Hingga mereka masuk ke Tsukiuta High School, perasaan Aoi yang sempat ia kubur, kembali terkuak karena sikap Ai hari itu. Ia mengungkapkan nya karena mungkin terlalu lama ia pendam
"Kau masih mengingat nya ?," Tanya Aoi yang dengan raut wajah mencoba tenang sebisa mungkin
Ai mengangguk lemah
Aoi menyandarkan badan nya pada punggung sofa. Ia mengalihkan pandangan nya dari Ai. Ia sedih, selama ini ia pikir, kalau ia telah mendapatkan Ai sepenuh nya, nyata nya tidak, gadis itu masih pada seseorang, katakan lah mantan
Merasa cemburu ? Sangat
"Aoi.." Ai memanggil kekasih nya itu nada lembut, nada biasa yang ia pakai jika berhubungan pribadi dengan orang orang, Aoi salah satunya
Aoi masih tak menggubris
"Hahh, baiklah, maaf kalau aku masih mengingat tentang nya, mungkin sebaiknya aku pulang.." Ai berdiri, satu langkah kaki nya tertahan oleh Aoi yang menarik Ai dalam pangkuan nya
"Hey, ayo pulang," ucap Hajime yang mulai lelah mengikuti Naru karena ia meminta tolong agar Hajime memotret Naru dengan latar belakang Sakura
"Hee, sebentar lagi," ucap Naru dengan nada memohon
"Hahh, sekali lagi lalu pulang," Hajime menuruti kemauan Naru
Naru bersorak senang, ia merebut ponsel nya dari Hajime yang membuat Hajime kebingungan sendiri
"Hajime, ayo kenapa diam saja !,"
"Hah ? Memang nya kenapa ?," Hajime tidak paham
"Hahh, harus kah ku perjelas ?," Wajah Naru memerah
"Tentu saja, aku tidak akan kesana jika kau tidak memberi tahu maksud mu," celutuk Hajime melipat tangan nya di depan dadanya
"Huft, foto bersama ku," Naru memelan kan suaranya yang sedikit terdengar oleh Hajime
"Apa ??,"
Naru mulai kesal dengan orang tampan yang merupakan kekasih nya sendiri ini, jika dia orang lain, mungkin ia sudah lenyap dari dunia ini, hanya tersisa namanya saja
"Foto bersama ku Hajime-kunn !!," Teriak nya dengan wajah yang memerah, mungkin saat ini sudah merah padam
Hajime yang mendengar namanya yang mana Naru panggil dengan suffix -kun itu, tersenyum senang. Tumben sekali, pikir nya. Ia berjalan mendekat kearah Naru
Hajime melilitkan tangan nya di pinggang Naru. Naru siap dengan kamera ponsel nya serta gaya nya yang menunjukkan tanda peace
Aoi dan Ai saling tatap dalam jangka waktu yang lama. Aoi menatap Ai serius, sementara Ai ? Ia bagai tak berdaya saat ini yang hanya bisa pasrah dengan apa yang pangeran di hadapan nya ini lakukan
"Jujur, Ai, aku cemburu. Jika memang kau masih memiliki perasaan padanya, kenapa kau masih mau menerima ku sebagai kekasih mu ? Apakah terpaksa ?," Tanya Aou dengan nada kecewa
"Tidak, Aoi bukan itu yang kumaksud," Ai menunduk
"Lalu apa ?," Aoi masih kecewa
"Aku selalu menyembunyikan perkaraku sendiri. Aku ingin terlihat tegar di matamu, aku.. tidak ingin membebani mu hanya karena sikap ku yang merepotkan ini. Masalah tentang dia, aku tidak memiliki perasaan apa apa, aku juga tidak terpaksa menerimamu," jelas Ai, nadanya seperti ingin menangis
"Ai.. aku mencintaimu, sangat, apakah kau mencintaiku dengan setengah hati ? Aku tidak ingin jika aku hanya memiliki fisik mu, aku ingin hati mu juga, semua yang kau miliki," Aoi mencium sayang kening Ai
"Aoi, aku mencintaimu, sepenuhnya, tidak dengan setengah hati. Itu lah mengapa aku segera pergi saat mengetahui dia adalah mantan ku," Ai memeluk Aoi erat
"Aku mencintaimu," Aoi berbisik yang membuat Ai geli hingga ia melepaskan pelukan nya
"Geli..." Gerutu Ai memajukan bibirnya
Aoi terkekeh
"Haloo Ai~," pagi pagi benar, Lisa menghampiri Ai yang datang bersama Aoi ke sekolah
"Pagi~," sapanya lagi
"Pagi juga," Aoi dan Ai menjawab bersamaan dengan senyum ramah di wajah mereka
"Oh ya, Ai kau diminta segera ke ruang OSIS bersama Aoi. Ada murid baru yang harus kalian urus," ucap Lisa dengan senyum di wajah nya juga
"Ah, begitu, terima kasih," Ai hendak melanjutkan berjalan, namun sesaat ia terhenti
"Sekarang ?," Tanya nya seraya terkekeh malu
Lisa dan Aoi hanya menepuk jidat nya pasrah
"Katanya ada anak baru,"
"Aku dengar dia pindahan,"
"Hm, siswa atau siswi ya ??,"
"Entahlah, yang pasti seorang pelajar bukan ?,"
"Hahaha kau benar,"
Sepanjang koridor sekolah, para siswa dan siswi heboh dengan kedatangan murid baru. Sepopuler apa murid baru ini ? Pikir Aoi dan Ai bersamaan masing masing dalam pikiran mereka
"Minnaaa~," Rei menghampiri teman teman nya yang mana tengah duduk santai di bangku taman
"Ada apa ? Seperti nya kau senang hari ini," tanya Naru seketika Rei sampai di hadapan teman teman nya
Rei tersenyum, "tentu saja aku senang, setiap hari aku selalu tersenyum,"
"Wahh, sugoi ne Rei-san," puji Hikari
Rei mengamati teman temanya, ia merasa ada yang kurang, "oh ya, Ai mana ??,"
"Hm, ada tugas, mungkin menggantikan kepala sekolah dan Haru yang sama sama sibuk," jelas Naru secara garis besar
"Memang nya kenapa ? Ada urusan apa ??," Rei tak berhenti bertanya sampai ia mengetahui alasan yang jelas mengapa Aj tidak ada
"Hahh, ada anak baru, jadi Aoi dan Ai yang Haru utus untuk mengurus anak baru itu," Naru menjawab walau ia sendiri malas untuk menjelaskan
"Hmm, siswa atau siswi ya ??," Hikari bertanya tanya, namun dari pertanyaan nya itu dijawab dengan gelengan oleh teman teman nya yang lain pertanda mereka tidak tahu
Ai terus terperangah dengan apa yang ada di hadapan nya. Seorang siswa laki laki yang mana menabrak nya semalam, juga adalah mantan nya
Laki laki itu melirik Ai seolah ia tidak peduli
Aoi masuk dengan sedikit tergesa gesa, "gomen aku terlambat,"
Suara Aoi yang masuk, serta dirinya yang sudah duduk disamping nya, membuyarkan lamunan nya itu. Meski dalam hati, ia merasa bersalah jika harus berada di antara 2 laki laki yang mungkin saling mengenal dirinya itu
Aoi sempat terkejut, tapi ia sembunyikan dibalik senyum ramah nya itu
"Siapa nama mu ?," Tanya Aoi yang dengan Ai siap dengan bolpoin dan buku untuk mencatat apa yang Aoi pertanyakan pada laki laki di depan nya
"Matthew Charoline," jawab nya seraya tersenyum
Ai mencatat, tiba tiba satu tangan nya di genggam oleh Aoi
"Boleh aku bertanya ?," Tanya siswa bernama Charoline tersebut
"Iya ?,"
Charoline melirik Ai dengan senyum ramah
"Aku mengenalmu, kau yang ku tabrak kemarin bukan ?," mendengar apa yang di ucapkan oleh Charoline Ai merasa tidak enak dengan Aoi yang berada di samping nya
Aoi yang mengerti dengan gerak gerik Ai, mencoba mengubah topik yang dibicarakan, "maaf, bisa kita lanjutkan sesi bertanya untuk identitas anda ?," Tanya Aoi dengan sopan
Charoline melirik Aoi, lalu menghela nafas, "boleh saja,"
Ai terus menunduk dan tak bicara. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya menulis dan memperhatikan Aoi
Sementara Charoline, entah mengapa ia melihat sesuatu dari Ai. Sesuatu yang jauh berbeda, berbeda ? Ia rasa tidak, hanya laki laki yang berada disampingnya yang terasa berbeda
"Mungkin, ada celah untuk ku mendapatkan nya," pikir Charoline dalam batin nya
To Be Continued
Story By SatsuAoi15