"Setelah apa yang kau perbuat kau masih bertanya kenapa !?!," Ai naik pitam, ia memegangi dahi nya seraya masih menangis
Aoi bingung dengan Ai, apa yang telah ia perbuat sehingga Ai menangis seperti ini ?
Ini lah kali pertama ia melihat Ai menangis. Hatinya merasa sakit, rasa bersalah menghantui nya
"Kau.. pembohong !," Setelah mengucapkan hal itu, Ai segera berlari meninggalkan Aoi
Aoi yang mendengar perkataan Ai, merasa bersalah membuat gadis itu menangis
"Ai.. aku.." merasa tak berdaya, Aoi tidak mengejarnya, ia berjalan bagai orang lesu menuju rumah nya. Sedikit demi sedikit air matanya menetes
Ai segera berlari ke kamar nya setelah sesampainya ia di rumah. Karane sempat melihat sang adik dengan keadaan menangis
"Neiro !?," Karane menyusul adiknya itu
Karane mengetuk hanya sekali, pintu terbuka menampakan adiknya yang menunduk, dapat di dengarnya isak tangis adik nya itu
"Kak.." suaranya serak
"Neiro, kau kenapa ?," Suara kakaknya sedih
Ai tidak menjawab, ia memeluk kakaknya dan menangis sejadi jadinya. Perih dalam hatinya, seolah tak dapat di sembuhkan, hatinya bagai kaca yang pecah. Meski sudah kembali, rasa perih masih menjadi
Pagi menggantikan malam, mengubah suasana hari menjadi lebih baik, seharusnya. Tidak dengan Ai hari ini, ia murung, sedari kemarin, tangis nya, bahkan tidak ingin berhenti
Setiap mengingat kejadian itu, setiap mengingat kata kata Aina. Membuat hatinya kembali hancur, membuat nya malas memulai hari
Namun, demi menjadi orang sukses dan tak mau menghindar dari masalah. Ia masuk
Semenjak kejadian kemarin, Aoi terpaksa membiarkan diri nya berjalan di belakang Ai beberapa langkah jauhnya
Biarlah ia jauh dari Ai
Asalkan dia dapat menjaga nya selalu
Ai tidak menyadari, Aoi mengikuti nya, ia bahkan tidak ada gambaran apapun hari ini tentang keadaan sekolah nantinya
Sesampainya di sekolah, semua teman teman nya tampak ceria dan tersenyum, berbeda dengan Ai, ia tampak sedih dan bahkan menghindari teman teman nya itu
"Hey, Ai tunggu," Rei menarik tangan Ai
Ai tetap diam menatap mereka satu persatu khawatir, itulah ekspresi yang mereka tunjukkan
"Ada apa ? Kenapa pagi ini kau murung ?," Tanya Naru
Ai menggeleng
"Baik baik saja maksud mu ? Kau tampak murung !," Naru memaksa
"Itu pasti karena Aoi-san !," Tiba tiba Hikari muncul dihadapan semuanya bersama dengan Rui
"Aoi ? Kenapa dia ??," Naru meminta penjelasan dari Hikari tersebut
"Ai-san ? Kau mengizinkan ku ?," Hikari meminta izin pada Ai yang dijawab anggukan
Hikari pun menjelaskan semuanya, sebab akibat Ai yang murung. Sesekali Ai juga membantu menjelaskan nya
"Aku rasa, Ai-san menyalahpahami Aoi-san," celutuk Rui
"Menyalahpahami ??," Rei mengulang
Rui mengangguk
"Tapi tetap saja ! Aku tidak terima dengan sikap gadis itu ! Terlebih lagi, Aoi-san tidak mau menjelaskan nya kepada Ai-san !," Hikari mulai emosi
"Sabar, Hikari," Rui membelai rambut halus Hikari
"... Aku menjauh darinya, aku tidak mau menjadi pengrusak hubungan orang," celutuk Ai
"Ai ! Kenapa begitu ?!," Naru terkejut mendengar jawaban Ai, ia merasa tidak terima
"... Tidak apa,"
"Huh ! Aku tidak terima !," Naru berdiri, pertanda ia tidak terima teman nya di perlakukan seperti itu
"Ai, tenang saja, aku akan menghajar nya !," Lanjut Naru lagi
"... Tidak usah, aku baik baik saja," lirih Ai
Teman teman nya merasa iba melihat Ai yang sedih itu. Merasa tidak bisa berbuat apa apa, mereka akhirnya menceritakan hal yang membuat Ai bisa kembali tersenyum lagi, apapun itu
"Kemarin, Shun menyatakan perasaan nya padaku," celutuk Rei yang mana pandangan teman teman nya tertuju pada nya, tam terkecuali Ai, Hikari dan Rui
"Hontou !?!," Naru dan Yukari heboh
"Iya ! Aku sendiri tidak percaya, saat ini, ya begitulah, kalian tahu ? Aku sedikit menyukai nya entah mengapa," Rei terkekeh
"Ada yang jatuh cinta ternyata !," Naru mengatakan nya dengan nada keras. Mendengar cerita teman teman nya itu, Ai tersenyum dan sedikit tertawa, di sisi lain, entah mengapa ia merasa, iri (?) Pada mereka yang sudah menjadi kekasih masing masing dari teman teman mereka
"Oh iya, bagaiman dengan Rui ? Aku rasa kau menyukai Hikari ya ??," Rei beranggapan dan merasa antusias mendengar cerita Rui dan Hikari
"Ka-kami hanya teman !," Ucap keduanya bersamaan
"Wah, kalian kompak !," Yukari bermaksud memperdebatkan mereka
"Tidak tidak !,"
Mungkin Hikari berkata tidak, tetapi Rui di lubuk hati terdalam nya, ia berkata 'Ya' untuk Hikari. Ini lah kali pertama ia mendapat teman seorang gadis, ini kali pertama ia mendapat seseorang yang bisa ia lindungi meski berbalik, Hikari yang lebih sering melindungi nya
Bel tanda masuk pun berbunyi, mereka segera mengucap salam sampai jumpa dan menuju kelas masing masing
Mengikuti pelajaran seperti biasa, tidak ada yang berubah, hanya suasana hati Ai yang masih buruk. Aoi pun, tidak bisa berbuat apa apa selain, mengawasinya dari jauh
Telah lama waktu mereka habiskan untuk belajar, kini datang lah saat istirahat
Aoi hanya diam disaat semuanya sibuk berbicara, di dorm, hanya diri nya yang terdiam seribu bahasa. Hingga Rui menghampiri nya
"Aoi-san gelisah ?," Tanya nya
"Eh ?? Ti-tidak," Aoi berusaha menutup kesedihan nya, namun Rui bisa melihat kesedihan di balik kata kata Aoi
"Ai-san menangis, ia sedih," celutuk Rui
"Ke-kenapa !?," Aoi spontan mendengarkan
"Aoi-san, katakan padaku, kau mencintai Ai ? Kau menyayanginya ??," Tanya Rui menatap Aoi serius
"Iya, aku mencintai nya, sangat," jawab Aoi langsung
"Lalu, kenapa Aoi-san berpelukan dengan gadis lain ??," Tanya Rui lagi
"G-gadis lain ?? Lisa maksud mu ?,"
Rui menatap Aoi lurus, seolah berkata 'ya' pada dirinya
Aoi menghela nafas sejenak, "aku tidak ingin memeluknya, dia memaksaku, dia ingin agar aku memeluk nya, atau tidak, Ai, dia akan mengancam nya keluar dari sekolah," jelas Aoi
"Maka katakan itu pada Ai-san, jelaskan padanya seperti saat kau menjelaskan padaku, Aoi-san," Rui tersenyum
Aoi terkejut, seharusnya ia menjelaskan nya pada Ai, benar kata Rui. Tidak seharusnya ia begini
"Aoi-san menyayangi nya bukan ? Maka, lindungi lah dia," Rui berucap kembali
Aoi tersenyum, lalu ia mengangguk tak lupa juga ia berterima kasih pada Rui
Sekolah usai, murid murid bebas dari pelajaran yang membelenggu mereka layaknya seorang tawanan. Mereka segera pergi ke rumah masing masing
Kebetulan, langit sedang sedih, menampakan langit monokrom, yang menampilkan awan hitam ke abu abuan nya. Hujan akan segera turun, mereka segera memanggil taksi yang lewat disitu, beberapa dari mereka ikut teman teman nya
"Akan hujan," Ai menatap langit yang mendung itu, disaat itulah, sebuah benda menutupi pandangan nya dari awan mendung itu
"Ayo pulang," Aoi mengulas senyum nya, menutup Ai dari tangisan awan
Ai terpaksa ikut dengan Aoi, karena kalau ia pulang dengan keadaan basah, mungkin kakak nya akan mengomel padanya
Hujan pun turun semakin deras, Hikari yang kebetulan belum pulang saat itu, baju nya pun setengah basah kuyup
"Ah, sial, aku kehujanan," ucap nya
To Be Continued
Story By SatsuAoi15