenarnya restoran itu adalah restorannya di kehidupan masa lalunya.

Angella membeli restoran tersebut dari Indra menantu Pak Heri 2 tahun kemudian jika di hitung dari waktu saat ini. Ia membelinya dari menantu Pak Heri karena saat itu Pak Heri sendiri sudah meninggal karena tak mampu mengumpulkan biaya sesuai waktu yang di tentukan dokter hingga restoran tersebut di wariskan pada putri tertuanya.

Namun ternyata putrinya terlalu menuruti suaminya hingga memberikan restoran turun temurun keluarganya untuk di jual untuk modal usaha bengkel. Dan akhirnya bengkel itu pun tak terlalu berjalan baik hingga akhirnya uang tersebut habis untuk menutupi biaya hutang pada beberapa pihak perusahaan meminjaman uang dan pegadaian.

Kembali ke masa kini..

Di musim pemilu dan krisis ekonomi tahun 2019 ini sangat sedikit orang yang berminat membeli bangunan untuk memulai sebuah usaha.

Di jaman sekarang ini orang-orang lebih suka bekeja sebagai karyawan kantor karena lebih praktis tanpa memikirkan modal dan banyaknya usaha atau menjadi pejabat pemerintah yang gajinya membuat siapa saja tergiaur hingga membuat orang berlomba-lomba mendapatkan kursi kekuasaan. (Ini hanya imaginasi author)

Akibatnya meski sudah di pajang pengumuman 'Di Jual' sejak beberapa bulan yang lalu, tak ada seorang pun yang menghubungi sepasang pria dan wanita paruh baya itu yang tengah membutuhkan biaya untuk pengobatan.

Keesokan harinya..

Saat ini Angella tengah bernegosiasi untuk menentukan harga. Dan pada kesepakatan akhir restoran tersebut ia beli dengan harga 200 juta. Cukup untuk menguras isi tabungannya yang isinya tak seberapa. Namun harga ini dua kali lebih murah dari pada ia membeli restoran ini di masa lalu.

Memandangi akta tanah dan bangunan Angella narik nafas penuh emosi sebum memasukannya ke dalam tasnya. Tinggal merenovasi bangunan agar menjadi lebih baik dan mendekor ulang isinya agar terlihat lebih menarik.

Memutuskan untuk pulang satu jam kemudian Angella tiba di kediaman mewah itu. Sambil brrsenandung ia berjalan hingga kakinya berhenti di sebuah pintu bercat coklat. Mengetuknya tiga kali sebelum mendapat sambutan yang mengijikannya masuk ke dalam sana.

Pintu terbuka menampilkan sebuah ruang kerja minimalis namun elegant.
"Ada apa?" Pertanyaan singkat bernada tegas di dapat Angella dari pria paruh baya yang duduk saling berhadapan dengan seorang wanita cantik yang kini menatap Angella dengan hangat.

"Ada yang ingin Angel bicarakan dengan ayah."

"Kalau begitu duduklah disini bersama kakak." Diana bangkit menghampiri adik tirinya. Senyum hangat menghiasi bibirnya membuat wajah cantiknya terlihat semakin cantik. Diana layak dengan reputasinya sebagai salah satu 'Wanita sempurna dalam segala hal' yang di berikan orang-orang di sekitarnya.

Angella tersenyum tak kalah hangat dan duduk tepat di sebelah Diana! Diana menatapnya dari atas sampai bawah, menganguk seolah puas dengan penampilannya.

"Ternyata benar, kamu memang banyak berubah." ucapnya.

"Maksud kakak apa?" Angella menatapnya dengan bingung. Matanya berkilat untuk sesaat. Hanya sesaat!

Diana terkekeh sedikit, kemudian ia menyesap tehnya yang semula di atas meja dengan perlahan seolah meresapi rasa dan aromanya.

Meletakan gelas dengan gerakan anggun sebelum kembali berucap. "Bukan apa-apa. Aku hanya tidak sengaja mendengar dari beberapa pelayan yang tengah bercakap-kacap berkata bahwa kamu sekarang banyak berubah. Ternyata benar." Jelas Diana yang menatap gaun berwarna ungu muda yang melekat pas di tubuh adiknya. Ia pun melihat riasan ringan yang menghiasi wajah cantik Angella. Angella tersenyum tipis mendengarnya.

"Benarkah?" Terdengar ada nada geli dalam suara Angella.

"Hm, benar. Tapi ini bagus, kamu terlihat lebih dewasa di banding masa lalu. Dan itu bagus."

Angella hanya terkekeh tanpa bersuara menanggapi perkataan singkat Diana. Sekilas kata-kata itu terdengar seperti pujian, namun jika kita merenungkannya lebih dalam wanita itu mengejeknya dengan menyindirnya jika ia kekanak-kanakkan di masa lalu. Sungguh lidah yang beracun di balik sebuah kata-kata manis!

"Ada perlu apa kamu ke sini?"

Frans akhirnya angkat bicara, ia pun kini memperhatikan penampilan putrinya yang kini telah beranjak dewasa tanpa ia sadari. Hari-harinya terlalu sibuk dengan pekerjaan selain dengan istri keduanya. Tanpa ia sadari waktu terus berlalu begitu cepat, mengubah gadis kecil yang dulunya sering melekat padanya menjadi besar dan menjauh kecuali datang hanya pada saat ia membutuhkan sesuatu atau ingin meminta sesuatu darinya.

"Aku ingin bekerja."

Jawaban singakat Angella membuat keduanya, Frans dan Diana menatapnya dengan kaget. Dari mana gagasan itu ia dapat? Karena seperti yang mereka ketahui, meski Angella tergolong pintar hingga pada usia 20 tahun ia sudah mendapatkan gelar sarjananya anak itu tampak tak pernah memiliki niat atau menujukan ketertarikan untuk bekerja selain dari kegiatan rutinnya berlibur dan menghambur-hamburkan uang bersama teman-teman dari lingkaran sosial tinggi lainnya.

Berkat ajaran baik Mila!!

"Apa kamu yakin?" Diana tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya.

"Tentu saja." Angella mengangguk di sertai keyakinan di wajahnya.

"Apa hanya itu?" Frans menyandarkan punggungnya menatap lurus pada Angella.

"Ya, hanya itu." Angella kembali mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu Angga yang akan mengatur semuanya untuk dirimu." Putus Frans pada akhirnya.

Melihat Frans yang menyetujui permintaan Angella begitu saja mata Diana berkedip dengan kilatan kebencian sebelum kembali berubah hangat. "Kenapa tiba-tiba ingin bekerja?"

Angella mengucapkan terimakasih pada seorang pelayan yang baru saja menghidangkan secangkir teh dan beberapa cemilan untuk dirinya. "Hanya ingin saja. Lagi pula aku bosan di rumah terus." ucapnya seraya meraih salah satu kue keju kesukaannya.

Diana mengerutkan kening melihat cemilan yang baru saja di hidangkan di meja. Ia tidak menyukai keju! Ia baru saja pulang dari Malang dan berniat mendapatkan pujian akan projecknya yang telah berhasil mengamankan kesepakatan dengan seorang pemilik perkebunan jeruk terbesar di kota itu. Mereka berniat membangun pabrik baru di kota tersebut, untuk membuka cabang selanjutnya dan tujuannya berada di ruangan ini untuk saat ini adalah untuk mendengar pujian serta pengakuan atas hasil kerja kerasnya dari ayahnya. Ia tidak mengharapkan gangguan seperti ini muncul.

Rasa kebencian jauh di lubuk hatinya berkobar. Ia tak mengerti apa yang di pikirkan pelayan itu dengan menghidangkan kue itu padahal semua pelayan di rumah ini tau bahwa ia menghindari semua jenis olahan yang mengandung keju! Ia tidak menyangka hanya dalam waktu singkat 10 hari posisi nona favorit di hati mereka akan berganti hanya karena ke tidak hadirannya dan sedikit perubahan dalam diri Angella!

"Angella, bekerja itu bukan sesuatu yang bisa kamu lakukan hanya karena kamu merasa saat ini sedang bosan. Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?"

Mendengar penuturan Diana, Frans pun mengerutkan keningnya. Angella tersenyum dingin melihat hal itu. Diana menyiratkan bahwa 'Kau tidak bisa bekerja hanya karena kau ingin dan kau bisa berhenti hanya karena kau bosan!' Wanita licik ini mengatakan secara tidak langsung bahwa ia adalah gadis yang suka bertindak sesuka hati dan seenaknya sendiri!

Lihatlah ekspresi ayahnya kini, pemikirannya langsung berubah hanya karena beberapa kata dari wanita ini!

Benar-benar wanita yang mengerikan!

Berapa bodohnya ia dulu sangat mempercayai dan menyayangi wanita ini. Lihatlah setiap kata yang terucap dari bibirnya selalu mengandung seribu makna yang lebih beracun dari pada ular. Ia terlalu di butakan oleh kasih sayang palsu untuk menyadarinya.

"Kakak tidak perlu khawatir. Aku memang ingin bekerja bukan bermain-main. Oh ya aku dengar akhir-akhir ini kakak sendiri begitu sibuk? Tidak perlu khawatir. Kakak fokus saja pada pekerjaan kakak biar aku ayah yang mengatur."

Angella merasa puas dengan jawabannya. Ia kembali memasukan potongan kue ke dalam mulutnya.

Masih tersenyum Diana hanya mampu mengepalkan tangannya di bawah meja. Ia tak tau kenapa tapi ia merasa Angella bukan hanya berubah dalam penampilan tapi juga dalam bersikap. Gadis polos yang selalu mendengarkan setiap perkataannya entah bagaimana bisa mengatakan hal-hal seperti ini. Gadis ini menyiratkan bahwa 'ia tidak perlu repot mengurusi dirinya dan urusi saja urusannya sendiri!'. Membuat Diana merasa tidak nyaman dalam hati dengan perubahan adik terkasihnya ini.

Mungkinkah adiknya ini berubah menjadi lebih pintar?

Namun mengingat dengan baik bagaimana kepribadian Angella sebelumnya ia memilih menepis pemikiran itu. Sepertinya ia terlalu memilikirnya. Tidak mungkin orang dapat berubah hanya karena satu peristiwa. Mungkin lebih tepatnya ada masalah dengan kepalanya karena terlalu keras terbentur. Itu yang lebih masuk akal! Itu sebabnya gadis ini mengatakan hal seperti ini namun pasti ia tak bermaksud apa-apa di balik kata-katanya. Karena tidak mungkin adiknya yang begitu menyayangi dan mencintainya ini memiliki hati untuk mengatakan hal-hal seperti itu pada kakak yang begitu di percainya ini.

Keluar dari pemikirannya Diana menganguk di sertai senyum lembutnya menjawab pertanyaan Angella. "Ya, akhir-akhir ini kakak memang sedikit sibuk jadi tidak bisa menemanimu. Maaf, kakak tidak bermaksud membuatmu kesepian. Tapi kakak janji lain kali jika kakak memiliki waktu kakak akan menemanimu pergi kemana pun yang kamu mau." Penyesalan tergambar jelas di raut cantik Diana.

Angella hanya mengangguk menanggapi. Malas membuang omong kosong. Ia tau itu tak lebih dari kata-kata kiasan. Diana memang pintar membangun kesan baik di hadapan orang lain terutama ayahnya! Ia malas meladeni sandiwaranya.

"Bagaimana dengan keadaanmu? Apakah kamu yakin tidak ada hal lain yang kamu rasakan?" tanya Diana penuh prihatin.

"Aku dengar hari ini kamu pergi ke luar?" Diana menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tidak menunggu beberapa saat lagi sebelum kamu benar-benar pulih? Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padamu? Kamu akan membuat kami semua khawatir! Kamu harus mementingkan kesehatanmu. Jangan selalu menuruti dorongan hati! Walau dokter mengatakan kamu sudah sembuh total kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang mungkin akan memperburuk kesehatanmu."

Diana menatap Angella dengan tatapan tak berdaya. Dan kerutan di kening Frans pun yang semula telah hilang kini muncul semakin dalam.

Angella yang tengah menguyah kuenya menghentikan kunyahannya mendengarnya. Senyum dingin merayap di bibirnya hanya sesaat. Oh lihatlah implikasi dari kata-kata penuh kekhawatirannya itu. Diana menyindirnya 'ceroboh karena tak memikirkan kesehatannya dengan melakukan apapun yang ia inginkan dan membuat orang lain mengkhawatirkannya!'

Wanita beracun ini!

Angella turut menghela nafas, matanya meredup seoalh menyesali perbuatan kekanak-kanakkannya!

"Maaf, Ella tidak bermaksud membuat kakak khawatir." sesalnya."Lagi pula Ella hanya berkeliling dengan mobil di temani supir, tidak melakukan sesuatu yang berat yang bisa memicu kesehatan Ella memburuk. Ella tidak tau jika mengusir bosan akan membuat kakak marah!" jelas Angella. Gadis itu menundukan kepalanya tampak merasa beralah. Jika seseorang melihat mungkin mereka akan mengira jika gadis cantik yang tampak lemah itu tengah di tindas oleh saudara tirinya.

Kau ingin bermain.. Maka akan ia layani!

Diana terlihat panik mendengarnya. "Apa yang kamu katakan? Kakak hanya mengkhawatirkanmu, kakak tidak marah sama sekali." matanya melirik pada Frans yang lebih memilih mendengarkan percakapan kedua putrinya.

"Benarkah?" Angella mengangkat tatapannya seolah menemukan harapan. Ada sinar di matanya yang semula terlihat menyedihkan. Senyum lemah terbentuk seolah ia sesikit melepas beban besar di pundaknya. "Terimakasih atas perhatian kakak. Tapi kakak tidak perlu khawatir. Aku tau diriku dengan baik. Lagi pula bukan hanya kakak saja yang ingin aku cepat pulih namun aku sendiri pun ingin segera pulih!"

Angella menekankan bahwa ia yang lebih tau dengan tubuhnya sendiri. Menyiratkan bahwa Diana membuang-buang waktu dengan menghawatirkan sesuatu yang tidak perlu.

Kilatan dingin melintas di mata Diana. Diana hanya tersenyum seolah merasa lega mendengar penuturan adiknya. Ia meminum tehnya kembali untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.







Tbc..

***


Continue Reading

You'll Also Like

917K 88.3K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
154K 10.7K 14
Liviana sangat mencintai Xaverius, mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya. Lalu tepat di hari ulang tahunnya Xaverius justru menikahi...
598K 64.4K 66
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
903K 44.7K 38
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...