CLAIR [Sudah Terbit]

By AryNilandari

182K 34.1K 9.6K

Seorang gadis clairtangent. Sesosok kenangan yang dihidupkan. Seorang pemuda yang luput dari kematian. Dan se... More

Dear All
Prelude
Chapter 1
Chapter 2
Soundtrack CLAIR
Chapter 3
Chapter 4
Interlude: Struk Cozy Corner
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Interlude: Potongan Tali Sepatu
Chapter 8
Trivia CLAIR
Chapter 9
Chapter 10 (a)
Chapter 10 (b)
Interlude: Robekan Agenda 1 Januari
Chapter 11 (a)
Chapter 12 (a)
Chapter 12 (b)
Chapter 13 (a)
Chapter 13 (b)
Interlude: Dua Helai Bulu Angsa (a)
Interlude: Dua Helai Bulu Angsa (b)
Good News, Clairmates!
Chapter 14 (a)
Chapter 14 (b)
Tebak Plot CLAIR Berhadiah
Chapter 15 (a)
Chapter 15 (b)
Chapter 16 (a)
Chapter 16 (b)
Chapter 17 (a)
Chapter 17 (b)
Chapter 17 (c)
Chapter 18 (a)
Chapter 18 (b)
Chapter 18 (c)
Chapter 19 (a)
Chapter 19 (b)
Chapter 19 (c)
Chapter 20 (a)
Chapter 20 (b)
Chapter 21 (a)
Chapter 21 (b)
Chapter 22 (a)
Chapter 22 (b)
Chapter 23 (a)
Chapter 23 (b)
Pengumuman Pemenang Tebak Plot Clair
To Conclude with a Promise
Random Notes Jelang Terbit
TETRALOGI CLAIR
Mari Mengulang bersama Rhea
19.09.19

Chapter 11 (b)

2.9K 662 237
By AryNilandari

Saat aku terjaga pukul 09.10, brosur dalam genggamanku sudah berganti kertas kosong. Tapi bukan berarti tanpa isi. Wajah Bang El muncul dalam penampakan yang begitu jelas. Ia berbicara pada kertas seolah benda ini alat komunikasi paling canggih sedunia.

"Rhea, kalau kamu bangun nanti, catat ini baik-baik: Aku enggak jadi tertarik pada Stella. Brosurnya aku buang biar kamu enggak buang-buang tenaga lagi. Jangan khawatir soal jodohku. Coba tebak, siapa yang pagi-pagi telepon minta ketemuan? Aku mau ke rumahnya sekarang."

Bang El bersenandung, sambil mengajak si kertas berdansa.

Aku menepuk jidat. Ayah angkatku sableng gara-gara sering gonta-ganti cewek. Astaga, itu cocok buat judul drama sitcom! Tapi siapa yang dibicarakannya? Teh Melly? Ah, bukan. Ia sudah lama pindah ke Denpasar. Hm ... cuma satu yang bisa bikin Bang El bahagia kayak anak kecil. Cewek yang membuatnya patah hati untuk pertama kali. Teman se-SMA, Teh Nindya. Wah!

Aku menggenggam kuat-kuat kertas itu.

Bang El menyelipkannya di tanganku. Membungkuk untuk mencium keningku. "Fang sudah ke kantor. Batal cuti gara-gara Stella. Aku sudah telepon Miss Jansen, minta izin buat kamu. Baik-baik di rumah ya. Doakan Nind ngajak balikan."

Benar tebakanku! Aku ikut bahagia. Minimal, Bang El bakal fokus pada cinta pertamanya itu dan aku bisa bebas bergerak. Aku pergi ke dapur. Bang El meninggalkan nasi goreng di meja makan. Ada post-it dari Tante Fang di pinggir piring.

Kamu masih tahanan rumah. Aku menemani Stella. Be good.

Kutangkap penampakan kantor Sat Resnarkoba saat Tante menulis pesan itu. Sepertinya penyelidikan Stella mengarah ke sana. Hm ... Sky Lee terkait narkoba? Kenapa warga asing senang sekali menghilang di Indonesia, bawa-bawa obat terlarang pula? Mentang-mentang negeri ini begitu luas, Bandung Raya saja hampir lima kali luas Singapura, lalu dianggap cocok buat main petak umpet. Kenapa pula, Tante Fang tidak meminta bantuan Clair biar kasusnya cepat beres dan bisa cuti dengan tenang?

Dan realita itu menamparku keras. Clair kena skorsing. Aku mengerang sambil mengadu jidat ke meja. Eh, bagaimanapun polisi membutuhkan Clair, bukan? Mungkin kalau kubantu mereka menemukan Sky Lee, AKPRI akan mencabut hukuman. Ya, ke mana brosur itu?

Tidak ada di mana-mana. Bang El sungguhan membuangnya. Aku menggeram. Buru-buru kuselesaikan sarapan. Akan kubuktikan, mereka bakal rugi banget kalau mem-PHK Clair.

Tante Fang tidak pernah lagi membawa dokumen rahasia ke rumah sejak aku ketahuan mengoprek. Ia menghindari kontak fisik denganku. Dan sebisa mungkin tidak memikirkan kasus-kasusnya selagi memegang objek, saat aku ada di sini. Jadi, percuma meraba-raba seisi rumah. Aku memilih cara penyelidikan tradisional.

Uncle Google, Uncle Google, tunjukkan padaku siapa Sky Lee dan di mana dia sekarang.

Kurang dari satu detik, Google menampilkan dua Sky Lee. Satu penyanyi perempuan warga Kanada, jelas bukan. Satu lagi anak lelaki Singapura berusia 14 tahun yang jadi saksi kunci kasus pembunuhan Susan Cho, 5 tahun lalu. Itu dia!

Aku pun menyelusuri berita-beritanya. Kasusnya sempat menjadi trending topic karena si pelaku adalah Big David, anak angkat konglomerat properti Asok Kumar. Susan Cho sendiri penyanyi muda yang naik daun saat itu. Karena kesaksian Sky Lee, hakim menjatuhkan hukuman mati pada Big David dan sudah dilaksanakan dua tahun lalu. Setelah itu, media tidak lagi menyebut-nyebut nama Susan Cho, Big David, dan Sky Lee.

Sekarang, tiba-tiba saja polisi Singapura mencari Sky Lee di Bandung.

Aku jadi penasaran dengan wajahnya. Usianya sekitar 19 tahun sekarang. Kilasan foto lelaki muda dari kenangan brosur itu pasti Sky Lee. Halusinasiku yang absurd membuatnya terlihat seperti Aidan!

Kucari foto Sky Lee di Internet. Nihil. Malah kutemukan berita yang menyatakan, Sky Lee hanyalah nama samaran. Demi keselamatan saksi, nama aslinya dirahasiakan. Di pengadilan, Sky Lee selalu ditempatkan di belakang tabir dan berbicara menggunakan alat pengubah suara. Wah, seperti di film-film. Terlibat kasus high profile melawan orang berpengaruh, nyawa taruhannya.

Jadi, kalau sampai Sky Lee hilang, pasti ada apa-apanya.

Omong-omong, dia ke Indonesia pakai paspor dengan nama asli atau palsu, ya? Kalau pakai nama Sky Lee, sebagaimana ditulis Stella di brosur, bukankah itu gegabah? Sosoknya disamarkan dan namanya dikode, masa dia keluyuran pakai nama Sky Lee? Sama saja dengan membuka kedok. Kalau pintar, cowok itu harusnya pakai identitas lain, bukan? Atau wajah aslinya sudah ketahuan penjahat, jadi ganti nama apa pun tidak berpengaruh dan kini ia diincar?

Mungkin Sky Lee berniat lari dan sembunyi. Mungkin juga sudah diciduk keluarga atau kaki tangan Big David yang mendendam. Entah kenapa, Stella mencarinya di Sat Resnarkoba Bandung. Bisa jadi Sky Lee pemakai atau pengedar narkoba.

Ah, jangan berprasangka. Aidan bukan dua-duanya, tapi berkasnya dilempar juga ke Sat Resnarkoba. Kutekan dadaku yang mendadak nyeri oleh sengatan emosi. Kutinggalkan komputer menyala di meja belajar. Duduk di pinggir dipan, berhadapan dengan ransel di lantai. Tidak bisa lari lagi dari map biru berisi kliping kasus Aidan.

Sudah waktunya. Demi Aidan, cowok paling penting dalam hidupku selain Bang El. Clair di-PHK pun bukan hambatan! Jadi, Sky Lee, maaf, aku tidak bisa membantu menemukanmu. Tidak ada objek yang bisa kubaca. Kalau kamu pemuda baik-baik, semoga kamu selamat dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga.

Isi map biru kujajarkan di lantai. Kei sangat rapi dan mendetail. Potongan berita disusun berdasarkan tanggal, diberi kode warna. Hijau untuk media tepercaya. Kuning untuk berita yang harus diselusuri lagi. Dan merah untuk yang penuh sensasi, hoax, dan dugaan menyesatkan. Tapi tak ada berkas merah. Kei bilang, berita sampah sudah ia singkirkan.

Berdasarkan berita dari kelompok hijau, Kei menyusun kronologi dengan catatan singkat.

15 September

Pk. 06.10 – 07.15 WIBAidan di rumah sakit, menjenguk aku yang dirawat akibat demam berdarah. Aidan menggodaku dengan dua lembar tiket konser musik untuk malam itu. Rencananya kami akan menonton berdua, tetapi karena aku sakit, Aidan bilang, akan mengajak orang lain. Aidan kemudian pergi, tidak mengatakan hendak ke mana. Aku baru sadar belakangan, tiketnya tertinggal di nakas. Kutelepon Aidan. Aidan bilang akan mampir lagi sorean, dari RS nanti langsung ke konser.

Pk. 08.30 – 09.30 ➜ Aidan tertangkap kamera bandara, menunggu di terminal kedatangan Internasional. Diduga, Aidan hendak menjemput seseorang. Hanya ada penerbangan dari Singapura sekitar waktu itu.

Pk.09.31Aidan meninggalkan terminal kedatangan, sendirian. Dugaan polisi: orang yang dijemput tidak jadi datang. Menurut manifest penerbangan hari itu, memang ada dua penumpang gagal terbang. Mr. Shai Kiowa dan Mr. Chao Reifler. Polisi akan menghubungi kedua orang itu kalau ada petunjuk bahwa mereka kenalan Aidan.

Pk. 09.39 ➜ Aidan tertangkap kamera sebuah kafe di kawasan bandara untuk sarapan. Ada insiden, seorang wanita melewati mejanya dan tersandung. Aidan menolong wanita itu bangun. Wajah wanita itu tidak bisa dikenali karena membelakangi kamera. Hanya perawakannya tinggi, langsing, rambutnya panjang pirang. Polisi mengabaikan wanita itu, karena Aidan masih sehat saat keluar dari kafe.

Pk. 10.30 ➜ Aidan pergi dari kafe membawa sekaleng minuman. Ia terlihat mengemudikan mobilnya meninggalkan parkiran bandara 30 menit kemudian.

Pk. 17.00 – 18.00Aku terus-menerus menelepon Aidan, tapi tidak diangkat. Konser dimulai pukul 19.30. Aidan tidak menelepon balik, tidak mengambil tiket. Asumsiku, Aidan mendapatkan tiket dari teman yang hendak diajaknya. Entah siapa. Polisi sudah menanyai teman-teman Aidan, tidak ada satu pun yang diajak Aidan ke konser.

Pk. 22.30konser berakhir, aku menelepon Aidan lagi. Tidak dijawab.

16 September

Pk. 01.30Aidan ditemukan sekuriti NeWave Club di dalam mobilnya. Sekuriti menganggap itu hal biasa. Sepanjang Sabtu dan Minggu, parkiran memang selalu penuh oleh pelanggan yang menginap di mobil masing-masing karena terlalu teler untuk menyetir. Sekuriti mengetuk jendela mencoba membangunkan Aidan saat melihat bemper belakang penyok parah. Diduga ditabrak pelanggan lain yang mabuk. Karena Aidan tidak menjawab panggilan, polisi pun dipanggil. Olah TKP menunjukkan Aidan tewas overdosis. Perkiraan kematian 12 jam sebelumnya, sekitar pukul 12 siang 15 September. CCTV di tempat parkir kelab malam sudah lama rusak. Pengelola dan pengunjung NeWave di hari itu mengaku tidak mengenali wajah Aidan di foto. Tetapi itu tidak aneh karena pelanggan sering membawa orang baru yang hanya datang sekali. Dengan kata lain, tidak ada yang tahu, bagaimana Aidan sampai di sana dan mengalami kondisi seperti itu.

Pk. 06.00Berita kematiannya menyebar di media online dan cetak, juga disiarkan televisi. Lengkap dengan dugaan liar bunuh diri. Nama Aidan Narayana dan tempat kuliahnya dibeberkan pula. Bahkan salah satunya menyeret nama DIHS sebagai asal sekolahnya.

Pk. 08.00 – 16.00 ➜ Polisi mencari dan mengumpulkan petunjuk dan saksi. Apartemen Aidan pun diperiksa.

Penyelidikan selanjutnya berjalan sangat lambat. Polisi tidak punya bukti dan tersangka untuk dugaan pembunuhan oleh orang lain. Pemberitaan semakin jarang, lambat laun menghilang.

6 Desember

Kasus dinyatakan ditutup.

Pertanyaan besar: Apa yang sebenarnya terjadi sejak Aidan hilang dari radar pukul 11.00? Kenapa mereka begitu yakin ini kasus suicide? Siapa yang hendak dijemput Aidan di bandara dari Singapura? Kenapa polisi tidak juga menghubungi dua penumpang itu? Sangat mungkin Aidan hendak menjemput salah satunya. Di ponsel Aidan, tidak ada kontak mereka, itu bukan alasan. Komunikasi bisa dengan cara lain atau sudah dihapus. Lalu, benarkah bemper mobil penyok itu bukan petunjuk penting?

Kujatuhkan catatan Kei karena tangan ini bergetar hebat. Mungkin aku bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan menyentuh ponsel, mobil, bahkan tubuh Aidan. Andai aku tidak mengingkari kejadian ini tiga bulan lalu, andai aku memaksa Clair turun tangan. Di hadapanku sekarang tinggal kasus dingin, dengan barang-barang bukti di luar jangkauan.

Tetesan air mataku jatuh pada map, bergabung dengan kenangan tangis Kei. Baru kusadari juga aku menahan napas. Dadaku sesak. Kususupkan muka di lutut, lalu aku menjerit keras-keras.

Tuhan, ini tidak mungkin terjadi! Aidan masih hidup di suatu tempat!

Ponselku menyela dengan bunyi mengganggu. Kuabaikan. Tapi si penelepon memaksa. Berdering dan berdering. Kuhapus air mataku. Nama Kei pun terbaca di layar.

"Ya?" sahutku serak.

Suara Kei bergetar. "Rhe, mereka menghapus nama Aidan dari semua berita online. Aku baru tahu. Printout di map biru itu, jadi bukti mereka pernah menulis tentang Aidan kita."

"M-maksudmu?"

"Dalam setiap berita, namanya diganti dengan sebutan pria tidak dikenal, tanpa identitas."

Yuhuuuu Clairmates!

Spam emot dan komen di sini dong! Gimana reaksi kalian setelah baca ini.

Terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

23.4K 998 66
cerita dewasa tentang penyuka sesama jenis, bagi yang umumnya dibawah 18 tahun, harap segera pergi dari lapak saya! sekian, terima kasih!😇
106K 15.7K 61
[BOOK #1 OF THE JOURNAL SERIES] Mendapatkan beasiswa selama setahun di Inggris pastinya diterima baik oleh Zevania Sylvianna, seorang gadis pecinta k...
107K 17.7K 51
cover by the talented @BYBcool *** Sembilan orang itu disebut Venom, sekelompok teroris yang perlahan-lahan terungkap sosok aslinya melalui halaman d...
INDESTRUCTIBLE By anzazerr

Mystery / Thriller

36.8K 3.4K 25
"Kalian itu sebenarnya apa?" "Kami? Kami geng motor." "Huh? Lu kira gua percaya?" Tokyo Noir Familia, hanyalah sebuah geng motor biasa yang bisa dibi...